pernah dilewati satu masa, di mana diri kita sendiri saat itu menangis, tetapi orang di sekitar kita tertawa bahagia. tahukah masa itu kapan terjadi?
dan akan dilewati satu masa pula, di mana diri kita sendiri saat itu menangis dan orang di sekitar kita menangis pula. maukah masa ini terjadi kelak pada dirimu?
atau akan dilewati satu masa, di mana diri kita sendiri saat itu tertawa bahagia, tetapi orang di sekitar kita menangis. maukah?
ketahuilah, masa yang pernah dilewati tersebut adalah ketika kita dilahirkan ke alam dunia ini. dan ketahuilah pula bahwa masa yang akan dilewati tersebut adalah kematian kita kelak.
bahagianya jika kita datang ke dunia menangis, tetapi pulang dalam kondisi tertawa bahagia. bahagia karena tunai sudah janji suci sebagai manusia untuk menjadi hamba ALLAH yang sepenuhnya berserah.
namun, pilihan kedua pun tak bisa disepelekan. bisa jadi kita datang ke dunia dalam kondisi menangis, dan pulang pun menangis. menangis menyesali kekufuran akan janji suci sebagai manusia yang hanya mau dibimbing oleh ALLAH semata.
kelahiran sudah dilewati dengan tangisan. yang menunggu berikutnya adalah kematian, dan mau berupa tawa atau tangisan, akan tergantung dari detik ini juga untuk mau kembali menuju keselamatan atau mau tetap terhipnotis dengan kenikmatan semu di dunia ini. pilihan telah nyata dan tugas kita hanya untuk memilih sesuai dengan titipan pendengaran, penglihatan dan akal yang diberikan oleh ALLAH.
berpulang nanti: tangis atau tawa?
bekasi, 3 syawal
dan akan dilewati satu masa pula, di mana diri kita sendiri saat itu menangis dan orang di sekitar kita menangis pula. maukah masa ini terjadi kelak pada dirimu?
atau akan dilewati satu masa, di mana diri kita sendiri saat itu tertawa bahagia, tetapi orang di sekitar kita menangis. maukah?
ketahuilah, masa yang pernah dilewati tersebut adalah ketika kita dilahirkan ke alam dunia ini. dan ketahuilah pula bahwa masa yang akan dilewati tersebut adalah kematian kita kelak.
bahagianya jika kita datang ke dunia menangis, tetapi pulang dalam kondisi tertawa bahagia. bahagia karena tunai sudah janji suci sebagai manusia untuk menjadi hamba ALLAH yang sepenuhnya berserah.
namun, pilihan kedua pun tak bisa disepelekan. bisa jadi kita datang ke dunia dalam kondisi menangis, dan pulang pun menangis. menangis menyesali kekufuran akan janji suci sebagai manusia yang hanya mau dibimbing oleh ALLAH semata.
Dan (ingatlah), ketika Rabb-mu mengeluarkan keturunan anak-anak
Adam dari sulbi mereka dan ALLAH mengambil kesaksian terhadap jiwa
mereka (seraya berfirman): “Bukankah Aku ini Rabb-mu?” mereka menjawab:
“Betul (Engkau Rabb kami), kami menjadi saksi”. (Kami lakukan yang
demikian itu) agar di hari kiamat kamu tidak mengatakan: “sesungguhnya
kami (Bani Adam) adalah orang orang yg lengah terhadap ini (keesaan
Tuhan).” Q.S. al-A’raf [7]: 172
kelahiran sudah dilewati dengan tangisan. yang menunggu berikutnya adalah kematian, dan mau berupa tawa atau tangisan, akan tergantung dari detik ini juga untuk mau kembali menuju keselamatan atau mau tetap terhipnotis dengan kenikmatan semu di dunia ini. pilihan telah nyata dan tugas kita hanya untuk memilih sesuai dengan titipan pendengaran, penglihatan dan akal yang diberikan oleh ALLAH.
berpulang nanti: tangis atau tawa?
sumber gambar: www.ceritamu.com |
Tidak ada komentar:
Posting Komentar