selamat sore, semesta!
ya, semesta... karena saat ini saya ingin menulis hal-hal berbau alam semesta atau astronomi. walaupun tidak ada korelasinya dengan bidang pekerjaan saya dan juga dengan keilmuan saya. tapi begitu melihat dan menengadah ke langit, biasanya ada sedikit aliran darah yang mendesir hingga terkadang merangsang kelenjar air mata (lakrimatori) untuk meneteskan sedikit air yang terkumpul di dalamnya. jika sudah begini, tak ayal saya larut dalam syahdu dan menerawang jauh ke angkasa hingga tergambar indah pemandangan yang terpantul di balik mata dan otak saya.
semenjak SD saya sudah diperkenalkan dengan nama-nama planet yang ada di dalam sistem tata surya kita. ketika belajar IPA, saya termasuk yang sangat antusias dengan bab ini. bagaimana tidak? nama venus, jupiter, saturnus, pluto begitu renyah terdengar di dalam telinga. imajinasi segera melayang ke angkasa sambil membayangkan bila suatu saat menjadi astronot. gagah nian, pikir saya saat itu.
sangat sederhana pelajaran yang saya dapat saat itu, dan saya pikir tidak perlu saya kupas banyak juga. yang akan saya ceritakan adalah hanya bagian-bagian yang cukup berkesan saja untuk saya, dan teman-teman semua semoga :)
dimulai dengan nama-nama planet yang ada dalam sistem tata surya. matahari sebagai pusat tata surya dikelilingi oleh 9 planet cantik yang memiliki karakteristik berbeda-beda. ada merkurius yang sangat panas. venus yang selalu tampil indah dan muncul di kala senja atau fajar dengan berkilauan. bumi si planet biru yang memukau dan ada kehidupan di dalamnya, mars yang khas berwarna merah. jupiter sebagai planet terbesar yang dikelilingi banyak satelit. saturnus dengan cincin yang terlihat mengitarinya. uranus dan neptunus yang cukup jauh dari matahari sehingga memberikan kesan warna biru dan dingin, juga terakhir pluto (entah kini akhirnya masih disebut planet atau tidak).
ah, tampaknya semua serba indah dan membuat saya berdecak kagum. saat kecil saya selalu berpikir bahwa itulah sebaik-baik penciptaan yang ada di alam semesta. tapi sekarang setelah besar, saya menyadari bahwa itu hanyalah sebagian kecil dari proses penciptaan yang memang memukau. tinggal kita mau menyadari itu semua dan mengingatnya atau tidak. seperti yang termaktub dalam Firman ALLAH swt. Q.S. Ali Imron ayat 190-191 berikut ini:
“Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi dan silih bergantinya
malam dan siang terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang berakal.
Yaitu orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri atau duduk atau
dalam keadaan berbaring dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit
dan bumi (seraya berkata), ”Ya Robb kami, tiadalah Engkau ciptakan ini
dengan sia-sia, Maha Suci Engkau, maka dipeliharalah kami dari siksa
neraka.”
hingga saya beranjak dewasa, saya masih saja selalu kagum bila mendongakan kepala ke langit. seperti ada suatu magnet yang memaksa saya untuk selalu melihatnya dan bersyukur kagum. hingga suatu hari saya diberikan kesempatan untuk mengunjungi sebuah planetarium di Taman Ismail Marzuki, Jakarta. kala itu dipertunjukkan keadaan di ruang angkasa melalui simulasi yang sangat menarik. saya cukup histeris (maklum masih usia belasan). sofa tiba-tiba turun seperti setengah berbaring diiringi dengan efek getar laksana tengah berada di dalam apollo yang hendak tinggal landas. tigaaaa, duaaaaa, satuuuuu dan akhirnya kami dibawa menuju ke angkasa!!! indahnya...
ajaib! saya sedang berpetualang di luar angkasa. keinginan saya menjadi astronot terkabul, celoteh saya kala itu. tapi sebetulnya saat itu saya sedang berada di jakarta. dengan kondisi tubuh yang mendongak ke atas sambil mendengarkan narator memberikan pengetahuan setiap objek yang tampil di bawah kubah saat itu, saya masih tersenyum-senyum melihat pemandangan menakjubkan yang terpampang nyata.
subhanallahu, tak salah memang apa yang saya kagumi. begitu sempurna dan membuat bulu kuduk merinding. (terdengar lebay yah?! hehehe). itu adalah salah satu hal yang cukup berkesan untuk saya. hingga akhirnya setelah saya menginjak SMA, saya sempat berkeinginan untuk mendalami astronomi. namun, tenang pemirsa! belakangan saya tahu bahwa dasar dari astronomi itu adalah ilmu fisika. kontan saya berubah haluan dan mulai menyadari kapasitas diri. hehehe. sepertinya ada takdir yang dituliskan untuk saya hanya sekedar takjub saja dengan semesta, dan bukan untuk menghayatinya dalam satu bidang keilmuan khusus :)
sampai saat ini, ketakjuban saya pada langit dan angkasa tidak berkurang sedikit pun. bahkan bertambah. honestly, saya bisa dengan mudah mencucurkan air mata lho hanya dengan melihat ke langit di kala malam hari yang disertai dengan banyaknya gugusan bintang. lukisan langit seperti itu seolah memberikan pesan syukur yang begitu syahdu untuk saya. saya jadi berpikir, semoga saya termasuk yang dikatakan dalam ayat Al Qur'an di atas. aamiin :)
semesta,
izinkanlah saya bertutur hal-hal yang terpikir dalam kepala saya saat ini tentangmu.
dari sini, dari tempat saya berpijak, yaitu tepatnya di galaksi bimasakti, planet bumi, kepulauan indonesia, pulau jawa, kota bogor, saya sedikit berpikir lirih. mengenang begitu banyak kerusakan yang menodai keindahanmu. sejuknya udaramu kini telah banyak dirampas oleh tangan-tangan jahil dengan dalih kemajuan peradaban. peradaban yang belum tentu mendapatkan restu dari Sang Pemilik Semesta ini. hijaunya floramu, kini telah digantikan dengan gedung-gedung tinggi berwarna-warni. gedung yang belum tentu bisa membawa ke puncak kebahagiaan. birunya langitmu, kini telah berbaur dengan gas beracun yang banyak orang bilang itu sebagai roda perekonomian. tapi tepatnya adalah perekonomian kapitalis yang membawa kepada jurang kehancuran.
dari sini, dari tempat saya bisa menulis tulisan ini, ingin saya sampaikan suatu pesan lembut untukmu, semesta: tetaplah bersabar dengan segala perilaku dan tingkah pongah penghuni yang menguasaimu, karena akan tiba suatu masa kau akan hancur sejadi-jadinya manakala sebuah terompet Israfil berkumandang. tetaplah turuti titah pemilikmu dengan sebaik-baik penghambaan, karena bagaimanapun engkau tetap diperlukan untuk menopang kehidupan yang mulai melantur ini.
dari sini, dari tempat saya memikirkan engkau, bantulah saya memahami makna kehidupan denganmu, semesta... saya yang begitu kecil ini, memiliki impian dan cita-cita yang tinggi setinggi saya ingin menjangkaumu. tak pantas rasanya saya sombong karena hanya setitik kecil di alam semesta ini. tak pantas rasanya saya malas dan berpaling manakala engkau senantiasa melaksanakan titah Tuhanmu dengan tulus.
semesta,
bantulah saya menunjukkan bagaimana caranya memperlakukanmu dengan luhur, sehingga banyak orang sadar bahwa engkau adalah bagian dari yang ALLAH siapkan laksana bom waktu. engkau siap menerima pesan kalam Tuhan melalui hujan besar, petir dan badai. engkau siap menerima perintah Tuhan melalui longsor, banjir, tsunami, gempa, dan kawan-kawan lainnya.
semesta,
malu rasanya bila saya terlampau cuek untuk tidak memperhatikanmu, padahal ada perintah untuk senantiasa mengingatmu dalam kondisi berdiri, duduk atau berbaring. janji! akan selalu saya ingat dan tafakuri keberadaanmu, sehingga saya akan bisa mengingat siapa pemilikmu dan untuk apa saya hidup menjadi bagianmu.
teriring janji yang siap membumbung tinggi ke angkasa menemui planet-planet, meteor-meteor, komet-komet, satelit-satelit, bintang-bintang dan benda langit lainnya.
dari seorang anak manusia yang mengagumi keelokan pesonamu.
salam,
bogor, 6 februari 2013
Tidak ada komentar:
Posting Komentar