Hari ini, 6 April
tepat satu tahun saya menjabat sebagai seorang suami dari seorang istri.
Jabatan ini, ketika saya mengikrarkannya setahun yang lalu, saya dalam kondisi sadar dan sehat. Hingga detik dimana tulisan ini saya tulis, saya pun masih dalam kondisi sadar dan sehat. Mengapa saya katakan sadar? Karena saya menyadari bahwa ikrar yang pernah saya lakukan dulu sampai akhirnya saya resmi menjabat sebagai seorang suami, adalah sebuah ikrar yang penting dan harus dipertanggung jawabkan. Ibaratnya ketika saya mendapatkan surat pengangkatan sebagai seorang karyawan tetap di tempat saya bekerja, maka di situ akan muncul jabatan saya sebagai seorang Research & Development Executive sekaligus sepaket dengan tanggung jawab yang harus saya emban. Dan tentunya ini akan dipertanggung jawabkan kepada manager saya atau direktur saya. Begitupun jabatan sebagai seorang suami. Tentulah akan diminta pertanggung jawabannya pula kelak kepada ALLAH.
Jabatan ini, ketika saya mengikrarkannya setahun yang lalu, saya dalam kondisi sadar dan sehat. Hingga detik dimana tulisan ini saya tulis, saya pun masih dalam kondisi sadar dan sehat. Mengapa saya katakan sadar? Karena saya menyadari bahwa ikrar yang pernah saya lakukan dulu sampai akhirnya saya resmi menjabat sebagai seorang suami, adalah sebuah ikrar yang penting dan harus dipertanggung jawabkan. Ibaratnya ketika saya mendapatkan surat pengangkatan sebagai seorang karyawan tetap di tempat saya bekerja, maka di situ akan muncul jabatan saya sebagai seorang Research & Development Executive sekaligus sepaket dengan tanggung jawab yang harus saya emban. Dan tentunya ini akan dipertanggung jawabkan kepada manager saya atau direktur saya. Begitupun jabatan sebagai seorang suami. Tentulah akan diminta pertanggung jawabannya pula kelak kepada ALLAH.
Berat, kawan. Teramat berat
tanggung jawab ini. bukan hanya sekedar menafkahi, memberikan perhatian,
memberikan waktu, ataupun menemani ke sana kemari. Ada hal yang jauh lebih dari
itu. Jabatan suami adalah jabatan sebagai seorang pemimpin. Dan bagaimana
perilaku orang-orang yang dipimpinnya ini adalah cerminan dari sang pemimpin. Perilaku
istri adalah cerminan dari perilaku suami.
Karenanya, sebelum
kawan-kawan berani menduduki jabatan ini, renungi kembali kepantasan diri. Apakah
kriteria seorang pemimpin sudah dikuasai? Apakah ilmu-ilmu yang kelak digunakan
untuk memimpin sudah terkumpul? Jika belum, saatnya pantaskan diri. Pantaskan
diri kawan-kawan menjadi seorang suami yang kelak perkataannya menghadirkan
butir-butir dakwah, sikapnya menjadi benih-benih teladan, dan keseluruhan
dirinya menjadi penyelamat istri dan anak-anaknya menuju jalan surga.
Itu semua, tentunya
bisa dilakukan jika seorang suami mengetahui benar ilmunya. Ia sibuk
mempelajari persyaratan dan kriteria yang harus dimiliki untuk menjabat sebagai
seorang suami. Ia sibuk mendefinisikan ukuran keberhasilan menjadi seorang
suami. Ia sibuk meng-upgrade kualitas
diri supaya bisa menjadi suami yang tidak asal sebagai suami.
Dan hari ini saya
kembali tersadar, jabatan suami selama 1 tahun sudah berlalu. Tak tahu
bagaimana penilaiannya di sisi ALLAH. Yang pasti, kekurangan di sana-sini pasti
masih banyak. Saya hanya bisa beristighfar dan berharap bahwa tanggung jawab
yang melekat pada jabatan saya tersebut ada yang sampai ke langit dan mengisi
cawan timbangan amal soleh. Aamiin.
Dan saya masih harus
terus berpikir bagaimana menyelesaikan jabatan ini sampai akhirnya ALLAH mencabutnya.
Dan tentu saja tidak hanya berpikir, tapi juga bergerak dan membuktikan…
Ya ALLAH, bimbinglah
hamba untuk bisa terus mengupayakan menjadi suami yang beriman, yang taat kepada-Mu,
yang senantiasa mengajak keluarga hamba untuk memurnikan ketaatannya hanya
kepada-Mu saja. Ya ALLAH, tenagailah diri ini untuk senantiasa mau belajar dan
memperkaya ilmu guna memperbaiki kualitas dari jabatan yang tengah hamba emban
ini. Sungguh, teramat takut hamba akan hisab yang akan dijelang nanti, tapi
keberanian untuk terus membuktikan yang terbaik, berhasil membuat hamba
terhibur bahwa di balik jabatan ini, Engkau menjanjikan surga bila jabatan ini
bisa diselesaikan dengan baik. Dengan baik dan benar tepatnya. Insya ALLAH.
tulisan ini ditulis dalam keadaan sadar oleh:
nama : suhadi
jabatan : suami
Tidak ada komentar:
Posting Komentar