Jumat, 06 September 2013

nikmat kantuk dan tidur



Malam ini kantuk menyerang lebih dini dari biasanya… Untuk sedikit mengusirnya, saya lawan dengan secangkir HiLo Javacinno Latte yang rasanya aduhai :) #promosi. Hehehe nikmat!

Nikmat kantuk yang ALLAH berikan sungguh suatu hal yang patut disyukuri. Dengan kantuk inilah artinya ada sebagian hak tubuh yang harus ditunaikan untuk beristirahat. Untuk tidur sejenak. Untuk berlepas sementara dari aktivitas rutin.
Namun, tentunya kantuk ini akan bermakna jikalau hadir setelah berlelah dalam berjuang. Memperjuangkan nilai, memperjuangkan cita-cita, memperjuangkan mimpi dan memperjuangkan apapun yang benar.

Benar adanya bahwa tertidur karena berlelah dalam berjuang akan terasa sekali nikmatnya. Saksikanlah ya ALLAH ingin rasanya kantuk dan tidur macam itu yang saya inginkan. Kantuk dan tidur macam itulah yang saya damba dan rindu.

Rindu pada cerita saya minggu lalu. saya jadi ingat dengan kejadian sabtu lalu. Untuk pertama kalinya saya merasakan nikmat kantuk dan tidur yang memberikan kesan mendalam. Saat itu, ALLAH Yang Maha Berkehendak dengan caranya yang unik membubuhkan rasa kantuk pada saya tatkala sedang mengendarai sepeda motor. Dan akibatnya sudah barang tentu bisa ditebak bukan? Saya terjatuh ke pinggir sebelah kiri, kawan!!! Sepeda motor yang saya naiki masuk ke dalam selokan yang memang sudah “di-setting” memiliki lebar selebar motor tersebut, dan saya sendiri tersungkur menyentuh bebatuan kecil di bagian muka. Itu sebab beberapa bekas luka sampai saat ini masih tersisa bekasnya di bagian dagu, bibir, pelipis mata dan kaki. Namun, itu semua tak sedikitpun membuat saya mengeluh. Yang ada saya tertawa acapakali mengingat kejadian yang serba cepat dan tidak saya sadari tersebut. Itulah yang namanya nikmat tidur.

Tidur yang terjadi, semoga menjadi tidur yang tak sia-sia. Tapi meninggalkan kesan dan hikmah yang besar supaya saya bisa lebih berhati-hati. Ujian yang menimpa saya di balik nikmat tidur ini semoga menjadikan saya semakin naik kelas menjadi pribadi yang jauh lebih memukau. Menjadikan saya semakin banyak menuai ilmu hidup melalui kejadian-kejadian yang melekat. Amboi, betapa indahnya menyikapi segala hal yang tak mengenakkan sekalipun jika tahu ilmunya… Dan sekarang saya telah benar-benar mengantuk. Izinkan raga yang kian kurus ini sejenak terkapar dalam pembaringan untuk sejenak merenungkan kembali segala maksud ALLAH pada saya.

Saya bersyukur masih bisa berpikir jernih untuk kembali berdialog malam dengan Sang Maha Multilanguage, walaupun baru saja pikiran saya gamang dan terjebak pada hal-hal yang berusaha menodong untuk larut dalam sedih. Tuhan, mohon terimalah hamba menjadi tamu-Mu malam ini untuk simpuh dengan my own language :) aamiin…

Tidak ada komentar:

Posting Komentar