Jumat, 19 September 2014

dunia 1 ubin

pukul 5 pagi adalah waktu paling maksimal mata saya tertutup dan terbuai mimpi. bangun dalam kondisi seolah dikejar kereta membuat aktivitas pagi seperti lari maraton. bukan tanpa alasan. semenjak saya tinggal di depok, perjalanan ke kantor tempat saya bekerja di kawasan MM 2100 cibitung sana memang terasa sekali perjuangannya.

beberapa kali saya trial dengan teknik dan rute yang berbeda-beda:

pernah naik motor langsung dari rumah ke kantor. 80 menit di perjalanan, yang mana semangat ketika pagi berangkat, tetapi mengantuk di sore ketika pulang. hooaaammm...

pernah naik motor sampai pasar rebo, titip motor di sana dan lanjut naik bus menuju rest area km 19 yang kemudian naik minibus antar jemput karyawan sampai ke kantor.

dan yang terakhir--yang belakangan tengah dicoba sudah hampir 2 minggu ini--adalah naik motor sampai stasiun universitas indonesia, lanjut naik kereta sampai stasiun tanjung barat, lanjut lagi naik angkot nomor 19 ke pasar rebo, lanjut lagi naik bus sampai rest area km 19, dan terakhir naik minibus antar jemput karyawan sampai ke kantor. untuk yang teknik dan rute terakhir ini benar-benar "asyik". bayangkan untuk sampai ke kantor, saya harus naik 5 jenis kendaraan yang berbeda. hehehe. antara bangga dan capek. huft :)

sudah ah ndak usah dibayangkan. tapi dijalani dengan penuh semangat demi dapur bisa tetap ngebul. hohoho... nah, salah satu bagian dari perjalanan saya tersebut menarik untuk dikupas lebih jauh, yaitu salah satu potongan perjalanan menggunakan kereta.

kereta commuter line pagi arah jakarta selalu menjadi primadona sebagai transportasi sejuta umat. wajar saja karena selain cepat, harganya relatif bersahabat dengan dompet. begitu banyak kepala yang harus segera berada di ibukota di pagi hari, demi terdaftar sebagai karyawan yang tidak masuk dalam list "terlambat". hahaha. itulah warta berita setiap pagi sebagai menu pembuka setiap harinya...

nah, pernahkah kawan-kawan melihat pemandangan commuter line pagi menuju jakarta? jika belum, sebaiknya jangan pernah diniatkan untuk melihat, karena yang ada hanya sebuah celaan dan rutukan yang bercampur dengan emosi. gerbong kereta penuh dengan manusia yang siap bekerja. mereka rela berdesakan dan bahkan muka menempel di kaca pun jadi. sudah seperti ikan di dalam akuarium sempit. kurang manusiawi.


fenomena ini terpaksa akhirnya harus saya alami. saya nyebur dalam fenomena tersebut demi sampai ke tanjung barat. saya berkesempatan untuk merasakan berada di dalam dunia yang saya gambarkan tersebut. untungnya hanya sekitar 10 menit saja karena hanya dari stasiun universitas indonesia sampai ke tanjung barat. namun, itupun sudah luar biasa membuat saya terkadang tidak nyaman. merasa tidak merdeka. serius! terbayang mereka yang naik dari bogor atau bekasi dan merasakannya selama 1 jam lebih :(

untuk bisa masuk ke dalam gerbong adalah sebuah perjuangan yang mungkin perlu ada training khususnya. kelincahan, kekuatan tangan dalam berpegangan, kemampuan mengempis dan melangsingkan diri menjadi modal utama bagi sesiapa yang naik di stasiun pemberhentian, bukan di stasiun awal semacam bogor, depok atau bekasi.

setelah berhasil naik, selaiknya patut mendapatkan ucapan "selamat!" karena tahap awal sudah dilalui, berikutnya tinggal bagaimana bertahan berada di dalam gerbong yang penuh sesak. untung pagi-pagi. gunakan asumsi bahwa semua orang sudah mandi dan berbadan harum. bisa dibayangkan jika sebaliknya, yaitu ketika sore atau malam berada di commuter line menuju bogor atau bekasi yang juga tidak ada bedanya dengan pemandangan pagi arah jakarta. bedanya ketika pagi masih nampak muka-muka segar dan wangi, tapi ketika malam? (tidak perlu dijawab). hahaha.

namun, uniknya pemandangan ketika masuk ke dalam gerbong adalah... nyaris separuh lebih penumpang tengah asyik bermain dengan gadget-nya. saya berpikir dalam hati: "kok bisa ya ini orang-orang sambil berdiri sesak tapi tetap nyaman bermain twitter, facebook, path, pasang lagu, baca berita, scroll atas scroll bawah, pencet sana pencet sini..." ckckckck, sungguh keahlian yang mungkin hanya dimiliki oleh para roker alias rombongan kereta. mungkin bermain gadget adalah satu-satunya bentuk hiburan yang bisa mereka rasakan. pengap, sempit tak lagi dirasakan oleh mereka karena toh itu memang akan setiap hari dialami, karenanya gadget bisa menjadi penawar dan lumayan untuk mengisi waktu luang. mungkin!

selain tipe penumpang di atas, separuh sisanya adalah tipikal penumpang yang aktivitasnya hanya berdiri termangu dan melamun (termasuk saya), tidur sambil berdiri, dan sebagian kecil yang masih sempat diskusi asyik alias mengobrol. hhhmmmm...

ya itulah dunia yang mereka miliki selama berada di atas gerbong commuter line (dan tidak mendapatkan tempat duduk tentunya). siapapun yang masuk ke dalam gerbong, saya merasa bahwa mereka seperti masuk ke dalam dunianya masing-masing. sebuah dunia dengan luasan 1 ubin ukuran 30 cm x 30 cm. betapa sempit dan terbatasnya apa yang bisa dilakukan. saya jadi teringat mengenai salah satu wasiat tentang waktu. lapang sebelum sempit. dan itu benar adanya. betapa ketika lapang itu adalah nikmat. diri merasa bebas dan merdeka untuk melakukan banyak hal apapun, tapi jika tiba saatnya berada dalam kesempitan, terbataslah sudah apa yang bisa diupayakan. kita laksana masuk ke dalam dimensi tempat yang tidak nyaman dan tidak merdeka.

karenanya, bagi kawan-kawan yang setiap hari bisa beraktivitas ke sekolah, ke kantor atau ke manapun dengan perjuangan yang tidak seberapa, jangan mengeluh dan semangatlah beraktivitas. karena di luar sana (di dunia yang mungkin tidak pernah kawan-kawan bayangkan sebelumnya), banyak kepala manusia yang setiap paginya rela masuk ke dalam dunia sebesar 1 ubin selama rentang waktu 10 - 90 menit.

ya, kawan-kawan tidak salah baca. serius itu dunia 1 ubin. dimana semua arah (utara, timur, selatan, dan barat) berbatasan langsung dengan badan-badan penumpang lainnya. bergesekan!

yap sekali lagi, kawan-kawan tidak salah baca. inilah fenomena yang saya sebut dunia 1 ubin.

p.s: didedikasikan khusus untuk para roker pagi arah jakarta dan roker malam arah bogor/bekasi :p

anonim


anonim adalah sebuah istilah yang menggambarkan sesiapa yang tidak kita ketahui namanya. biasa dalam daftar pustaka, nama anonim muncul karena referensi yang digunakan tidak diketahui sumbernya.

anonim,
saya tak tahu siapa kamu
tapi kerap hadir bertamu

anonim,
muncul tetiba tak disangka
buat diri kadang berseka

anonim,
tak lebih dari sekedar inspirasi
memagar pikiran tuk konsentrasi

anonim,
engkau muncul sebagai makhluk
membuat jiwa terpenjara dan takluk

anonim,
siapakah kamu?

anonim, bagi saya engkau adalah:
kakek tua yang muncul setelah sholat subuh untuk berolah raga
mahasiswa yang sibuk belajar sampai tengah malam

buat saya merasa malu,
subuh masih terlena dalam selimut
malam sudah terbuai dengan mimpi

jika sang anonim saja bisa. saya pun seharusnya bisa!
terima kasih banyak, anonim...

ranjau

beberapa hari ini saya tengah menikmati membaca buku selimut debu karya agustinus wibowo. buku ini menceritakan bagaimana afghanistan sebagai negara yang terkenal dengan kepapaan dan perang. saya baru membaca sekitar seperempatnya karena hanya dijadikan sebagai selingan perjalanan saya ketika hendak berangkat ke kantor.

ceritanya menarik walau terkadang saya agak sulit memahaminya. namun, itu semua tidak mengurangi fantasi saya mengenai eksotisme afghanistan. hingga yang paling ekstrim yang bisa saya bayangkan dari buku tersebut adalah mengenai banyaknya ranjau di daerah-daerah tertentu yang merupakan peninggalan zaman perang.

bisa dibayangkan bukan bagaimana hidup dalam ketidakpastian. cengkraman kematian seolah menghantui sesiapa yang berada di tempat-tempat tertentu. mungkin di daerah ibukota kabul, ranjau ini sudah bersih tak bersisa. tapi afghanistan bukan hanya sekadar kabul. masih ada kandahar, jalalabad, ghazni, sar-e pol, dan kota-kota lainnya. jebakan ranjau berisi bom siap meledak jika sejengkal saja salah melangkah. bayangkan!


saya jadi berpikir betapa nikmatnya hidup di negeri yang merdeka. tak ada perang, semua damai, aman sentausa. tidak ada ranjau yang membuat hidup was-was. mau apa saja tersedia di mana-mana dan mudah diakses. aahhh, semua membuat saya bersyukur hidup dan berada di nusantara ini.

namun, seperti biasa. saya tak mau berpuas dengan hanya berpikir sampai di situ. saya berpikir bahwa setiap negeri yang merdeka tentu akan hidup sejahtera, bahagia dan damai. kita bisa lihat bagaimana ketika negara islam yang dipimpin oleh rasulullah muhammad saw. begitu harmonis. hukum islam tegak dan dijadikan sebagai landasan dalam bernegara. pun ini diteruskan oleh para khulafaur rasyidin sepeninggal rasulullah saw. sehingga tampak nyata bahwa di negeri yang merdeka dan menerapkan aturan ALLAH memang akan dinaungi oleh cahaya kebahagiaan. setidaknya itu yang saya baca dari sejarah.

tapi di sini di nusantara tercinta, aturan kapitalis dan liberalis yang lebih dipuja dan meraja. agama dipisahkan dari kehidupan bernegara, tapi lebih dispesialisasikan ke arah ritual semata untuk mencapai kesalehan pribadi. sehingga tidak heran jika kata kedamaian dan kebahagiaan belum juga tiba. ibarat afghanistan tadi, masih banyak ranjau yang sebetulnya ada di negeri ini, hanya saja mungkin sebagian orang tak menyadari.

ranjau afghanistan adalah ranjau yang secara harfiah banyak diketahui orang. berupa lubang di padang pasir (yang sedikit berumput) yang dibenamkan bahan peledak. jika kita terjerembab ke dalamnya akan meledak, dan menyebabkan cacat fisik. tapi ranjau di negeri ini jauh lebih mengerikan. tampilannya bisa saja terlihat cantik dan menggiurkan logika. ranjau-ranjau tersebut tersembunyi dalam kedok yang begitu mempesona, sehingga banyak orang tak menyadari tengah berada dalam cengkeraman ranjau tersebut. ibarat bom waktu yang suatu saat akan meledak dan menghancurkan sisi non-fisik, melainkan lebih dari itu, yaitu hati, iman dan akidah.

ranjau apakah itu?

saya menyebutnya dengan ranjau akidah, yaitu apa saja yang dijejalkan oleh segolongan orang yang ingin menghancurkan mental dan akidah para remaja bangsa ini. bisa berupa tontonan televisi yang tak mendidik, bisa berupa propaganda media yang semakin runcing mengarah pada perpecahan, bisa berupa gaya hidup tanpa batas yang memuja hedonisme dan gemerlap hingar bingar, dan lain sebagainya yang intinya bertujuan untuk melemahkan bahkan membunuh akidah dan keimanan para remaja. nah lho? enggak sadar ya? hehehe.

well, itu hanya pemikiran saya yang suka kemana-mana. bisa jadi benar bisa jadi juga salah. hehehe. tapi tak mengapa saya tulis di sini. siapa tahu bisa berguna bagi kawan-kawan. dan siapa tahu setelah membaca ini langsung bergegas melihat apakah diri ini sedang berada dalam cengkeraman ranjau atau tidak. dan semoga tidak!

selamat meranjau! eh, selamat membaca :)
terima kasih yaaa...

Senin, 08 September 2014

tentang pengorbanan

seminggu lalu sebuah berita di bidang perbadmintonan membuat saya cukup merinding. diberitakan seorang gadis spanyol mencetak sejarah yang spektakuler untuk negerinya. ia menjadi juara tungal wanita dalam ajang world badminton championsip setelah berhasil mengalahkan unggulan wahid sekaligus rangking pertama li xuerui dari negeri tirai bambu.

saya agak bengong dan bertanya: “lha kok bisa seorang li xuerui yang jelas-jelas miliki kemampuan yang luar biasa tersebut dikalahkan oleh gadis asal eropa? mending kalau dari denmark yang merupakan negara eropa yang sudah langganan bertengger di putaran final dalam ajang-ajang badminton yang lain, sedangkan ini seorang gadis asal negeri matador yang bahkan namanya saja saya baru dengar untuk pertama kalinya?” carolina marin!

yes, carolina marin namanya. sungguh terdengar asing di dunia badminton, tapi semenjak prestasinya menjadi juara dunia, saya yakin namanya tentu menjadi lebih populer. setidaknya di negaranya dan di telinga para penggemar badminton yang mengikuti beritanya. hehehe.

saya membayangkan saat mendengar berita tersebut. kira-kira apa yang dia terima ya sebagai reward dari negaranya? diperlakukan seperti apa dirinya ketika kembali menginjakkan jasadnya di tanah tumpah darahnya? dan yang tak kalah penting yang juga saya pertanyakan adalah bagaimana perjuangan ia hingga bisa menjadi juara seperti sekarang?

saya selalu imani bahwa keberhasilan bukanlah sesuatu yang bersifat instant. selalu ada upaya panjang yang mengiringi di belakangnya. entah dengan peluh, derai air mata, jatuh bangun semangat, waktu, rasa lelah dan kantuk, dan sebagainya. pengorbanan seolah menjadi prasyarat untuk mendapatkan keberhasilan. seperti pepatah no pain no gain atau man jaad wa jada. begitulah kurang lebih. setuju?

keberhasilan carolina marin sungguh membuat saya iri positif. walau saya tidak kenal bahkan tidak tahu bagaimana perjuangannya hingga berhasil menjadi juara dunia, tapi saya yakin bahwa ia sudah memulai memetik pengorbanan yang pernah dilakukannya. manisnya hasil baru saja ia rasakan setelah pahit pengorbanan yang pernah dilaluinya. naiknya ia di podium paling puncak, harus ia rasakan setelah ada rasa lelah ketika berlatih dengan konsisten dan fokus.

saya kemudian berpikir lebih jauh lagi. bagaimana kabarnya dengan para srikandi indonesia? sudahkah sejarah dan rekor untuk negeri ini dipahat dengan tinta emasnya? mestinya tidak ada yang tidak mungkin karena ALLAH menciptakan manusia dengan modal yang sama. barangkali yang membedakan adalah optimalisasi modal yang diberi. ada yang begitu bersungguh-sungguh segenap hatinya berjuang, dan ada sebagian lain yang barangkali kurang bersungguh-sungguh. seorang pemenang adalah yang memberikan upaya esktra dan jauh melebihi rata-rata dari kebanyakan yang dilakukan orang lain, sehingga jangan heran jika dalam saat yang bersamaan dua orang melangkah dari start yang sama, tapi kemudian ada yang berhasil menjadi juara olimpiade, tetapi ada juga yang hanya puas dengan sekadar menjadi pedagang siomay. bukan karena takdir, tetapi di situ ada sebuah perbedaan perjuangan dan pengorbanan yang dilakukan oleh masing-masing. tentu!


dan seperti biasa sebagai seorang melankolis, hal ini membuat saya menjadi merenung dan hampir menitikkan air mata. saya mencintai negeri saya. bukti cinta tersebut adalah dengan memberikan pengorbanan dan perjuangan supaya kelak bisa menorehkan sejarah yang gemilang. tapi, pengorbanan yang saya lakukan masih jauh dari apa yang diharapkan. pengorbanan nan kecil ini masih belum berdampak nyata dan sistemik, tapi saya tidak ingin terpuruk. biarkan pengorbanan nan kecil berupa waktu (yang masih sedikit), tenaga (yang juga sedikit), dan harta (apa lagi ini jelas masih sedikit) ini kelak akan menghantarkan saya pada keberhasilan. insya ALLAH, karena saya miliki ikhlas dalam memberikan pengorbanan tersebut. semoga sedikit yang sudah saya berikan untuk negeri tercinta, tetap mendapatkan nilai dan balasan dari ALLAH swt, dan semoga dihimpunkan ke dalam orang-orang yang menang seperti tersurat dalam firman ALLAH berikut:

"orang-orang yang beriman dan berhijrah serta berjihad di jalan Allah dengan harta, benda dan diri mereka, adalah lebih tinggi derajatnya di sisi Allah; dan itulah orang-orang yang mendapat kemenangan." (QS. At Taubah ayat 20)

aamiin ya robbal alaamiin :)

Sabtu, 06 September 2014

memori yang ternyata terbatas

beberapa minggu sudah tak menulis.
ide yang bergelayutan, sebagian ada yang terpaksa menguap tak bisa tertangkap kembali.
itulah keterbatasan pikiran manusia. ya, karena saya masih seorang yang memiliki keterbatasan.
kapasitas memori otak saya nyatanya tak cukup besar untuk menampung banyak hal.
maunya hanya perkara ALLAH dan ibadah saja yang selalu tertampung dan mendapat porsi besar di bagian otak, tapi ah pantaskah saya yang masih "begini" untuk benar-benar hanya fokus pada 2 perkara tersebut?

nyatanya banyak hal lain yang lebih diprioritaskan. lagi-lagi, saya tertunduk malu apakah amal ibadah yang saya punya bisa membeli surga yang saya harapkan? tampaknya belum. baguslah saya masih sadar...

wahai memori, cukuplah dengan kapasitasmu yang tak seberapa tersebut, untuk simpan selalu nama-Nya dan benamkan selalu ibadah pada lobus terbesar yaaa... :)