assalamu'alaykum...
selamat malam...
sudah seminggu tak menulis di sini. alhamdulillah belum sampai ada sarang laba-labanya. hanya ada sedikit malu saja karena teman-teman yang lain ada yang lagi pada getol nulis. jangan sampai kesalip. hehehe kompetitif.
selasa kemarin, saya merasa sedih. pagi sebelum saya berangkat bekerja biasanya anak saya sudah bangun, tapi kali itu tumben sekali ia belum terjaga dari lelapnya. entah karena aktivitas hari sebelumnya yang padat dan membuat ia menjadi mengantuk atau karena memang lagi kepengen saja.
namun, yang pasti karena itulah saya tidak bisa mencium-ciumnya, meledeknya, push up di depannya dan diikuti olehnya dengan hentakan kakinya yang imut, atau sekedar tertawa dengannya. rasanya ada yang kurang dengan keberangkatan pagi tersebut.
apalagi selasa adalah jadwal saya pulang malam. pasti anak saya sudah tertidur. jangankan pulang malam, pulang rutin setelah maghrib saja ia memang sudah tertidur. hmmm, baiklah. seharian tidak bertemu dan berinteraksi dengannya laksana ada yang kurang.
pukul 21:30 saya sampai di rumah dan disambut oleh sang istri yang juga belum tidur karena tengah menyiapkan materi pelatihan untuk esoknya. benar saja, pemandangan di tengah kasur selalu seperti itu. seorang anak manusia yang tengkurap dan tengah bermimpi indah. anak saya sudah tertidur.
sedikit sedih karena kehadiran saya tak digubris olehnya. ia tak mendeteksi kehadiran ayahnya dan kemudian bangun untuk sekedar menjawab salam dari ayahnya, atau menyodorkan pipi lucunya untuk dicium merekah oleh bibir ayahnya. tak ada gerak. ia tetap hening dan syahdu di alam tak sadarnya. tak bergeming.
beruntung sekitar satu jam setelahnya, ia terbangun. bangun yang bukan hanya sekedar minta susu karena kehausan, tapi seperti sebuah rasa hormat dan tak ingin membuat ayahnya dirundung kecewa dan sedih. ia bangun, tertawa khas dengan bibir kecilnya yang merah. ia seolah sengaja memberikan moment pertemuan dengan ayahnya sebagai hadiah dari lelah sang ayah mencari nafkah. "ah, nak betapa baiknya kamu".
tak lama memang kita becanda. kantuk ayah tak kuasa dibendung, pun engkau memang selaiknya melanjutkan tidurmu yang terpotong hanya karena ingin menyapa. dan kita pun akhirnya terlarut dalam dimensi lain yang menghantarkan kita pada mimpi-mimpi masing-masing.
mimpi ayahmu ini untuk selalu bisa merawat, menjaga dan mengajarkan kebenaran padamu. mimpi ayahmu yang ingin menjadikanmu sebagai pejuang handal yang bisa membanggakan keluarga di dunia dan akhirat. mimpi ayahmu yang berharap engkau bisa menjadi inspirasi dalam setiap denyut jalan dakwah. mimpi ayahmu yang senantiasa berdo'a supaya engkau bisa menjadi penyejuk ibu dan ayahmu. dan juga mimpi-mimpi ayahmu yang bermimpi supaya engkau punya mimpi yang besar... aamiin :)
teruntuk anakku sayang,
selamat bermimpi ya,
tapi jangan lupa berilah kaki pada mimpi-mimpimu supaya ia bisa berjalan.
selamat malam...
sudah seminggu tak menulis di sini. alhamdulillah belum sampai ada sarang laba-labanya. hanya ada sedikit malu saja karena teman-teman yang lain ada yang lagi pada getol nulis. jangan sampai kesalip. hehehe kompetitif.
selasa kemarin, saya merasa sedih. pagi sebelum saya berangkat bekerja biasanya anak saya sudah bangun, tapi kali itu tumben sekali ia belum terjaga dari lelapnya. entah karena aktivitas hari sebelumnya yang padat dan membuat ia menjadi mengantuk atau karena memang lagi kepengen saja.
namun, yang pasti karena itulah saya tidak bisa mencium-ciumnya, meledeknya, push up di depannya dan diikuti olehnya dengan hentakan kakinya yang imut, atau sekedar tertawa dengannya. rasanya ada yang kurang dengan keberangkatan pagi tersebut.
apalagi selasa adalah jadwal saya pulang malam. pasti anak saya sudah tertidur. jangankan pulang malam, pulang rutin setelah maghrib saja ia memang sudah tertidur. hmmm, baiklah. seharian tidak bertemu dan berinteraksi dengannya laksana ada yang kurang.
pukul 21:30 saya sampai di rumah dan disambut oleh sang istri yang juga belum tidur karena tengah menyiapkan materi pelatihan untuk esoknya. benar saja, pemandangan di tengah kasur selalu seperti itu. seorang anak manusia yang tengkurap dan tengah bermimpi indah. anak saya sudah tertidur.
sedikit sedih karena kehadiran saya tak digubris olehnya. ia tak mendeteksi kehadiran ayahnya dan kemudian bangun untuk sekedar menjawab salam dari ayahnya, atau menyodorkan pipi lucunya untuk dicium merekah oleh bibir ayahnya. tak ada gerak. ia tetap hening dan syahdu di alam tak sadarnya. tak bergeming.
beruntung sekitar satu jam setelahnya, ia terbangun. bangun yang bukan hanya sekedar minta susu karena kehausan, tapi seperti sebuah rasa hormat dan tak ingin membuat ayahnya dirundung kecewa dan sedih. ia bangun, tertawa khas dengan bibir kecilnya yang merah. ia seolah sengaja memberikan moment pertemuan dengan ayahnya sebagai hadiah dari lelah sang ayah mencari nafkah. "ah, nak betapa baiknya kamu".
tak lama memang kita becanda. kantuk ayah tak kuasa dibendung, pun engkau memang selaiknya melanjutkan tidurmu yang terpotong hanya karena ingin menyapa. dan kita pun akhirnya terlarut dalam dimensi lain yang menghantarkan kita pada mimpi-mimpi masing-masing.
mimpi ayahmu ini untuk selalu bisa merawat, menjaga dan mengajarkan kebenaran padamu. mimpi ayahmu yang ingin menjadikanmu sebagai pejuang handal yang bisa membanggakan keluarga di dunia dan akhirat. mimpi ayahmu yang berharap engkau bisa menjadi inspirasi dalam setiap denyut jalan dakwah. mimpi ayahmu yang senantiasa berdo'a supaya engkau bisa menjadi penyejuk ibu dan ayahmu. dan juga mimpi-mimpi ayahmu yang bermimpi supaya engkau punya mimpi yang besar... aamiin :)
teruntuk anakku sayang,
selamat bermimpi ya,
tapi jangan lupa berilah kaki pada mimpi-mimpimu supaya ia bisa berjalan.