Kamis, 19 September 2013

tentang kagum, gelisah dan bingung

hari ini saya kagum,
besok mungkin kekaguman ini akan sedikit naik statusnya menjadi sebuah rasa suka...
dan minggu depan rasa suka ini barangkali menjelma menjadi sebuah perasaan cinta...

hari ini saya gelisah,
besok mungkin kegelisahan ini akan naik level menjadi cemas-cemas gemes oleh kementerian hati...
dan minggu depan rasa cemas-cemas gemes ini bermetamorfosis menjadi perasaan rindu...

hari ini saya bingung,
besok mungkin kebingungan ini akan menggeliat menjadi sebuah keputusan yang bulat...
dan secepatnya keputusan bulat ini akan berujung pada sebuah akad...

hhmmm, begitulah rasa gelisah, bingung dan kagum terkadang tidak bisa dijelaskan dengan waktu yang lama. hanya dalam hitungan hari akan berubah menjadi rasa yang lebih dari itu. mulanya akan berubah menjadi akhirnya. saya teramat yakin bahwa banyak orang merasakan hal yang demikian terjadi dalam dirinya. rasanya otak tak pernah bisa diajak berkompromi jika sudah melibatkan hati dan perasaan.

well, hati dan perasaan memang bermain dengan unik menggoda otak. kebingungan, kegelisahan dan kekaguman pada seseorang, terutama lawan jenis yang dicintai seringkali menempati porsi yang cukup banyak dalam otak. namun, terkadang hati dan perasaan tertutupi dengan hal lain yang sebetulnya lebih laik untuk dibingungkan, lebih pantas untuk digelisahkan dan lebih sempurna untuk dikagumi...

ya ALLAH,

maafkan jika terkadang kebingungan dengan perasaan saya ini malah lebih dominan dibandingkan dengan kebingungan saya untuk memperbaiki dan memantaskan diri untuk jadi hamba-Mu yang bertaqwa...

maafkan bilamana kegelisahan dengan pikiran saya ini justru lebih sering muncul ketimbang dengan kegelisahan saya akan dosa-dosa yang menumpuk yang harus dieliminasi terus-menerus...

maafkan jikalau kekaguman dengan daya pikat makhluk-Mu lebih saya prioritaskan dibandingkan dengan kekaguman saya akan segala keindahan dan apa-apa yang ada pada-Mu...

sungguh, saya tersadar bahwa bingung ini, gelisah ini dan kagum ini akan ada pada waktunya yang tepat. nanti!!!

sekarang,,, biarkan saya bingung untuk memantaskan diri, biarkan saya gelisah untuk memikirkan cara mengeliminasi segala dosa, dan biarkan pula rasa kagum saat ini, belum untukmu, tapi cukup untuk ALLAH saja sang pemilikmu :)


di sebuah ba'da maghrib,
bogor, 17 september 2013

Kamis, 12 September 2013

hati tak pernah tak jujur


Sesuatu yang dipilih dari hati nurani terdalam, maka yakinilah itu pilihan yang insya ALLAH berkah…
Dan sesuatu yang dikerjakan dengan hati, maka sadarilah itu adalah pekerjaan yang akan membahagiakan…

Well, mengapa saya gunakan prolog tersebut, karena ada hal yang tengah saya pikirkan…

Setiap orang sudah barang tentu dihadapkan pada berbagai macam pilihan dalam hidupnya. Pilihan tentang jodoh, tentang karir, tentang masa depan, dan lain sebagainya. Pilihan apa yang akhirnya diambil, tentu akan melibatkan berbagai komponen di dalamnya, yaitu panca indera, akal, perasaan dan hati.

Misalnya dalam memilih jodoh. Mata berperan dalam melihat elok rupa, telinga berkontribusi dalam mendengar isi pembicaraan, akal membimbing proses logis tidaknya pemilihan, perasaan menyumbangkan getar-getar ketertarikan, dan terakhir hati yang menyimpulkan kesemuanya hingga menjawab “ya” atau “tidak”.

Ada orang yang langsung berkata “ya” atau “tidak” hanya dengan melibatkan mata. Ada sebagian orang yang dengan melihat sisi logis dengan takaran akalnya. Juga ada yang lebih mengedepankan perasaannya. Semuanya tentu memberikan dampak yang berbeda. Hanya pilih karena mata, bisa jadi tidak tahu sisi lain dalam perilaku dan sikapnya, dan akhirnya menyesal di kemudian. Tidak bahagia. Pilih karena akal, nyatanya cinta terkadang tak bisa diukur dengan logika, sehingga tatkala ada yang tidak sreg, ribut kemudian. Tidak bahagia. Namun, jika memilih dengan hati, maka hampir bisa dipastikan bahwa itulah yang akan lebih mendatangkan kebahagiaan.

Mengapa pilihan dari hati akan membawa pada kebahagiaan?

Saya hanya menganalisa dari sudut berikut:
Yang dimaksud dengan hati menurut persepsi saya adalah “ruh” yang ditiupkan oleh ALLAH saat janin masih dalam kandungan. Hati ini senantiasa patuh dan tunduk serta miliki frekuensi yang sama dengan penciptanya, sehingga akan selalu terkait dengan Sang Pemiliknya, yaitu ALLAH yang Maha Agung dan Luhur. Karena sifatnya inilah, maka hati pun bernilai luhur dan terkoneksi dengan mulia pada pemiliknya. Berbeda dengan komponen fisik yang terlihat yaitu jasad. Kita ketahui bersama bahwa ianya diciptakan dari tanah. Tanah letaknya di bawah dan diinjak. Menuruti kemauan jasad artinya menuruti hawa nafsu saja. Maka menuruti apa-apa yang selain hati, besar potensinya membuat manusia tersebut akhirnya tidak bahagia sebagai bahasa halus dari terinjak-injak tadi.

Hidup hanya sekali, maka mantapkanlah pilihan yang ingin dipilih yang sesuai dengan hati. Yang sesuai dengan ruh, dan kerjakanlah segalanya dengan hati pula, karena hati tak pernah tak jujur, supaya kebahagiaanlah yang akhirnya bisa diraih. Bukankah memang kebahagiaanlah yang sejatinya merupakan pangkal segalanya yang dikejar manusia dalam hidup?

-        -  sebuah tulisan yang saya renungi setelah pertemuan dengan seseorang -

Jumat, 06 September 2013

nikmat kantuk dan tidur



Malam ini kantuk menyerang lebih dini dari biasanya… Untuk sedikit mengusirnya, saya lawan dengan secangkir HiLo Javacinno Latte yang rasanya aduhai :) #promosi. Hehehe nikmat!

Nikmat kantuk yang ALLAH berikan sungguh suatu hal yang patut disyukuri. Dengan kantuk inilah artinya ada sebagian hak tubuh yang harus ditunaikan untuk beristirahat. Untuk tidur sejenak. Untuk berlepas sementara dari aktivitas rutin.
Namun, tentunya kantuk ini akan bermakna jikalau hadir setelah berlelah dalam berjuang. Memperjuangkan nilai, memperjuangkan cita-cita, memperjuangkan mimpi dan memperjuangkan apapun yang benar.

Benar adanya bahwa tertidur karena berlelah dalam berjuang akan terasa sekali nikmatnya. Saksikanlah ya ALLAH ingin rasanya kantuk dan tidur macam itu yang saya inginkan. Kantuk dan tidur macam itulah yang saya damba dan rindu.

Rindu pada cerita saya minggu lalu. saya jadi ingat dengan kejadian sabtu lalu. Untuk pertama kalinya saya merasakan nikmat kantuk dan tidur yang memberikan kesan mendalam. Saat itu, ALLAH Yang Maha Berkehendak dengan caranya yang unik membubuhkan rasa kantuk pada saya tatkala sedang mengendarai sepeda motor. Dan akibatnya sudah barang tentu bisa ditebak bukan? Saya terjatuh ke pinggir sebelah kiri, kawan!!! Sepeda motor yang saya naiki masuk ke dalam selokan yang memang sudah “di-setting” memiliki lebar selebar motor tersebut, dan saya sendiri tersungkur menyentuh bebatuan kecil di bagian muka. Itu sebab beberapa bekas luka sampai saat ini masih tersisa bekasnya di bagian dagu, bibir, pelipis mata dan kaki. Namun, itu semua tak sedikitpun membuat saya mengeluh. Yang ada saya tertawa acapakali mengingat kejadian yang serba cepat dan tidak saya sadari tersebut. Itulah yang namanya nikmat tidur.

Tidur yang terjadi, semoga menjadi tidur yang tak sia-sia. Tapi meninggalkan kesan dan hikmah yang besar supaya saya bisa lebih berhati-hati. Ujian yang menimpa saya di balik nikmat tidur ini semoga menjadikan saya semakin naik kelas menjadi pribadi yang jauh lebih memukau. Menjadikan saya semakin banyak menuai ilmu hidup melalui kejadian-kejadian yang melekat. Amboi, betapa indahnya menyikapi segala hal yang tak mengenakkan sekalipun jika tahu ilmunya… Dan sekarang saya telah benar-benar mengantuk. Izinkan raga yang kian kurus ini sejenak terkapar dalam pembaringan untuk sejenak merenungkan kembali segala maksud ALLAH pada saya.

Saya bersyukur masih bisa berpikir jernih untuk kembali berdialog malam dengan Sang Maha Multilanguage, walaupun baru saja pikiran saya gamang dan terjebak pada hal-hal yang berusaha menodong untuk larut dalam sedih. Tuhan, mohon terimalah hamba menjadi tamu-Mu malam ini untuk simpuh dengan my own language :) aamiin…

Selasa, 03 September 2013

F.O.K.U.S.

syawal sebentar lagi lewat
pertanda waktu kian menanjak

mana yang akan diprioritaskan?
akhiratmu atau duniamu?

fokus akhirat, maka dunia akan diraih
terlena di dunia, sesal di akhirat
fokus dunia, maka akhirat akan menjauh
terlena di dunia, sesal di akhirat

ternyata sederhana
namun, yakinkah sesederhana itu?
jalani, maka akan tahu seberapa beratnya
kecuali bagi orang yang fokus,
ringan yang dirasa...

F.O.K.U.S.