Alhamdulillahirobbil’alamiin…
Satu kata yang benar-benar saya
panjatkan di malam ini.
Syukur tersampaikan atas waktu yang
masih diberikan oleh ALLAH sehingga saya masih bisa mencecap malam 1 Syawal
tahun ini. Sebuah malam yang begitu megah dengan segala pernak-pernik yang ada
di tengah masyarakat Indonesia seperti letupan kembang api, mudik, belanja, dan
membuat ketupat serta kue kering.
Di balik rasa syukur tersebut,
terselip sebuah salam perpisahan yang sendu. Sebuah perpisahan yang seringkali
saya tangisi. Sebuah perpisahan yang mana derai air mata tertumpah dan ucapan
takbir terucap di bibir dan hati. Ya, Ramadhan telah melangkah pasti ke gerbang
penutupan. Memberikan tongkat estafetnya pada Syawal untuk membuka lembaran
baru yang siap untuk ditulisi dengan aneka rupa amalan, sikap dan tindakan.
Entah mengapa Ramadhan kali ini terasa
begitu cepat berlalu. Seperti lintasan kilat yang hanya mampir seketika. Apakah
ini salah satu tanda bahwa saya telah mengisi Ramadhan dengan kegiatan yang
super positif sehingga menjadi tak berasa? Sebentar, saya evaluasi dahulu.
Rasa-rasanya tidak mutlak demikian. Saya berkaca diri dan menemukan kesimpulan
bahwa Ramadhan terasa begitu cepat karena saya tersibukkan dengan kegiatan yang
padat, tapi lebih ke arah pekerjaan rutin saya sebagai karyawan dan bukan
sebagai hamba ALLAH yang seharusnya memanfaatkan Ramadhan sebagai arena untuk
meng-upgrade diri dalam kehidupan spiritual dan emosional. "Hhmmm,
celaka!" pikir saya.
Kemudian saya memberikan aneka alasan
pembenaran bahwa pekerjaan yang saya geluti juga diniatkan untuk ibadah kok.
Jadi harusnya tetap bernilai di mata ALLAH. Benar demikian? Saya berharap
sekali begitu adanya. Namun, urusan pahala sepenuhnya ALLAH yang menentukan.
Saya hanya khawatir saja bilamana segala aktivitas saya di Ramadhan kemarin
tidak membekas pahala yang melimpah. Rugi yang didapat. Na’udzubillah…
Namun, saya tak mau menghiraukan hal
itu, karena sudah terjadi. Zona saya untuk berikhtiar mencari ladang pahala
selama Ramadhan telah saya tunaikan semampu saya. Sepengetahuan yang saya tahu
dan yang saya bisa. Sekarang, hanya sebuah do’a pengaharapan dalam penerimaan
amal ibadah saya yang melayang ke langit. Berharap do’a saya mendapat prioritas
dari ALLAH sebagai do'a yang layak didengar dan diijabah serta turut
di-aamiin-kan oleh para malaikat. Aamiin.
Kini, Ramadhan nyata lenyap tahun ini.
apa yang didapat dari perjalanan 1 bulan kemarin? Perubahan apa yang jelas
dirasakan dalam qalbu? Jika jawabannya biasa-biasa saja, maka sebuah ungkapan
yang tepat adalah: “hello, kemana saja kemarin? “ Ah, terasa tertampar.
Saya belum memberikan yang terbaik yang saya punya. Janji saya untuk memberikan
total berupa tenaga, waktu, harta dan jiwa tak terbukti. Saya malah hanya
memberikan sisa waktu dengan KW tujuh mungkin. Yaa ALLAH, mohon ampunan atas
keteledoran saya ini. Saya malah lebih sibuk mengurusi pekerjaan saya. Saya
malah memberikan energi lebih untuk pertemuan dengan rekan-rekan dengan label
ifthar jama'i. Saya malah terlalu malas dan membiarkan mata banyak terpejam.
Sungguh yaa ALLAH, malu rasanya saya dengan semua ini.
Predikat taqwa yang Engkau janjikan
sepertinya belum berhak saya terima. Saya tak mau congkak bahwa saya berhak
menerimanya. Bahkan ketika 1 Syawal sebagai hari kemenangan ini dirayakan, saya
pun bertanya-tanya apakah saya tergolong pada orang yang berhak mendapatkan
kemenangan tersebut? Jika ya, apa buktinya? Dan lagi-lagi saya tak sampai hati
menunjukkan kinerja pada-Mu yaa ALLAH. Saya tak punya cukup hasil untuk
kemudian saya tukarkan dengan tiket kemenangan yang Engkau miliki.
Kini, saya berharap bahwa sedikit amal
yang pernah saya lakukan selama Ramadhan kemarin akan diganjar sesuai. Saya tak
akan protes jika hasilnya tidak memuaskan. Hanya saja saya bermohon untuk
diberikan cukup umur untuk bisa bertemu kembali di Ramadhan tahun depan. Saya
masih miliki niat besar untuk terus memperbaiki segala kekurangan saya.
Tentunya, perbaikan yang dilakukan bukan harus menunggu Ramadhan tahun depan,
tapi mulai dari sekarang juga. Biarkan Ramadhan kemarin menjadi sebuah bulan
pembinaan yang membuat saya siap untuk menghadapai 11 bulan ke depan. Untuk
bisa lebih bijak dan bersahaja dalam berniat, berucap dan bertindak. Untuk bisa
memberikan kinerja yang lebih matang dan terencana demi hari kemenangan. Aamiin
yaa robbal ‘alamiin.
Sekarang, Syawal sudah di depan mata.
Siap diisi dengan amalan yang lebih super. Semoga dampak Ramadhan kemarin akan
terimplementasikan di 11 bulan ke depan. Dan semoga kelak akan menjadi salah
satu cara saya untuk mendapatkan kemenangan yang dijanjikan ALLAH. Sebuah
kemenangan yang hakiki, yaitu perwujudan ke-Maha Besar-an ALLAH seperti yang
terkumandang dalam lafadz takbir yang bergema malam ini di seantero masjid di
seluruh penjuru dunia. ALLAHU AKBAR!!! ALLAH Maha Besar yang terbukti dengan
terwujudnya ISLAM sebagai jalan yang diredhoi-Nya untuk digunakan sebagai jalan
hidup seluruh umat manusia. Aamiin.
Sebagai penutup, di penghujung
Ramadhan saya selalu teringat dengan lagu dari Bimbo berjudul "Setelah
Habis Ramadhan" berikut:
Setiap habis Ramadhan
Hamba rindu lagi Ramadhan
Saat - saat padat beribadah
Tak terhingga nilai mahalnya
Hamba rindu lagi Ramadhan
Saat - saat padat beribadah
Tak terhingga nilai mahalnya
Setiap habis Ramadhan
Hamba cemas kalau tak sampai
Umur hamba di tahun depan
Berilah hamba kesempatan
Hamba cemas kalau tak sampai
Umur hamba di tahun depan
Berilah hamba kesempatan
Setiap habis Ramadhan
Rindu hamba tak pernah menghilang
Mohon tambah umur setahun lagi
Berilah hamba kesempatan
Rindu hamba tak pernah menghilang
Mohon tambah umur setahun lagi
Berilah hamba kesempatan
Reff:
Alangkah nikmat ibadah bulan Ramadhan
Sekeluarga, sekampung, senegara
Kaum muslimin dan muslimat se dunia
Seluruhnya kumpul di persatukan
Dalam memohon ridho-Nya
Alangkah nikmat ibadah bulan Ramadhan
Sekeluarga, sekampung, senegara
Kaum muslimin dan muslimat se dunia
Seluruhnya kumpul di persatukan
Dalam memohon ridho-Nya
surat perpisahan ramadhan 1434 H,
penghujung 7 agustus 2013 sekaligus
penghujung Ramadhan 1434 H
Hiks hiks.. Mohon maaflahirdan batin ya suhaaa. Semoga tahun depan kita dipertemukan lagi dengan ramadhan. Eh, BTW, ramadhan itu anak RW mana ya :)
BalasHapus