اللهُ اكبَرُ- اللهُ اَكْبَرُ- اللهُ اكبَرُ
لااِلهَ الااللهُ وَاللهُ اكبَرُاَللهُ اكبَرُ وَللهِ الحَمْد
gema takbir begitu megah terdengar
bersahut-sahutan. hampir selama 12 jam nonstop. anak-anak kecil begitu
bersemangat menahan rasa kantuk demi ritual takbiran yang mungkin mereka pikir
hanya setahun sekali (atau dua kali jika mereka sama excited-nya ketika
takbiran iedul adha. hehehe).
semalam saya mendengarkan takbir dari masjid
dekat rumah sambil menulis tulisan saya sebelumnya tentang surat perpisahan ramadhan 1434 H. setelah itu, saya masih
memaksakan terjaga dengan menyaksikan pertandingan badminton BWF. tunggal putra
Korea Selatan vs China yang saya saksikan semalam. pemain asal negeri tirai
bambu keluar sebagai juara dan berhak melaju ke babak selanjutnya.
congratulation! (sekilas info ini mah sebetulnya).
akhirnya saya tertidur jam 2 pagi, dan
terbangun 30 menit setelah kumandang adzan subuh. aaaarrrggghhhhh, sangat
disayangkan saya telat menunaikan shalat subuh. astaghfirullahal'adzim. maafkan
hamba yaa ALLAH.
dan sekitar jam 6 lebih 15 menit, saya sudah
bersiap untuk berangkat sholat ied di lapangan Madrasah Aliyah Negeri (MAN) 1 Bandung
yang jaraknya tidak jauh dari rumah. sekitar 250 meter-an. selesai shalat,
seperti biasa waktunya saya bermaafan dan bermelankolis dengan orang tua, kakak
dan adik.
jika biasanya saya menangis dan terharu
dengan proses rangkulan atau pelukan dengan mereka semua. kali ini tidak. saya
usahakan tidak ada air mata yang jatuh. bukan karena memaksakan terlihat tegar,
tapi saya ingin berusaha fokus menangkap isi do'a dan pesan yang ingin
disampaikan oleh masing-masing. kalau sambil menangis, kadang sayanya suka
nggak fokus. hahaha.
well, akhirnya rangkulan pertama saya pada bapak
disambut hangat dengan berbaris do'a yang diucapkannya untuk saya. untuk anak
bujangnya ini. beliau mendo'akan dengan tulus supaya saya dimudahkan dalam
segala urusan. kalimat demi kalimatnya terdengar hangat di telinga seolah
saya tengah dicekokin oleh enzim perhatianase. hahaha. setelah itu, gantian
saya merangkul ummi. dengan sembari senggukan, ummi melantunkan do'a tulusnya
pada saya. beliau juga berpesan supaya saya tetap mengedepankan iman dan islam
dalam segala hal. wah, ummi memang wanita solehah :)
ada yang lucu pada do'a 1 Syawal tadi. tak
disangka ada satu irisan dari do'a bapak dan ummi kali ini. mereka mendo'akan
hal yang sama, seolah sudah janjian sebelumnya, yaitu do'a kemudahan dalam
upaya munakahat yang akan saya jelang. saya hanya bisa mengaamiini sambil
sekilas membayangkan wajah seorang wanita yang hadir saat itu. saya membiarkan
perasaan senang itu beberapa saat. hahaha dasar nakal :)
setelah itu, saya berpelukan dengan kakak
saya yang kedua. do'a dan pesannya sungguh bijak dan menggetarkan hati.
memberikan energi yang menyulut bagai petasan yang meledak-ledak. hehehe le to
the bay. lebay. begitupun dengan kakak saya yang ketiga, dia pun mendo'akan
kelancaran akan apa yang saya cita-citakan, juga menasihati untuk tetap
mengupayakan apa yang ingin saya kejar. sebaliknya, saya mendo'akan pula
kelancaran persiapan pernikahannya yang rencana digelar tak lama lagi. sing
lancar nya, leh (nama kakak saya adalah mochamad soleh).
lain halnya dengan si bungsu. saya memeluk
adik saya dengan hangat dan memberikan banyak masukan dan motivasi untuknya.
rasa sayang yang begitu besar saya transfer pada dirinya seraya memberikan do'a
kelancaran akan rencana studinya kelak di universitas pasundan dengan jurusan
yang dipilihnya. tetap semangat ya, ridwan :)
menjelang malam pukul 8, saya mendapatkan
panggilan via telepon dari kakak pertama saya. saya diminta untuk datang ke
kediamannya untuk mangantarkan suatu barang yang akan digunakan untuk persiapan
mudiknya besok ke Brebes (kampung halaman istrinya). ketika bertemu saya
langsung merangkulnya dan memohon maaf atas kenakalan saya. ia begitu
meneduhkan dan memberikan semangat belajar pada saya untuk terus berani
mencapai cita-cita.
akhirnya lengkaplah sudah prosesi rangkulan berisi penuh do'a dan pesan dari orang-orang yang telah menjadi sumber energi saya dalam mengisi kehidupan ini. mereka adalah harta yang tak ternilai harganya. walau kesederhanaan yang membalut kehidupan kami, tapi saya selalu merasa bahwa keunikan keluarga saya menjadi energi tersendiri untuk saya bisa tersenyum, merenung, menangis haru, atau bahkan tertawa ngakak sekalipun.
itulah makna keluarga bagi saya. terlebih ketika moment 1 Syawal seperti ini, mereka laksana orang-orang yang mampu menyulap saya menjadi orang paling melankolis sedunia.
ya, keluarga. sebuah miniatur pemerintahan/negara
dimana semua aspek ada di dalamnya, mulai dari kepemimpinan (kepala keluarga
dan anggota keluarga yang diakui melalui kartu keluarga), adanya peraturan yang
ditaati, dan juga tempat untuk bermukim. begitupun sebuah negara diakui jika berdaulat,
ada peraturan yang ditaati, dan juga menduduki suatu lingkup kawasan.
terakhir, semoga keluarga saya tergolong pada
keluarga yang senantiasa mendapatkan redho dan berkah dari ALLAH Swt. aamiin.
begitu dulu ya dari saya... ini cerita saya, mana cerita kawan-kawan?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar