di tengah hujan bulan juni kota bogor... dalam sebuah ruangan QC yang sudah cukup lama saya tidak bekerja di sini.
saya seperti kembali ke masa setahun lalu. ketika masih agak senang bekerja sampai malam. kali ini, saya terjebak tak bisa pulang padahal istri sudah menunggu. maafkan ya :(
lama saya tidak posting di blog ini. kali ini kembali lagi dan mencoba untuk membahas mengenai timbangan. aaapppaaaaa? ga salah denger nih mau ngebahas timbangan? kenapa? karena berat badan naik? hahaha. bukan kok, saya hanya ingin mencoba sharing sisi lain mengenai timbangan.
timbangan. semua orang pasti tahu apa itu timbangan. terbayang berbagai macam wujudnya yang mungkin berbeda-beda. ada timbangan kue, timbangan badan, timbangan sayur, timbangan analitik, dan timbangan lainnya. namun, semuanya memiliki fungsi yang sama yaitu untuk mengukur berat sesuatu benda.
tadi pagi, saya mencoba menimbang berat badan yang ternyata sudah mencapai angka 60. hmmm, naik 2 kg dari sebelum-sebelumnya. pantas saja perut ini terasa sedikit maju (intermezzo satu). kemarin, saya menimbang sebuah bahan bernama maltodekstrin dengan timbangan digital yang memiliki ketelitian 3 angka di belakang koma. artinya, masih bisa digunakan untuk menimbang berat sebesar 0.001 gr dengan cukup akurat (intermezzo dua) hahaha.
namun demikian, pernahkah kawan-kawan mempertanyakan apakah kinerja timbangan itu benar atau salah? terkadang menjumpai ibu-ibu yang rewel jika membeli bawang yang ternyata melihat timbangannya kurang pas antara anak timbang dengan si bawang. terkadang menjumpai seorang analis kimia yang seharusnya menimbang glukosa seberat 4,50 gr tetapi hasil yang tertera di layar timbangan digitalnya adalah 4,51 gr.
perbedaan pengukuran pasti terjadi karena suatu alat memiliki performa terntentu yang tidak 100% akurat. untuk timbangan keperluan analisa laboratorium biasanya dipilih timbangan yang memiliki akurasi yang baik. jika selama pemakaian ternyata mulai menunjukkan perbedaan pengukuran atau selisih yang semakin jauh, maka timbangan tersebut perlu dikalibrasi untuk dikembalikan kepada performa awalnya.
ya itulah timbangan yang dibuat oleh manusia. masih ada error yang diizinkan. bahkan untuk sekelas timbangan yang dibuat di pabrikan terkemuka untuk keperluan analisa yang sangat akurat pun, mereka masih mencantumkan nilai error yang walaupun sangat kecil hingga 0.000001 gr tapi tetaplah itu dinamakan error. tak ada satupun timbangan yang bisa memberikan hasil yang presisi dan tepat 100%.
namun, bagaimana halnya dengan timbangan di akhirat kelak? apakah pahala dan dosa kita juga akan ada error-nya? jadi jika dimisalkan total berat pahala kita adalah sekian, apakah akan menjadi sekian plus sekian atau sekian minus sekian? pun dengan dosa. apakah ada bagian dosa kita yang bisa jadi tidak terbaca dalam timbangan di akhirat nanti? #thinking
jangan salah, di akhirat nanti kita pun akan bertemu dengan timbangan yang disebut dengan al mizan. yesss, setiap amal perbuatan akan ditimbang dengan alat timbangan dalam arti sebenarnya, yaitu sebuah timbangan yang memiliki 2 penampang di kanan dan kiri. tak akan ada error di sana. yang ada hanya keadilan. walau digunakan sampai berkali-kali pun, tidak akan menjadi aus dan tak perlu dikalibrasi. semuanya begitu sempurna sebagai timbangan yang memiliki tingkat akurasi 100% dan kemampuan timbang hingga seberat atom sekalipun. bayangkan berapa berat biji atom?
subahanallahu itulah timbangan di akhirat kelak. begitu takut saya jika membayangkan hal tersebut. entah sisi amal sebelah mana dari diri saya nanti yang akan lebih berat. saya hanya bisa terus berusaha membuat timbangan tersebut bisa bergerak ke bawah pada sisi amal baik saya. aamiin. itulah hisab yang sesungguhnya. semuanya akan dihitung seperti pada firman ALLAH dalam Q.S. Al Anbiya ayat 47 berikut:
ya, seperti itulah gambarannya. seberat biji sawi pun akan diperhitungkan. maka dari itu, berhati-hati dalam bersikap dan beramal. dan tampaknya bukan lagi suatu hal yang bisa ditawar untuk mulai care alias peduli dengan segala tindak-tanduk kita di dunia ini karena semuanya serba akan diminta pertanggungjawabannya. bentengi hati dengan sikap yang mulia dan niat yang tulus untuk ALLAH supaya segala sesuatu yang positif yang dilakukan bisa menjadi amal kebaikan untuk pemberat timbangan kebaikan nanti.
mumpung sebelum kita bertemu dengan timbangan di akhirat kelak, mari berbijak hati dengan menghisab diri sedari sekarang seperti apa yang disampaikan oleh sahabat Umar bin Khattab:
yuk mari sama-sama refleksi untuk melihat seberat mana amalan kita hingga detik ini? dosakah atau pahalakah yang lebih berat? karena kita tak pernah tahu, fokus saja untuk memperberat amalan ibadah yang baik-baik supaya kelak timbangan yang ada di hadapan kita akan tersenyum karena telah menimbang amal baik dengan kadar yang lebih besar. insha ALLAH :)
saya seperti kembali ke masa setahun lalu. ketika masih agak senang bekerja sampai malam. kali ini, saya terjebak tak bisa pulang padahal istri sudah menunggu. maafkan ya :(
lama saya tidak posting di blog ini. kali ini kembali lagi dan mencoba untuk membahas mengenai timbangan. aaapppaaaaa? ga salah denger nih mau ngebahas timbangan? kenapa? karena berat badan naik? hahaha. bukan kok, saya hanya ingin mencoba sharing sisi lain mengenai timbangan.
timbangan. semua orang pasti tahu apa itu timbangan. terbayang berbagai macam wujudnya yang mungkin berbeda-beda. ada timbangan kue, timbangan badan, timbangan sayur, timbangan analitik, dan timbangan lainnya. namun, semuanya memiliki fungsi yang sama yaitu untuk mengukur berat sesuatu benda.
tadi pagi, saya mencoba menimbang berat badan yang ternyata sudah mencapai angka 60. hmmm, naik 2 kg dari sebelum-sebelumnya. pantas saja perut ini terasa sedikit maju (intermezzo satu). kemarin, saya menimbang sebuah bahan bernama maltodekstrin dengan timbangan digital yang memiliki ketelitian 3 angka di belakang koma. artinya, masih bisa digunakan untuk menimbang berat sebesar 0.001 gr dengan cukup akurat (intermezzo dua) hahaha.
namun demikian, pernahkah kawan-kawan mempertanyakan apakah kinerja timbangan itu benar atau salah? terkadang menjumpai ibu-ibu yang rewel jika membeli bawang yang ternyata melihat timbangannya kurang pas antara anak timbang dengan si bawang. terkadang menjumpai seorang analis kimia yang seharusnya menimbang glukosa seberat 4,50 gr tetapi hasil yang tertera di layar timbangan digitalnya adalah 4,51 gr.
perbedaan pengukuran pasti terjadi karena suatu alat memiliki performa terntentu yang tidak 100% akurat. untuk timbangan keperluan analisa laboratorium biasanya dipilih timbangan yang memiliki akurasi yang baik. jika selama pemakaian ternyata mulai menunjukkan perbedaan pengukuran atau selisih yang semakin jauh, maka timbangan tersebut perlu dikalibrasi untuk dikembalikan kepada performa awalnya.
ya itulah timbangan yang dibuat oleh manusia. masih ada error yang diizinkan. bahkan untuk sekelas timbangan yang dibuat di pabrikan terkemuka untuk keperluan analisa yang sangat akurat pun, mereka masih mencantumkan nilai error yang walaupun sangat kecil hingga 0.000001 gr tapi tetaplah itu dinamakan error. tak ada satupun timbangan yang bisa memberikan hasil yang presisi dan tepat 100%.
namun, bagaimana halnya dengan timbangan di akhirat kelak? apakah pahala dan dosa kita juga akan ada error-nya? jadi jika dimisalkan total berat pahala kita adalah sekian, apakah akan menjadi sekian plus sekian atau sekian minus sekian? pun dengan dosa. apakah ada bagian dosa kita yang bisa jadi tidak terbaca dalam timbangan di akhirat nanti? #thinking
jangan salah, di akhirat nanti kita pun akan bertemu dengan timbangan yang disebut dengan al mizan. yesss, setiap amal perbuatan akan ditimbang dengan alat timbangan dalam arti sebenarnya, yaitu sebuah timbangan yang memiliki 2 penampang di kanan dan kiri. tak akan ada error di sana. yang ada hanya keadilan. walau digunakan sampai berkali-kali pun, tidak akan menjadi aus dan tak perlu dikalibrasi. semuanya begitu sempurna sebagai timbangan yang memiliki tingkat akurasi 100% dan kemampuan timbang hingga seberat atom sekalipun. bayangkan berapa berat biji atom?
subahanallahu itulah timbangan di akhirat kelak. begitu takut saya jika membayangkan hal tersebut. entah sisi amal sebelah mana dari diri saya nanti yang akan lebih berat. saya hanya bisa terus berusaha membuat timbangan tersebut bisa bergerak ke bawah pada sisi amal baik saya. aamiin. itulah hisab yang sesungguhnya. semuanya akan dihitung seperti pada firman ALLAH dalam Q.S. Al Anbiya ayat 47 berikut:
47. [28]Kami akan memasang timbangan yang tepat pada hari kiamat, maka tidak seorang pun dirugikan walau sedikit[29]; sekalipun hanya seberat biji sawi, pasti Kami mendatangkannya (pahala). Dan cukuplah Kami yang menghisabnya[30]. - See more at: http://www.tafsir.web.id/2013/03/tafsir-al-anbiya-ayat-36-47.html#sthash.Lrr87n8K.dpuf
"Kami akan memasang timbangan yang tepat pada hari kiamat, maka tiadalah
dirugikan seseorang barang sedikitpun. Dan jika (amalan itu) hanya
seberat biji sawipun pasti Kami mendatangkan (pahala)nya. Dan cukuplah
Kami sebagai Pembuat perhitungan."
ya, seperti itulah gambarannya. seberat biji sawi pun akan diperhitungkan. maka dari itu, berhati-hati dalam bersikap dan beramal. dan tampaknya bukan lagi suatu hal yang bisa ditawar untuk mulai care alias peduli dengan segala tindak-tanduk kita di dunia ini karena semuanya serba akan diminta pertanggungjawabannya. bentengi hati dengan sikap yang mulia dan niat yang tulus untuk ALLAH supaya segala sesuatu yang positif yang dilakukan bisa menjadi amal kebaikan untuk pemberat timbangan kebaikan nanti.
mumpung sebelum kita bertemu dengan timbangan di akhirat kelak, mari berbijak hati dengan menghisab diri sedari sekarang seperti apa yang disampaikan oleh sahabat Umar bin Khattab:
“Hisablah dirimu sebelum engkau dihisab, timbanglah diri kamu sebelum engkau ditimbang”.
yuk mari sama-sama refleksi untuk melihat seberat mana amalan kita hingga detik ini? dosakah atau pahalakah yang lebih berat? karena kita tak pernah tahu, fokus saja untuk memperberat amalan ibadah yang baik-baik supaya kelak timbangan yang ada di hadapan kita akan tersenyum karena telah menimbang amal baik dengan kadar yang lebih besar. insha ALLAH :)
وَنَضَعُ
الْمَوَازِينَ الْقِسْطَ لِيَوْمِ الْقِيَامَةِ فَلا تُظْلَمُ نَفْسٌ
شَيْئًا وَإِنْ كَانَ مِثْقَالَ حَبَّةٍ مِنْ خَرْدَلٍ أَتَيْنَا بِهَا
وَكَفَى بِنَا حَاسِبِينَ - See more at:
http://www.tafsir.web.id/2013/03/tafsir-al-anbiya-ayat-36-47.html#sthash.Lrr87n8K.dpuf
وَنَضَعُ
الْمَوَازِينَ الْقِسْطَ لِيَوْمِ الْقِيَامَةِ فَلا تُظْلَمُ نَفْسٌ
شَيْئًا وَإِنْ كَانَ مِثْقَالَ حَبَّةٍ مِنْ خَرْدَلٍ أَتَيْنَا بِهَا
وَكَفَى بِنَا حَاسِبِينَ - See more at:
http://www.tafsir.web.id/2013/03/tafsir-al-anbiya-ayat-36-47.html#sthash.Lrr87n8K.dpuf
47. [28]Kami akan memasang timbangan yang tepat pada hari kiamat, maka tidak seorang pun dirugikan walau sedikit[29]; sekalipun hanya seberat biji sawi, pasti Kami mendatangkannya (pahala). Dan cukuplah Kami yang menghisabnya[30]. - See more at: http://www.tafsir.web.id/2013/03/tafsir-al-anbiya-ayat-36-47.html#sthash.Lrr87n8K.dpuf
Tidak ada komentar:
Posting Komentar