Selasa, 30 Juli 2013

tentang memilih


Assalamu'alaykum...

Sorry, late post karena semalam tidak ada koneksi internet di kost-an, jadinya saya baru bisa posting tulisan ini, yang sejatinya sudah saya tulis sejak semalam. enjoy!

Baru saja saya pulang dari calon rumah ke-dua saya kelak di cibitung. Setelah berlelah seharian menyumbangkan tenaga demi membesarkan rumah tersebut, kini saatnya saya kembali membesarkan diri saya sendiri pula dengan kegiatan yang saya suka, yang sepertinya belakangan ini saya jadi cukup keranjingan melakukannya. Apa lagi kalau bukan menulis. Yes! Hehehe.

Sebetulnya setelah pulang sampai kost jam 11 malam ini, tiada pilihan yang lebih nikmat selain meluruskan badan dalam dekapan selimut dan empuknya bantal. Tidur semestinya menjadi pilihan yang secara logika seharusnya dipilih, tetapi kekuatan dahsyat saya untuk menulis mengalahkan keinginan tersebut. Bukannya saya tidak mau memberikan hak istirahat pada tubuh yang lelah, tapi saya merasa bahwa melejitkan potensi diri jauh lebih penting. Insya ALLAH.

Baiklah, menjelang dini hari ini seperti biasa saya berkutat kembali dengan laptop untuk menuliskan suatu hal yang ingin saya sharingkan. Yaitu mengenai pilihan. Tentang memilih.


Semua orang sepertinya sudah sangat mengetahui bahwa hidup adalah sebuah pilihan. Rasa-rasanya jargon ini sudah sangat melekat dalam kehidupan sehari-hari. Namun, faktanya menunjukkan bahwa acapakali kita dibuat bingung dengan pilihan-pilihan yang hadir di depan kita. Kita menjadi tak tahu harus memutuskan apa dengan pilihan yang menghampiri. Menurut saya ini adalah gejala yang banyak dialami oleh kebanyakan orang dan sumber dari gejala ini dikarenakan kurangnya ilmu.

Bayangkan! Bayangkan kawan-kawan tengah menelusuri hutan di malam hari dengan tujuan hendak mendaki gunung. Di tengah dinginnya malam dan juga gelapnya langit, muncul rasa takut pada diri kawan-kawan sekalian akan bayang-bayang dan halusinasi yang dibuat-buat sendiri. Perjalanan terasa sudah sangat lama sekali tetapi mengapa puncak belum juga terlihat. Upaya membangkitkan semangat dengan sugesti-sugesti positif pun sudah dilakukan tetapi tak kunjung berhasil. Namun, kawan-kawan terus berjalan dan berjalan tanpa lelah dan fokus yang penting bisa segera sampai di puncak dan bisa menikmati keindahan matahari terbit di atas sana. Indah nian pemandangan yang tergambar dalam benak kawan-kawan.

Sampai akhirnya kawan-kawan melihat sebuah papan petunjuk yang bertuliskan: puncak gunung (7 km). Apa yang akan kawan-kawan putuskan ketika melihat itu? Apakah kawan-kawan berpikir untuk menyerah setelah mengetahui bahwa perjalanan masih sangat jauh dan memutuskan untuk kembali? Atau terus fokus berjalan dengan bekal pengetahuan kawan-kawan bahwa di puncak sana tersaji pemandangan nan megah?

Saya yakin bahwa kedua pilihan itu sempat berkecamuk tatkala untuk pertama kalinya melihat papan petunjuk tersebut. Sebagai manusia yang diberi akal yang kemudian akal tersebut digunakan untuk berilmu, sudah barang tentu dan wajar adanya bila ada sebagian orang yang memilih kembali pulang dan sebagian orang yang memilih untuk fokus berjalan. Karena apa? Karena pengetahuan yang dimilikinya. Ya, orang memutuskan untuk memilih suatu perkara karena ilmu yang dimilikinya.
Ilmu mengajarkan bahwa jarak 7 km dengan perjalanan kaki di malam hari yang berudara dingin itu sangat melelahkan, membuat kantuk, dan membuat badan menggigil walaupun sudah menggunakan jaket. Ilmu juga mengisyaratkan bahwa istirahat dalam rumah itu memberikan kenyamanan tanpa harus berlelah dan melawan dingin serta kantuk. Dengan dasar imu inilah, hampir bisa dipastikan orang tersebut akan memilih kembali pulang.

Namun sebaliknya, bagi orang yang memiliki ilmu pengetahuan dan cara pandang yang lebih luas seperti indahnya puncak gunung di pagi nanti, mengetahui banyak tempat istirahat di depan sana yang bisa disinggahi untuk menawar rasa kantuk dan lelah, tentu akan memilih untuk fokus berjalan demi mengejar keindahan yang ia ketahui dari akalnya.

Nah, dikarenakan orang sudah tahu ilmunya, maka tentu ilmu itu akan digunakannya sebagai dasar dalam menentukan pilihannya. Benar? Orang yang memiliki ilmu terbatas, hanya berpikir sesaat dan tidak melihat sisi lain dalam kenikmatan mendaki gunung. Begitulah kira-kira perumpamaanya.

Dari ilustrasi tersebut tampak jelas bukan bahwa segala pilihan itu sudah pasti akan melibatkan ilmu dalam memutuskannya? Semakin banyak ilmu pengetahuan yang dimilikinya maka semakin bijak pula keputusan yang akan diambilnya. Idealnya begitu :)

Ilmu yang menjadi pegangan kita dalam menentukan pilihan tentunya harus berupa ilmu yang sudah teruji keshahihannya. Yang sudah jelas faktanya. Bukan berupa ilmu pendugaan atau ilmu asumsi. Misalnya jika melewati singa lapar dengan jarak 10 meter darinya, secara logika yang hampir nyaris benar adalah kita akan diterkam dan dikoyak olehnya. Jangan kita berspekulasi dan menggunakan dugaan atau asumsi bahwa kita bia tetap saja berjalan di dekatnya karena bisa jadi singa tersebut tak bisa berlari kencang karena saking laparnya. Bisa jadi sih, tapi kemungkinan tersebut sangat kecil. Jadi sebaiknya jangan! Itu artinya kawan-kawan berusaha untuk mendzolimi diri sendiri dengan ilmu pendugaan tadi. Hehehe.

Oleh karena itu, ketika kita memutuskan sesuatu pilihan yang datang, upayakan untuk mencari terlebih dahulu fakta yang jelas akan sebuah sebab akibat yang akan terjadi dari kedua pilihan tersebut. Baru jika semua fakta sudah dibeberkan, bisa kita gunakan asumsi dan kemungkinan yang terjadi. Karena kemungkinan-kemungkinan itu tetap masih saja bisa terjadi karena adanya faktor x. yaitu faktor ke-MahaTahu-an ALLAH atas apa yang terbaik untuk makhluk-Nya.

Saya punya sedikit cerita. Saya baru saja dihadapkan pada dua pilihan yang sama-sama saya pikir itu baik. Sebuah kesempatan yang tidak datang pada sembarang orang. Namun, apa yang menjadi prinsip dan pengetahuan yang saya punya akhirnya membuat saya memutuskan sesuatu setelah berpikir matang. Apa artinya? Saya tidak sembarang memutuskan, tetapi berpikir berdasarkan ilmu, baru kemudian memberikan keputusan. Perkara apakah keputusan saya benar atau tidak, itu kembali kepada saya. Bagi saya pribadi, keputusan tersebut benar, karena berdasarkan apa yang saya yakini benar. Namun, apakah itu yang terbaik untuk saya? Saya selalu yakin akan 1 ayat berikut:

وَعَسَىٰ أَنْ تَكْرَهُوا شَيْئًا وَهُوَ خَيْرٌ لَكُمْ ۖ وَعَسَىٰ أَنْ تُحِبُّوا شَيْئًا وَهُوَ شَرٌّ لَكُمْ ۗ وَاللَّهُ يَعْلَمُ وَأَنْتُمْ لَا تَعْلَمُونَ

Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi (pula) kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu; Allah mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui (Q.S. Al Baqarah, 2 : 216)

Dengan pegangan ayat di atas, saya selalu yakin bahwa kode-kode yang ALLAH berikan kepada setiap manusia melalui tuntunan dalam membuat keputusan yang dibuat, terkadang akan tersingkap secara tidak langsung. Tidak pada saat itu juga. Itulah uniknya cara kerja ALLAH. Sesuatu yang kita berpikir bahwa keputusan yang kita anggap salah karena terbukti malah berdampak tidak baik, bisa jadi karena kita belum mengetahui pesan di balik itu. Kita belum tahu pesan dibalik ketika ALLAH menuntun kita untuk memutuskan sesuatu yang kita anggap salah tersebut.

Saya meyakini lebih bahwa pasti ada maksud di balik setiap hal yang akhirnya kita putuskan, yaitu dampak secara tidak langsung. Yang mungkin baru kita ketahui belakangan. Baru dikabari ALLAH setelahnya. Yang kemudian biasanya kita akan berkata: “owh ini toh maksud ALLAH di balik bla bla bla…” Itu seperti sebuah SMS yang pending karena tidak ada sinyal. Baru sampai setelah beberapa lama. Hehehe. Cuma kadang manusia saja yang memang tidak sabaran. Maafkan ya ALLAH. Percayalah ketika kita dituntun untuk memutuskan hal tersebut, pasti ada sesuatu di balik itu semua. Dan sekali lagi saya selalu meyakini itu :)

Well, akhirnya kembali lagi kepada jargon awal bahwa hidup itu adalah pilihan, silakan tentukan pilihan hidup kawan-kawan! Jika kawan-kawan meyakini bahwa kehidupan yang sedang dilalui sekarang ini ibaratnya sebuah perjalanan, maka tentunya hal pertama yang harus dipilih adalah jalurnya. Jalannya yang harus dipilih pertama kali. Apakah jalan yang benar atau jalan yang salah. Apakah jalan yang lurus atau jalan yang bengkok. Perkara cara berjalan biarlah itu menjadi urusan lain. Semampunya kita. Sanggupnya merangkak, ya merangkaklah. Mampunya berjalan, ya berjalanlah. Kuasanya berlari, ya berlarilah. Yang penting dalam jalan yang benar. Jalan yang lurus, yaitu jalannya orang-orang yang telah diberi nikmat oleh ALLAH, bukan jalan orang-orang yang dimurkai oleh ALLAH, juga bukan jalan orang -rang yang sesat seperti yang selalu kita baca setidaknya sebanyak 17 kali dalam sehari. Tahu dong?

Akhirnya mari sama-sama adzamkan dalan hati bahwa:
“saya akan memutuskan suatu pilihan berdasarkan ilmu dan prinsip yang saya yakini kebenarannya. Hasilnya akan seperti apa, saya yakini pula itu yang terbaik untuk saya. ALLAH pasti miliki rencana yang jauh lebih indah untuk mendewasakan saya, untuk menghebatkan saya, untuk membuat saya semakin matang dalam memutuskan sebuah pilihan.”

Selamat memilih!

Wa'alaykumussalam...

Minggu, 28 Juli 2013

diary 27 juli 2013




akhirnya 27 juli 2013 berakhir sudah. tanggal ini hanya ada satu kali dalam seumur hidup. dan ini menjadi sangat penting bagi saya karena memiliki makna yang besar. saya tepat menginjak usia 27 tahun pada tanggal tersebut. usia yang sebagian besar orang bilang itu sudah matang, dewasa dan mapan untuk selanjutnya menuju jenjang yang disebut sebagai... *sinyal hilang. hahaha.

penanggalan masehi saat tulisan ini saya buat sudah menunjukkan tanggal 28 juli 2013. itu artinya saya resmi berumur 27 tahun lebih 1 hari. hehehe. well, saya akan membuat dan menceritakan diary saya selama seharian di tanggal 27 juli kemarin. ini cerita lengkapnya:

tepat ketika waktu pukul 00:00 WIB 27 juli 2013 kemarin, saya tengah menyelesaikan satu tulisan berjudul "berlian diri", yang kemudian dilanjut dengan tulisan satu lagi berjudul "27 bulan 7 saya berusia 27". di tengah pembuatan tulisan tersebut, sebuah pesan singkat masuk di handphone saya. sebuah nama yang tak asing memberikan birthday greeting pertama di usia saya yang baru. pesan tersebut kemudian saya balas. eh dia balas balik sampai kami saling balas pesan berkali-kali. akhirnya dia berhasil membuat air mata saya agak tegenang di pelupuk mata. statement-nya dengan tepat sasaran membuat saya merasa berharga dalam hidup dan memiliki banyak alasan untuk tetap menjadi pribadi positif yang bisa menginspirasi. super thanks ya, bro bapien :)

sampai akhirnya waktu kira-kira menunjukkan pukul 01:30 WIB saya matikan laptop dan paksakan mata terpejam. alhasil ALLAH membiarkan mata saya terjaga sebentar untuk berdo'a spesial di malam tersebut. apa isi do'anya? itu rahasia antara saya dan ALLAH ya?! :) tak lama kemudian saya benar-benar masuk ke dalam gelombang alpha. saya tertidur. zzzzzz....

alarm peringatan sahur membangunkan tidur saya yang baru sebentar. waktu yang saya setting pada alarm handphone adalah pukul 03:27 WIB. saya kemudian bangun dan mengambil air wudhu untuk melaksanakan shalat tahajud dan witir. setelah itu dengan rasa yang sejujurnya masih sangat malas, saya paksakan gowes sepeda menuju universitas pakuan. saya membeli makan di sebuah warteg dengan menu: nasi, tempe oreg, sayur sop dan telur dadar seharga Rp6.500,-. alhamdulillah perintah sunnah sahur terlaksana sudah. sepeda kembali digowes dengan medan agak menanjak menuju kost. singkat cerita, setelah shalat shubuh saya berniat menonton sailormoon, tetapi apa daya rasa kantuk menyerang dengan sendirinya. saya kembali tertidur sekitar pukul 05:10 WIB.

pukul 07:20 WIB saya terbangun dan langsung mengirimkan pesan via whatsapp kepada tim saya di QC terkait persiapan trial di cibitung senin kelak. setelah itu saya cek twitter dan membalas beberapa birthday greetings yang ditujukan kepada saya. setelah mandi, saya tunaikan shalat dhuha yang dilanjut dengan packing dan bersegera pulang ke bandung.

pukul 10:10 WIB bus yang saya naiki meluncur ke bandung. saya ke bandung untuk pulang ke rumah sekalian sudah punya janji untuk ifthar jama'i bersama teman SMA dulu, gank mie ayam namanya. di perjalanan saya kembali disibukkan membalas birthday greetings via twitter dari rekan-rekan yang sangat saya cintai. merasa bersyukur banyak dido'akan oleh banyak teman walaupun maksimal hanya dengan 140 karakter. tapi esensi dari niat tulus pengucapan mereka sampai ke ufuk hati saya. ini sungguh membuat saya bersyukur karena banyak diperhatikan. alhamdulillah :)

tiba di rumah sekitar pukul 13:40 WIB saya langsung disambut oleh ummi, adik dan keponakan saya. merekalah yang saat itu ada di rumah. melihat keponakan saya bernama alif sungguh membuat rasa lelah dan kurang tidur saya sirna. malah dia langsung mengajak saya bermain aktif dengannya. lari ke sana kemari, menungging, merangkak seperti sapi dan bahkan menggendongnya, semuanya rela saya lakukan demi membersamai bermain dengannya yang terbilang jarang. walaupun usianya baru 18 bulan, tapi kepintarannya saya acungi jempol d^^b. alhamdulillah senang sekali berlelah-lelah main dengannya. *peluk alif :)

akhirnya setelah shalat ashar, saya penuhi janji untuk ifthar jama'i bersama gank mie ayam. terakhir konfirmasi di group whatsapp yang akan hadir adalah 6 orang, yaitu cita, fajar, pe-a, manikam, sekar dan saya. namun, ternyata sekar membatalkan diri dikarenakan ada urusan pekerjaan yang belum diselesaikannya. lokasi yang ditetapkan untuk berbuka bersama adalah pasar cisangkuy di dekat gedung sate. saya belum pernah ke tempat tersebut, tetapi terbayang sih ancer-ancernya di mana dan harus naik angkot apa. oh iya hati-hati jangan tertipu, kita bukan menuju pasar tradisional lho ya?! cekidot di sini untuk tahu apa itu pasar cisangkuy: colek, bro!

saya berangkat dengan menaiki angkot dengan tujuan gedung rektorat ITB, cikapayang. setelah turun dari angkot saya menyengajakan diri berjalan menuju pasar cisangkuy. masih cukup jauh padahal sekitar 1 km. namun, untuk orang introvert macam saya, berjalan sendiri sambil menikmati senja itu luar biasa memberikan energi lho :) akhirnya saya tiba juga di TKP dan saya terkejut mengetahui apa itu pasar cisangkuy. ternyata memang betul bukan sebuah pasar tradisional. namanya saja pasar, tapi ternyata itu adalah semacam tempat makan dengan gaya pasar. artinya banyak booth-booth bahkan gerobak yang ada di situ. saya taksir bisnis tersebut berjalan dengan sistem sewa oleh masing-masing penjual kepada pemilik tempat. mulai dari makanan tradisional seperti tahu gejrot, kerak telor sampai italian dan japanase food pun ada. saking lengkapnya membuat saya bingung mau memesan apa. hahaha.

cita dan fajar sudah datang lebih dahulu saat saya tiba di sana. setelah mengkhatamkan menu sebanyak 2 kali karena kebingungan, saya memutuskan untuk memesan bubur goreng dengan topping bayam dan ikan dori serta es campur peuyeum bandung. sengaja saya tidak memilih menu makanan berat karena ingin makan di rumah juga untuk menghargai ummi yang sudah memasak. tak lama manikam pun datang dan mulai memesan makanan juga. satu lagi berarti yang belum hadir, yaitu pe-a. sambil menunggu pe-a datang, kami berempat sengaja mengeksiskan diri dengan berfoto-foto untuk kemudian di-sharing di group whatsapp supaya rekan yang tidak hadir merasa iri. hehehe sungguh seperti anak kecil :p

kami mengambil beberapa kali foto dengan gaya berbeda. sampai akhirnya pe-a datang dari arah belakang saya sambil membawa kue black forest dengan lilin berangka 2 dan 7. sambil membawa kue tersebut, dari mulutnya teriring nyanyian happy birthday. wow, saya terharu sekaligus terkejut dengan ulah pe-a ini. saya benar-benar merasa senang saat itu karena mereka begitu perhatian kepada saya walaupun sudah cukup lama tidak bertemu. hehehe. many thanks ya, gank :)

anggota gank mie ayam yang berkesempatan hadir di 27 juli 2013

saya ketika meniup lilin black forest (sudah tak membentuk angka 27. hahaha)
setelah saya tiup lilinnya, tak lama kumandang adzan pun terdengar tanda setiap muslim yang sedang shaum bisa berbuka. kami berlima lantas berdo'a membatalkan shaum dan berdo'a kembali sebelum menyantap hidangan masing-masing. waktu selama sekitar 2 jam diisi dengan berbuka shaum yang kemudian diselingi shalat maghrib, obrolan ringan dan perkembangan kabar masing-masing, rencana ke depan kami, serta tak lupa menyantap kue black forest yang dibawa pe-a. selain itu, para wanita yang rada rempong juga disibukkan dengan sharing foto-foto yang berhasil diabadikan tadi. hahaha, peace ya, girls ^^v

setelah itu, kami pun pulang ke rumah masing-masing. saya lihat waktu menunjukkan pukul 19:20 WIB. saya kembali berjalan terlebih dahulu dari pasar cisangkuy menuju gedung rektorat ITB untuk kemudian menyetop angkot yang akan membawa saya pulang. alhamdulillah pukul 20:00-an saya sampai juga di rumah.

sesampainya, ummi, bapak, adik dan kedua kakak saya sedang ada di rumah pula. mereka tengah asyik menonton tv. dengan segera seperti sudah dikomandoi, ummi menghidangkan sebuah kudapan yang sengaja dibuatnya untuk saya. sebagai hadiah barangkali. tahukah kalian apa nama kudapan tersebut? putri noong. itu adalah kudapan yang memang menjadi favorit saya. terbuat dari singkong parut yang kemudian diberi pisang di bagian tengahnya, dibentuk dan ditutupi daun/plastik kemudian dikukus. setelah matang kemudian dipotong dan diberi taburan kelapa. pernah tahu? kalau belum tahu, inilah perwujudannya:

putri noong (gambar diambil dari google karena tadi tidak sempat difoto)

nyummy, kudapan tersebut spontan masuk ke dalam kerongkongan dan sistem pencernaan saya. saya begitu menikmatinya sebagai bentuk penghargaan atas niat tulus ummi dalam menyiapkannya spesial di hari bahagia ini. ingin rasanya nangis bombay membayangkan hal tersebut, tapi itu tak saya lakukan. justru saya menunjukkan eskpresi senang tak terkira ketika memakannya. bagi saya itu adalah hadiah terindah di 27 juli saat usia saya 27 tahun ini. jazakillahu khoir yaa ummi :)

selepas menyantap kudapan tersebut, saya kemudian berdiskusi dengan kedua orang tua dan kakak saya terkait dengan kegundahan yang tengah saya rasakan. mengenai pekerjaan, masa depan, finansial, passion dan hal lain yang ingin dikejar dalam hidup. itu semua membuat suasana malam sangat hangat diwarnai kejujuran masing-masing dan nasihat yang mencerahkan. hampir 2 jam kami berdiskusi sampai akhirnya perasaan saya jauh lebih plong alias lega. saya berpikir "sepertinya memang segundah apapun juga, se-stress apapun hidup, ada orang tua yang akan memberikan ketenangan bathin. ada mereka para pahlawan yang siap menjernihkan kembali pikiran yang kalut dan gusar." alhamdulillah saya bersyukur miliki mereka yang mau mendengarkan saya bercerita dan memberikan nasihat pada saya. *big hug untuk mereka :)

setelah diskusi hangat tersebut, pukul 23:30 WIB saya mulai membuka laptop. saya hubungkan koneksi internet dari handphone saya dan menuliskan kisah seharian saya di 27 juli 2013 ini. dan inilah tulisan yang sedang kawan-kawan baca sebagai hasilnya. alhamdulillah.

baiklah, akan menjadi biasa saja apabila kisah saya di 27 juli 2013 di atas hanya sekedar dibaca dan didengar begitu saja. saya yakin kawan-kawan bisa menangkap beberapa hal penting yang bisa dijadikan pelajaran dalam kisah tersebut. namun, untuk menyamakan persepsi terkait pesan yang tersirat di atas, mohon izinkan saya menyampaikan beberapa hal yang sangat-sangat bermakna. di antaranya adalah:

1. apresiasi orang lain terhadap kita, terkadang sulit diukur dengan apapun. mereka menghargai kita dengan ketulusan berdasarkan kesan yang pernah melekat selama hubungan yang sudah pernah terjalin.

2. rasa syukur harus dihadirkan dalam kondisi apapun. baik ataupun buruk situasinya. besar atau kecil, rasa syukur tetap harus bercokol di dalam hati. seperti saya mensyukuri hal kecil yang saya alami, yaitu banyaknya teman-teman yang mencintai saya dan mendo'akan kebaikan di hari yang berbahagia ini.

3. sebaik-baik hadiah yang diberikan oleh orang lain, tetap tak bisa mengalahkan hadiah yang sengaja disiapkan oleh orang tua untuk anaknya. walaupun sesederhana kudapan, tetapi maknanya melebihi kelezatan kue black forest yang diberikan oleh teman saya. bukan berarti saya mengatakan bahwa kue dari teman saya tersebut tidak memiliki makna, tapi secara hirarki itu tidak bisa mengalahkan pemberian dari orang paling berharga, yaitu orang tua.

4. segundah dan segelisah apapun perasaan kita. seberat apapun beban yang kita rasakan, jangan lantas dipendam sendirian. ingat bahwa kita masih memiliki keluarga untuk berbagi. sharing-lah dengan mereka dan rasakan keajaiban setelahnya. hati akan merasa tenang dan energi kembali menyeruak setelahnya. yakinlah!

barangkali itu yang bisa saya ceritakan dalam diary 27 juli 2013. perjalanan total saya dalam satu hari ini yang memberi makna mendalam. semoga keberkahan senantiasa mengiringi aktivitas saya seharian tadi. menjadi nilai ibadah yang ditulis dalam raport malaikat Raqib. aamiin yaa robbana :)

tak lupa dengan segala kerendahan hati, pada kesempatan ini, saya juga mengucapkan super terima kasih kepada semua keluarga dan kawan-kawan yang telah memberikan ucapan milad pada saya. saya aamiin-i do'a-do'a tulus yang ditujukan kepada saya. semoga semua do'a tersebut sampai ke langit dan turut diaamiin-kan juga oleh para malaikat.
sakses dan semangat juga untuk kalian semua :) 

- salam hangat dari suhadi yang baru saja melewati usia 27-nya di tanggal 27 -

Sabtu, 27 Juli 2013

27 bulan 7 saya berusia 27


saya berusia 27 tahun :)

dini hari ini, saya masih terjaga.
ada sejumput harapan yang saya titipkan pada do'a dalam komunikasi saya dengan-Nya.
sebuah do'a yang saya kirimkan langsung dalam bincang malam.
bukan karena waktunya yang bertepatan spesial.
tapi... sedikit banyak memang berpengaruh si kualitas do'a saya di tanggal 27 bulan 7 ini. selalu!

27 tahun sudah menapaki dunia ini...
lika-liku yang saya alami laksana sebuah puzzle yang akhirnya harus saya susun ulang menjadi utuh.
sebagian sudah berhasil dirangkai dengan baik, hingga saya bisa membaca lebih jelas kemana sebetulnya hidup saya akan berarah.

27 tahun sudah mendengar suara di dunia ini...
ilmu yang saya dengar laksana penyejuk setiap tingkah polah yang saya sikapi.
sebagian ilmu telah saya praktikkan dan sebagain besar belum juga. ampuni saya yang malas ini.

27 tahun sudah memandang dunia ini...
aneka peristiwa yang terjadi pada segala sisi kehidupan saya, telah disaksikan sendiri.
mendewasakan saya dan mengajari saya makna sebuah revolusi diri.
ada semilir angin segar yang menyeruak memaksa diri untuk senantiasa membaik. selalu ada!

sekilas intermezo yang terbayang pada pikiran saya dini hari ini.
abaikanlah bila penataan bahasa dan juga diksi yang saya pilih sudah tak terfahami.
kantuk pun menyerang.
namun, sebelumnya izinkan saya layangkan permohonan ampun atas dosa hingga saya 27 tahun.
izinkan saya mengucapkan syukur tiada tara atas nikmat hingga saya 27 tahun.
dan izinkanlah butiran-butiran do'a saya sampai di langit mengetuk pintu di sana hingga disambut oleh malaikat.
dan terakhir izinkan saya reguk kebahagiaan saya yang mendasar. kebahagiaan atas kenikmatan berada dalam islam yang mengahangatkan dan mendamaikan...

aamiin yaa robb, yaa malik, yaa illah

dalam khidmat
27.07.2013
01:27 WIB
@hadisu_euy

berlian diri


Hari ini—bertepatan dengan jum’at mubarok—adalah salah satu hari yang saya syukuri dalam hidup saya, spesialnya di bulan juli ini… Mengapa? Berikut detil ceritanya:

Sekitar pukul 10 pagi tadi saya ditelepon oleh Kang Herry. Beliau adalah salah satu teknisi senior di kantor saya. Dari ujung pesawat telepon, beliau meminta saya secara mendadak alias “menodong” untuk menjadi pengisi di acara mingguan team teknisi. Nama acaranya adalah BERISIK yang merupakan singkatan dari BElajaR Itu aSyIK. Wah dari namanya saja sudah keren. dalam pikiran saya pasti acaranya benar-benar sarat ilmu. Hehehe.

Balik lagi dengan pembicaraan di telepon. Saya awalnya bingung harus mengisi materi apa karena waktunya hanya tinggal 4 jam lagi. Saya perlu persiapan. Dan lagi saya tak tahu banyak ilmu tentang teknik. Namun, ternyata Kang Herry bilang bahwa materinya terserah. Bisa tentang kesehatan, motivasi, bedah buku, dan lain sebagainya. Cling!!!  Mendengar kata motivasi, hati saya terbakar. Keraguan saya untuk menolak tetiba sirna dan tergantikan dengan kata “ya, baik insya ALLAH saya bisa dan mau”.

Tanpa pikir panjang saya tawarkan materi yang saya tulis di tajuk Inspirasi Muda Mulia 3 dalam blog saya ini. Kang Herry tidak keberatan, dan akhirnya kontan saya buka blog saya dan membaca kembali apa yang sudah saya tulis untuk dipelajari ulang. Saat itu yang saya pikir adalah betapa ALLAH begitu baik memberikan saya kesempatan untuk mengasah jam terbang saya di bidang yang satu ini. bidang yang sebetulnya menjadi fokus kehidupan saya kelak. Insya ALLAH. Aamiin…

Pembicaraan lewat telepon pun akhirnya terputus sudah. Saat itu yang tersisa adalah segelintir senyawa kebahagiaan semacam serotonin yang menari-nari dalam pikiran dan perasaan saya. Terkesan sedikit lebay mungkin. Tapi jika kawan-kawan mau percaya, tawaran ini bagi saya lebih menggetarkan hati dibandingkan ketika saya ditawarkan bekerja dengan gaji yang tinggi sekalipun. Serius!!! Karena apa? Karena saya merasa akan menjadi diri saya melalui tawaran ini. tersebab itu, saya begitu semangat dan berenergi menuju pukul 14:00 nanti.

Sampai akhirnya waktu yang dinanti pun tiba. Saya bahkan hadir paling pertama di saat pesertanya justru belum ada satu pun yang datang. Apa artinya? Begitu excited-nya saya ingin segera “manggung”. Saya ingin segera pentas, kawan! Saya ingin bersegera menyatu dengan aura dan energi yang dahsyat itu. Tak lama, para peserta pun akhirnya berdatangan. Sedikit bergemuruh hati saya tatkala tahu bahwa pesertanya cukup banyak, sekitar belasan dan mostly anak-anak muda. “Yes, matching banget nih” pikir saya. “Materi beginian pasti dibutuhin sama anak-anak muda macam mereka”. Alhamdulillah, hati saya terus terasa berdesir membayangkan saya akan segera “open mic”. Hehehe.

Dan akhirnya tampilan blog saya tersorot ke tembok via proyektor. Blog bertajuk #ceritaku_inspirasimu ini terpampang di depan puluhan mata yang memandang saat itu. Saya menyampaikan salah satu isi tulisan saya yang berjudul Inspirasi Muda Mulia 3 kepada khalayak. Alhamdulillah dari 6 point yang akan disampaikan, masih ada 4 point yang sampai akhir waktu selama 1.5 jam tidak juga tersentuh. Itu artinya saya hanya bisa menyampaikan 2 point saja. Hehehe. Menurut saya pribadi sih wajar-wajar saja karena materinya sendiri memang cukup menarik untuk dibahas dan dikupas pajang lebar walaupun yang saya tulis sedikit, dan terlebih tadi juga banyak saya selingi dengan opini dan cerita dari masing-masing peserta yang membuat saya juga banyak belajar dari acara BERISIK ini. salut pokoknya dengan acaranya, dan terima kasih sudah mempercayai saya menjadi pengisi acara episode 26 Juli 2013 tadi. Senang tak terkira :) dan dengan tulus saya bersedia jika diminta untuk menyampaikan 4 point sisanya dengan persiapan yang lebih matang. Insya ALLAH.

Acara selama 1.5 jam tadi memberikan beberapa pelajaran penting untuk saya. ALLAH sengaja menghadirkan dan mempertemukan saya dengan majelis tadi dengan tujuan yang bisa saya tangkap dengan jelas, yaitu untuk saya belajar melejitkan potensi yang saya punya. Untuk membuat saya semakin menyukai dunia motivasi dan inspirasi. Itu yang saya tangkap. Semoga memang benar adanya maksud ALLAH menghadirkan ini.

Kini, sampai saya menuliskan ini, perasaan saya masih saja bahagia. Sisa-sisa serotonin masih berada dalam neuron saya yang mengakibatkan pusat-pusat syaraf kebahagiaan dalam kondisi “on” terus-menerus. Saya semakin menyadari bahwa sepertinya saya memang sudah terlampau jatuh hati pada dunia seperti ini. energi saya begitu besar acapkali saya bergabung dalam forum macam ini. inikah yang disebut dengan passion? Saya hanya bisa menjawab: MUNGKIN.


Sampai saat ini saya masih mencari apa yang menjadi passion saya. Kang Rendy dalam bukunya berjudul Muda Mulia menyebutkan istilah passion ini sebagai berlian diri. Dan saya ingin bersepakat dengannya, yaitu saya akan menyebut ini sebagai berlian diri. Yuk mari kita sama-sama bahas mengenai berlian diri ini versi saya.

Setiap orang yang terlahir di dunia tentu sudah dibekali dengan perbekalan canggih yang ALLAH siapkan. Perbekalan itu disamakan untuk semua manusia. Hanya saja dalam perjalanan berikutnya, ada sebagian orang yang bisa memanfaatkan bekal itu dengan baik, dan ada juga yang tidak. Bekal inilah yang disebut sebagai berlian diri.

Orang yang bisa memanfaatkan berlian dirinya, maka hampir bisa dipastikan ia akan nyaman dan bahagia. Sebaliknya orang yang menyia-nyikan bekalnya atau menggunakannya pada tempat yang tidak seharusnya, ia akan dirundung kegundahan dan merasa kurang bahagia. Sama halnya seperti orang yang hendak mendaki gunung. Mereka dibekali dengan aneka perbekalan mulai dari makanan, pakaian, air minum, dan lain sebagainya. Pendaki yang bisa mengatur perbekalannya kapan digunakan dan dalam kondisi seperti apa, maka dia akan berkecukupan serta bahagia. Sedangkan pendaki yang boros dalam menggunakan perbekalannya, dan menggunakannya dengan sia-sia di tempat yang tidak seharusnya, maka di satu titik ia akan kehabisan perbekalannya dan merasa kekurangan. Tidak bahagia.

Nah, proses menemukan berlian diri ini bisa dibilang gampang-gampang susah. Banyak orang yang harus mencoba ratusan macam aktivitas berbeda untuk bisa menemukan berlian dirinya. Tapi mungkin juga ada sebagian orang yang bisa lebih cepat menemukannya. Karena ia memahami dirinya sendiri. Ia faham akan kelebihan dan kekurangan dirinya. Ia begitu sensitif mempelajari dirinya sendiri. Which are good!

Untuk bisa menemukan berlian diri tersebut, diperlukan upaya yang serius. Coba lihat dan rasakan aktivitas apa yang ketika kawan-kawan melakukannya, terasa begitu berenergi? Aktivitas apa yang kawan-kawan akan berjuang dan rela mengorbankan banyak hal sekalipun yang penting bisa mewujudkan aktivitas tersebut? Jika menemukan ada aktivitas tersebut, selamat! Itu artinya kawan-kawan sudah mulai menemukan berlian diri. Namun, untuk meyakinkannya apakah itu benar-benar berlian diri yang asli atau imitasi, perlu serangkaian uji validasi yang disebut dengan evaluasi pemastian. Hehehe bahasa saya lebay.

Coba evaluasi kembali setiap kali melakukan aktivitas tersebut. Apakah memang betul aktivitas tersebut selalu memberikan energi yang besar dan terasa nyetrum? Apakah betul aktivitas tersebut murni membuat hati merasa tenteram acapakali selesai dilakukan? Jika jawabannya YA, hampir bisa dipastikan kawan-kawan sudah berhasil menemukan berlian diri tersebut. Bagi yang belum, tenang saja. Saya sangat yakin bahwa kawan-kawan bisa menemukannya. Coba lebih diteliti lagi kegiatan apa yang kawan-kawan mendapatkan nilai 100 ketika melakukannya? Kegiatan apa yang kawan-kawan menuai apresiasi dari sahabat ketika selesai melakukannya? Bisa jadi itulah berlian diri kawan-kawan. Berlian diri kawan-kawan adalah bakat yang sudah dititipkan ALLAH bersamaan dengan ketika kawan-kawan ditiupkan ruh oleh-Nya. dan akhirnya berlian itu akan mencemerlang ataupun meredup tergantung pada cara mengolahnya dan cara menempatkannya pada lingkungan yang seperti apa. Jadi berlian diri itu perlu diasah dan dicari tahu supaya pengolahannya benar dan bisa ditempatkan pada lingkungan yang benar pula. OK?

Contohnya adalah saya. Saya terlahir dengan bakat yang tidak saya ketahui pasti apa itu. Namun, seiring saya mencoba banyak kegiatan dan berada pada lingkungan yang berbeda-beda menyebabkan saya bisa tahu kegiatan mana yang terasa “gue banget” dan lingkungan mana yang saya merasa nyaman berada di situ. sampai akhirnya saya berkesimpulan bahwa OK saya sudah menemukannya.

Melihat peserta BERISIK yang saya ceritakan di atas, sungguh menyadarkan saya bahwa bisa jadi mereka memang memiliki berlian diri sebagai teknisi (engineer) dan bisa jadi juga sebagian di antara mereka masih belum utuh dalam upaya pencarian berlian dirinya. Berlian diri ini bisa dikatakan sebagai sesuatu yang memiliki nilai jual yang tinggi. Saya secara jujur mengatakan bahwa saya sangat terkagum kepada para peserta tadi karena mereka semua saya lihat pandai dalam memainkan alat, mengotak-atik alat dan mesin, tahu detil cara kerja mesin dan peralatan, juga lain sebagainya. Mengapa saya kagum? Karena saya bisa melihat berlian diri itu pada mereka. Tapi seberapa besar rasa kagum saya pada mereka tentu berbeda-beda. Teknisi yang memang begitu passion di bidang keteknikannya, tentu akan telihat, dan wajar bila saya akan mengaguminya jauh dibandingkan seorang teknisi yang dikarenakan tuntutan profesi saja.

Sejujurnya saya kagum melihat mereka begitu pandai dan lihai dalam dunia tersebut, karena saya sangat lemah di bidang teknik. Saya sangat memahami itu, sehingga tidak pernah terbersit dalam pikiran saya untuk mencoba bermain di ranah itu. Saya yakin bahwa berlian diri saya bukan di situ. biarkan ada sekelompok orang yang justru akan bersinar di bidang tersebut karena memang berliannya ada di situ.

Akhirnya, saya belajar bahwa berlian diri memang harus dikejar dan dicari tahu. Hidup ini hanya sekali dan jika kita bisa memanfaatkan berlian diri yang paling memukau yang kita punya, maka yakinlah bahwa kita akan dikenang sebagai apa sesuai dengan berlian diri tersebut. Sebagai teknisi, sebagai dokter, sebagai pengajar, sebagai peneliti, sebagai jurnalis, sebagai penulis, sebagai bla bla bla. Semuanya tergantung kawan-kawan dalam berusaha menemukan dan menggunakan berlian diri tersebut. Semangat!!! :)

Begitu dulu ya dari saya, semoga bermanfaat dan sekali lagi hiduplah dengan berlian diri kawan-kawan supaya bisa menjalani peran, fungsi dan tugas kehidupan dengan sebaik-baiknya. Aamiin Yaa Robbana…

Jumat, 26 Juli 2013

penyemangat hidup




Saat ini saya ingin iseng bertanya kepada kawan-kawan semua. apa yang tengah dirasakan oleh kalian saat ini? apakah senang tak terkira, cemas yang berkepanjangan, rasa sedih yang membelenggu atau perasaan lainnya? Apapun itu, saya rasa akan sesuai dengan apa yang tengah dialami dan dipikirkan saat ini. dan tentunya kesemua jenis perasaaan itu sengaja dihadirkan oleh ALLAH sebagai warna-warni kehidupan yang menawan.

Sejatinya ALLAH memberikan perasaan yang berbeda-beda untuk menyeimbangkan kehidupan kita. Untuk membuat kita menjadi dewasa dan bijak dengan apa yang dipelajarinya dalam memaknai kehidupan. Aneh bila justru seseorang selalau merasa gembira sepanjang hidupnya semata. Atau kebalikannya, yang dirasa  adalah kepedihan demi kepedihan. Itu nyaris tidak mungkin. Setiap makhluk berlabel manusia saya yakin pernah mengalami jatuh bangun. Suka duka. Sedih gembira. Dan lain sebagainya. 

Nah, sekarang apakah kawan-kawan masih ingat dalam kehidupan yang dijalani ini, apakah lebih banyak merasa gembira atau sebaliknya? Jika kalian menjawab lebih banyak gembira, lantas pertanyaan berikutnya apa yang membuat kalian merasa gembira ketika memikirkannya atau terlebih melakukannya? Karena jika kalian bisa menjawab ini, setidaknya satu inti kehidupan telah berhasil kalian dapatkan, yaitu penyemangat hidup. Cita-cita hidup.

Setiap orang saya yakini memiliki apa yang disebut sebagai penyemangat hidupnya. Suatu hal yang membuatnya tetap persistence seperti apa adanya sekarang dalam menjalani kebertumbuhan dalam hidup. Entah itu keluarga, pasangan hidup, cita-cita mulianya, mimpi besarnya, harta melimpah, jabatan yang tinggi, dan lain sebagainya. Atau bahkan yang paling ideal adalah Tuhannya. ALLAH.

Tentu penempatan pada peringkat tertinggi adalah ALLAH yang seharusnya menjadi penyemangat hidup yang utama. Namun, tak bisa dipungkiri pula bahwa di zaman yang telah sedikit banyak menebarkan aroma materialistis ini, justru banyak orang yang merasa bahwa penyemangat hidupnya adalah sesuatu yang bisa diukur dengan nilai. Kebendaan alias materi. Salahkah? Silakan direnungkan secara pribadi.

Namun, satu yang ingin saya pesankan dalam tulisan ini bahwa penyemangat hidup haruslah datang dari hati dan diri sendiri. Intrinsik. Karena efeknya sangat tak terbatas. Berbeda dengan penyemangat hidup yang berupa kebergantungan pada orang lain atau materi. Sifatnya sementara dan akan menimbulkan kekecewaan manakala tak berhasil diperolehnya. 

Dengan demikian, apa yang menjadi penyemangat hidup kawan-kawan? Silakan cari dan jadikan itu sebagai alasan mengapa kalian harus tetap hidup sampai sekarang, nanti dan selamanya hingga maut menjelang. Tentunya dengan kualitas hidup yang bermakna dan bermanfaat. Aamiin Yaa Robbana.

Penyemangat hidup saya: cita-cita dan keluarga :)