alhamdulillah bisa posting lagi setelah sekian lama error...
apakabar semuanya?
berhubung mumpung lagi bisa posting, saya posting tulisan beberapa minggu lalu saja. silakan disimak semoga berguna :)
beberapa minggu lalu, saya baru saja menyaksikan sebuah film baru yang belum lama tayang di bioskop. beberapa dari rekan-rekan barangkali sudah menyaksikannya juga. sebuah film yang menceritakan mengenai mozaik sejarah peradaban islam di sebuah benua yang banyak orang bilang begitu megah. sebuah benua yang begitu maju dan canggih. ya, benua eropa. dari clue tersebut, tentu akhirnya rekan-rekan bisa bersepakat itu adalah film 99 cahaya di langit eropa yang diangkat dari sebuah buku yang sama karya Hanum Salsabiela Rais dan Rangga Almahendar yang merupakan pasangan suami istri.
ah, betapa membuat iri menyaksikan film tersebut. pemandangan kota wina (viena) dan paris begitu kental dengan budaya renaissance. namun, di balik itu terselip banyak sekali budaya islam yang mewarnainya. begitu bangga saya sebagai seorang muslim yang mengetahui hal tersebut.
ah, betapa membuat iri menyaksikan film tersebut. kesempatan untuk melakukan perjalanan dan menjadi saksi atas kemajuan peradaban islam yang berada di tempat yang jauh dengan tempat kita berpijak sekarang.
tapi, tenanglah. tak perlu iri. sejatinya peradaban islam pun ada dekat dengan kita. nusantara begitu luas dan tentu menawarkan pula kepingan-kepingan peradaban islam yang semarak. bagaimana samudera pasai, bagaimana kesultanan cirebon, bagaimana kerajaan banten, bagaimana kerajaan islam mataram, bagaimana kerajaan gowa, dan lain sebagainya. semuanya pun memberikan kenangan islam yang tak kalah dengan yang ada di benua eropa sana. hanya saja, barangkali kita begitu naif membesarkan kehebatan bangsa lain.
dan sejatinya lagi, peradaban islam juga sangat dekat dengan kita. diri kita sendirilah pelaku dari peradaban islam tersebut. diri kita adalah subjek yang berikutnya akan membuat wajah islam seperti apa. dan itu, berawal dari diri sendiri. peradaban islam seperti apa yang akan dibangun? dan ada satu pertanyaan penting juga. peradaban islam apa yang akan berusaha kita bangun bersama keluarga kita nanti? *nah lho... ingat ya masih ada pekerjaan rumah :p
untuk membangun sebuah peradaban islam, tentulah ruh yang menjiwainya pun adalah ruh islam. aqidah islam. akhlaq islam. itu semua tentu menjadi syarat dan modal dasar ketika kita akan mencoba membangun sebuah rumah tangga dan menetapkan visi untuk membentuk peradaban (keluarga) islam.
peradaban islam tersebut akan lahir bilamana sang laki-laki yang menjadi imam dalam keluarga tersebut bisa menularkannya kepada sang perempuan yang menjadi istrinya dan juga pada anak-anaknya. ketika semua telah membentuk energi islam yang besar dalam sebuah keluarga, hampir bisa dipastikan bahwa sebuah peradaban islam yang kaya, akan lahir dari keluarga tersebut.
bagi saya yang belum berkeluarga tetapi miliki niat yang murni untuk membentuk peradaban islam kelak dalam sebuah rumah tangga, saya harus mengambil sikap. saya tahu bahwa ilmu saya masih cetek, tapi itu saya jadikan motivasi untuk bisa terus berbenah dan meng-upgrade diri menjadi seorang muslim yang berilmu. saya terasadarkan betul bahwa ilmu islam yang saya milikilah yang kelak akan menentukan peradaban yang akan saya bangun.
sambil meng-upgrade diri, saya pun harus mulai selektif dalam memilih pasangan hidup. saya berharap bisa mendapatkan seorang pasangan yang bisa mendukung setiap gerak yang saya simpul untuk membangun peradaban islam tadi. saya berharap ia adalah seorang yang miliki wawasan luas dan juga siap mewarisi ilmu islam kepada anak-anak kelak. kan tidak mungkin peradaban islam yang hebat dibangun bila sorang istri yang menjadi madrasah utama untuk anak-anaknya adalah seorang istri yang lembek, tak bersemangat, yang berwawasan sempit, yang kw 7. hehehe... (semoga sih tidak ada yah muslimah yang seperti itu).
sehingga harapannya dari setiap komponen dalam keluarga bersinergi membentuk sebuah peradaban dan sejarah islam yang, insya ALLAH suatu saat akan dikenang sebagai sebuah miniatur peradaban islam yang berkesan. yang memberikan manfaat bagi perkembangan islam, sampai suatu saat semoga orang lain bisa mengisahkan diri kita dan keluarga kita sebagai simbol dari peradaban islam yang menawan. aamiin.
nah, kita closing ya dengan sebuah pernyataan pamungkas:
peradaban islam macam apa yang akan kita coba bangun, semuanya berawal dari sikap kita sekarang. mari kita terus belajar bersama. insya ALLAH.
apakabar semuanya?
berhubung mumpung lagi bisa posting, saya posting tulisan beberapa minggu lalu saja. silakan disimak semoga berguna :)
beberapa minggu lalu, saya baru saja menyaksikan sebuah film baru yang belum lama tayang di bioskop. beberapa dari rekan-rekan barangkali sudah menyaksikannya juga. sebuah film yang menceritakan mengenai mozaik sejarah peradaban islam di sebuah benua yang banyak orang bilang begitu megah. sebuah benua yang begitu maju dan canggih. ya, benua eropa. dari clue tersebut, tentu akhirnya rekan-rekan bisa bersepakat itu adalah film 99 cahaya di langit eropa yang diangkat dari sebuah buku yang sama karya Hanum Salsabiela Rais dan Rangga Almahendar yang merupakan pasangan suami istri.
ah, betapa membuat iri menyaksikan film tersebut. pemandangan kota wina (viena) dan paris begitu kental dengan budaya renaissance. namun, di balik itu terselip banyak sekali budaya islam yang mewarnainya. begitu bangga saya sebagai seorang muslim yang mengetahui hal tersebut.
ah, betapa membuat iri menyaksikan film tersebut. kesempatan untuk melakukan perjalanan dan menjadi saksi atas kemajuan peradaban islam yang berada di tempat yang jauh dengan tempat kita berpijak sekarang.
tapi, tenanglah. tak perlu iri. sejatinya peradaban islam pun ada dekat dengan kita. nusantara begitu luas dan tentu menawarkan pula kepingan-kepingan peradaban islam yang semarak. bagaimana samudera pasai, bagaimana kesultanan cirebon, bagaimana kerajaan banten, bagaimana kerajaan islam mataram, bagaimana kerajaan gowa, dan lain sebagainya. semuanya pun memberikan kenangan islam yang tak kalah dengan yang ada di benua eropa sana. hanya saja, barangkali kita begitu naif membesarkan kehebatan bangsa lain.
dan sejatinya lagi, peradaban islam juga sangat dekat dengan kita. diri kita sendirilah pelaku dari peradaban islam tersebut. diri kita adalah subjek yang berikutnya akan membuat wajah islam seperti apa. dan itu, berawal dari diri sendiri. peradaban islam seperti apa yang akan dibangun? dan ada satu pertanyaan penting juga. peradaban islam apa yang akan berusaha kita bangun bersama keluarga kita nanti? *nah lho... ingat ya masih ada pekerjaan rumah :p
untuk membangun sebuah peradaban islam, tentulah ruh yang menjiwainya pun adalah ruh islam. aqidah islam. akhlaq islam. itu semua tentu menjadi syarat dan modal dasar ketika kita akan mencoba membangun sebuah rumah tangga dan menetapkan visi untuk membentuk peradaban (keluarga) islam.
peradaban islam tersebut akan lahir bilamana sang laki-laki yang menjadi imam dalam keluarga tersebut bisa menularkannya kepada sang perempuan yang menjadi istrinya dan juga pada anak-anaknya. ketika semua telah membentuk energi islam yang besar dalam sebuah keluarga, hampir bisa dipastikan bahwa sebuah peradaban islam yang kaya, akan lahir dari keluarga tersebut.
bagi saya yang belum berkeluarga tetapi miliki niat yang murni untuk membentuk peradaban islam kelak dalam sebuah rumah tangga, saya harus mengambil sikap. saya tahu bahwa ilmu saya masih cetek, tapi itu saya jadikan motivasi untuk bisa terus berbenah dan meng-upgrade diri menjadi seorang muslim yang berilmu. saya terasadarkan betul bahwa ilmu islam yang saya milikilah yang kelak akan menentukan peradaban yang akan saya bangun.
sambil meng-upgrade diri, saya pun harus mulai selektif dalam memilih pasangan hidup. saya berharap bisa mendapatkan seorang pasangan yang bisa mendukung setiap gerak yang saya simpul untuk membangun peradaban islam tadi. saya berharap ia adalah seorang yang miliki wawasan luas dan juga siap mewarisi ilmu islam kepada anak-anak kelak. kan tidak mungkin peradaban islam yang hebat dibangun bila sorang istri yang menjadi madrasah utama untuk anak-anaknya adalah seorang istri yang lembek, tak bersemangat, yang berwawasan sempit, yang kw 7. hehehe... (semoga sih tidak ada yah muslimah yang seperti itu).
sehingga harapannya dari setiap komponen dalam keluarga bersinergi membentuk sebuah peradaban dan sejarah islam yang, insya ALLAH suatu saat akan dikenang sebagai sebuah miniatur peradaban islam yang berkesan. yang memberikan manfaat bagi perkembangan islam, sampai suatu saat semoga orang lain bisa mengisahkan diri kita dan keluarga kita sebagai simbol dari peradaban islam yang menawan. aamiin.
nah, kita closing ya dengan sebuah pernyataan pamungkas:
peradaban islam macam apa yang akan kita coba bangun, semuanya berawal dari sikap kita sekarang. mari kita terus belajar bersama. insya ALLAH.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar