ceritakan, baca, rasakan, nikmati, dan ambil inspirasi dari setiap kalimatnya.
Senin, 22 Desember 2014
Selasa, 09 Desember 2014
hak istimewa
sabtu lalu, saya melihat pertunjukkan bernama "petang kreatif" yang diadakan oleh fakultas ilmu pengetahuan budaya universitas indonesia. ini adalah pertunjukkan teater dari semua jurusan yang ada di fakultas tersebut. ketika datang ke lokasi di auditorium fakultas, kondisi sudah sangat padat. banyak orang yang sudah rapi mengantri untuk melihat pertunjukkan berikutnya. saya dan istri yang juga datang agak telat terpaksa tidak bisa langsung masuk ke dalam auditorium karena pertunjukkan sudah dimulai. auditorium akan ditutup jika pertunjukkan sudah berjalan dan penonton diperbolehkan masuk kembali jika pertunjukkan berkutnya dimulai.
saat itu, jurusan di mana istri saya mengajar (ilmu perpustakaan) sudah menampilkan petunjukkannya sekitar 5 menit. itu artinya tidak diperkenankan seorang pun masuk ke dalam auditorium. di lain sisi, antrian untuk pertunjukkan berikutnya pun sudah mengular. hhmmm, padahal istri saya ingin menonton anak didiknya...
sebuah keberuntungan adalah dengan adanya label "dosen" yang melekat pada istri saya. ia meminta izin kepada panitia untuk masuk ke dalam auditorium, dan alhamdulillah kami pun diperbolehkan masuk yang langsung dikawal oleh panitia menuju lokasi pertunjukkan.
ini namanya privilege. laiknya jalur untuk orang-orang dengan label VIP. dan saat itu, saya diberikan kemudahan karena memiliki hak istimewa dari istri saya. akhirnya, kami pun menikmati pertunjukkan dengan menonton dari pukul 11:30 - 16:30.
kondisi dengan hak istimewa merupakan satu dari kesenangan yang menyenangkan. ketika orang lain harus bersusah payah, orang yang memiliki hak istimewa bisa merasakan kenyamanan tanpa harus berusaha ekstra. tentunya untuk mendapatkan hak istimewa seperti ini, tidak sembarang orang mendapatkannya. dalam pandangan saya, orang-orang yang berilmu dan orang yang mampu membayar lebih, biasanya akan mendapatkan hak istimewa seperti ini.
ini kemudian menyadarkan saya pada akhirat. betap bahagianya seseorang yang mendapatkan hak istimewa ketika di akhirat kelak. misalnya orang yang mendapatkan syafaat dari Rasulullahu Muhammad saw.. betapa berbahagianya memasuki pintu surga dengan adanya bantuan dan kemurahan hati dari Rasulullahu. betapa ringannya masuk surga tanpa hisab yang berliku-liku. betapa dan betapa riangnya...
tentunya, tidak sembarang orang yang mendapatkan hak istimewa untuk memasuki firdaus kelak. ada upaya yang tak mudah ketika semasa hidup di dunia yang perlu diperjuangkan dan mendapatkan balasan setimpal di akhirat kelak. rasanya, begitu konyol jika untuk mendapatkan hak istimewa seperti ini, hanya dengan usaha yang minimal.
ALLAH menjelaskan bahwa hak istimewa untuk bisa memasuki firdaus ini, diperbolehkan kepada sesiapa yang berada di jalan yang benar, yaitu para nabiyyin, siddiqiin, syuhada dan solihin seperti yang tersurat pada an nisa ayat 69 berikut:
ingin mendapatkan hak istimewa di dunia? jadilah orang yang cerdas dan berilmu, karena orang cerdas dan berilmu biasanya dihargai, tapi tentunya tak mau bukan jika hanya mendapatkan hak istimewa di dunia saja? jika ingin dapatkannya juga di akhirat, jadilah orang yang mengikuti jalan para nabi, siddiqiin, syuhada dan solihin. insya ALLAH hak-hak istimewa kita di dunia maupun di akhirat akan membuat kita menjadi manusia yang mulia. aamiin :)
saat itu, jurusan di mana istri saya mengajar (ilmu perpustakaan) sudah menampilkan petunjukkannya sekitar 5 menit. itu artinya tidak diperkenankan seorang pun masuk ke dalam auditorium. di lain sisi, antrian untuk pertunjukkan berikutnya pun sudah mengular. hhmmm, padahal istri saya ingin menonton anak didiknya...
sebuah keberuntungan adalah dengan adanya label "dosen" yang melekat pada istri saya. ia meminta izin kepada panitia untuk masuk ke dalam auditorium, dan alhamdulillah kami pun diperbolehkan masuk yang langsung dikawal oleh panitia menuju lokasi pertunjukkan.
ini namanya privilege. laiknya jalur untuk orang-orang dengan label VIP. dan saat itu, saya diberikan kemudahan karena memiliki hak istimewa dari istri saya. akhirnya, kami pun menikmati pertunjukkan dengan menonton dari pukul 11:30 - 16:30.
kondisi dengan hak istimewa merupakan satu dari kesenangan yang menyenangkan. ketika orang lain harus bersusah payah, orang yang memiliki hak istimewa bisa merasakan kenyamanan tanpa harus berusaha ekstra. tentunya untuk mendapatkan hak istimewa seperti ini, tidak sembarang orang mendapatkannya. dalam pandangan saya, orang-orang yang berilmu dan orang yang mampu membayar lebih, biasanya akan mendapatkan hak istimewa seperti ini.
ini kemudian menyadarkan saya pada akhirat. betap bahagianya seseorang yang mendapatkan hak istimewa ketika di akhirat kelak. misalnya orang yang mendapatkan syafaat dari Rasulullahu Muhammad saw.. betapa berbahagianya memasuki pintu surga dengan adanya bantuan dan kemurahan hati dari Rasulullahu. betapa ringannya masuk surga tanpa hisab yang berliku-liku. betapa dan betapa riangnya...
tentunya, tidak sembarang orang yang mendapatkan hak istimewa untuk memasuki firdaus kelak. ada upaya yang tak mudah ketika semasa hidup di dunia yang perlu diperjuangkan dan mendapatkan balasan setimpal di akhirat kelak. rasanya, begitu konyol jika untuk mendapatkan hak istimewa seperti ini, hanya dengan usaha yang minimal.
ALLAH menjelaskan bahwa hak istimewa untuk bisa memasuki firdaus ini, diperbolehkan kepada sesiapa yang berada di jalan yang benar, yaitu para nabiyyin, siddiqiin, syuhada dan solihin seperti yang tersurat pada an nisa ayat 69 berikut:
“Dan barangsiapa
yang mentaati Allah dan Rasul-(Nya) mereka itu akan bersama-sama dengan
orang-orang yang dianugerahi nikmat oleh Allah, yaitu: Nabi-nabi, para
Siddiqiin, orang-orang yang mati syahid dan orang-orang shaleh. Dan mereka
itulah teman yang sebaik-baiknya”
(Q.S An Nisa ayat 69)
ingin mendapatkan hak istimewa di dunia? jadilah orang yang cerdas dan berilmu, karena orang cerdas dan berilmu biasanya dihargai, tapi tentunya tak mau bukan jika hanya mendapatkan hak istimewa di dunia saja? jika ingin dapatkannya juga di akhirat, jadilah orang yang mengikuti jalan para nabi, siddiqiin, syuhada dan solihin. insya ALLAH hak-hak istimewa kita di dunia maupun di akhirat akan membuat kita menjadi manusia yang mulia. aamiin :)
Senin, 20 Oktober 2014
lorong yang berdinamika
salah satu rute yang
saya gunakan ketika pulang kerja menuju rumah adalah melintasi gang sempit yang
cukup padat menuju stasiun UI. bagi orang depok, tentunya sudah familiar dengan
gang tembus dari jalan margonda menuju stasiun UI ini. lokasinya persis bersebelahan
dengan es pocong yang cukup fenomenal.
gang selebar tidak
sampai 2 meter ini laksana sebuah lorong yang akan memerangkap dalam dunia lain. lorong
tersebut menjadi salah satu akses strategis bagi sesiapa yang dari dan menuju
UI. di sekitar jam 7 malam lorong penuh
sesak dengan mahasiswa UI dan juga pejalan umum yang lalu lalang pulang dari
beraktivitas. di kanan dan kirinya dihiasi oleh para pedagang
pernak-pernik, asesoris handphone,
toko buku, souvenir kampus, kaca mata, sabuk, bahkan hingga cilok. saya membayangkan seperti masuk ke dalam lorong pasar-pasar di timur tengah yang pernah ditonton di
televisi atau mungkin seperti china town-nya singapura kw tujuh. hehehe.
sesuatu yang
sebetulnya menarik bagi saya adalah ketika sampai di ujung lorong tersebut.
sekumpulan musisi instrumental siap menghibur para manusia sibuk yang berjalan
dengan kecepatan seperti cheetah. mereka
menggesek biola dan cello, serta memetik gitar. dua kali lewat situ, saya
disambut dengan lagu yang mengingatkan saya pada masa lalu. harmoni dan seolah
memantulkan kembali beberapa kepingan memori tentang keluarga. kontan sebagai
seorang nan melankolis, merasakan hal tersebut membuat saya haru dan hanyut
dalam nostalgia yang tak berkesudahan.
pemandangan berikutnya
membuat saya sendu dan cukup bersedih hati. setelah belok dari ujung lorong
tersebut, mata ini seolah tak percaya dihadapkan pada (maaf) beberapa tunawisma
yang tengah mengais rupiah di antara reruntuhan bekas stasiun yang gelap dan
kadang berisik dengan suara kereta lewat. yang kerap saya jumpai adalah seorang
ibu tua dengan dua anaknya yang sudah tertidur (mungkin) pulas (tetapi sebetulnya)
penuh dengan gejolak bathin. miris sekali di balik bangunan apartemen yang
menjulang gagah terdapat fenomena macam ini.
setelah melewati itu,
kaki akan digiring menuju tembok pintu masuk menuju UI dengan syarat menyebrangi
rel terlebih dahulu. sampai akhirnya perjalanan saya akan sampai di halteu
stasiun UI dan bersiap untuk pulang menuju rumah dengan 3 alternatif (jasa
ojeg, dijemput istri, atau naik bis kuning yang dilanjut berjalan kaki).
sungguh perjalanan
yang hanya sekitar 200 meter ini begitu sarat makna. dinamika hidup kental
terasa di dalamnya. tentang kesenjangan ekonomi, tentang pendidikan yang (harapannya)
mendidik, tentang manajemen transportasi, tentang pembangunan dan bisnis
properti yang (mestinya) beretika, tentang seni yang tak terfasilitasi, dan
juga tentang lalu lalang orang-orang yang (mungkin) sudah kebal dengan semua
yang ada dan mereka lewati setiap hari.
Minggu, 12 Oktober 2014
piagam masa depan
yang menarik dari sebuah perlombaan dan kejuraan adalah memperoleh piala, trophy, atau medali. juga diperganteng dengan pengukuhan dalam secarik kertas bernama piagam dimana nama kita sebagai juara bla bla bla terpampang nyata dalam selembar kertas berharga tersebut.
tak jarang kertas tersebut kemudian bisa menjadi salah satu faktor penentu kesuksesan kita mendapatkan hal-hal menarik setelahnya, semisal kemudahan mendapatkan pekerjaan, apresiasi ketika wawancara beasiswa, dana tambahan karena masuk ke dalam jajaran orang berprestasi, dan lain sebagainya.
namun, kertas bernama piagam tersebut terbatas jumlahnya. sengaja ia dibuat hanya 3 lembar, 5 lembar atau bahkan 6 lembar. karenanya hanya orang-orang terpilih saja yang berhak mendapatkannya. kawan-kawan pernah mendapatkannya? apa yang dirasakan saat itu? senang? bangga? terharu? biasa saja?
piagam adalah salah satu bentuk pengakuan seseorang memperoleh prestasi. piagam adalah salah satu kertas yang berbicara bahwa ada perjuangan yang tak mudah sebelum mendapatkannya. piagam adalah sedikit dari pengejewantahan akan ilmu dan kemampuan yang dimiliki oleh seseorang. semakin banyak piagam yang diperolehnya, berarti semakin berprestasilah orang tersebut, semakin terlihatlah perjuangan orang tersebut, dan semakin banyaklah ilmu orang tersebut. begitu berharga!
beberapa piagam pernah saya dapatkan, tapi hanya satu piagam yang menjadi harapan saya suatu saat bisa meraihnya. piagam yang sangat terbatas jumlahnya. piagam masa depan. piagam surga yang diberikan langsung oleh Sang Maha Berilmu. berkertaskan islam, bertintakan iman, dan berbingkaikan ihsan. piagam syahid yang tentunya menjadi rebutan para manusia...
semoga kelak contoh kertas piagam di atas terisi nama saya suhadi sebagai syuhada. aamiin ya robbal alaamiin :)
tak jarang kertas tersebut kemudian bisa menjadi salah satu faktor penentu kesuksesan kita mendapatkan hal-hal menarik setelahnya, semisal kemudahan mendapatkan pekerjaan, apresiasi ketika wawancara beasiswa, dana tambahan karena masuk ke dalam jajaran orang berprestasi, dan lain sebagainya.
namun, kertas bernama piagam tersebut terbatas jumlahnya. sengaja ia dibuat hanya 3 lembar, 5 lembar atau bahkan 6 lembar. karenanya hanya orang-orang terpilih saja yang berhak mendapatkannya. kawan-kawan pernah mendapatkannya? apa yang dirasakan saat itu? senang? bangga? terharu? biasa saja?
piagam adalah salah satu bentuk pengakuan seseorang memperoleh prestasi. piagam adalah salah satu kertas yang berbicara bahwa ada perjuangan yang tak mudah sebelum mendapatkannya. piagam adalah sedikit dari pengejewantahan akan ilmu dan kemampuan yang dimiliki oleh seseorang. semakin banyak piagam yang diperolehnya, berarti semakin berprestasilah orang tersebut, semakin terlihatlah perjuangan orang tersebut, dan semakin banyaklah ilmu orang tersebut. begitu berharga!
beberapa piagam pernah saya dapatkan, tapi hanya satu piagam yang menjadi harapan saya suatu saat bisa meraihnya. piagam yang sangat terbatas jumlahnya. piagam masa depan. piagam surga yang diberikan langsung oleh Sang Maha Berilmu. berkertaskan islam, bertintakan iman, dan berbingkaikan ihsan. piagam syahid yang tentunya menjadi rebutan para manusia...
semoga kelak contoh kertas piagam di atas terisi nama saya suhadi sebagai syuhada. aamiin ya robbal alaamiin :)
memungut
aneka kejadian dalam
hidup, akhirnya akan menjadi kenangan manis dan sebagian lagi menjadi sampah
yang diharapkan enyah dan lenyap. semuanya tersaji bagaikan potongan puzzle yang kelak bisa disusun kembali
menjadi satu bagian yang lebih besar bernama kehidupan.
bagi sebagian orang,
masa lalu barangkali sesuatu yang mudah dilupakan dan dibiarkan begitu saja. tapi
ada juga sebagian orang yang menganggap masa lalu itu penting dan perlu
dikenang kembali. saya termasuk kategori yang kedua. terlebih sifat melankolis
yang saya miliki acap kali menyeret saya untuk tak ragu mengenang masa lalu. memungut jejak, merekam masa lalu. saya
dipaksa untuk me-recall kembali
kepingan-kepingan memori masa silam. walaupun saya akui, kegiatan ini merupakan
sesuatu yang menyenangkan dan menggembirakan, semenyedihkan apapun masa lalu
tersebut. hohoho.
alhamdulillah-nya adalah otak
saya yang tak seberapa ini seringkali mudah diajak kerja sama kalau sudah berurusan
dengan kegiatan bertajuk “panggil memori masa lalu”. saya bisa dengan mudah
mengingat kembali semua yang ingin saya ingat. kejadian tempo lalu
alhamdulillah bisa saya gambarkan kembali dengan detail. caranya dengan
memungut. ya, memungut. pada dasarnya saya memungut kembali kepingan-kepingan
cerita masa lalu yang kemudian saya susun. saya susun kesemuanya dalam ingatan
yang apik dan dijadikan sebuah penggalan episode yang utuh untuk kembali
diceritakan atau diputar ulang. ketika proses pemutaran ulang ini, biasanya
diikuti dengan linangan air mata. nah lho??? entah saya ini memang begitu
cengeng atau kenapa, tapi mengingat masa lalu selalu mengharukan buat saya, dan
jarang sekali dijumpai kasus yang gagal membuat saya menangis. hehehe lebay.
sejatinya, hidup yang
saya alami banyak sekali berasal dari proses memungut segala yang sudah terjadi.
saya memungut apa-apa saja yang bisa saya pungut. kenangan masa lalu yang
mengharukan dan mampu menghadirkan energi dahsyat, ilmu dari banyak buku yang
pernah saya baca, tingkah laku manusia yang tak jarang memberi banyak inspirasi,
keindahan malam ketika venus nampak yang membuat darah saya mendesir, perjalanan
dengan kereta api yang membuat saya sering merenung, dan apapun saya pungut
untuk menjadikan saya kembali tersadar bahwa sudah banyak hal yang saya lalui.
semoga apa yang
dipungut ini kemudian menjadi pelajaran yang tak ternilai yang bisa menjadi
pemantik semangat. jangan ragu-ragu untuk memungut semua hal yang ada dalam
hidup ini, kemudian pisahkan mana yang memang pantas untuk dipungut dan
dibersihkan untuk menjadi santapan hidup, dan mana yang sekiranya bisa dibuang
kembali ke dalam tempat sampah berjudul “tak berguna”. rumusnya adalah: pungut hanya yang baik,
dan buang kembali yang buruk.
selamat memungut!
Minggu, 05 Oktober 2014
jual beli paling kece
manusia diciptakan ALLAH sepaket dengan seperangkat yang dibenamkan dalam dirinya. tak hanya
berupa fisik dan ruh, juga diberikan kemampuan yang maha dahsyat yang bisa
digunakan untuk menjalani kehidupannya kelak.
sadarkah kawan-kawan bahwa kemampuan alias potensi yang dimiliki ini kelak akan dimintai pertanggung jawaban? yang pintar, yang kuat, yang lincah, yang jago ngomong, yang mahir berdagang, dan apapun itu tanpa terkecuali suatu saatnya nanti akan ditagih pertanyaan: digunakan untuk apa potensi tersebut? apakah untuk kebajikan atau justru sebaliknya. apakah untuk kepentingan ALLAH atau untuk mencari kepentingan individu semata? apakah sudah terperdayakan dengan benar dan baik atau masih semaunya.
sadarkah kawan-kawan bahwa kemampuan alias potensi yang dimiliki ini kelak akan dimintai pertanggung jawaban? yang pintar, yang kuat, yang lincah, yang jago ngomong, yang mahir berdagang, dan apapun itu tanpa terkecuali suatu saatnya nanti akan ditagih pertanyaan: digunakan untuk apa potensi tersebut? apakah untuk kebajikan atau justru sebaliknya. apakah untuk kepentingan ALLAH atau untuk mencari kepentingan individu semata? apakah sudah terperdayakan dengan benar dan baik atau masih semaunya.
dan, tentu sebagai
manusia yang diberikan pikiran dan akal, inginnya potensi yang kita miliki bisa
berguna untuk kepentingan ALLAH. harta, ilmu, tanaga, waktu bahkan jiwa
sekalipun inginnya terbeli oleh ALLAH dan diganjar dengan surga. karena ALLAH
telah membeli jiwa dan harta dari orang mukmin dengan memberikan surga sebagai
pengganti. itulah jual beli terindah dalam hidup seorang manusia. mau???
“sesungguhnya Allah telah
membeli dari orang-orang mukmin, diri dan harta mereka dengan memberikan surga
untuk mereka. mereka berperang pada
jalan Allah; lalu mereka membunuh atau terbunuh. (itu telah menjadi) janji yang benar dari Allah di dalam Taurat, Injil
dan Al Qur’an. dan siapakah yang lebih
menepati janjinya (selain) daripada Allah? maka
bergembiralah dengan jual beli yang telah kamu lakukan itu, dan itulah
kemenangan yang besar.” (Q.S. At Taubah: 111)
Jumat, 03 Oktober 2014
ketika akhirnya ini menjadi boleh
ketika akhirnya ini menjadi boleh, ketika itu pula ketaatanmu menjadi prioritas atasku.
ketika akhirnya ini menjadi boleh, ketika itu pula tanggung jawab atasmu ada pada pundakku.
terkadang, rasa ragu menepi menggoyahkan kepercayaanku tuk membimbingmu dengan sinar iman.
tapi lenganmu, kerap menggenggamku, mempercayakan diriku mampu menjadi pria idaman.
dan semoga itu benar adanya.
dan semoga itu baik adanya.
dan semoga...
Jumat, 19 September 2014
dunia 1 ubin
pukul 5 pagi adalah waktu paling maksimal mata saya tertutup dan terbuai mimpi. bangun dalam kondisi seolah dikejar kereta membuat aktivitas pagi seperti lari maraton. bukan tanpa alasan. semenjak saya tinggal di depok, perjalanan ke kantor tempat saya bekerja di kawasan MM 2100 cibitung sana memang terasa sekali perjuangannya.
beberapa kali saya trial dengan teknik dan rute yang berbeda-beda:
pernah naik motor langsung dari rumah ke kantor. 80 menit di perjalanan, yang mana semangat ketika pagi berangkat, tetapi mengantuk di sore ketika pulang. hooaaammm...
pernah naik motor sampai pasar rebo, titip motor di sana dan lanjut naik bus menuju rest area km 19 yang kemudian naik minibus antar jemput karyawan sampai ke kantor.
dan yang terakhir--yang belakangan tengah dicoba sudah hampir 2 minggu ini--adalah naik motor sampai stasiun universitas indonesia, lanjut naik kereta sampai stasiun tanjung barat, lanjut lagi naik angkot nomor 19 ke pasar rebo, lanjut lagi naik bus sampai rest area km 19, dan terakhir naik minibus antar jemput karyawan sampai ke kantor. untuk yang teknik dan rute terakhir ini benar-benar "asyik". bayangkan untuk sampai ke kantor, saya harus naik 5 jenis kendaraan yang berbeda. hehehe. antara bangga dan capek. huft :)
sudah ah ndak usah dibayangkan. tapi dijalani dengan penuh semangat demi dapur bisa tetap ngebul. hohoho... nah, salah satu bagian dari perjalanan saya tersebut menarik untuk dikupas lebih jauh, yaitu salah satu potongan perjalanan menggunakan kereta.
kereta commuter line pagi arah jakarta selalu menjadi primadona sebagai transportasi sejuta umat. wajar saja karena selain cepat, harganya relatif bersahabat dengan dompet. begitu banyak kepala yang harus segera berada di ibukota di pagi hari, demi terdaftar sebagai karyawan yang tidak masuk dalam list "terlambat". hahaha. itulah warta berita setiap pagi sebagai menu pembuka setiap harinya...
nah, pernahkah kawan-kawan melihat pemandangan commuter line pagi menuju jakarta? jika belum, sebaiknya jangan pernah diniatkan untuk melihat, karena yang ada hanya sebuah celaan dan rutukan yang bercampur dengan emosi. gerbong kereta penuh dengan manusia yang siap bekerja. mereka rela berdesakan dan bahkan muka menempel di kaca pun jadi. sudah seperti ikan di dalam akuarium sempit. kurang manusiawi.
fenomena ini terpaksa akhirnya harus saya alami. saya nyebur dalam fenomena tersebut demi sampai ke tanjung barat. saya berkesempatan untuk merasakan berada di dalam dunia yang saya gambarkan tersebut. untungnya hanya sekitar 10 menit saja karena hanya dari stasiun universitas indonesia sampai ke tanjung barat. namun, itupun sudah luar biasa membuat saya terkadang tidak nyaman. merasa tidak merdeka. serius! terbayang mereka yang naik dari bogor atau bekasi dan merasakannya selama 1 jam lebih :(
untuk bisa masuk ke dalam gerbong adalah sebuah perjuangan yang mungkin perlu ada training khususnya. kelincahan, kekuatan tangan dalam berpegangan, kemampuan mengempis dan melangsingkan diri menjadi modal utama bagi sesiapa yang naik di stasiun pemberhentian, bukan di stasiun awal semacam bogor, depok atau bekasi.
setelah berhasil naik, selaiknya patut mendapatkan ucapan "selamat!" karena tahap awal sudah dilalui, berikutnya tinggal bagaimana bertahan berada di dalam gerbong yang penuh sesak. untung pagi-pagi. gunakan asumsi bahwa semua orang sudah mandi dan berbadan harum. bisa dibayangkan jika sebaliknya, yaitu ketika sore atau malam berada di commuter line menuju bogor atau bekasi yang juga tidak ada bedanya dengan pemandangan pagi arah jakarta. bedanya ketika pagi masih nampak muka-muka segar dan wangi, tapi ketika malam? (tidak perlu dijawab). hahaha.
namun, uniknya pemandangan ketika masuk ke dalam gerbong adalah... nyaris separuh lebih penumpang tengah asyik bermain dengan gadget-nya. saya berpikir dalam hati: "kok bisa ya ini orang-orang sambil berdiri sesak tapi tetap nyaman bermain twitter, facebook, path, pasang lagu, baca berita, scroll atas scroll bawah, pencet sana pencet sini..." ckckckck, sungguh keahlian yang mungkin hanya dimiliki oleh para roker alias rombongan kereta. mungkin bermain gadget adalah satu-satunya bentuk hiburan yang bisa mereka rasakan. pengap, sempit tak lagi dirasakan oleh mereka karena toh itu memang akan setiap hari dialami, karenanya gadget bisa menjadi penawar dan lumayan untuk mengisi waktu luang. mungkin!
selain tipe penumpang di atas, separuh sisanya adalah tipikal penumpang yang aktivitasnya hanya berdiri termangu dan melamun (termasuk saya), tidur sambil berdiri, dan sebagian kecil yang masih sempat diskusi asyik alias mengobrol. hhhmmmm...
ya itulah dunia yang mereka miliki selama berada di atas gerbong commuter line (dan tidak mendapatkan tempat duduk tentunya). siapapun yang masuk ke dalam gerbong, saya merasa bahwa mereka seperti masuk ke dalam dunianya masing-masing. sebuah dunia dengan luasan 1 ubin ukuran 30 cm x 30 cm. betapa sempit dan terbatasnya apa yang bisa dilakukan. saya jadi teringat mengenai salah satu wasiat tentang waktu. lapang sebelum sempit. dan itu benar adanya. betapa ketika lapang itu adalah nikmat. diri merasa bebas dan merdeka untuk melakukan banyak hal apapun, tapi jika tiba saatnya berada dalam kesempitan, terbataslah sudah apa yang bisa diupayakan. kita laksana masuk ke dalam dimensi tempat yang tidak nyaman dan tidak merdeka.
karenanya, bagi kawan-kawan yang setiap hari bisa beraktivitas ke sekolah, ke kantor atau ke manapun dengan perjuangan yang tidak seberapa, jangan mengeluh dan semangatlah beraktivitas. karena di luar sana (di dunia yang mungkin tidak pernah kawan-kawan bayangkan sebelumnya), banyak kepala manusia yang setiap paginya rela masuk ke dalam dunia sebesar 1 ubin selama rentang waktu 10 - 90 menit.
ya, kawan-kawan tidak salah baca. serius itu dunia 1 ubin. dimana semua arah (utara, timur, selatan, dan barat) berbatasan langsung dengan badan-badan penumpang lainnya. bergesekan!
yap sekali lagi, kawan-kawan tidak salah baca. inilah fenomena yang saya sebut dunia 1 ubin.
p.s: didedikasikan khusus untuk para roker pagi arah jakarta dan roker malam arah bogor/bekasi :p
beberapa kali saya trial dengan teknik dan rute yang berbeda-beda:
pernah naik motor langsung dari rumah ke kantor. 80 menit di perjalanan, yang mana semangat ketika pagi berangkat, tetapi mengantuk di sore ketika pulang. hooaaammm...
pernah naik motor sampai pasar rebo, titip motor di sana dan lanjut naik bus menuju rest area km 19 yang kemudian naik minibus antar jemput karyawan sampai ke kantor.
dan yang terakhir--yang belakangan tengah dicoba sudah hampir 2 minggu ini--adalah naik motor sampai stasiun universitas indonesia, lanjut naik kereta sampai stasiun tanjung barat, lanjut lagi naik angkot nomor 19 ke pasar rebo, lanjut lagi naik bus sampai rest area km 19, dan terakhir naik minibus antar jemput karyawan sampai ke kantor. untuk yang teknik dan rute terakhir ini benar-benar "asyik". bayangkan untuk sampai ke kantor, saya harus naik 5 jenis kendaraan yang berbeda. hehehe. antara bangga dan capek. huft :)
sudah ah ndak usah dibayangkan. tapi dijalani dengan penuh semangat demi dapur bisa tetap ngebul. hohoho... nah, salah satu bagian dari perjalanan saya tersebut menarik untuk dikupas lebih jauh, yaitu salah satu potongan perjalanan menggunakan kereta.
kereta commuter line pagi arah jakarta selalu menjadi primadona sebagai transportasi sejuta umat. wajar saja karena selain cepat, harganya relatif bersahabat dengan dompet. begitu banyak kepala yang harus segera berada di ibukota di pagi hari, demi terdaftar sebagai karyawan yang tidak masuk dalam list "terlambat". hahaha. itulah warta berita setiap pagi sebagai menu pembuka setiap harinya...
nah, pernahkah kawan-kawan melihat pemandangan commuter line pagi menuju jakarta? jika belum, sebaiknya jangan pernah diniatkan untuk melihat, karena yang ada hanya sebuah celaan dan rutukan yang bercampur dengan emosi. gerbong kereta penuh dengan manusia yang siap bekerja. mereka rela berdesakan dan bahkan muka menempel di kaca pun jadi. sudah seperti ikan di dalam akuarium sempit. kurang manusiawi.
fenomena ini terpaksa akhirnya harus saya alami. saya nyebur dalam fenomena tersebut demi sampai ke tanjung barat. saya berkesempatan untuk merasakan berada di dalam dunia yang saya gambarkan tersebut. untungnya hanya sekitar 10 menit saja karena hanya dari stasiun universitas indonesia sampai ke tanjung barat. namun, itupun sudah luar biasa membuat saya terkadang tidak nyaman. merasa tidak merdeka. serius! terbayang mereka yang naik dari bogor atau bekasi dan merasakannya selama 1 jam lebih :(
untuk bisa masuk ke dalam gerbong adalah sebuah perjuangan yang mungkin perlu ada training khususnya. kelincahan, kekuatan tangan dalam berpegangan, kemampuan mengempis dan melangsingkan diri menjadi modal utama bagi sesiapa yang naik di stasiun pemberhentian, bukan di stasiun awal semacam bogor, depok atau bekasi.
setelah berhasil naik, selaiknya patut mendapatkan ucapan "selamat!" karena tahap awal sudah dilalui, berikutnya tinggal bagaimana bertahan berada di dalam gerbong yang penuh sesak. untung pagi-pagi. gunakan asumsi bahwa semua orang sudah mandi dan berbadan harum. bisa dibayangkan jika sebaliknya, yaitu ketika sore atau malam berada di commuter line menuju bogor atau bekasi yang juga tidak ada bedanya dengan pemandangan pagi arah jakarta. bedanya ketika pagi masih nampak muka-muka segar dan wangi, tapi ketika malam? (tidak perlu dijawab). hahaha.
namun, uniknya pemandangan ketika masuk ke dalam gerbong adalah... nyaris separuh lebih penumpang tengah asyik bermain dengan gadget-nya. saya berpikir dalam hati: "kok bisa ya ini orang-orang sambil berdiri sesak tapi tetap nyaman bermain twitter, facebook, path, pasang lagu, baca berita, scroll atas scroll bawah, pencet sana pencet sini..." ckckckck, sungguh keahlian yang mungkin hanya dimiliki oleh para roker alias rombongan kereta. mungkin bermain gadget adalah satu-satunya bentuk hiburan yang bisa mereka rasakan. pengap, sempit tak lagi dirasakan oleh mereka karena toh itu memang akan setiap hari dialami, karenanya gadget bisa menjadi penawar dan lumayan untuk mengisi waktu luang. mungkin!
selain tipe penumpang di atas, separuh sisanya adalah tipikal penumpang yang aktivitasnya hanya berdiri termangu dan melamun (termasuk saya), tidur sambil berdiri, dan sebagian kecil yang masih sempat diskusi asyik alias mengobrol. hhhmmmm...
ya itulah dunia yang mereka miliki selama berada di atas gerbong commuter line (dan tidak mendapatkan tempat duduk tentunya). siapapun yang masuk ke dalam gerbong, saya merasa bahwa mereka seperti masuk ke dalam dunianya masing-masing. sebuah dunia dengan luasan 1 ubin ukuran 30 cm x 30 cm. betapa sempit dan terbatasnya apa yang bisa dilakukan. saya jadi teringat mengenai salah satu wasiat tentang waktu. lapang sebelum sempit. dan itu benar adanya. betapa ketika lapang itu adalah nikmat. diri merasa bebas dan merdeka untuk melakukan banyak hal apapun, tapi jika tiba saatnya berada dalam kesempitan, terbataslah sudah apa yang bisa diupayakan. kita laksana masuk ke dalam dimensi tempat yang tidak nyaman dan tidak merdeka.
karenanya, bagi kawan-kawan yang setiap hari bisa beraktivitas ke sekolah, ke kantor atau ke manapun dengan perjuangan yang tidak seberapa, jangan mengeluh dan semangatlah beraktivitas. karena di luar sana (di dunia yang mungkin tidak pernah kawan-kawan bayangkan sebelumnya), banyak kepala manusia yang setiap paginya rela masuk ke dalam dunia sebesar 1 ubin selama rentang waktu 10 - 90 menit.
ya, kawan-kawan tidak salah baca. serius itu dunia 1 ubin. dimana semua arah (utara, timur, selatan, dan barat) berbatasan langsung dengan badan-badan penumpang lainnya. bergesekan!
yap sekali lagi, kawan-kawan tidak salah baca. inilah fenomena yang saya sebut dunia 1 ubin.
p.s: didedikasikan khusus untuk para roker pagi arah jakarta dan roker malam arah bogor/bekasi :p
anonim
anonim adalah sebuah istilah yang menggambarkan sesiapa yang tidak kita ketahui namanya. biasa dalam daftar pustaka, nama anonim muncul karena referensi yang digunakan tidak diketahui sumbernya.
anonim,
saya tak tahu siapa kamu
tapi kerap hadir bertamu
anonim,
muncul tetiba tak disangka
buat diri kadang berseka
anonim,
tak lebih dari sekedar inspirasi
memagar pikiran tuk konsentrasi
anonim,
engkau muncul sebagai makhluk
membuat jiwa terpenjara dan takluk
anonim,
siapakah kamu?
anonim, bagi saya engkau adalah:
kakek tua yang muncul setelah sholat subuh untuk berolah raga
mahasiswa yang sibuk belajar sampai tengah malam
buat saya merasa malu,
subuh masih terlena dalam selimut
malam sudah terbuai dengan mimpi
jika sang anonim saja bisa. saya pun seharusnya bisa!
terima kasih banyak, anonim...
ranjau
beberapa hari ini saya tengah menikmati membaca buku selimut debu karya agustinus wibowo. buku ini menceritakan bagaimana afghanistan sebagai negara yang terkenal dengan kepapaan dan perang. saya baru membaca sekitar seperempatnya karena hanya dijadikan sebagai selingan perjalanan saya ketika hendak berangkat ke kantor.
ceritanya menarik walau terkadang saya agak sulit memahaminya. namun, itu semua tidak mengurangi fantasi saya mengenai eksotisme afghanistan. hingga yang paling ekstrim yang bisa saya bayangkan dari buku tersebut adalah mengenai banyaknya ranjau di daerah-daerah tertentu yang merupakan peninggalan zaman perang.
bisa dibayangkan bukan bagaimana hidup dalam ketidakpastian. cengkraman kematian seolah menghantui sesiapa yang berada di tempat-tempat tertentu. mungkin di daerah ibukota kabul, ranjau ini sudah bersih tak bersisa. tapi afghanistan bukan hanya sekadar kabul. masih ada kandahar, jalalabad, ghazni, sar-e pol, dan kota-kota lainnya. jebakan ranjau berisi bom siap meledak jika sejengkal saja salah melangkah. bayangkan!
saya jadi berpikir betapa nikmatnya hidup di negeri yang merdeka. tak ada perang, semua damai, aman sentausa. tidak ada ranjau yang membuat hidup was-was. mau apa saja tersedia di mana-mana dan mudah diakses. aahhh, semua membuat saya bersyukur hidup dan berada di nusantara ini.
namun, seperti biasa. saya tak mau berpuas dengan hanya berpikir sampai di situ. saya berpikir bahwa setiap negeri yang merdeka tentu akan hidup sejahtera, bahagia dan damai. kita bisa lihat bagaimana ketika negara islam yang dipimpin oleh rasulullah muhammad saw. begitu harmonis. hukum islam tegak dan dijadikan sebagai landasan dalam bernegara. pun ini diteruskan oleh para khulafaur rasyidin sepeninggal rasulullah saw. sehingga tampak nyata bahwa di negeri yang merdeka dan menerapkan aturan ALLAH memang akan dinaungi oleh cahaya kebahagiaan. setidaknya itu yang saya baca dari sejarah.
tapi di sini di nusantara tercinta, aturan kapitalis dan liberalis yang lebih dipuja dan meraja. agama dipisahkan dari kehidupan bernegara, tapi lebih dispesialisasikan ke arah ritual semata untuk mencapai kesalehan pribadi. sehingga tidak heran jika kata kedamaian dan kebahagiaan belum juga tiba. ibarat afghanistan tadi, masih banyak ranjau yang sebetulnya ada di negeri ini, hanya saja mungkin sebagian orang tak menyadari.
ranjau afghanistan adalah ranjau yang secara harfiah banyak diketahui orang. berupa lubang di padang pasir (yang sedikit berumput) yang dibenamkan bahan peledak. jika kita terjerembab ke dalamnya akan meledak, dan menyebabkan cacat fisik. tapi ranjau di negeri ini jauh lebih mengerikan. tampilannya bisa saja terlihat cantik dan menggiurkan logika. ranjau-ranjau tersebut tersembunyi dalam kedok yang begitu mempesona, sehingga banyak orang tak menyadari tengah berada dalam cengkeraman ranjau tersebut. ibarat bom waktu yang suatu saat akan meledak dan menghancurkan sisi non-fisik, melainkan lebih dari itu, yaitu hati, iman dan akidah.
ranjau apakah itu?
saya menyebutnya dengan ranjau akidah, yaitu apa saja yang dijejalkan oleh segolongan orang yang ingin menghancurkan mental dan akidah para remaja bangsa ini. bisa berupa tontonan televisi yang tak mendidik, bisa berupa propaganda media yang semakin runcing mengarah pada perpecahan, bisa berupa gaya hidup tanpa batas yang memuja hedonisme dan gemerlap hingar bingar, dan lain sebagainya yang intinya bertujuan untuk melemahkan bahkan membunuh akidah dan keimanan para remaja. nah lho? enggak sadar ya? hehehe.
well, itu hanya pemikiran saya yang suka kemana-mana. bisa jadi benar bisa jadi juga salah. hehehe. tapi tak mengapa saya tulis di sini. siapa tahu bisa berguna bagi kawan-kawan. dan siapa tahu setelah membaca ini langsung bergegas melihat apakah diri ini sedang berada dalam cengkeraman ranjau atau tidak. dan semoga tidak!
selamat meranjau! eh, selamat membaca :)
terima kasih yaaa...
ceritanya menarik walau terkadang saya agak sulit memahaminya. namun, itu semua tidak mengurangi fantasi saya mengenai eksotisme afghanistan. hingga yang paling ekstrim yang bisa saya bayangkan dari buku tersebut adalah mengenai banyaknya ranjau di daerah-daerah tertentu yang merupakan peninggalan zaman perang.
bisa dibayangkan bukan bagaimana hidup dalam ketidakpastian. cengkraman kematian seolah menghantui sesiapa yang berada di tempat-tempat tertentu. mungkin di daerah ibukota kabul, ranjau ini sudah bersih tak bersisa. tapi afghanistan bukan hanya sekadar kabul. masih ada kandahar, jalalabad, ghazni, sar-e pol, dan kota-kota lainnya. jebakan ranjau berisi bom siap meledak jika sejengkal saja salah melangkah. bayangkan!
saya jadi berpikir betapa nikmatnya hidup di negeri yang merdeka. tak ada perang, semua damai, aman sentausa. tidak ada ranjau yang membuat hidup was-was. mau apa saja tersedia di mana-mana dan mudah diakses. aahhh, semua membuat saya bersyukur hidup dan berada di nusantara ini.
namun, seperti biasa. saya tak mau berpuas dengan hanya berpikir sampai di situ. saya berpikir bahwa setiap negeri yang merdeka tentu akan hidup sejahtera, bahagia dan damai. kita bisa lihat bagaimana ketika negara islam yang dipimpin oleh rasulullah muhammad saw. begitu harmonis. hukum islam tegak dan dijadikan sebagai landasan dalam bernegara. pun ini diteruskan oleh para khulafaur rasyidin sepeninggal rasulullah saw. sehingga tampak nyata bahwa di negeri yang merdeka dan menerapkan aturan ALLAH memang akan dinaungi oleh cahaya kebahagiaan. setidaknya itu yang saya baca dari sejarah.
tapi di sini di nusantara tercinta, aturan kapitalis dan liberalis yang lebih dipuja dan meraja. agama dipisahkan dari kehidupan bernegara, tapi lebih dispesialisasikan ke arah ritual semata untuk mencapai kesalehan pribadi. sehingga tidak heran jika kata kedamaian dan kebahagiaan belum juga tiba. ibarat afghanistan tadi, masih banyak ranjau yang sebetulnya ada di negeri ini, hanya saja mungkin sebagian orang tak menyadari.
ranjau afghanistan adalah ranjau yang secara harfiah banyak diketahui orang. berupa lubang di padang pasir (yang sedikit berumput) yang dibenamkan bahan peledak. jika kita terjerembab ke dalamnya akan meledak, dan menyebabkan cacat fisik. tapi ranjau di negeri ini jauh lebih mengerikan. tampilannya bisa saja terlihat cantik dan menggiurkan logika. ranjau-ranjau tersebut tersembunyi dalam kedok yang begitu mempesona, sehingga banyak orang tak menyadari tengah berada dalam cengkeraman ranjau tersebut. ibarat bom waktu yang suatu saat akan meledak dan menghancurkan sisi non-fisik, melainkan lebih dari itu, yaitu hati, iman dan akidah.
ranjau apakah itu?
saya menyebutnya dengan ranjau akidah, yaitu apa saja yang dijejalkan oleh segolongan orang yang ingin menghancurkan mental dan akidah para remaja bangsa ini. bisa berupa tontonan televisi yang tak mendidik, bisa berupa propaganda media yang semakin runcing mengarah pada perpecahan, bisa berupa gaya hidup tanpa batas yang memuja hedonisme dan gemerlap hingar bingar, dan lain sebagainya yang intinya bertujuan untuk melemahkan bahkan membunuh akidah dan keimanan para remaja. nah lho? enggak sadar ya? hehehe.
well, itu hanya pemikiran saya yang suka kemana-mana. bisa jadi benar bisa jadi juga salah. hehehe. tapi tak mengapa saya tulis di sini. siapa tahu bisa berguna bagi kawan-kawan. dan siapa tahu setelah membaca ini langsung bergegas melihat apakah diri ini sedang berada dalam cengkeraman ranjau atau tidak. dan semoga tidak!
selamat meranjau! eh, selamat membaca :)
terima kasih yaaa...
Senin, 08 September 2014
tentang pengorbanan
seminggu lalu sebuah berita di bidang perbadmintonan membuat saya cukup merinding. diberitakan
seorang gadis spanyol mencetak sejarah yang spektakuler untuk negerinya. ia
menjadi juara tungal wanita dalam ajang world
badminton championsip setelah berhasil mengalahkan unggulan wahid sekaligus
rangking pertama li xuerui dari negeri tirai bambu.
saya agak bengong dan
bertanya: “lha kok bisa seorang li xuerui
yang jelas-jelas miliki kemampuan yang luar biasa tersebut dikalahkan oleh
gadis asal eropa? mending kalau dari denmark yang merupakan negara eropa yang
sudah langganan bertengger di putaran final dalam ajang-ajang badminton yang
lain, sedangkan ini seorang gadis asal negeri matador yang bahkan namanya saja
saya baru dengar untuk pertama kalinya?” carolina marin!
yes, carolina marin
namanya. sungguh terdengar asing di dunia badminton, tapi semenjak prestasinya
menjadi juara dunia, saya yakin namanya tentu menjadi lebih populer. setidaknya
di negaranya dan di telinga para penggemar badminton yang mengikuti beritanya.
hehehe.
saya membayangkan saat
mendengar berita tersebut. kira-kira apa yang dia terima ya sebagai reward dari negaranya? diperlakukan seperti
apa dirinya ketika kembali menginjakkan jasadnya di tanah tumpah darahnya? dan
yang tak kalah penting yang juga saya pertanyakan adalah bagaimana perjuangan ia
hingga bisa menjadi juara seperti sekarang?
saya selalu imani
bahwa keberhasilan bukanlah sesuatu yang bersifat instant. selalu ada upaya panjang yang mengiringi di belakangnya. entah
dengan peluh, derai air mata, jatuh bangun semangat, waktu, rasa lelah dan
kantuk, dan sebagainya. pengorbanan seolah menjadi prasyarat untuk mendapatkan
keberhasilan. seperti pepatah no pain no
gain atau man jaad wa jada. begitulah
kurang lebih. setuju?
keberhasilan carolina
marin sungguh membuat saya iri positif. walau saya tidak kenal bahkan tidak
tahu bagaimana perjuangannya hingga berhasil menjadi juara dunia, tapi saya
yakin bahwa ia sudah memulai memetik pengorbanan yang pernah dilakukannya. manisnya
hasil baru saja ia rasakan setelah pahit pengorbanan yang pernah dilaluinya.
naiknya ia di podium paling puncak, harus ia rasakan setelah ada rasa lelah
ketika berlatih dengan konsisten dan fokus.
saya kemudian berpikir
lebih jauh lagi. bagaimana kabarnya dengan para srikandi indonesia? sudahkah
sejarah dan rekor untuk negeri ini dipahat dengan tinta emasnya? mestinya tidak
ada yang tidak mungkin karena ALLAH menciptakan manusia dengan modal yang sama.
barangkali yang membedakan adalah optimalisasi modal yang diberi. ada yang
begitu bersungguh-sungguh segenap hatinya berjuang, dan ada sebagian lain yang
barangkali kurang bersungguh-sungguh. seorang pemenang adalah yang memberikan
upaya esktra dan jauh melebihi rata-rata dari kebanyakan yang dilakukan orang
lain, sehingga jangan heran jika dalam saat yang bersamaan dua orang melangkah dari start yang sama, tapi kemudian ada yang berhasil menjadi juara
olimpiade, tetapi ada juga yang hanya puas dengan sekadar menjadi pedagang
siomay. bukan karena takdir, tetapi di situ ada sebuah perbedaan perjuangan dan
pengorbanan yang dilakukan oleh masing-masing. tentu!
dan seperti biasa
sebagai seorang melankolis, hal ini membuat saya menjadi merenung dan hampir
menitikkan air mata. saya mencintai negeri saya. bukti cinta tersebut adalah
dengan memberikan pengorbanan dan perjuangan supaya kelak bisa menorehkan
sejarah yang gemilang. tapi, pengorbanan yang saya lakukan masih jauh dari apa
yang diharapkan. pengorbanan nan kecil ini masih belum berdampak nyata dan
sistemik, tapi saya tidak ingin terpuruk. biarkan pengorbanan nan kecil berupa
waktu (yang masih sedikit), tenaga (yang juga sedikit), dan harta (apa lagi ini
jelas masih sedikit) ini kelak akan menghantarkan saya pada keberhasilan. insya
ALLAH, karena saya miliki ikhlas dalam memberikan pengorbanan tersebut. semoga
sedikit yang sudah saya berikan untuk negeri tercinta, tetap mendapatkan nilai
dan balasan dari ALLAH swt, dan semoga dihimpunkan ke dalam orang-orang yang
menang seperti tersurat dalam firman ALLAH berikut:
"orang-orang yang beriman dan berhijrah serta berjihad di jalan Allah
dengan harta, benda dan diri mereka, adalah lebih tinggi derajatnya di
sisi Allah; dan itulah orang-orang yang mendapat kemenangan." (QS. At Taubah ayat 20)
aamiin ya robbal
alaamiin :)
Sabtu, 06 September 2014
memori yang ternyata terbatas
beberapa minggu sudah tak menulis.
ide yang bergelayutan, sebagian ada yang terpaksa menguap tak bisa tertangkap kembali.
itulah keterbatasan pikiran manusia. ya, karena saya masih seorang yang memiliki keterbatasan.
kapasitas memori otak saya nyatanya tak cukup besar untuk menampung banyak hal.
maunya hanya perkara ALLAH dan ibadah saja yang selalu tertampung dan mendapat porsi besar di bagian otak, tapi ah pantaskah saya yang masih "begini" untuk benar-benar hanya fokus pada 2 perkara tersebut?
nyatanya banyak hal lain yang lebih diprioritaskan. lagi-lagi, saya tertunduk malu apakah amal ibadah yang saya punya bisa membeli surga yang saya harapkan? tampaknya belum. baguslah saya masih sadar...
wahai memori, cukuplah dengan kapasitasmu yang tak seberapa tersebut, untuk simpan selalu nama-Nya dan benamkan selalu ibadah pada lobus terbesar yaaa... :)
ide yang bergelayutan, sebagian ada yang terpaksa menguap tak bisa tertangkap kembali.
itulah keterbatasan pikiran manusia. ya, karena saya masih seorang yang memiliki keterbatasan.
kapasitas memori otak saya nyatanya tak cukup besar untuk menampung banyak hal.
maunya hanya perkara ALLAH dan ibadah saja yang selalu tertampung dan mendapat porsi besar di bagian otak, tapi ah pantaskah saya yang masih "begini" untuk benar-benar hanya fokus pada 2 perkara tersebut?
nyatanya banyak hal lain yang lebih diprioritaskan. lagi-lagi, saya tertunduk malu apakah amal ibadah yang saya punya bisa membeli surga yang saya harapkan? tampaknya belum. baguslah saya masih sadar...
wahai memori, cukuplah dengan kapasitasmu yang tak seberapa tersebut, untuk simpan selalu nama-Nya dan benamkan selalu ibadah pada lobus terbesar yaaa... :)
Rabu, 20 Agustus 2014
ritme hidup dan jebakan rutinitas
"saya merasa bahwa ritme hidup saya terlalu cepat. ingin rasanya segera berjumpa kembali dengan akhir pekan untuk bisa bertafakur, dan saya merasa hanya di sabtu dan minggu saja bisa merasakan ritme hidup saya menjadi melambat."
itu adalah pernyataan dari salah satu sahabat saya. ia merasa bahwa jebakan rutinitas begitu kuat mencengkramnya.
hmmm, jebakan rutinitas. memang jebakan ini seolah membuat waktu menjadi begitu cepat sekali. sering bukan mendengar orang-orang bilang model seperti ini? "wah, nggak kerasa ya kamu udah nikah aja"; "perasaan baru kemaren senin, kok sekarang udah senin lagi"; "time flies euy"; dan sebagainya.
kadang merasa waktu berputar tidak wajar. lebih cepat dari biasanya. entah ini adalah sebuah pertanda akan datangnya hari kiamat atau bukan, tapi yang pasti kecepatan waktu merangkak membuat saya terkadang tidak sadar sudah berada di penghujung muda. tahu-tahu sudah 28 tahun. semoga rutinitas yang dilakukan selama ini bisa bernilai ibadah dan tidak menjebak saya pada jeratan siksa neraka kelak. aamiin.
ok, kita kembali kepada fenomena ritme hidup. jujur saya tertarik dengan istilah ini. mungkin penjelasan yang paling logis dengan apa yang disebut dengan ritme hidup ini adalah seberapa cepat merasakan bahwa waktu dalam kehidupan ini terpakai untuk sesuatu kegiatan. misalnya untuk seorang karyawan yang bekerja senin sampai jum'at, dimana aktivitas utamanya datang, bekerja, dan pulang, keesokannya begitu lagi, dan lagi tanpa ada variasi, kemudian ia merasa waktu berjalan cepat dan sudah bertemu dengan sabtu. maka bisa dikatakan ia memiliki ritme hidup yang terlalu cepat tanpa sempat melakukan banyak variasi aktivitas dalam hidupnya. bahkan ia tak sempat mengevaluasi hari per hari aktivitas karena seolah berjalan begitu saja tanpa henti dan tanpa rehat.
lain halnya dengan seorang siswa misalnya. ia memiliki kegiatan yang banyak. belajar di sekolah, latihan futsal dengan teman-temannya, kumpul komunitas fotografi, teater dan lain sebagainya. aktivitas yang banyak dalam setiap harinya membuat ia merasa waktu begitu banyak bernilai. mungkin yang dirasakannya waktu berjalan normal atau bahkan lambat karena ada pergantian setiap aktivitas yang berbeda, dan mestinya sempat mengevaluasi setiap aktivitas yang dilakukannya.
saya akui memang kehidupan setelah bekerja berbeda dengan ketika menempuh studi dahulu ketika sekolah atau kuliah. kehidupan ketika bekerja berjalan agak monoton karena aktivitasnya selalu dan serba melulu seperti itu. tidak banyak variasi, khususnya bagi karyawan pabrik macam saya. lain halnya dengan ketika saya sekolah dulu, ragam aktivitas yang bisa dilakukan banyak dan bisa dinikmati, sehingga tidak monoton dan jebakan rutinitasnya tidak terlalu nampak.
jadi saya mengambil sebuah hipotesa bahwa jika ingin merasakan ritme kerja yang melambat, ada baiknya melakukan ragam aktivitas yang berbeda. dan jangan lupa untuk sempatkan evaluasi setiap habis menjalankan satu aktivitas. tafakuri dan resapi apa yang sudah diperbuat dan apa gunanya untuk hidup yang sedang dijalani.
yang dibutuhkan sebetulnya hanya sebuah waktu senggang untuk mau rehat sebentar dan memutar balik segala yang sudah terjadi. ritme hidup yang terlalu cepat dikarenakan jebakan rutinitas berhasil membelenggu diri sehingga tak ada waktu untuk sejenak rehat dan mengaca. semua dibiarkan berjalan wajar dan terus begitu sampai akhirnya muncul istilah "tahu tahu sudah sekian bulan", "tahu-tahu sudah sekian tahun".
yaaaa... itulah dinamika yang dimainkan oleh waktu. tak salah memang ALLAH sampai berjanji atas nama waktu. seperti yang kawan-kawan ketahui dalam surat al asr berikut:
waktu akan mencelakakan diri jika tak bisa dikelola untuk keperluan berlomba dalam amal saleh, juga saling menasihati dalam kebenaran dan kesabaran. jangan salahkan waktu jika saatnya detak jantung berhenti dan kita belum menyiapkan apa-apa. maka dari itu, sekaranglah waktunya setiap diri untuk menengok lagi bagaimana ritme hidup yang tengah dimainkan. diri kita mempunyai kontrol sepenuhnya untuk memainkan dengan tempo yang lambat atau cepat. terasa lambat jika banyak aktivitas bermanfaat dan akan terasa cepat jika jebakan rutinitas berhasil membuat lalai.
semoga ALLAH senantiasa menjadikan segala aktivitas yang kita lakukan selama ini bernilai ibadah dan tidak sia-sia. namun, karena tidak ada jaminan keberterimaan sebuah amal, maka tugas kita hanya terus dan terus berproses supaya mendapatkan nilai dan pahala. perbanyak aktivitas dan amalan saleh, jangan terjebak dengan kegiatan rutinitas yang selalu itu melulu. dan tentunya sempatkan untuk selalu bertafakur mengevaluasi kembali apa-apa saja yang sudah dilakukan selama ini.
yuk sama-sama atur ritme hidup kita! karena hidup di dunia hanya sekali. dan kalau bukan sekarang, kapan lagi?
itu adalah pernyataan dari salah satu sahabat saya. ia merasa bahwa jebakan rutinitas begitu kuat mencengkramnya.
hmmm, jebakan rutinitas. memang jebakan ini seolah membuat waktu menjadi begitu cepat sekali. sering bukan mendengar orang-orang bilang model seperti ini? "wah, nggak kerasa ya kamu udah nikah aja"; "perasaan baru kemaren senin, kok sekarang udah senin lagi"; "time flies euy"; dan sebagainya.
kadang merasa waktu berputar tidak wajar. lebih cepat dari biasanya. entah ini adalah sebuah pertanda akan datangnya hari kiamat atau bukan, tapi yang pasti kecepatan waktu merangkak membuat saya terkadang tidak sadar sudah berada di penghujung muda. tahu-tahu sudah 28 tahun. semoga rutinitas yang dilakukan selama ini bisa bernilai ibadah dan tidak menjebak saya pada jeratan siksa neraka kelak. aamiin.
ok, kita kembali kepada fenomena ritme hidup. jujur saya tertarik dengan istilah ini. mungkin penjelasan yang paling logis dengan apa yang disebut dengan ritme hidup ini adalah seberapa cepat merasakan bahwa waktu dalam kehidupan ini terpakai untuk sesuatu kegiatan. misalnya untuk seorang karyawan yang bekerja senin sampai jum'at, dimana aktivitas utamanya datang, bekerja, dan pulang, keesokannya begitu lagi, dan lagi tanpa ada variasi, kemudian ia merasa waktu berjalan cepat dan sudah bertemu dengan sabtu. maka bisa dikatakan ia memiliki ritme hidup yang terlalu cepat tanpa sempat melakukan banyak variasi aktivitas dalam hidupnya. bahkan ia tak sempat mengevaluasi hari per hari aktivitas karena seolah berjalan begitu saja tanpa henti dan tanpa rehat.
lain halnya dengan seorang siswa misalnya. ia memiliki kegiatan yang banyak. belajar di sekolah, latihan futsal dengan teman-temannya, kumpul komunitas fotografi, teater dan lain sebagainya. aktivitas yang banyak dalam setiap harinya membuat ia merasa waktu begitu banyak bernilai. mungkin yang dirasakannya waktu berjalan normal atau bahkan lambat karena ada pergantian setiap aktivitas yang berbeda, dan mestinya sempat mengevaluasi setiap aktivitas yang dilakukannya.
saya akui memang kehidupan setelah bekerja berbeda dengan ketika menempuh studi dahulu ketika sekolah atau kuliah. kehidupan ketika bekerja berjalan agak monoton karena aktivitasnya selalu dan serba melulu seperti itu. tidak banyak variasi, khususnya bagi karyawan pabrik macam saya. lain halnya dengan ketika saya sekolah dulu, ragam aktivitas yang bisa dilakukan banyak dan bisa dinikmati, sehingga tidak monoton dan jebakan rutinitasnya tidak terlalu nampak.
jadi saya mengambil sebuah hipotesa bahwa jika ingin merasakan ritme kerja yang melambat, ada baiknya melakukan ragam aktivitas yang berbeda. dan jangan lupa untuk sempatkan evaluasi setiap habis menjalankan satu aktivitas. tafakuri dan resapi apa yang sudah diperbuat dan apa gunanya untuk hidup yang sedang dijalani.
yang dibutuhkan sebetulnya hanya sebuah waktu senggang untuk mau rehat sebentar dan memutar balik segala yang sudah terjadi. ritme hidup yang terlalu cepat dikarenakan jebakan rutinitas berhasil membelenggu diri sehingga tak ada waktu untuk sejenak rehat dan mengaca. semua dibiarkan berjalan wajar dan terus begitu sampai akhirnya muncul istilah "tahu tahu sudah sekian bulan", "tahu-tahu sudah sekian tahun".
yaaaa... itulah dinamika yang dimainkan oleh waktu. tak salah memang ALLAH sampai berjanji atas nama waktu. seperti yang kawan-kawan ketahui dalam surat al asr berikut:
وَالْعَصْرِ
(1) إِنَّ الْإِنْسَانَ لَفِي خُسْرٍ (2) إِلَّا الَّذِينَ آَمَنُوا
وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ وَتَوَاصَوْا بِالْحَقِّ وَتَوَاصَوْا
بِالصَّبْرِ (3
“demi
masa, sesungguhnya manusia itu benar-benar dalam keadaan merugi
(celaka), kecuali orang-orang yang beriman, beramal shalih, saling
menasehati dalam kebenaran, dan saling menasehati dalam kesabaran.” (Al
‘Ashr: 1-3)
waktu akan mencelakakan diri jika tak bisa dikelola untuk keperluan berlomba dalam amal saleh, juga saling menasihati dalam kebenaran dan kesabaran. jangan salahkan waktu jika saatnya detak jantung berhenti dan kita belum menyiapkan apa-apa. maka dari itu, sekaranglah waktunya setiap diri untuk menengok lagi bagaimana ritme hidup yang tengah dimainkan. diri kita mempunyai kontrol sepenuhnya untuk memainkan dengan tempo yang lambat atau cepat. terasa lambat jika banyak aktivitas bermanfaat dan akan terasa cepat jika jebakan rutinitas berhasil membuat lalai.
semoga ALLAH senantiasa menjadikan segala aktivitas yang kita lakukan selama ini bernilai ibadah dan tidak sia-sia. namun, karena tidak ada jaminan keberterimaan sebuah amal, maka tugas kita hanya terus dan terus berproses supaya mendapatkan nilai dan pahala. perbanyak aktivitas dan amalan saleh, jangan terjebak dengan kegiatan rutinitas yang selalu itu melulu. dan tentunya sempatkan untuk selalu bertafakur mengevaluasi kembali apa-apa saja yang sudah dilakukan selama ini.
yuk sama-sama atur ritme hidup kita! karena hidup di dunia hanya sekali. dan kalau bukan sekarang, kapan lagi?
Selasa, 19 Agustus 2014
menjadi penikmat
tagline "hidup adalah pilihan" tampaknya sudah tidak asing di
telinga. begitu banyak orang, motivator, atau penulis buku mengatakan
hal ini.
kali ini, saya ingin sedikit cerita mengenai episode yang berkenaan dengan hal tersebut.
berada di NF cibitung merupakan salah satu hal yang tidak pernah saya duga sebelumnya. awalnya saya mengira akan terus berada di divisi R&D ciawi mengingat saya suka akan kegiatan riset (bukan pencitraan. hahaha). tapi ternyata hidup memang benar pilihan. kesempatan berkarya di cibitung datang dan ternyata hati mengiyakan.
tatkala banyak orang bilang bahwa kondisi kantor cibitung yang panas, berada di kawasan, dan jauh, tapi saya belum terlalu menghiraukan hal tersebut. saya percaya bahwa pilihan yang saya ambil akan mendatangkan banyak manfaat untuk kehidupan saya, terlebih "hati" yang memilihnya.
dan benar saja, saya memilih hal yang tepat (setidaknya sampai sejauh ini, saya merasa baik-baik saja, menikmatinya dan happy). berada dan berkarya di cibitung memberikan warna tersendiri dalam hidup saya, yang saya imani bahwa itu akan berguna untuk meng-upgrade kualitas hidup saya.
karena sejauh saya menyelami NF cibitung sampai saat ini, saya menikmati:
kekayaaan akan ide kreatif dari para penghuninya seolah seperti memiliki mesin yang berisi jutaan neuron. ketinggian akan nutrisi spiritual yang membuat saya merasa berada di DKM sewaktu sekolah menengah atas. kemelimpahan akan kesempatan untuk menambah pengetahuan dan pengalaman baru. dan banyak lagi...
yang mana kesemuanya terjalin dan saya simpul dalam kalimat: "menikmati cibitung, adalah bentuk saya bersyukur berada di keluarga nutrifood"
beginilah menjadi penikmat. karena setiap episode dalam hidup kita, buat apa lagi kalau bukan untuk dinikmati... setuju? :)
kali ini, saya ingin sedikit cerita mengenai episode yang berkenaan dengan hal tersebut.
berada di NF cibitung merupakan salah satu hal yang tidak pernah saya duga sebelumnya. awalnya saya mengira akan terus berada di divisi R&D ciawi mengingat saya suka akan kegiatan riset (bukan pencitraan. hahaha). tapi ternyata hidup memang benar pilihan. kesempatan berkarya di cibitung datang dan ternyata hati mengiyakan.
tatkala banyak orang bilang bahwa kondisi kantor cibitung yang panas, berada di kawasan, dan jauh, tapi saya belum terlalu menghiraukan hal tersebut. saya percaya bahwa pilihan yang saya ambil akan mendatangkan banyak manfaat untuk kehidupan saya, terlebih "hati" yang memilihnya.
dan benar saja, saya memilih hal yang tepat (setidaknya sampai sejauh ini, saya merasa baik-baik saja, menikmatinya dan happy). berada dan berkarya di cibitung memberikan warna tersendiri dalam hidup saya, yang saya imani bahwa itu akan berguna untuk meng-upgrade kualitas hidup saya.
karena sejauh saya menyelami NF cibitung sampai saat ini, saya menikmati:
kekayaaan akan ide kreatif dari para penghuninya seolah seperti memiliki mesin yang berisi jutaan neuron. ketinggian akan nutrisi spiritual yang membuat saya merasa berada di DKM sewaktu sekolah menengah atas. kemelimpahan akan kesempatan untuk menambah pengetahuan dan pengalaman baru. dan banyak lagi...
yang mana kesemuanya terjalin dan saya simpul dalam kalimat: "menikmati cibitung, adalah bentuk saya bersyukur berada di keluarga nutrifood"
beginilah menjadi penikmat. karena setiap episode dalam hidup kita, buat apa lagi kalau bukan untuk dinikmati... setuju? :)
halte tarbiyah
beberapa hari ini blog
tak diberi siraman ilmu. tulisan seolah mampet karena si empunya blog tengah
sibuk dengan dunianya. dengan kerjaannya. dengan kehidupan pribadinya. juga dengan
mimpi dan cita-citanya.
tapi sekarang,
alhamdulillah ada waktu kembali untuk merapat lagi. menghias kembali laman blog
saya supaya para pembaca setia tidak ngibrit
dan berpaling lari ke blog orang lain. pede aja kalo blog-nya rutin dibaca oleh
satu dua pembaca yang emang senang dengan blog ini. hehehe :p
ibarat sebuah halte, dimana
merupakan tempat berhenti sementara bis-bis yang akan mengangkut atau
menurunkan penumpang, seperti itulah sebetulnya tujuan blog ini. saya ingin
blog ini menjadi tempat pemberhentian saya dan juga pembaca untuk sejenak
merenung dan menghayati isi dari tulisan yang ada di dalamnya. sejujurnya saya
menulis hal-hal yang saya kira bisa bermanfaat untuk kawan-kawan, tapi sebesar
apa manfaatnya, sila nilai sendiri. tapi setidaknya semoga kawan-kawan yang
mampir ke blog ini mendapatkan asupan nutrisi baru untuk menjalani kehidupan. mampirlah
sini ke halte #ceritaku_inspirasimu :)
nah… tentunya supaya
si blog ini juga bisa terus menutrisi, maka si empunya blog pun harus terus mau
belajar hal baru. harus terus mau meningkatkan ilmu dan pengetahuannya. tak
peduli alasan apapun. karena untuk bisa menginspirasi lewat tulisan, saya meyakini
bahwa value dari si penulisnya itu
sendiri harus kuat dan kokoh sebagai inspirator. dan untuk mendapatkan modal
itu, saya pun selalu berhenti sementara. singgah sementara di sebuah halte. berhenti
sejenak untuk sekadar merenung kembali, menutrisi hati kembali, dan mengisi
energi kembali dengan cara yang saya yakini. saya selalu berhenti secara rutin
di sebuah halte bernama “halte tarbiyah”.
ada yang unik dengan
halte ini. saya selalu bersemangat berhenti di halte ini. apa pasal? karena saya
selalu merasa terbangkitkan kembali dari futur-nya
aktivitas. ada setetes embun wangi yang selalu membersihkan kekotoran jiwa
tatkala saya berada di halte ini. tersematkan sejumput cita dan karsa untuk
bertindak lebih manakala saya berhenti sejenak di halte ini. ya, di halte
tarbiyah.
bagaimanapun hebatnya
saya dalam membentengi iman, tetap saja gempuran dari luar begitu mudah
menerobos iman nan lemah ini. sebanyak apapun ilmu yang saya miliki, tapi tetap
saja lingkungan berlabel materialisme yang begitu kuat menampak dalam kehidupan
ini kadang membuat saya tersilaukan dan lupa akan hakikat hidup. ya, saya
banyak teledor dan banyak lupa. sedikit ingat dan sedikit disiplin. karenanya saya
perlu tempat berhenti. saya perlu sebuah tempat untuk berdamai kembali dengan
hati. saya perlu tempat untuk penjernihan pikir dan pendewasaan sikap. saya perlu
berada di sebuah halte. dan saya sebut halte itu adalah halte tarbiyah. ya,
halte tarbiyah.
hati ini perlu
senantiasa diberi pupuk supaya bisa tumbuh menjadi indah. hati ini senantiasa
perlu ditambal dengan sinar laser yang bersumber dari wahyu supaya tetap bisa
menginspirasi. dan hati ini juga perlu senantiasa disirami dengan ilmu dan iman
supaya tetap bisa ingat akan tujuan hidup yang sebenarnya. saya butuh itu
semua. dan alhamdulillah saya selalu ingat dan merindukan akan bisa mendapatkan
itu semua ketika saya berada di sebuah halte. ya, halte tarbiyah.
kawan-kawan, punya
halte juga?
Langganan:
Postingan (Atom)