ah, ternyata banyak sekali yang ingin saya ceritakan di hari pertama kelahiran blog baru saya ini. maklum, ibaratnya gadget baru, jam-jam pertama bahkan sampai hari-hari pertama bakalan dimainin terus sampai ngerti. kurang lebih seperti itu juga yang saya alami sekarang, jadi terasa getol-getolnya nulis. posting hal-hal yang memang sedang terpikirkan saat ini. daripada keburu menguap dan tak tertuliskan. barangkali ada manfaatnya. :)
bogor masih hujan, teman. ya nyaris 24 jam tiada henti! saya lihat dari pintu kantor saya yang terbuat dari kaca (rintikan itu masih ada walaupun lebih kecil). saya mengulur waktu pulang untuk menulis tulisan yang satu ini sambil ditemani secangkir teh susu (milk tea) hangat. suara lembut dan syahdu dari bunga citra lestari menyanyikan lagu cinta sejati yang menjadi soundtracknya film habibie ainun, turut serta mengambil peran dalam kebersamaan saya senja ini.
berbicara mengenai film habibie ainun, saya memiliki cerita menarik.
kamis lalu, saya berkesempatan untuk menonton film yang dikabarkan menjadi salah satu film yang direkomendasikan untuk ditonton, bahkan oleh sang RI 1. sebetulnya saya bukan tipikal orang yang senang nonton di bioskop. hanya saja saya penasaran dengan film yang mengisahkan kehidupan mantan presiden RI BJ. Habibie dengan istrinya Ainun. saking antusiasnya, saya nonton sendirian di plaza ekalokasari. belakangan saya tahu bahwa ada 2 teman dekat saya di kantor pun yang bernasib sama (nonton sendirian, tapi tentunya di hari yang berbeda dengan hari dimana saya menonton film tersebut). beginikah nasib seorang bujang? :)
menurut pengamatan awam saya sebagai orang yang bisa dikatakan jarang nonton, film ini termasuk film yang bobot ceritanya bagus. menginspirasi di beberapa adegan dan cukup memberikan pelajaran moral. namun, yang saya rasakan film ini menjadi tidak terlalu "wow" karena penceritaannya agak datar dan ada hal-hal yang kurang pas (misal: sampai tua, wajah bunga citra lestari sebagai pemeran ainun tetap terlihat muda. agak aneh sih. hehehe).
namun, maksud tulisan saya kali ini bukan untuk membahas yang kurang penting itu tadi. kiranya ada orang yang dengan kapasitas lebih berhak untuk mengomentarinya. yang ingin saya angkat adalah nilai positif yang ada pada film tersebut. berikut yang berhasil saya tangkap:
1. kesuksesan selalu berbanding lurus dengan jerih payah yang ekstra. bahasa kerennya adalah man jadda wa jada, siapa yang bersungguh-sungguh akan mendapatkan.
2. loyalitas dan janji pada "tanah air" merupakan suatu hal yang luhur dan pembuktiannya memerlukan pengorbanan.
3. keluarga yang bahagia akan ditentukan oleh bagaimana seorang imam keluarganya membimbing dan mengarahkan anggota keluarganya ke jalan yang benar.
4. kecintaan pada istri, pekerjaan ataupun hal lainnya selaiknya tidak dalam kadar yang berlebihan, karena berpotensi untuk melupakan hakikat cinta yang sebenarnya.
5. di balik seorang pria yang sukses, terdapat seorang wanita yang selalu mendukungnya menjadi terlihat lebih hebat dan lebih tangguh (kalo ini sedikit mengutip dari om Mario Teguh).
dan hal-hal lainnya yang mungkin bisa teman-teman tambahkan sendiri sesuai dengan apa yang ditangkap saat menontonnya.
well, sekarang setelah film tersebut berhasil masuk sebagai rangsangan pada mata saya yang kemudian diterjemahkan oleh sistem syaraf dan akhirnya direspon oleh otot dan kelenjar, jadilah pesan film tersebut dalam satu tulisan di blog ini (sedikit mengingat biologi. hehehe).
kini, setelah film itu usai, saya masih terhanyut dengan soundtracknya yang begitu meyentuh. baik lirik dan lagunya sangat saya suka hingga hampir setiap hari saya putar. bagi saya, lagu tersebut mengingatkan saya pada sesuatu, eits maaf, seseorang. ah, ini semua menjadikan saya ingin sedikit berpuisi:
suhadi - cinta sejati
cinta sejati bukanlah cintaku yang tak terbantahkan untukmu
bukan pula berupa ukiran indah dan sempurnanya kalbu
cinta sejatiku adalah cintaku padamu yang wajar
wajar dalam mencintai
wajar dalam mengasihi
wajar dalam menahan rindu
wajar dalam cemburu
karena ketidakwajaranku sudah sepenuhnya kuberikan pada-Nya
pada Dia yang Maha Mencintai dan memberikan cinta
inilah sejumput cinta murni untuk Sang Pemilik Cinta
cinta di atas cinta, itulah cinta sejati
bunga citra lestari - cinta sejati:
manakala hati menggeliat mengusik renungan
mengulang kenangan saat cinta menemui cinta
suara sang malam dan siang seakan berlagu
dapat aku dengar rindumu memanggil namaku
saat aku tak lagi di sisimu
ku tunggu kau di keabadian
aku tak pernah pergi, selalu ada di hatimu
kau tak pernah jauh, selalu ada di dalam hatiku
sukmaku berteriak, menegaskan ku cinta padamu
terima kasih pada maha cinta menyatukan kita
saat aku tak lagi di sisimu
ku tunggu kau di keabadian
cinta kita melukiskan sejarah
menggelarkan cerita penuh suka cita
sehingga siapa pun insan Tuhan
pasti tahu cinta kita sejati
ayo coba bandingkan lebih bagus mana puisi buatan saya dengan lirik dari bunga citra lestari di atas?
hehehe, selamat menilai! :)
bogor masih hujan, teman. ya nyaris 24 jam tiada henti! saya lihat dari pintu kantor saya yang terbuat dari kaca (rintikan itu masih ada walaupun lebih kecil). saya mengulur waktu pulang untuk menulis tulisan yang satu ini sambil ditemani secangkir teh susu (milk tea) hangat. suara lembut dan syahdu dari bunga citra lestari menyanyikan lagu cinta sejati yang menjadi soundtracknya film habibie ainun, turut serta mengambil peran dalam kebersamaan saya senja ini.
berbicara mengenai film habibie ainun, saya memiliki cerita menarik.
kamis lalu, saya berkesempatan untuk menonton film yang dikabarkan menjadi salah satu film yang direkomendasikan untuk ditonton, bahkan oleh sang RI 1. sebetulnya saya bukan tipikal orang yang senang nonton di bioskop. hanya saja saya penasaran dengan film yang mengisahkan kehidupan mantan presiden RI BJ. Habibie dengan istrinya Ainun. saking antusiasnya, saya nonton sendirian di plaza ekalokasari. belakangan saya tahu bahwa ada 2 teman dekat saya di kantor pun yang bernasib sama (nonton sendirian, tapi tentunya di hari yang berbeda dengan hari dimana saya menonton film tersebut). beginikah nasib seorang bujang? :)
menurut pengamatan awam saya sebagai orang yang bisa dikatakan jarang nonton, film ini termasuk film yang bobot ceritanya bagus. menginspirasi di beberapa adegan dan cukup memberikan pelajaran moral. namun, yang saya rasakan film ini menjadi tidak terlalu "wow" karena penceritaannya agak datar dan ada hal-hal yang kurang pas (misal: sampai tua, wajah bunga citra lestari sebagai pemeran ainun tetap terlihat muda. agak aneh sih. hehehe).
namun, maksud tulisan saya kali ini bukan untuk membahas yang kurang penting itu tadi. kiranya ada orang yang dengan kapasitas lebih berhak untuk mengomentarinya. yang ingin saya angkat adalah nilai positif yang ada pada film tersebut. berikut yang berhasil saya tangkap:
1. kesuksesan selalu berbanding lurus dengan jerih payah yang ekstra. bahasa kerennya adalah man jadda wa jada, siapa yang bersungguh-sungguh akan mendapatkan.
2. loyalitas dan janji pada "tanah air" merupakan suatu hal yang luhur dan pembuktiannya memerlukan pengorbanan.
3. keluarga yang bahagia akan ditentukan oleh bagaimana seorang imam keluarganya membimbing dan mengarahkan anggota keluarganya ke jalan yang benar.
4. kecintaan pada istri, pekerjaan ataupun hal lainnya selaiknya tidak dalam kadar yang berlebihan, karena berpotensi untuk melupakan hakikat cinta yang sebenarnya.
5. di balik seorang pria yang sukses, terdapat seorang wanita yang selalu mendukungnya menjadi terlihat lebih hebat dan lebih tangguh (kalo ini sedikit mengutip dari om Mario Teguh).
dan hal-hal lainnya yang mungkin bisa teman-teman tambahkan sendiri sesuai dengan apa yang ditangkap saat menontonnya.
well, sekarang setelah film tersebut berhasil masuk sebagai rangsangan pada mata saya yang kemudian diterjemahkan oleh sistem syaraf dan akhirnya direspon oleh otot dan kelenjar, jadilah pesan film tersebut dalam satu tulisan di blog ini (sedikit mengingat biologi. hehehe).
kini, setelah film itu usai, saya masih terhanyut dengan soundtracknya yang begitu meyentuh. baik lirik dan lagunya sangat saya suka hingga hampir setiap hari saya putar. bagi saya, lagu tersebut mengingatkan saya pada sesuatu, eits maaf, seseorang. ah, ini semua menjadikan saya ingin sedikit berpuisi:
suhadi - cinta sejati
cinta sejati bukanlah cintaku yang tak terbantahkan untukmu
bukan pula berupa ukiran indah dan sempurnanya kalbu
cinta sejatiku adalah cintaku padamu yang wajar
wajar dalam mencintai
wajar dalam mengasihi
wajar dalam menahan rindu
wajar dalam cemburu
karena ketidakwajaranku sudah sepenuhnya kuberikan pada-Nya
pada Dia yang Maha Mencintai dan memberikan cinta
inilah sejumput cinta murni untuk Sang Pemilik Cinta
cinta di atas cinta, itulah cinta sejati
bunga citra lestari - cinta sejati:
manakala hati menggeliat mengusik renungan
mengulang kenangan saat cinta menemui cinta
suara sang malam dan siang seakan berlagu
dapat aku dengar rindumu memanggil namaku
saat aku tak lagi di sisimu
ku tunggu kau di keabadian
aku tak pernah pergi, selalu ada di hatimu
kau tak pernah jauh, selalu ada di dalam hatiku
sukmaku berteriak, menegaskan ku cinta padamu
terima kasih pada maha cinta menyatukan kita
saat aku tak lagi di sisimu
ku tunggu kau di keabadian
cinta kita melukiskan sejarah
menggelarkan cerita penuh suka cita
sehingga siapa pun insan Tuhan
pasti tahu cinta kita sejati
ayo coba bandingkan lebih bagus mana puisi buatan saya dengan lirik dari bunga citra lestari di atas?
hehehe, selamat menilai! :)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar