Kawan-kawan,
Ini adalah hari ketiga
saya memejamkan mata di tempat tinggal baru. Setelah empat tahun dua bulan saya
tinggal di bogor, akhirnya tiba juga masa saya untuk meninggalkan kota hujan,
dan beralih ke kota depok. Ini artinya, saya pun harus dengan rela meninggalkan
sejuta paket kenangan yang pernah terukir selama berada di bogor. Tentang
persahabatan. Tentang pengembangan diri. Tentang pohon-pohon yang rindang.
Tentang jalan-jalan kota yang saya lalui ketika bersepeda. Tentang lapangan
sempur yang sering saya kelilingi demi perut sixpack. Tentang cinta. Tentang
religi. Tentang kemerosotan iman. Juga tentang keluarga.
Bukan tanpa alasan
saya harus meninggalkan itu semua. mau tidak mau, prosesi kepindahan saya dari
bogor memang tetap harus dilakukan. Hanya masalah waktu saja, dan awal syawal
akhirnya menjadi takdir yang tertulis untuk saya bermigrasi dan move on dari bogor. Saya akui
memang berat meninggalkan bogor, tapi ini adalah tentang pilihan. Saya sendiri yang
telah memilih ini, dan artinya harus bisa menerima pula segala konsekuensi dari
apa yang dipilih. Semoga saja ini adalah salah satu bentuk dari menghindari
perangkap atau jebakan zona nyaman.
Muhammad assad dalam
bukunya notes from qatar mengatakan bahwa “there
is no growth in a comfort zone and there is no comfort in a growth zone”.
Sebuah quotes yang bagus dan sangat relevan dengan kondisi saya saat ini.
barangkali saja ALLAH memang akan menaikkan derajat kehidupan saya dalam banyak
hal dengan berpindahnya dari zona nyaman selama berada di bogor. Aamiin.
Kini, kenyataan sudah
di depan mata. Suka tidak suka. Mau tidak mau, saya harus membuka mata dan
mengembangkan penglihatan dengan daya jangkau yang lebih luas. Kenyataan
sebenarnya adalah saya sudah berada di depok dan saatnya untuk mengukir
peristiwa dan sejarah baru di kota ini. Saya percaya bahwa betah atau tidaknya,
bukan semata-mata karena lingkungan, kemacetan, atau panasnya udara. Betah atau
tidaknya saya di depok, lebih disebabkan oleh motivasi dan semangat yang ada pada diri. Dan
karena saya percaya itu, maka langkah yang saya ambil adalah dengan ber-azzam untuk memotivasi diri sendiri melakukan banyak hal
menarik di kota ini.
Saya akan beradaptasi
dengan sebaik mungkin selama berada di depok. Saya sudah terbiasa berada di
perantauan yang berbeda-beda dan terbukti bisa melaluinya dengan baik.
Karenanya saya percaya bahwa keberadaan saya di depok pun semestinya bisa
dilalui dengan baik pula. Terlebih menjalani berdua bersama istri yang mana kami sudah berniat untuk
saling berusaha melejitkan potensi dan meng-upgrade diri selama berada di depok ini. insya ALLAH.
Ya, walaupun saya akui
ketika meninggalkan bogor, sempat pecah isak tangis dari seorang suhadi yang
terkenal melankolis ini, tapi saya berharap semoga air mata yang tertumpah itu
akan menjadi magnet yang kelak akan membawa saya kembali ke kota hujan
tersebut. Membangun masa depan. Aamiin.
Dan sekarang, saatnya
mencari sisi unik kota depok demi kehidupan yang lebih baik :) Semangat!!!
Depok, 5 Agustus 2014
Tidak ada komentar:
Posting Komentar