tadi pagi, saya berangkat menuju jakarta dari bogor di tengah hujan yang tak berkesudahan. bersama pak affan, dengan menggunakan kendaraan kantor saya bercerita beberapa hal di tengah kemacetan yang luar biasa mulai dari pintol tol cimanggis utama hingga pasar rebo, sambil sesekali fokus mendengarkan berita dari radio elsinta (eh bener ga sih nulisnya begitu?).
beritanya cukup homogen, teman. kalo tidak berita banjir ya macet. jakarta! ada apa denganmu? ayo berkaca... tidak semata-mata ini terjadi menimpamu melainkan ada asbabul-nya yang mungki inilah yang perlu dilacak dan diinvestigasi setajam silet.
banjir di beberapa kawasan di jakarta menjadi menu berita pagi itu yang cukup dominan, dan sebelum berangkat kerja pun saya sempat menonton berita yang juga mengabarkan berita seputar banjir! mengapa bencana banjir ini seperti tidak ada penyelesaiannya? apakah lantas kita harus berputus asa dan akan menyalahkan hujan?
hujan itu adalah proses alamiah dan sunnah yang memang terjadi di alam. lantas apanya yang salah? tanpa berniat menyalahkan banyak pihak, saya berkaca pada diri saya sendiri saja. mungkin selama ini saya masih suhadi yang tidak peka terhadap lingkungan. mungkin selama ini saya masih suhadi yang termasuk bagian orang yang membuang sampah sembarangan hingga menyumbat kali. mungkin selama ini saya masih suhadi yang tidak bergeming melihat segelintir orang yang dengan seringai puas memporak-porandakan pohon demi bergepok-gepok rupiah di bawah dalil pembangunan dan kesejahteraan. mungkin selama ini saya masih suhadi yang yang terlalu acuh tidak membaca tanda-tanda alam yang sebetulnya menyampaikan pesan ALLAH di dalamnya. atau mungkin ini adalah akumulasi dari kekurangnyamanan alam terhadap tingkah saya?
saya rasa semua kemungkinan itu bisa benar. oleh karenanya, di tengah musim hujan yang cukup membuat "galau" ini, saya mengoreksi diri dan memotivasi diri adakah hal kecil yang bisa saya perbuat? baiklah, jawabannya ada... begitupun teman-teman semua. ada langkah kecil dan nyata yang bisa dilakukan sesuai dengan kapasitas teman-teman semua. untuk lingkungan kita yang semakin tak menentu. saksikanlah bila tidak ada tindakan, mungkin dalam waktu beberapa tahun lagi alam semakin bermuran durja membalas kelakukan penguasa yang semena-mena dan fasiq!
setelah mendengar kabar tersebut, saya menjadi tergelitik untuk menulis ini. di tengah gempar dan membahananya film 5 cm., terselip rasa sedih yang mendesir di balik relung hati saya manakala tahu bahwa di sana banyak orang berjuang bukan untuk memperjuangkan mimpinya yang digantungkan 5 cm dari dahinya, tetapi mereka memperjuangkan hidupnya dari 50 cm air yang menggenang di kediamannya.
well, akhirnya ada pesan spirit yang menggugah untuk nutrisi hati dan pikiran saya: selamat memperjuangkan mimpi dan selamat bertahan hidup, suhadi!
semangat!!! :)
beritanya cukup homogen, teman. kalo tidak berita banjir ya macet. jakarta! ada apa denganmu? ayo berkaca... tidak semata-mata ini terjadi menimpamu melainkan ada asbabul-nya yang mungki inilah yang perlu dilacak dan diinvestigasi setajam silet.
banjir di beberapa kawasan di jakarta menjadi menu berita pagi itu yang cukup dominan, dan sebelum berangkat kerja pun saya sempat menonton berita yang juga mengabarkan berita seputar banjir! mengapa bencana banjir ini seperti tidak ada penyelesaiannya? apakah lantas kita harus berputus asa dan akan menyalahkan hujan?
hujan itu adalah proses alamiah dan sunnah yang memang terjadi di alam. lantas apanya yang salah? tanpa berniat menyalahkan banyak pihak, saya berkaca pada diri saya sendiri saja. mungkin selama ini saya masih suhadi yang tidak peka terhadap lingkungan. mungkin selama ini saya masih suhadi yang termasuk bagian orang yang membuang sampah sembarangan hingga menyumbat kali. mungkin selama ini saya masih suhadi yang tidak bergeming melihat segelintir orang yang dengan seringai puas memporak-porandakan pohon demi bergepok-gepok rupiah di bawah dalil pembangunan dan kesejahteraan. mungkin selama ini saya masih suhadi yang yang terlalu acuh tidak membaca tanda-tanda alam yang sebetulnya menyampaikan pesan ALLAH di dalamnya. atau mungkin ini adalah akumulasi dari kekurangnyamanan alam terhadap tingkah saya?
saya rasa semua kemungkinan itu bisa benar. oleh karenanya, di tengah musim hujan yang cukup membuat "galau" ini, saya mengoreksi diri dan memotivasi diri adakah hal kecil yang bisa saya perbuat? baiklah, jawabannya ada... begitupun teman-teman semua. ada langkah kecil dan nyata yang bisa dilakukan sesuai dengan kapasitas teman-teman semua. untuk lingkungan kita yang semakin tak menentu. saksikanlah bila tidak ada tindakan, mungkin dalam waktu beberapa tahun lagi alam semakin bermuran durja membalas kelakukan penguasa yang semena-mena dan fasiq!
setelah mendengar kabar tersebut, saya menjadi tergelitik untuk menulis ini. di tengah gempar dan membahananya film 5 cm., terselip rasa sedih yang mendesir di balik relung hati saya manakala tahu bahwa di sana banyak orang berjuang bukan untuk memperjuangkan mimpinya yang digantungkan 5 cm dari dahinya, tetapi mereka memperjuangkan hidupnya dari 50 cm air yang menggenang di kediamannya.
5 cm |
50 cm |
well, akhirnya ada pesan spirit yang menggugah untuk nutrisi hati dan pikiran saya: selamat memperjuangkan mimpi dan selamat bertahan hidup, suhadi!
semangat!!! :)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar