Minggu, 29 Desember 2013

keluarga: membangun sebuah peradaban

alhamdulillah bisa posting lagi setelah sekian lama error...

apakabar semuanya?
berhubung mumpung lagi bisa posting, saya posting tulisan beberapa minggu lalu saja. silakan disimak semoga berguna :)

beberapa minggu lalu, saya baru saja menyaksikan sebuah film baru yang belum lama tayang di bioskop. beberapa dari rekan-rekan barangkali sudah menyaksikannya juga. sebuah film yang menceritakan mengenai mozaik sejarah peradaban islam di sebuah benua yang banyak orang bilang begitu megah. sebuah benua yang begitu maju dan canggih. ya, benua eropa. dari clue tersebut, tentu akhirnya rekan-rekan bisa bersepakat itu adalah film 99 cahaya di langit eropa yang diangkat dari sebuah buku yang sama karya Hanum Salsabiela Rais dan Rangga Almahendar yang merupakan pasangan suami istri.

ah, betapa membuat iri menyaksikan film tersebut. pemandangan kota wina (viena) dan paris begitu kental dengan budaya renaissance. namun, di balik itu terselip banyak sekali budaya islam yang mewarnainya. begitu bangga saya sebagai seorang muslim yang mengetahui hal tersebut.

ah, betapa membuat iri menyaksikan film tersebut. kesempatan untuk melakukan perjalanan dan menjadi saksi atas kemajuan peradaban islam yang berada di tempat yang jauh dengan tempat kita berpijak sekarang.

tapi, tenanglah. tak perlu iri. sejatinya peradaban islam pun ada dekat dengan kita. nusantara begitu luas dan tentu menawarkan pula kepingan-kepingan peradaban islam yang semarak. bagaimana samudera pasai, bagaimana kesultanan cirebon, bagaimana kerajaan banten, bagaimana kerajaan islam mataram, bagaimana kerajaan gowa, dan lain sebagainya. semuanya pun memberikan kenangan islam yang tak kalah dengan yang ada di benua eropa sana. hanya saja, barangkali kita begitu naif membesarkan kehebatan bangsa lain.

dan sejatinya lagi, peradaban islam juga sangat dekat dengan kita. diri kita sendirilah pelaku dari peradaban islam tersebut. diri kita adalah subjek yang berikutnya akan membuat wajah islam seperti apa. dan itu, berawal dari diri sendiri. peradaban islam seperti apa yang akan dibangun? dan ada satu pertanyaan penting juga. peradaban islam apa yang akan berusaha kita bangun bersama keluarga kita nanti? *nah lho... ingat ya masih ada pekerjaan rumah :p

untuk membangun sebuah peradaban islam, tentulah ruh yang menjiwainya pun adalah ruh islam. aqidah islam. akhlaq islam. itu semua tentu menjadi syarat dan modal dasar ketika kita akan mencoba membangun sebuah rumah tangga dan menetapkan visi untuk membentuk peradaban (keluarga) islam.

peradaban islam tersebut akan lahir bilamana sang laki-laki yang menjadi imam dalam keluarga tersebut bisa menularkannya kepada sang perempuan yang menjadi istrinya dan juga pada anak-anaknya. ketika semua telah membentuk energi islam yang besar dalam sebuah keluarga, hampir bisa dipastikan bahwa sebuah peradaban islam yang kaya, akan lahir dari keluarga tersebut.

bagi saya yang belum berkeluarga tetapi miliki niat yang murni untuk membentuk peradaban islam kelak dalam sebuah rumah tangga, saya harus mengambil sikap. saya tahu bahwa ilmu saya masih cetek, tapi itu saya jadikan motivasi untuk bisa terus berbenah dan meng-upgrade diri menjadi seorang muslim yang berilmu. saya terasadarkan betul bahwa ilmu islam yang saya milikilah yang kelak akan menentukan peradaban yang akan saya bangun.

sambil meng-upgrade diri, saya pun harus mulai selektif dalam memilih pasangan hidup. saya berharap bisa mendapatkan seorang pasangan yang bisa mendukung setiap gerak yang saya simpul untuk membangun peradaban islam tadi. saya berharap ia adalah seorang yang miliki wawasan luas dan juga siap mewarisi ilmu islam kepada anak-anak kelak. kan tidak mungkin peradaban islam yang hebat dibangun bila sorang istri yang menjadi madrasah utama untuk anak-anaknya adalah seorang istri yang lembek, tak bersemangat, yang berwawasan sempit, yang kw 7. hehehe... (semoga sih tidak ada yah muslimah yang seperti itu).

sehingga harapannya dari setiap komponen dalam keluarga bersinergi membentuk sebuah peradaban dan sejarah islam yang, insya ALLAH suatu saat akan dikenang sebagai sebuah miniatur peradaban islam yang berkesan. yang memberikan manfaat bagi perkembangan islam, sampai suatu saat semoga orang lain bisa mengisahkan diri kita dan keluarga kita sebagai simbol dari peradaban islam yang menawan. aamiin.

nah, kita closing ya dengan sebuah pernyataan pamungkas:
peradaban islam macam apa yang akan kita coba bangun, semuanya berawal dari sikap kita sekarang. mari kita terus belajar bersama. insya ALLAH.



Kamis, 19 September 2013

tentang kagum, gelisah dan bingung

hari ini saya kagum,
besok mungkin kekaguman ini akan sedikit naik statusnya menjadi sebuah rasa suka...
dan minggu depan rasa suka ini barangkali menjelma menjadi sebuah perasaan cinta...

hari ini saya gelisah,
besok mungkin kegelisahan ini akan naik level menjadi cemas-cemas gemes oleh kementerian hati...
dan minggu depan rasa cemas-cemas gemes ini bermetamorfosis menjadi perasaan rindu...

hari ini saya bingung,
besok mungkin kebingungan ini akan menggeliat menjadi sebuah keputusan yang bulat...
dan secepatnya keputusan bulat ini akan berujung pada sebuah akad...

hhmmm, begitulah rasa gelisah, bingung dan kagum terkadang tidak bisa dijelaskan dengan waktu yang lama. hanya dalam hitungan hari akan berubah menjadi rasa yang lebih dari itu. mulanya akan berubah menjadi akhirnya. saya teramat yakin bahwa banyak orang merasakan hal yang demikian terjadi dalam dirinya. rasanya otak tak pernah bisa diajak berkompromi jika sudah melibatkan hati dan perasaan.

well, hati dan perasaan memang bermain dengan unik menggoda otak. kebingungan, kegelisahan dan kekaguman pada seseorang, terutama lawan jenis yang dicintai seringkali menempati porsi yang cukup banyak dalam otak. namun, terkadang hati dan perasaan tertutupi dengan hal lain yang sebetulnya lebih laik untuk dibingungkan, lebih pantas untuk digelisahkan dan lebih sempurna untuk dikagumi...

ya ALLAH,

maafkan jika terkadang kebingungan dengan perasaan saya ini malah lebih dominan dibandingkan dengan kebingungan saya untuk memperbaiki dan memantaskan diri untuk jadi hamba-Mu yang bertaqwa...

maafkan bilamana kegelisahan dengan pikiran saya ini justru lebih sering muncul ketimbang dengan kegelisahan saya akan dosa-dosa yang menumpuk yang harus dieliminasi terus-menerus...

maafkan jikalau kekaguman dengan daya pikat makhluk-Mu lebih saya prioritaskan dibandingkan dengan kekaguman saya akan segala keindahan dan apa-apa yang ada pada-Mu...

sungguh, saya tersadar bahwa bingung ini, gelisah ini dan kagum ini akan ada pada waktunya yang tepat. nanti!!!

sekarang,,, biarkan saya bingung untuk memantaskan diri, biarkan saya gelisah untuk memikirkan cara mengeliminasi segala dosa, dan biarkan pula rasa kagum saat ini, belum untukmu, tapi cukup untuk ALLAH saja sang pemilikmu :)


di sebuah ba'da maghrib,
bogor, 17 september 2013

Kamis, 12 September 2013

hati tak pernah tak jujur


Sesuatu yang dipilih dari hati nurani terdalam, maka yakinilah itu pilihan yang insya ALLAH berkah…
Dan sesuatu yang dikerjakan dengan hati, maka sadarilah itu adalah pekerjaan yang akan membahagiakan…

Well, mengapa saya gunakan prolog tersebut, karena ada hal yang tengah saya pikirkan…

Setiap orang sudah barang tentu dihadapkan pada berbagai macam pilihan dalam hidupnya. Pilihan tentang jodoh, tentang karir, tentang masa depan, dan lain sebagainya. Pilihan apa yang akhirnya diambil, tentu akan melibatkan berbagai komponen di dalamnya, yaitu panca indera, akal, perasaan dan hati.

Misalnya dalam memilih jodoh. Mata berperan dalam melihat elok rupa, telinga berkontribusi dalam mendengar isi pembicaraan, akal membimbing proses logis tidaknya pemilihan, perasaan menyumbangkan getar-getar ketertarikan, dan terakhir hati yang menyimpulkan kesemuanya hingga menjawab “ya” atau “tidak”.

Ada orang yang langsung berkata “ya” atau “tidak” hanya dengan melibatkan mata. Ada sebagian orang yang dengan melihat sisi logis dengan takaran akalnya. Juga ada yang lebih mengedepankan perasaannya. Semuanya tentu memberikan dampak yang berbeda. Hanya pilih karena mata, bisa jadi tidak tahu sisi lain dalam perilaku dan sikapnya, dan akhirnya menyesal di kemudian. Tidak bahagia. Pilih karena akal, nyatanya cinta terkadang tak bisa diukur dengan logika, sehingga tatkala ada yang tidak sreg, ribut kemudian. Tidak bahagia. Namun, jika memilih dengan hati, maka hampir bisa dipastikan bahwa itulah yang akan lebih mendatangkan kebahagiaan.

Mengapa pilihan dari hati akan membawa pada kebahagiaan?

Saya hanya menganalisa dari sudut berikut:
Yang dimaksud dengan hati menurut persepsi saya adalah “ruh” yang ditiupkan oleh ALLAH saat janin masih dalam kandungan. Hati ini senantiasa patuh dan tunduk serta miliki frekuensi yang sama dengan penciptanya, sehingga akan selalu terkait dengan Sang Pemiliknya, yaitu ALLAH yang Maha Agung dan Luhur. Karena sifatnya inilah, maka hati pun bernilai luhur dan terkoneksi dengan mulia pada pemiliknya. Berbeda dengan komponen fisik yang terlihat yaitu jasad. Kita ketahui bersama bahwa ianya diciptakan dari tanah. Tanah letaknya di bawah dan diinjak. Menuruti kemauan jasad artinya menuruti hawa nafsu saja. Maka menuruti apa-apa yang selain hati, besar potensinya membuat manusia tersebut akhirnya tidak bahagia sebagai bahasa halus dari terinjak-injak tadi.

Hidup hanya sekali, maka mantapkanlah pilihan yang ingin dipilih yang sesuai dengan hati. Yang sesuai dengan ruh, dan kerjakanlah segalanya dengan hati pula, karena hati tak pernah tak jujur, supaya kebahagiaanlah yang akhirnya bisa diraih. Bukankah memang kebahagiaanlah yang sejatinya merupakan pangkal segalanya yang dikejar manusia dalam hidup?

-        -  sebuah tulisan yang saya renungi setelah pertemuan dengan seseorang -

Jumat, 06 September 2013

nikmat kantuk dan tidur



Malam ini kantuk menyerang lebih dini dari biasanya… Untuk sedikit mengusirnya, saya lawan dengan secangkir HiLo Javacinno Latte yang rasanya aduhai :) #promosi. Hehehe nikmat!

Nikmat kantuk yang ALLAH berikan sungguh suatu hal yang patut disyukuri. Dengan kantuk inilah artinya ada sebagian hak tubuh yang harus ditunaikan untuk beristirahat. Untuk tidur sejenak. Untuk berlepas sementara dari aktivitas rutin.
Namun, tentunya kantuk ini akan bermakna jikalau hadir setelah berlelah dalam berjuang. Memperjuangkan nilai, memperjuangkan cita-cita, memperjuangkan mimpi dan memperjuangkan apapun yang benar.

Benar adanya bahwa tertidur karena berlelah dalam berjuang akan terasa sekali nikmatnya. Saksikanlah ya ALLAH ingin rasanya kantuk dan tidur macam itu yang saya inginkan. Kantuk dan tidur macam itulah yang saya damba dan rindu.

Rindu pada cerita saya minggu lalu. saya jadi ingat dengan kejadian sabtu lalu. Untuk pertama kalinya saya merasakan nikmat kantuk dan tidur yang memberikan kesan mendalam. Saat itu, ALLAH Yang Maha Berkehendak dengan caranya yang unik membubuhkan rasa kantuk pada saya tatkala sedang mengendarai sepeda motor. Dan akibatnya sudah barang tentu bisa ditebak bukan? Saya terjatuh ke pinggir sebelah kiri, kawan!!! Sepeda motor yang saya naiki masuk ke dalam selokan yang memang sudah “di-setting” memiliki lebar selebar motor tersebut, dan saya sendiri tersungkur menyentuh bebatuan kecil di bagian muka. Itu sebab beberapa bekas luka sampai saat ini masih tersisa bekasnya di bagian dagu, bibir, pelipis mata dan kaki. Namun, itu semua tak sedikitpun membuat saya mengeluh. Yang ada saya tertawa acapakali mengingat kejadian yang serba cepat dan tidak saya sadari tersebut. Itulah yang namanya nikmat tidur.

Tidur yang terjadi, semoga menjadi tidur yang tak sia-sia. Tapi meninggalkan kesan dan hikmah yang besar supaya saya bisa lebih berhati-hati. Ujian yang menimpa saya di balik nikmat tidur ini semoga menjadikan saya semakin naik kelas menjadi pribadi yang jauh lebih memukau. Menjadikan saya semakin banyak menuai ilmu hidup melalui kejadian-kejadian yang melekat. Amboi, betapa indahnya menyikapi segala hal yang tak mengenakkan sekalipun jika tahu ilmunya… Dan sekarang saya telah benar-benar mengantuk. Izinkan raga yang kian kurus ini sejenak terkapar dalam pembaringan untuk sejenak merenungkan kembali segala maksud ALLAH pada saya.

Saya bersyukur masih bisa berpikir jernih untuk kembali berdialog malam dengan Sang Maha Multilanguage, walaupun baru saja pikiran saya gamang dan terjebak pada hal-hal yang berusaha menodong untuk larut dalam sedih. Tuhan, mohon terimalah hamba menjadi tamu-Mu malam ini untuk simpuh dengan my own language :) aamiin…

Selasa, 03 September 2013

F.O.K.U.S.

syawal sebentar lagi lewat
pertanda waktu kian menanjak

mana yang akan diprioritaskan?
akhiratmu atau duniamu?

fokus akhirat, maka dunia akan diraih
terlena di dunia, sesal di akhirat
fokus dunia, maka akhirat akan menjauh
terlena di dunia, sesal di akhirat

ternyata sederhana
namun, yakinkah sesederhana itu?
jalani, maka akan tahu seberapa beratnya
kecuali bagi orang yang fokus,
ringan yang dirasa...

F.O.K.U.S.


Jumat, 30 Agustus 2013

QC approved!

ketika bingung untuk menulis apa, maka justru kebingungan tersebutlah yang membuat saya malah menulis. buktinya seperti sekarang ini. saya teramat bingung, banyak yang terpikir, tapi tak tertumpah dalam untaian kata dalam tulisan.

sebait puisi pun bahkan tak terpikir.
sealinea tulisan pun bahkan tak terkuasai.
malah kembali terjerembab dalam kebingungan.

tapi bagaimana pun komitmen diri untuk bersungguh-sungguh menulis, harus bisa mengalahkan kebingungan sekalipun. niat, ucap basmallah dan mari mulai berdendang dalam goresan tulisan saya berikut:

malam ini, mengingatkan saya pada 7 bulan yang lalu. awal tahun 2013 di bulan januari.
teramat persis segalanya: alunan bunga citra lestari dalam tajuk cinta sejati yang merupakan ost habibie ainun, kantor Quality Control (QC) yang sudah tak berpenghuni, hujan dan cuaca dingin, serta seorang tokoh  yang menjadi subjek: saya!

saya pikir baru kemarin berada dan berkarya di bidang QC, tapi nyatanya sudah 8 bulan saya di sini. dengan sedikit ilmu yang baru didapat. perlu belajar lebih supaya bisa berstempel QC APPROVED seperti di bawah. aamiin... hehehe.


tentunya, untuk bisa lolos quality control, maka haruslah masuk dalam spesifikasi yang ditetapkan. dalam banyak hal, pemisalan ini begitu lekat dalam keseharian. untuk bisa berhasil dicap sebagai orang pintar, maka harus memiliki spesifikasi dan ciri-ciri tertentu terlebih dahulu sebagai orang pintar. minum tolak angin misalnya. hehehe kidding :) untuk bisa dicap sebagai seorang yang expert di satu bidang, maka harus memiliki kriteria tertentu yang diakui. om saya, Mario Teguh kerap mengatakan ini sebagai suatu upaya yang disebut PEMANTASAN DIRI.

saya selalu tergelitik jika mendengar istilah ini. saya yakin bahwa semua orang tengah berjalan bahkan berlari untuk menuju pemantasan dirinya. berharap pantas untuk mendapatkan sesuatu, berharap pantas untuk dikatakan sesuatu, juga berharap pantas untuk diakui sesuatu.

begitupun kawan-kawan, bukan? ingin rasanya memantaskan diri untuk suatu hal, dan itu sudah pasti hal yang baik. misalnya jika kita ingin disayang oleh ALLAH, maka pantaskan diri untuk menjadi makhluk yang layak disayang oleh-Nya. adapun kriteria atau spesifikasinya bisa dilihat dari aturan yang dibuat oleh-Nya. dari al qur'an. ikuti apa yang terkandung di dalamnya, itulah jalan keselamatan menuju makhluk yang berhak mendapat kasih sayang dan rahmat-Nya.

atau jika ingin bertemu Rasulullah saw., maka pantaskan diri untuk bisa menjadi penghuni surga, karena di sanalah letak pertemuan dengan sang baginda terkasih tersebut. ironinya adalah terkadang saya sering melamun. kepinginnya jadi penghuni surga tapi kok aktivitasnya masih jauh menuju sana. Astaghfirullahal'adzim... dasar saya masih bocah begitu nakal dan lalai. semoga ALLAH tetap memberikan saya kesempatan untuk bisa dihimpunkan dalam golongan orang yang berhak bertemu dengan yang terkasih tersebut. aamiin...

nah, pemantasan diri memang cukup seru untuk dibahas bukan? tapi lebih seru lagi jika dilakukan dan diupayakan. so, saya tidak akan bahas banyak mengenai cara pemantasan diri, karena saya yakin semua orang tahu apa yang harus diperbaiki demi peningkatan kualitas pribadinya untuk menjadi pantas, dan juga setiap orang miliki gaya dan cara sendiri untuk menjadi sesosok yang kemudian dikatakan pantas.

mumpung masih ada kesempatan, mari bersama pantaskan diri untuk apa yang ingin dikejar dan diperoleh! insya ALLAH akan dimampukan dan diberikan kemudahan oleh Sang Maha Pantas :) aamiin.

selamat memantaskan diri, dan...
tunggu stempel QC approved melekat pada diri kawan-kawan :)

Kamis, 29 Agustus 2013

membeli moment

tulisan ini dibuat setelah saya pulang dari puncak, jawa barat. dengan perasaan dan luapan hati yang segar disertai wajah yang lebih ceria dan tidak kusut. hehehe.

ok, ceritanya dimulai dari sebuah tweet dari @ndisae ketika senin lalu yang berbunyi: "puncak!!!". kontan hati dan pikiran saya bersepakat bersegera untuk mengetuk layar sentuh xperia saya hingga tertulis tweet berikut: "kamis ada yang mau ke puncak ga ya? imp kalo perlu mah supaya bisa dari sore :)" dan akhirnya disamberlah tweet saya tersebut oleh @ikuriyas. dan akhirnya episode jalan-jalan sore ke puncak pun terrealisasi hari ini. dan seolah diberkahi, puncak diguyur hujan, kawan. hujan yang tidak besar tapi berformalin alias awet. padahal hari-hari sebelumnya jarang sekali hujan. itu sebab kedua rider memutuskan untuk banyak berhenti berteduh. hahaha.

namun, akhirnya perjalan kami terjang dengan semangat yang sudah direncanakan sejak senin lalu, walaupun saya kurang tahu apa motivasi dari endi dan ilyas untuk ke puncak kali ini. perkebunan gunung mas PTPN VIII akhirnya disambangi walaupun sudah sepi. dan hamparan perkebunan teh sungguh membuat kami bertiga menjadi manusia terkatro dan narsis se-asia pasifik. hahaha. foto sana foto sini. gaya ini gaya itu. hahaha sedikit didramatisir gapapa lah ya :) sebetulnya saya tadi kepingin sekali naik kuda berjalan-jalan menyusuri perkebunan teh yang indah itu. mahal barangkali, tapi berapapun harganya saya tak peduli, karena saya hanya sedang ingin membeli moment. saya hanya sedang butuh sebuah refreshing atas penat dan gundah yang melanda. haish, mulai deh lebay sang melankolisnya keluar.

membeli moment... hmm, begitu banyak bukan orang-orang kota yang katanya setiap week end berlibur untuk menghindari rasa jenuh dan lelah dari aktivitas kerja sehari-hari? saya pikir, itulah yang disebuat sebagai "membeli moment". banyak moment yang tidak bisa didapatkan ketika terjebak dengan rutinitas, dan harus dibeli ketika ada waktu luang. akhirnya week end biasa menjadi pilihan yang tepat untuk membelinya. dan bisa kita lihat bersama, walaupun di setiap sabtu minggu diberitakan jalur puncak selalu padat, tapi anehnya orang-orang tetap antusias untuk berlibur ke sana. untuk apa? sekali lagi, saya jawab itu sebagai upaya untuk membeli moment.

moment yang ingin dibeli tentunya berbeda-beda setiap orang, tergantung dari apa yang dibutuhkan atau diinginkannya. bagi saya pribadi, proses pembelian moment dengan nekat ke puncak walaupun sudah sore dan hujan adalah untuk menyegarkan kembali pikiran saya. sebagai pengagum alam, inilah cara saya untuk kembali me-refresh pikiran. bukan justru dengan pergi ke mall, bioskop, cafe dengan seruput kopinya yang seharga goban. sama sekali saya tak tertarik! inilah cara saya mengekspresikan diri untuk membeli moment yang tak didapat sehari-hari. sebuah moment yang saya butuhkan untuk kembali berpikir jernih, merancang target dan cita-cita setelah ditenangkan dengan hamparan Camelia sinensis yang meneduhkan, ditambah lagi dengan sebotol cimory rasa green tea. lengkap sudah upaya pembelian moment saya hari ini, dan akhirnya hanya sebuah kalimat yang muncul setelahnya: "saya kembali segar! dan saya akan lebih bersemangat menggapai cita..."

siap gerak! saya kembali segar dan semangat bercita :)
jadi, apa upaya kawan-kawan untuk membeli moment? mari segarkan! seperti komputer yang perlu tombol F5 untuk refresh :)

Senin, 26 Agustus 2013

happy face



percakapan malam


malam ini hanyalah terjadi sekali dalam seumur hidup, semua orang pun tahu...
namun, pernahkah berpikir sejenak bahwa karena hanya terjadi sekali saja, untuk apa malam ini dihabiskan?

untuk berdendang dalam gemerlap?
untuk bersenda gurau tanpa tujuan?
atau untuk merenungi hari yang sudah terlahap?
atau lagi untuk berkomitmen untuk jadi lebih mapan?

ya, ya, ya semuanya lagi-lagi adalah sebuah pilihan. dan tentunya semua pilihan mengandung risiko. bahkan diam sekalipun berisiko. jika tidak berisiko di dunia, maka tentu akan berisiko di akhirat.

*   *   *

malam hari biasanya adalah waktu dimana kehidupan hanya bersandar pada sisa-sisa energi.
namun, pernahkah berpikir sejenak bahwa karena hanya berupa sisa-sisa energi saja, untuk apa sesuatu yang sisa ini dihabiskan?

untuk terpukau saksikan hiburan dalam layar?
atau untuk tafakuri segala khilaf yang berkibar?

ya, ya, ya hanya ada 2 jalan sejatinya. jalan benar atau jalan salah. jalan membahagiakan atau jalan menyengsarakan. dan lagi-lagi keduanya mengandung risiko. karena hidup tak ubahnya dengan menghadapi risiko-risiko yang akan digeluti. dan sekali lagi ingat bahwa diam sekalipun mengandung risiko.

*   *   *

malam adalah sebuah periode antara 2 terang
terkadang terjadi dialog hati dan akal yang kemudian perang

sekarang pun jika disadari adalah sebuah masa perang
perang pemikiran antara pihak-pihak yang berkuasa
bangun, saksikan dan hayati dengan terang
jangan mau kau turuti hal-hal yang biasa

malam adalah sebuah kesempatan dimana bola-bola langit bisa dilihat gagah
namun, sayang lebih banyak jutaan pasang mata yang akhirnya menyerah

menyerah...
pantaskan kata ini berkumandang?
ah, rasa-rasanya, lebih baik mati dibandingkan harus mengeluarkan kata ini
sebuah kata yang hanya pantas untuk seorang pecundang
padahal akal, tangan, kaki, kepala dan badan masih dalam sebuah keutuhan
selama masih miliki itu, biarkan kata "menyerah" hanya menjadi angan

*   *   *

malam, hadirmu kerapkali dinanti, walau tanpa rencana untuk diapakan
namun bagi pengagum malam, ada saja seribu sikap dan pikir yang merencana
dan rencana malam ini adalah biarkan aku tenggelam dalam khusyu'
tolong, ituuuuuuu saja. biarkan aku menikmatinya

terima kasih, malam...
anggap saja ini sebuah kontemplasi untukmu, wahai malam...

Selasa, 20 Agustus 2013

pulang dan jumpa

kepulangan menjadi saat yang ditunggu tatkala hati rindu tak terperi...
perjumpaan akan menjadi mengesankan tatkala sejumput cerita dan ilmu kita bagi...

untukmu,

bogor, 20 agustus 2013

konsep bernafas: sebuah teori menyelesaiakan masalah

daaaaaaaannnnnnnnnnnnn...............

saya kembali menulis!! setelah 1 minggu tidak saya warnai blog ini. ceritanya si empunya lagi sibuk. entah sibuk apa, yang pasti jadwal manggung udah ngantri. #apasih :p

hari ini, 20 agustus 2013. saya ingin mencoba recall di sekitaran tanggal ini 4 tahun yang lalu sedang ngapainkah saya?
jawabannya adalah 20 agustus 2009, saya resmi berlabel pengangguran setelah memperoleh secarik kertas berlabel ijazah dari sekolah tempat saya menimba ilmu tentang teknologi penganan. dan tak terasa waktu sudah berjalan 4 tahun lamanya setelah kejadian itu. alhamdulillah status pengangguran tidak bercokol lama dalam diri saya, karena saat ini saya masih diberi kesempatan untuk bisa bekerja di salah satu perusahaan yang bagus. ini adalah salah satu hal yang perlu disyukuri mengingat banyak sekali anak muda yang berharap mendapatkan pekerjaan di luar sana, walaupun bermodalkan ijazah S1 atau S2 sekalipun. cari kerja susah, bung! maka syukuri yang ada sekarang. sepakat?

nah, ceritanya siang tadi kantor saya mengadakan sebuah event tahunan yang cukup menarik. sebuah tradisi yang dipertahanakan dengan legalisasi bernama halal bi halal. saya kurang tahu isitilah ini awalnya muncul dari mana, tetapi intinya adalah sebuah acara yang biasanya diadakan setelah moment iedul fitri. salam-salaman dan bermaaf-maafan intinya mah gitu.

sebelum acara salam-salaman ini, acara diisi dengan marawis, hiburan lagu nasyid, sambutan dari top management dan yang paling seru adalah tausiyah dari seorang trainer bernama Nunu Zainul Fuad atau akrab dipanggil dengan Kang Zain. hehehe saya sebutnya trainer aja ah, soalnya kayaknya bukan ustadz juga. lagian berat kali dengan label bernama ustadz itu... nah, topik yang dibawakan apa, saya juga agak lupa pastinya, tapi intinya membahas tentang konsep menerima dengan ikhlas atas apa yang menjadi kehendak ALLAH. akhirnya semua terangkum dengan 1 konsep bernama: terima - tahan - lepaskan. dan topik ini saya yakin jadi primadona banget di timeline twitter anak-anak nutrifood ciawi seharian ini. pasti!

sang trainer memulai pembahasan bahwa manusia itu memang sering galau. galau ketika apa yang dipikirkan, yang ada dalam hati dan yang dilakukan tidak selaras. dan ini akhirnya menjadi masalah. kemudian, bagaimana untuk menghilangkan galau tersebut? jawabannya simple tapi rumit untuk dipraktikkan, yaitu harus belajar untuk ikhlas. ikhlas untuk menerima segala masalah dan ketentuan yang menimpa diri kita. jangan galau dengan masalah, tapi perlakukan masalah dengan benar. caranya adalah terima terlebih dahulu. tahan sejenak dan lepaskan...begitu :) mirip seperti orang bernafas. ketika menarik nafas adalah kegiatan yang dinamakan kesenangan. ketika menahan adalah masa tegang, dan ketika meniup nafas adalah kegiatan yang bernama ketenangan. itu konsepnya. konsep bernafas: sebuah teori yang digunakan sebagai pensikapan dalam menyelesaikan masalah. tak perlu dijelaskan lebih lanjut, sepertinya bisa ditangkap ya?


tenang adalah ketika semua kebutuhan kita terpenuhi, tetapi akan menjadi tidak tenang bilamana keinginan kita yang tidak terpenuhi. nah, apa beda keinginan dan kebutuhan? fahami diri bahwa antara keinginan dan kebutuhan harus dibedakan. tidak semua yang diingini harus dituruti. karena muara awal dari sebuah keinginan biasanya adalah hawa nafsu. keinginan biasanya akan menimbulkan masalah. berbeda dengan kebutuhan. kebutuhan harus dipenuhi karena jika tidak, akan memberikan dampak kurang baik. misalnya: makan 1 piring, itu adalah kebutuhan, karena dengan makan 1 piring sudah terpenuhi kebutuhan manusia akan rangsangan bernama lapar, tapi jika makan sampai 5 piring, hampir bisa dipastikan bahwa 4 piring sisanya adalah bersumber dari hawa nafsu, yaitu keinginan. oleh karenanya jelas bahwa yang dinamakan dengan kebutuhan biasanya akan menjadi solusi dari masalah.

ya intinya dari tausiyah tadi adalah sebagai berikut:
masalah --> TERIMA --> TAHAN SEPERLUNYA --> LEPASKAN --> selesai (tenang)

konsep terima, adalah menerima bahwa semua masalah datangnya dari ALLAH, dan tentu masalah yang diberikan ini pasti bisa diselesaikan, karena janji ALLAH adalah bahwa tidak akan diberikan cobaan kepada hamba-Nya melebihi dari kemampuannya. Jadi, ketika mendapat masalah, percayalah bahwa hal itu bisa diselesaikan dengan baik. seperti Firman ALLAH berikut:

لَا يُكَلِّفُ اللَّهُ نَفْسًا إِلَّا وُسْعَهَا

Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya (Q.S. Al Baqarah [2]: 286)

konsep tahan seperlunya, adalah masalah boleh ditahan, tetapi seperlunya saja. jangan terbebani dengan masalah tersebut terlalu lama. masalah yang dimiliki diperbolehkan untuk diceritakan atau didiskusikan dengan orang yang tepat. pilih orang seperlunya supaya masalah bisa dibantu diselesaikan dengan baik, bukan justru dengan memperunyam keadaan.

konsep lepaskan, adalah melepaskan semua beban dan permasalahan dengan tindakan. tentunya semua masalah tidak akan berakhir begitu saja jika tidak diselesaikan. harus ada proses pelepasan yang dibuktikan dengan sebuah tindakan. jadi jika ingin lepas dari masalah, selesaikan!

kurang lebih seperti itu rangkuman versi saya dari topik yang dibawakan tadi. saya hanya ambil part yang menjadi pokok bahasan. sisanya sebetulnya masih banyak, tapi konsep ini sih yang paling menarik. saya tambahi redaksinya dengan sedikit ilmu yang saya peroleh. sedikit saja.

akhirnya, saya pikir tulisan ini harus saya lepaskan juga dengan di-share kepada kawan-kawan semua. saya sudah tahan seperlunya, dan sekarang tolong diterima ya? *lha malah kebalik ini konsepnya... hehehe. ok enjoy!

Selasa, 13 Agustus 2013

#malu (sebuah re-tweet dari twitter @hadisu_euy)

tulisan saya kali ini hanya berupa retweet-an dari tweet saya sore kemarin yang saya pikir, saya perlu share juga sekali lagi di dalam blog ini:

sebuah pikiran yang tetiba hadir setelah melihat-lihat aneka ragam buku di gramedia, jalan merdeka bandung. niat sebetulnya adalah ada agenda silaturahim dengan teman SMA saya jam empat sore ini. kami berencana makan di warung misbar pasar rakyat bandung di bilangan jalan riau. karena teman-teman saya belum tahu lokasinya, maka kami berkumpul dulu di satu titik yang sama. pilihannya jatuh di depan hypermart bandung indah plaza (BIP). hehehe.

saat itu saya memang punya waktu lebih longgar dan sudah diniatkan untuk datang lebih awal. sekitar jam setengah dua saya luangkan waktu untuk melihat-lihat buku di gramedia. ah, senang sekali kalo sudah masuk toko buku. selalu termotivasi untuk selalu belajar menulis lebih giat dan merangkainya dalam sebuah buku. seringkali saya membayangkan suatu saat karya saya dalam bentuk buku terpajang di etalase. hehehe aamiin :)

pada kesempatan tersebut, saya diberi sinyal untuk menelusuri lantai mezanin (lantai antara), padahal jarang juga saya ke lantai ini, karena isinya hanya perlengkapan alat tulis dan sebangsanya (stationery). beruntung saya melihat book end jerapah. tanpa pikir panjang saya belilah item tersebut. lagian saya pikir koleksi buku yang semakin banyak memang perlu diberi penyangga pada susunan akhir di raknya, supaya tidak roboh.

kemudian saya teruskan episode berikutnya dengan melihat-lihat buku di lantai tersebut. saya berjalan menuju koridor ujung yang seolah seperti pembatas antara bagian stationery dengan  bagian buku-buku. mostly buku yang ada di lorong tersebut adalah buku agama. hampir 100%. baik buku agama bernafaskan islam, kristen dan lainnya.

saya lihat buku-buku baru maupun lama yang terpajang di setiap sudut. senang banyak buku-buku baru yang menarik dan ingin saya baca. sesekali saya buka isi buku yang menarik dari contoh yang sudah dibuka plastiknya. beberapa langsung menghipnotis saya untuk tertarik membeli, tapi banyak juga yang segera saya acuhkan. hehehe. sempat terpikir untuk membeli buku yang menarik saat itu juga, tapi akhirnya saya urungkan niat. hehehe saya ndak beli lho ya? soalnya saya hanya cari referensi dulu di gramedia. jika ada yang menarik akan saya beli di toko buku favorit saya di TM Bookstore, Depok nanti.

satu jam setengah lamanya sudah saya habiskan di gramedia, dan saya mendapatkan hikmah dari apa yang saya lakukan siang itu di gramedia. ada 2 buku yang benar-benar membuat saya tertampar. bukan karena isinya, tapi penulisnya. si penulis ternyata masih berusia 25 tahun, yaitu ahmad rifa'i rif'an dan yang satu lagi bahkan baru berusia 22 tahun, tapi maafkan saya lupa namanya siapa. ahmad rifa'i rif'an ini bahkan sudah menulis banyak buku yang genre-nya seputar motivasi islam. salut untuknya! nanti saya akan beli bukunya yang berjudul my life my adventure :)

point-nya adalah di usia semuda itu, dia sudah membuat banyak karya yang diharapkannya bermanfaat untuk pembaca. sedangkan saya pribadi sudah berumur 27 tahun, tetapi...

saya tidak ingin men-judge diri saya sendiri. tidak ingin menganggap bahwa saya belum ada apa-apanya. masa muda seolah tidak produktif. tidak ingin saya seperti itu. menurut saya, setiap orang miliki kisahnya masing-masing. juga tentunya miliki cara yang berbeda-beda dalam menjalani hidup, tergantung dengan kondisi dan keadaan. selama itu positif, tidak ada yang berhak dipersalahkan. (aih, bijaknya... hehehe). selaku anak muda, saya pun masih punya waktu untuk bisa berbuat lebih baik. mumpung energi masa muda masih banyak. hehehe. sepakat?

ya, akhirnya saya rada-rada malu sih dengan pencapaian yang sudah berhasil diraih oleh anak semuda itu. malu positif tentunya. kayak gimana coba yang disebut malu positif? ah, sudahlah pokoknya begitu. hahaha.


akhirnya seperti yang saya tulis di awal, sembari menunggu teman saya, saya tweet-lah apa yang ada dalam pikiran saya saat itu. berikut saya re-tweet ya:

saya anak muda. dan sudah berbuat apa untuk diri sendiri serta orang lain? #malu

saya anak muda. dan sudah berapa banyak waktu habis untuk sibuk tak jelas? #malu 

saya anak muda. dan berapa %-kah dari waktu sehari untuk tidur dan nonton? #malu 

saya anak muda. dan sudah berapa banyak karya hebat yang telah dicipta? #malu 

saya anak muda. dan sudah jelaskah kemana hidup akan dimuarakan? #malu 

rasanya muda saya meluap. tergerus gemerlap indah dunia. #malu 

pikirnya muda saya sudah membuih. tercecar karena arus yang menyeruak. #malu 

rasanya muda saya nyaris merosot. terpantuk oleh batasan yang dibuat sendiri. #malu 

pikirnya muda saya hampir saja ter-delete. terlalu banyak berpikir dan khawatir akan aksi. #malu 

saya pikir dan saya rasa, muda saya akan berlalu. kalau saja saya tak segera sadar dan berbenah. #malu 

dan akhirnya, tak usahlah #malu. benahi dan berbuat. fahami mudamu sedini mungkin! selamat ber-muda, kawan-kawan :) 

energi langit



beberapa hari lalu saya mendapatkan sebuah sinyal dari langit.
sebuah energi baru berpendar sangat kuat sekali.
tenang, ini bukan persitiwa ghaib.
saya belum sampai kapasitas diri memperoleh persitiwa macam itu. dan tidak akan pernah tentunya.
itu hanya milik kekasih ALLAH saja. milik manusia terpilih yang memikat bernama RASULULLAH.

ini adalah tentang sebuah energi langit.
sebuah perasaan kedekatan seorang hamba dengan Tuhannya.
namun, saya berpikir akan kedatangan energi ini.
akankah energi ini menjadi sesuatu yang hanya lewat, dan kemudian hilang seperti tahun-tahun sebelumnya?
mungkinkah ini ledakan sesaat di pascalebaran, dan setelahnya menguap menjadi sejarah dalam tempo 30 hari saja?
saya harap bukan.
saya harap ini akan menjadi energi paling berbeda dari biasa-biasanya.
ya, insya ALLAH berbeda...

belum pernah saya rasakan seperti sekarang.
pikiran saya meresonansikan gelombang langit dengan getaran yang besar.
hati saya disusupkan sebongkah kristal dengan frekuensi yang seimbang dengan kerajaan-Nya.
andai ini adalah sebuah tanda, maka saya hanya berharap ini akan membekas dalam jejak.

melewatkan yang sudah terlewat...
merindukan yang layak dirindu...
mengaksikan yang harus diaksikan...
dan tentunya kelak akan menuai yang memang pantas dituai...

ini bukan energi kinetik yang diperoleh dari usaha untuk bergerak esktra
ini bukan pula energi nuklir dari fusi elektron uranium
ini adalah energi dari langit
energi yang dikirimkan dari kerajaan di atas sana
untuk ditangkap
untuk dihayati
untuk diniati
untuk digerakkan
untuk dibuktikan
untuk disyukuri

hehehe agak asing memang energi langit ini. tapi saya yakin kawan-kawan mengerti maksudnya dan tentu pernah atau sedang memperoleh transferan energi ini. berupa apa? macam-macam mungkin ya bentuknya. misalnya: rasa damai setelah ibadah, semangat yang bergejolak untuk mengejar cita, niat tulus untuk upgrade diri, memperoleh suntikan inspirasi dari suatu hal atau kejadian, dan lain sebagainya.

sepertinya saya baru ditransfer salah satu bentuk energi langit tersebut. saya yakini ini adalah kiriman dari kerajaan sana. entah sebesar apa, tapi akan saya tangkap energi itu walau sekecil apapun. akan saya reaksikan dengan potensi yang saya punya supaya menjadi energi yang lebih besar. aamiin...

kini saya punya pekerjaan rumah. saya harus mengubah energi tersebut menjadi karya, karsa dan cipta. untuk kemudian bisa ditunjukkan dengan muka berseri. harus!

sejenak, saya berpikir, energi langit ini sepertinya akan menjadi bahasan yang menarik. tapi saat ini saya belum bisa bercerita banyak. cukuplah itu sementara yang bisa saya tuliskan. bahkan saya belum bisa meramu dengan baik rumus energi langit ini. tapi sepertinya untuk sementara saya beri formula sebagai berikut:

energi langit = (niat + aksi) / ketakutan

ya, itulah formulanya menurut saya.
energi langit akan berbanding lurus dengan niat dan aksi. energinya akan semakin besar jika niatnya lurus dan aksinya nyata. namun, energinya akan mengecil jika faktor ketakutan semakin besar.

nah, terakhir saya mengucapkan "selamat membesarkan energi langit, kawan-kawan".
semangat! :)

Minggu, 11 Agustus 2013

inspirasi: rumah seribu malaikat

saya menulis setelah pulang dari berkelana seorang diri mengelilingi kota bandung malam hari. bagi introvert macam saya, hal seperti ini sangatlah lumrah. bermotoran malam tanpa tujuan, hanya untuk sekedar merasakan keberadaan diri di tengah geliat kota bandung yang masih sepi ditinggal warganya mudik. hehehe.

saya melakukan itu hanya untuk mencari energi baru setelah beberapa hari ini dihabiskan dengan aktivitas yang kurang produktif. tanpa pikir panjang, saya pinjam motor kakak saya dan langsung ngacir melintasi dinginnya bandung malam hari. percaya atau tidak, saya benar-benar tak ada tujuan. saya biarkan pikiran dan tangan kanan mengatur gas semaunya. alhasil inilah jalan yang saya tempuh selama 1 jam tadi: cijerah - pajajaran - jalan layang pasupati - gedung sate - w. r. supratman - ahmad yani - asia afrika - jendral sudirman - cijerah. hahaha benar-benar hanya mencari angin dan sekadar menikmati bandung malam hari yang ternyata MENGAGUMKAN.

berikut foto kota bandung yang berhasil saya ambil dari jembatan layang pasupati:

kawasan tamansari diambil dari atas jalan layang pasupati

tiang penyangga jalan layang pasupati

well, sudah ah menceritakan segi introvert saya malam ini. biarlah selanjutnya itu mengisi energi baru di setiap relung hati dan juga sebagai bahan bakar baru untuk memulai aktivitas pascalibur lebaran kali ini. yang pasti, setelah upaya penikmatan diri mencecap bandung malam hari, saya jadi membayangkan bahwa ingin rasanya kelak menghabiskan masa tua saya di sini. di kota tempat kelahiran saya. kota indah penuh pesona :)

nah, sebetulnya maksud saya menulis malam ini, hanya ingin membahas ulang serial televisi yang sudah 3 hari ini saya saksikan di kompas TV setiap jam 1 siang. rumah seribu malaikat judulnya. sebuah film sarat makna yang telah berhasil membuat saya mencapai melankolis to the max. terlebih siang tadi adalah episode terakhir dimana serial tersebut akhirnya tamat.


film ini mengisahkan tentang keluarga muda yang diperankan oleh ringgo agus rahman sebagai hasan dan istrinya bernama fitri yang diperankan oleh (maaf, saya lupa. hehehe). hasan adalah seorang petugas di kantor kelurahan yang sangat jujur dan positive thinking. kehidupannya sangat sederhana namun penuh dengan keceriaan. aksen sunda yang kental dalam dialog antarpemainnya membuat serial ini memikat dan mencuri tempat di hati saya, terlebih setting yang digunakan dalam serial ini adalah kota bogor. kota dimana saat ini saya berdomisili selama lebih dari 3 tahun. ah cakep bener pokoknya...

walaupun hidupnya sederhana, keluarga hasan ini menghadapi dengan ikhlas apa yang menjadi ketentuan-Nya. di tengah istrinya yang sedang hamil, hasan malah memungut anak-anak jalan yang kurang beruntung. oscar dan diana nama kedua anak yang dirawatnya. sampai akhirnya anak kandungnya lahir, yaitu rizky. singkat cerita, total anak yang tinggal di rumah tersebut yaitu berjumlah 6 orang.

hasan dan istrinya sungguh berhasil membuat saya tenggelam dalam sebuah romantika dan mengoyak pikiran dan nurani saya. bagaimana tidak? kehidupannya yang sangat sederhana sebagai seorang petugas kelurahan ditaruhkannya untuk menghidupi istri dan keenam anaknya. walau beberapa kali ditawarkan untuk "bermain cantik" demi tambahan pundi rupiah oleh teman kantornya, hasan tetap teguh memegang kejujuran. tunggakan SPP anak-anaknya padahal sudah harus dilunasi, tapi ia tetap percaya bahwa selagi dia berusaha dengan jujur, rezeki akan mengalir.

di tengah kondisi yang sudah cukup memprihatinkan tersebut, akhirnya anak-anaknya berinisiatif untuk membantu kondisi orang tuanya. cara yang ditempuh adalah dengan membuat dan menjual donat. dari sini kemudian banyak membantu kondisi keuangan keluarga. namun, hal ini tak semulus yang dibayangkan, segelintir fitnah sampai ke telinga keluarga harmonis tersebut. tetangganya yang memang iri melihat kehebatan keluarga hasan, menebar hasud dan tuduhan bahwa hasan dan istrinya sengaja mengangkat anak pungut untuk dieksploitasi demi kepentingan pribadi. astaghfirullahal'adzim.

namun, tuduhan tersebut berhasil teratasi berkat pengakuan langsung dari anaknya bahwa mereka berjualan donat karena murni untuk membantu, tanpa paksaan. hikmah yang didapat dari berjualan donat tersebut juga adalah dipertemukannya diana dengan kakak kandungnya yang terpisah sewaktu kecil. kakaknya yang bernama teh olin mengajak diana untuk hidup bersamanya. namun, diana lebih memilih keluarga yang telah membesarkannya. ia memilih untuk tetap tinggal bersama ayah dan ibunya. sungguh sebuah keputusan yang akhirnya membuat saya nyaris menumpahkan air mata.

demikianlah cerita dari rumah seribu malaikat. walaupun ceritanya cukup sederhana, tetapi pesan moral dan hikmah/ibroh yang saya terima sungguh sangat banyak. saya memiliki cita yang sama dengan hasan. menjadi karyawan yang bekerja dan berkarya secara jujur. menjadi suami yang bertanggung jawab, dan membesarkan serta mendamaikan hati istrinya. menjadi ayah yang ramah dan peduli dengan masa depan anak-anaknya. dan yang tak kalah penting adalah menjadi sosok penderma yang berharap menjadi pribadi yang banyak manfaatnya dan menjadi bagian dari solusi masalah sosial. karena bagi saya, kebahagiaan bukan diukur dari materi. kebahagiaan akan sangat terasa ketika menjadi pribadi yang banyak menebar manfaat, walaupun harus dibalut dengan kerja keras dan kesederhanaan. dan saya sudah terbiasa dengan itu!

Jumat, 09 Agustus 2013

makna keluarga di moment 1 Syawal


اللهُ اكبَرُ- اللهُ اَكْبَرُ- اللهُ اكبَرُ لااِلهَ الااللهُ وَاللهُ اكبَرُاَللهُ اكبَرُ وَللهِ الحَمْد

gema takbir begitu megah terdengar bersahut-sahutan. hampir selama 12 jam nonstop. anak-anak kecil begitu bersemangat menahan rasa kantuk demi ritual takbiran yang mungkin mereka pikir hanya setahun sekali (atau dua kali jika mereka sama excited-nya ketika takbiran iedul adha. hehehe).

semalam saya mendengarkan takbir dari masjid dekat rumah sambil menulis tulisan saya sebelumnya tentang surat perpisahan ramadhan 1434 H. setelah itu, saya masih memaksakan terjaga dengan menyaksikan pertandingan badminton BWF. tunggal putra Korea Selatan vs China yang saya saksikan semalam. pemain asal negeri tirai bambu keluar sebagai juara dan berhak melaju ke babak selanjutnya. congratulation! (sekilas info ini mah sebetulnya).

akhirnya saya tertidur jam 2 pagi, dan terbangun 30 menit setelah kumandang adzan subuh. aaaarrrggghhhhh, sangat disayangkan saya telat menunaikan shalat subuh. astaghfirullahal'adzim. maafkan hamba yaa ALLAH.

dan sekitar jam 6 lebih 15 menit, saya sudah bersiap untuk berangkat sholat ied di lapangan Madrasah Aliyah Negeri (MAN) 1 Bandung yang jaraknya tidak jauh dari rumah. sekitar 250 meter-an. selesai shalat, seperti biasa waktunya saya bermaafan dan bermelankolis dengan orang tua, kakak dan adik.

jika biasanya saya menangis dan terharu dengan proses rangkulan atau pelukan dengan mereka semua. kali ini tidak. saya usahakan tidak ada air mata yang jatuh. bukan karena memaksakan terlihat tegar, tapi saya ingin berusaha fokus menangkap isi do'a dan pesan yang ingin disampaikan oleh masing-masing. kalau sambil menangis, kadang sayanya suka nggak fokus. hahaha.

well, akhirnya rangkulan pertama saya pada bapak disambut hangat dengan berbaris do'a yang diucapkannya untuk saya. untuk anak bujangnya ini. beliau mendo'akan dengan tulus supaya saya dimudahkan dalam segala urusan. kalimat demi kalimatnya terdengar hangat di telinga seolah saya tengah dicekokin oleh enzim perhatianase. hahaha. setelah itu, gantian saya merangkul ummi. dengan sembari senggukan, ummi melantunkan do'a tulusnya pada saya. beliau juga berpesan supaya saya tetap mengedepankan iman dan islam dalam segala hal. wah, ummi memang wanita solehah :)

ada yang lucu pada do'a 1 Syawal tadi. tak disangka ada satu irisan dari do'a bapak dan ummi kali ini. mereka mendo'akan hal yang sama, seolah sudah janjian sebelumnya, yaitu do'a kemudahan dalam upaya munakahat yang akan saya jelang. saya hanya bisa mengaamiini sambil sekilas membayangkan wajah seorang wanita yang hadir saat itu. saya membiarkan perasaan senang itu beberapa saat. hahaha dasar nakal :)

setelah itu, saya berpelukan dengan kakak saya yang kedua. do'a dan pesannya sungguh bijak dan menggetarkan hati. memberikan energi yang menyulut bagai petasan yang meledak-ledak. hehehe le to the bay. lebay. begitupun dengan kakak saya yang ketiga, dia pun mendo'akan kelancaran akan apa yang saya cita-citakan, juga menasihati untuk tetap mengupayakan apa yang ingin saya kejar. sebaliknya, saya mendo'akan pula kelancaran persiapan pernikahannya yang rencana digelar tak lama lagi. sing lancar nya, leh (nama kakak saya adalah mochamad soleh).

lain halnya dengan si bungsu. saya memeluk adik saya dengan hangat dan memberikan banyak masukan dan motivasi untuknya. rasa sayang yang begitu besar saya transfer pada dirinya seraya memberikan do'a kelancaran akan rencana studinya kelak di universitas pasundan dengan jurusan yang dipilihnya. tetap semangat ya, ridwan :)

menjelang malam pukul 8, saya mendapatkan panggilan via telepon dari kakak pertama saya. saya diminta untuk datang ke kediamannya untuk mangantarkan suatu barang yang akan digunakan untuk persiapan mudiknya besok ke Brebes (kampung halaman istrinya). ketika bertemu saya langsung merangkulnya dan memohon maaf atas kenakalan saya. ia begitu meneduhkan dan memberikan semangat belajar pada saya untuk terus berani mencapai cita-cita.

akhirnya lengkaplah sudah prosesi rangkulan berisi penuh do'a dan pesan dari orang-orang yang telah menjadi sumber energi saya dalam mengisi kehidupan ini. mereka adalah harta yang tak ternilai harganya. walau kesederhanaan yang membalut kehidupan kami, tapi saya selalu merasa bahwa keunikan keluarga saya menjadi energi tersendiri untuk saya bisa tersenyum, merenung, menangis haru, atau bahkan tertawa ngakak sekalipun.

saya jadi ingat dengan twit yang pernah saya posting tentang keluarga. berikut:



itulah makna keluarga bagi saya. terlebih ketika moment 1 Syawal seperti ini, mereka laksana orang-orang yang mampu menyulap saya menjadi orang paling melankolis sedunia.

ya, keluarga. sebuah miniatur pemerintahan/negara dimana semua aspek ada di dalamnya, mulai dari kepemimpinan (kepala keluarga dan anggota keluarga yang diakui melalui kartu keluarga), adanya peraturan yang ditaati, dan juga tempat untuk bermukim. begitupun sebuah negara diakui jika berdaulat, ada peraturan yang ditaati, dan juga menduduki suatu lingkup kawasan.

terakhir, semoga keluarga saya tergolong pada keluarga yang senantiasa mendapatkan redho dan berkah dari ALLAH Swt. aamiin. begitu dulu ya dari saya... ini cerita saya, mana cerita kawan-kawan?