Malam ini kantuk menyerang lebih dini dari biasanya… Untuk sedikit
mengusirnya, saya lawan dengan secangkir HiLo Javacinno Latte yang rasanya
aduhai :)
#promosi. Hehehe nikmat!
Nikmat kantuk yang ALLAH berikan sungguh suatu hal yang patut disyukuri. Dengan
kantuk inilah artinya ada sebagian hak tubuh yang harus ditunaikan untuk
beristirahat. Untuk tidur sejenak. Untuk berlepas sementara dari aktivitas
rutin.
Namun, tentunya kantuk ini akan bermakna jikalau hadir setelah berlelah
dalam berjuang. Memperjuangkan nilai, memperjuangkan cita-cita, memperjuangkan
mimpi dan memperjuangkan apapun yang benar.
Benar adanya bahwa tertidur karena berlelah dalam berjuang akan terasa
sekali nikmatnya. Saksikanlah ya ALLAH ingin rasanya kantuk dan tidur macam itu
yang saya inginkan. Kantuk dan tidur macam itulah yang saya damba dan rindu.
Rindu pada cerita saya minggu lalu. saya jadi ingat dengan kejadian sabtu
lalu. Untuk pertama kalinya saya merasakan nikmat kantuk dan tidur yang
memberikan kesan mendalam. Saat itu, ALLAH Yang Maha Berkehendak dengan caranya
yang unik membubuhkan rasa kantuk pada saya tatkala sedang mengendarai sepeda
motor. Dan akibatnya sudah barang tentu bisa ditebak bukan? Saya terjatuh ke
pinggir sebelah kiri, kawan!!! Sepeda motor yang saya naiki masuk ke dalam
selokan yang memang sudah “di-setting”
memiliki lebar selebar motor tersebut, dan saya sendiri tersungkur menyentuh bebatuan
kecil di bagian muka. Itu sebab beberapa bekas luka sampai saat ini masih
tersisa bekasnya di bagian dagu, bibir, pelipis mata dan kaki. Namun, itu semua
tak sedikitpun membuat saya mengeluh. Yang ada saya tertawa acapakali mengingat
kejadian yang serba cepat dan tidak saya sadari tersebut. Itulah yang namanya nikmat
tidur.
Tidur yang terjadi, semoga menjadi tidur yang tak sia-sia. Tapi meninggalkan
kesan dan hikmah yang besar supaya saya bisa lebih berhati-hati. Ujian yang
menimpa saya di balik nikmat tidur ini semoga menjadikan saya semakin naik
kelas menjadi pribadi yang jauh lebih memukau. Menjadikan saya semakin banyak
menuai ilmu hidup melalui kejadian-kejadian yang melekat. Amboi, betapa
indahnya menyikapi segala hal yang tak mengenakkan sekalipun jika tahu ilmunya…
Dan sekarang saya telah benar-benar mengantuk. Izinkan raga yang kian kurus ini
sejenak terkapar dalam pembaringan untuk sejenak merenungkan kembali segala
maksud ALLAH pada saya.
Saya bersyukur masih bisa berpikir jernih untuk kembali berdialog malam
dengan Sang Maha Multilanguage, walaupun baru saja pikiran saya gamang dan
terjebak pada hal-hal yang berusaha menodong untuk larut dalam sedih. Tuhan,
mohon terimalah hamba menjadi tamu-Mu malam ini untuk simpuh dengan my own
language :)
aamiin…
Tidak ada komentar:
Posting Komentar