Senin, 20 Oktober 2014

lorong yang berdinamika

salah satu rute yang saya gunakan ketika pulang kerja menuju rumah adalah melintasi gang sempit yang cukup padat menuju stasiun UI. bagi orang depok, tentunya sudah familiar dengan gang tembus dari jalan margonda menuju stasiun UI ini. lokasinya persis bersebelahan dengan es pocong yang cukup fenomenal.

gang selebar tidak sampai 2 meter ini laksana sebuah lorong yang akan memerangkap dalam dunia lain. lorong tersebut menjadi salah satu akses strategis bagi sesiapa yang dari dan menuju UI.  di sekitar jam 7 malam lorong penuh sesak dengan mahasiswa UI dan juga pejalan umum yang lalu lalang pulang dari beraktivitas. di kanan dan kirinya dihiasi oleh para pedagang pernak-pernik, asesoris handphone, toko buku, souvenir kampus, kaca mata, sabuk, bahkan hingga cilok. saya membayangkan seperti masuk ke dalam lorong pasar-pasar di timur tengah yang pernah ditonton di televisi atau mungkin seperti china town-nya singapura kw tujuh. hehehe.


sesuatu yang sebetulnya menarik bagi saya adalah ketika sampai di ujung lorong tersebut. sekumpulan musisi instrumental siap menghibur para manusia sibuk yang berjalan dengan kecepatan seperti cheetah. mereka menggesek biola dan cello, serta memetik gitar. dua kali lewat situ, saya disambut dengan lagu yang mengingatkan saya pada masa lalu. harmoni dan seolah memantulkan kembali beberapa kepingan memori tentang keluarga. kontan sebagai seorang nan melankolis, merasakan hal tersebut membuat saya haru dan hanyut dalam nostalgia yang tak berkesudahan.

pemandangan berikutnya membuat saya sendu dan cukup bersedih hati. setelah belok dari ujung lorong tersebut, mata ini seolah tak percaya dihadapkan pada (maaf) beberapa tunawisma yang tengah mengais rupiah di antara reruntuhan bekas stasiun yang gelap dan kadang berisik dengan suara kereta lewat. yang kerap saya jumpai adalah seorang ibu tua dengan dua anaknya yang sudah tertidur (mungkin) pulas (tetapi sebetulnya) penuh dengan gejolak bathin. miris sekali di balik bangunan apartemen yang menjulang gagah terdapat fenomena macam ini.

setelah melewati itu, kaki akan digiring menuju tembok pintu masuk menuju UI dengan syarat menyebrangi rel terlebih dahulu. sampai akhirnya perjalanan saya akan sampai di halteu stasiun UI dan bersiap untuk pulang menuju rumah dengan 3 alternatif (jasa ojeg, dijemput istri, atau naik bis kuning yang dilanjut berjalan kaki).

sungguh perjalanan yang hanya sekitar 200 meter ini begitu sarat makna. dinamika hidup kental terasa di dalamnya. tentang kesenjangan ekonomi, tentang pendidikan yang (harapannya) mendidik, tentang manajemen transportasi, tentang pembangunan dan bisnis properti yang (mestinya) beretika, tentang seni yang tak terfasilitasi, dan juga tentang lalu lalang orang-orang yang (mungkin) sudah kebal dengan semua yang ada dan mereka lewati setiap hari.

Minggu, 12 Oktober 2014

piagam masa depan

yang menarik dari sebuah perlombaan dan kejuraan adalah memperoleh piala, trophy, atau medali. juga diperganteng dengan pengukuhan dalam secarik kertas bernama piagam dimana nama kita sebagai juara bla bla bla terpampang nyata dalam selembar kertas berharga tersebut.

tak jarang kertas tersebut kemudian bisa menjadi salah satu faktor penentu kesuksesan kita mendapatkan hal-hal menarik setelahnya, semisal kemudahan mendapatkan pekerjaan, apresiasi ketika wawancara beasiswa, dana tambahan karena masuk ke dalam jajaran orang berprestasi, dan lain sebagainya.

namun, kertas bernama piagam tersebut terbatas jumlahnya. sengaja ia dibuat hanya 3 lembar, 5 lembar atau bahkan 6 lembar. karenanya hanya orang-orang terpilih saja yang berhak mendapatkannya. kawan-kawan pernah mendapatkannya? apa yang dirasakan saat itu? senang? bangga? terharu? biasa saja?

piagam adalah salah satu bentuk pengakuan seseorang memperoleh prestasi. piagam adalah salah satu kertas yang berbicara bahwa ada perjuangan yang tak mudah sebelum mendapatkannya. piagam adalah sedikit dari pengejewantahan akan ilmu dan kemampuan yang dimiliki oleh seseorang. semakin banyak piagam yang diperolehnya, berarti semakin berprestasilah orang tersebut, semakin terlihatlah perjuangan orang tersebut, dan semakin banyaklah ilmu orang tersebut. begitu berharga!

beberapa piagam pernah saya dapatkan, tapi hanya satu piagam yang menjadi harapan saya suatu saat bisa meraihnya. piagam yang sangat terbatas jumlahnya. piagam masa depan. piagam surga yang diberikan langsung oleh Sang Maha Berilmu. berkertaskan islam, bertintakan iman, dan berbingkaikan ihsan. piagam syahid yang tentunya menjadi rebutan para manusia...


semoga kelak contoh kertas piagam di atas terisi nama saya suhadi sebagai syuhada. aamiin ya robbal alaamiin :)

memungut

aneka kejadian dalam hidup, akhirnya akan menjadi kenangan manis dan sebagian lagi menjadi sampah yang diharapkan enyah dan lenyap. semuanya tersaji bagaikan potongan puzzle yang kelak bisa disusun kembali menjadi satu bagian yang lebih besar bernama kehidupan.

bagi sebagian orang, masa lalu barangkali sesuatu yang mudah dilupakan dan dibiarkan begitu saja. tapi ada juga sebagian orang yang menganggap masa lalu itu penting dan perlu dikenang kembali. saya termasuk kategori yang kedua. terlebih sifat melankolis yang saya miliki acap kali menyeret saya untuk tak ragu mengenang masa lalu. memungut jejak, merekam masa lalu. saya dipaksa untuk me-recall kembali kepingan-kepingan memori masa silam. walaupun saya akui, kegiatan ini merupakan sesuatu yang menyenangkan dan menggembirakan, semenyedihkan apapun masa lalu tersebut. hohoho.

alhamdulillah-nya adalah otak saya yang tak seberapa ini seringkali mudah diajak kerja sama kalau sudah berurusan dengan kegiatan bertajuk “panggil memori masa lalu”. saya bisa dengan mudah mengingat kembali semua yang ingin saya ingat. kejadian tempo lalu alhamdulillah bisa saya gambarkan kembali dengan detail. caranya dengan memungut. ya, memungut. pada dasarnya saya memungut kembali kepingan-kepingan cerita masa lalu yang kemudian saya susun. saya susun kesemuanya dalam ingatan yang apik dan dijadikan sebuah penggalan episode yang utuh untuk kembali diceritakan atau diputar ulang. ketika proses pemutaran ulang ini, biasanya diikuti dengan linangan air mata. nah lho??? entah saya ini memang begitu cengeng atau kenapa, tapi mengingat masa lalu selalu mengharukan buat saya, dan jarang sekali dijumpai kasus yang gagal membuat saya menangis. hehehe lebay.


sejatinya, hidup yang saya alami banyak sekali berasal dari proses memungut segala yang sudah terjadi. saya memungut apa-apa saja yang bisa saya pungut. kenangan masa lalu yang mengharukan dan mampu menghadirkan energi dahsyat, ilmu dari banyak buku yang pernah saya baca, tingkah laku manusia yang tak jarang memberi banyak inspirasi, keindahan malam ketika venus nampak yang membuat darah saya mendesir, perjalanan dengan kereta api yang membuat saya sering merenung, dan apapun saya pungut untuk menjadikan saya kembali tersadar bahwa sudah banyak hal yang saya lalui.

semoga apa yang dipungut ini kemudian menjadi pelajaran yang tak ternilai yang bisa menjadi pemantik semangat. jangan ragu-ragu untuk memungut semua hal yang ada dalam hidup ini, kemudian pisahkan mana yang memang pantas untuk dipungut dan dibersihkan untuk menjadi santapan hidup, dan mana yang sekiranya bisa dibuang kembali ke dalam tempat sampah berjudul “tak berguna”. rumusnya adalah: pungut hanya yang baik, dan buang kembali yang buruk.

selamat memungut!

Minggu, 05 Oktober 2014

sebuah pengorbanan


eid mubarok...
sebuah pengorbanan tanpa ujung...

jual beli paling kece

manusia diciptakan ALLAH sepaket dengan seperangkat yang dibenamkan dalam dirinya. tak hanya berupa fisik dan ruh, juga diberikan kemampuan yang maha dahsyat yang bisa digunakan untuk menjalani kehidupannya kelak.

sadarkah kawan-kawan bahwa kemampuan alias potensi yang dimiliki ini kelak akan dimintai pertanggung jawaban? yang pintar, yang kuat, yang lincah, yang jago ngomong, yang mahir berdagang, dan apapun itu tanpa terkecuali suatu saatnya nanti akan ditagih pertanyaan: digunakan untuk apa potensi tersebut? apakah untuk kebajikan atau justru sebaliknya. apakah untuk kepentingan ALLAH atau untuk mencari kepentingan individu semata? apakah sudah terperdayakan dengan benar dan baik atau masih semaunya.

dan, tentu sebagai manusia yang diberikan pikiran dan akal, inginnya potensi yang kita miliki bisa berguna untuk kepentingan ALLAH. harta, ilmu, tanaga, waktu bahkan jiwa sekalipun inginnya terbeli oleh ALLAH dan diganjar dengan surga. karena ALLAH telah membeli jiwa dan harta dari orang mukmin dengan memberikan surga sebagai pengganti. itulah jual beli terindah dalam hidup seorang manusia. mau???


“sesungguhnya Allah telah membeli dari orang-orang mukmin, diri dan harta mereka dengan memberikan surga untuk mereka. mereka berperang pada jalan Allah; lalu mereka membunuh atau terbunuh. (itu telah menjadi) janji yang benar dari Allah di dalam Taurat, Injil dan Al Qur’an. dan siapakah yang lebih menepati janjinya (selain) daripada Allah? maka bergembiralah dengan jual beli yang telah kamu lakukan itu, dan itulah kemenangan yang besar.” (Q.S. At Taubah: 111)

Jumat, 03 Oktober 2014

ketika akhirnya ini menjadi boleh


ketika akhirnya ini menjadi boleh, ketika itu pula ketaatanmu menjadi prioritas atasku.

ketika akhirnya ini menjadi boleh, ketika itu pula tanggung jawab atasmu ada pada pundakku.

terkadang, rasa ragu menepi menggoyahkan kepercayaanku tuk membimbingmu dengan sinar iman.

tapi lenganmu, kerap menggenggamku, mempercayakan diriku mampu menjadi pria idaman.

dan semoga itu benar adanya.

dan semoga itu baik adanya.

dan semoga...