Sabtu, 14 Mei 2016

pernikahan itu...

nikmat menikah adalah salah satu yang memang perlu disyukuri. tak sedikit orang yang sudah sangat berharap untuk mendapatkan nikmat ini, tetapi belum ditakdirkan mengalaminya. entah karena belum ketemu jodohnya, entah belum siap uangnya, entah belum siap ilmunya, tapi yang paling tragis adalah jika belum siap menjadi suami atau menjadi istri. #lha

budaya yang berkembang di masyarakat saat ini untuk mereka-mereka yang belum menikah, dan bahkan belum terbayang siapa jodohnya, kemudian disebut sebagai jomblo. parahnya lagi label jomblo ini kemudian dikonotasikan sebagai sesuatu yang memprihatinkan bin ngenes. candaan untuk para jomblo begitu santer hingga kadang membuat para jomblo ini menjadi minder.

namun, untuk mereka yang sudah menikah pun, sebetulnya bukanlah jaminan mendapatkan kenikmatan. dalam pandangan saya, nikmat sesungguhnya adalah hidup mulia atau mati syahid. pernikahan bisa menjadi salah satu saluran untuk mendapatkan hidup mulia tersebut, jika itu memang dijalankan sesuai dengan prosedur yang benar, sesuai dengan syariat. tapi pernikahan pun bisa menjadi saluran kesengsaraan jika dijalankan tidak sesuai dengan tuntunan ALLAH dan rasul-Nya.

karenanya, mengetahui esensi pernikahan adalah sesuatu yang penting jika memang menginginkan label hidup mulia. pernikahan yang bagaimana yang kelak bisa menuju ke arah sana? yaitu pernikahan yang di dalamnya berisikan suami yang tahu akan tanggung jawab kepemimpinannya untuk menghantarkan istri dan anaknya untuk bersama-sama menuju satu ketaatan pada ALLAH. istri yang sadar dan faham akan kewajiban taat pada suaminya yang mengajak pada ALLAH. anak yang senantiasa mau dididik oleh ibunya untuk mengetahui tujuan hidupnya untuk berbakti hanya pada ALLAH. itu saja! namun, kata "saja" di sini praktiknya mungkin akan terasa sulit dan berat jika tak tahu ilmunya. saran saya, untuk bisa melihat kondisi rumah tangga yang jadi panutan bisa mempelajari kisah nabi ibrahim, siti hajar dan nabi ismail.

makna pernikahan seperti ini, jarang sekali terlihat di masyarakat saat ini. yang terlihat terkadang kemasan berupa persiapan makanannya, gedungnya, pakaiannya, maharnya, dan tektek bengek lainnya yang kurang greget. hanya simbol-simbol keduniaan dan kepestaan semata. tersebab itu, jangan heran jika kehidupan pernikahan setelahnya justru malah menjadi hambar. tak bermaksud mengeneralisir, tapi kebanyakan seperti itulah yang akhirnya menjadi tradisi warisan nenek moyang.

sehingga jangan heran jika di zaman sekarang, orang-orang merasa berat menikah karena standard yang digunakannya adalah warisan nenek moyang ini. bukan kembali pada aturan ALLAH tentang munakahat yang sebenarnya. seberapa banyakkah saat ini seorang calon suami menggeber ibadahnya sebelum menikah ketimbang menggeber kerjanya supaya dapat uang yang banyak? rasanya hanya segelintir saja. lalu seberapa banyakkah saat ini seorang calon sitri yang menjadikan pendidikan tingginya untuk diaplikasikan di tataran rumah tangganya ketimbang yang sibuk digunakan untuk bekerja dan mendapatkan uang? rasanya juga hanya segelintir.

ya, kembali lagi setiap orang punya definisi sendiri mengenai konsep pernikahan. mau membawa keluarganya kelak menjadi seperti apa, itu adalah hak masing-masing. semoga setiap orang siap dengan petanggung jawabannya masing-masing kelak jika akhirnya ALLAH menanyakan di akhirat kelak.

sumber gambar: materidakwahpilihan.blogspot.com

demikian tulisan singkat saya yang tetiba melayang di pikiran. pesan pribadi untuk para jomblo, jangan hiraukan orang-orang yang seolah "pamer" akan dirinya yang sudah mendapatkan nikmat penikahan tersebut, dan jangan layani juga orang-orang yang mungkin "nyinyir" akan kehidupan kalian, karena apa yang dipamerkannya pun bukanlah jaminan bahwa kenikmatan berada di genggaman. gunakan waktu semasa jomblo sebagai masa mencari ilmu dan mempersiapkan. sayang sekali jika energi positif yang dimiliki habis hanya karena dirundung kegalauan dan baper karena keusilan teman-teman yang membecandai untuk segera memiliki pasangan halal.

benar sih pasangan halal, tapi tak berarti jaminan bahwa pasangan halal tersebut akan menjadi kehalalan menuju surga-Nya. surga ALLAH hanya akan diberikan kepada pasangan halal yang kemudian membentuk generasai rabbani untuk memberikan loyalitas dan kecintaannya hanya pada ALLAH semata. insya ALLAH.

terima kasih sudah mau membaca...

Minggu, 08 Mei 2016

jodoh berdua

menonton sebuah film pendek berjudul "bicara cinta" senja kemarin lusa dan mendengarkan lagu soundtrack-nya mengingatkan saya akan zaman SMA dimana pertama kalinya saya menyukai lagu-lagu nasyid, bahkan hingga sekarang. sebut saja rabbani, raihan, saujana, brother, dan hijjaz adalah beberapa kelompok nasyid yang saya sukai. senandung-senandung merekalah yang mengisi ponsel saya saat ini, tak ada satu pun lagu selain nasyid di dalam ponsel. namun, jangan diartikan saya anti dengan lagu beraliran lainnya. hehehe :) saya tetap suka kok.

menurut saya, lagu nasyid itu liriknya memberikan energi positif. ya, walaupun rerata kelompok nasyid yang saya sukai di atas semua berasal dari negeri jiran, malaysia, bukan berarti saya tidak suka nasyid indonesia. ada the fikr dan opick yang saya sukai.

nah, kali ini saya sedang memutar sebuah lagu soundtrack film pendek yang saya sebut di atas. berkali-kali saya ulang, sengaja saya hafalkan liriknya dan saya hayati juga. judul lagunya jodoh berdua. lagunya bagus dan jelas ada beberapa aksen melayu di dalamnya, yang artinya dinyanyikan oleh penyanyi malaysia juga. namanya hafiz hamidun. mendengarnya berkali-kali membuat saya teringat akan istri.

jodoh berdua :)

baiklah, berikut saya tuliskan liriknya yang sederhana tetapi mengena. cocok untuk yang tengah dilanda anugerah cinta untuk dijaga hingga saatnya tiba. #tsah

Hafiz Hamidun - Jodoh Berdua

Jika cinta mampu untuk ku lukiskan
Garisannya penuh dengan pengharapan

 

Sentiasa dalam doaku
Menyimpan rasa ingin bertemu
Insan yang masih rahsia
Dan teristimewa

 

Pencarianku kini telah berakhir
Detik bahagia kini telah pun hadir
Sungguh aku percaya
Ketentuan Yang Esa
Jodoh berdua begitulah takdir

 

Yang terlihat kini hanya anugerah
Dan melafazkan janji yang terindah

 

Sentiasa dalam doaku
Menyimpan rasa ingin bertemu
Insan yang masih rahsia
Dan teristimewa

 

Pencarianku kini telah berakhir
Detik bahagia kini telah pun hadir
Sungguh aku percaya
Ketentuan Yang Esa
Jodoh berdua begitulah takdir

 

Bersedialah menunggu di garis penghujung
Insya Allah ke syurga
Bersatu kasih kita

 

Pencarianku kini telah berakhir
Detik bahagia kini telah pun hadir
Sungguh aku percaya
Ketentuan Yang Esa
Jodoh berdua begitulah takdir
Jodoh berdua begitulah takdir 


berikut saya tautkan juga link videonya yang saya ambil dari youtube:

  

seorang profesor yang penyendiri

sejak kecil saya sudah terbiasa dengan mengikuti kompetisi. waktu SD saya diminta mewakili sekolah untuk mengikuti lomba senam kesegaran jasmani dan ilmu pengetahuan alam. waktu SMP saya lebih banyak mengikuti lomba di luar sekolah, yaitu cerdas cermat antarmasjid. SMA saya mulai banyak mengikuti lomba cepat tepat biologi dan lomba menulis. zaman kuliah tak jauh beda dengan ketika SMA.

sekarang setelah bekerja pun, saya sebetulnya masih senang mengikuti beberapa kompetisi, khususnya yang berhubungan dengan menulis, sains dan ilmu pengetahuan umum. namun, sudah sangat jarang kompetisi yang bisa saya ikuti karena keterbatasan syarat. hehehe maklum sudah tua :p

akhirnya, iseng semalam saya lihat-lihat beberapa permainan atau semacam kuis daring yang bisa menguji kemampuan dan pengetahuan. saya coba dua permainan.

pertama, permainan dari brightside berjudul "how educated are you?". dari 20 soal yang ditanyakan (beberapa berbau pengetahuan alam dan beberapa pengetahuan sosial), saya tak tahu berhasil menjawab berapa soal dengan benar, karena tidak diberitahukan. hanya saja, ketika permainan berakhir dan saya mendapatkan hasilnya, sungguh membuat saya tersanjung. saya setara PhD. hahaha. mungkin kata "aamiin" yang bisa mewakili hasil tersebut, walau diberitakan bahwa permainan ini hanya humor dan jangan menanggapi hasilnya dengan serius, tetapi setidaknya saya cukup terhibur diberikan gelar imajinasi macam itu di tengah kesendirian malam minggu kemarin.


kedua, permainan dari buzzhearts berjudul "what type of intelligence do you have?". dari 8 pertanyaan kita diminta memilih salah satu pernyataan yang menggambarkan diri kita. tak ada benar atau salah, pilih sesuai dengan isi hati. itu saja! dan setelah kedelapan pertanyaan selesai, hasilnya menunjukkan bahwa saya memiliki kecerdasan intrapersonal. apa itu kecerdasan intrapersonal, berikut penjelasannya versi penyelenggara permainan:


hahaha terkadang hiburan macam begini dibutuhkan. lumayan buat saya yang memang masih haus akan kompetisi.

saya memang bukan tipikal penyuka permainan daring ataupun games yang ada di ponsel, cukup diberikan hiburan berupa pertanyaan pengetahuan umum atau alam, saya sudah sangat senang dan menikmati.

terima kasih ya atas permainannya yang menobatkan saya sebagai seorang profesor yang penyendiri.

Sabtu, 07 Mei 2016

ada bahagia di stasiun pondok cina

melihat orang-orang berlibur di tengah libur panjang seperti ini, sejatinya membuat baper tingkat nasional. yah ndak munafik, siapa sih yang nggak mau ada di pantai nan biru dengan debur ombak yang harmoni, pun siapa yang nggak mau ada di puncak gunung sambil membawa kertas bertuliskan sesuatu?

melewati apa yang orang bilang libur panjang memang mengasyikkan. tentu ada pengorbanan yang harus disodorkan untuk mendapatkan nikmatnya liburan tersebut, seperti berkorban waktu, uang, dan tenaga. lantas apa isi liburan saya kali ini? saya hanya akan sedikit bercerita saja di sini. hanya bagian kecil saja yang menarik.

alhamdulillah kesehatan masih diberikan ALLAH pada saya, sehingga tetap bisa berencana untuk mengisi waktu liburan. awalnya saya berencana untuk touring dengan teman-teman QC, tetapi bagai kacang goreng yang nggak laku, tawaran itu hanya berujung rencana karena sepi peminat. sangat sepi bahkan. hahaha :p

kemudian, akhirnya rencana tersebut langsung diganti dengan berencana pergi ke seaworld! yes, 5 mei 2016 akan menjadi saksi pertama kalinya saya berkunjung ke dunia laut ancol tersebut. tetapi lelagi semua hanya rencana setelah saya memutuskan untuk membatalkan kepergian karena khawatir masih hari pertama liburan dan macet. dan akhirnya saya dan istri hanya pergi ke toko buku dan mampir ke sebuah tempat kece yang esoknya kami sambangi lagi. dan tempat kece itu adalah stasiun pondok cina, depok, jawa barat.

apa yang spesial dari stasiun pondok cina ini? hehehe itu mungkin pertanyaan yang tepat dan beralasan. siapa coba yang tertarik dengan sebuah stasiun kecil yang lokasinya berada di antara universitas indonesia dan jalan margonda tersebut? sumpek dan padat, apalagi di jam-jam sibuk keberangkatan dan kepulangan orang kerja. niscaya klakson minta dipencet sebagai tanda meminta jalan saking padatnya.

penyebabnya ada beberapa hal: pertama, adanya usaha parkir yang cukup besar dan lokasinya berjejer di depan stasiun. kedua, penjual aneka makanan yang berbaris rapi mulai dari yang harganya lima ratus sampai puluhan ribu. ketiga, lalu-lalang penumpang commuter line yang turun di stasiun. keempat, beberapa orang yang parkir sebentar untuk menunggu orang terkasih yang akan dijemput. sungguh pemandangan ini menggoda emosi untuk selalu berada pada frekuensi kesal dan marah.

suasana stasiun ketika jam sibuk. sumber gambar: news.okezone.com

tapi dari semuanya itu, bukan suhadi namanya jika tak bisa mengambil hal unik di baliknya. salah satu hal yang menarik di stasiun pondok cina adalah tersedianya beraneka ragam makanan yang bisa memanjakan lidah sekaligus meredam lambung yang berontak. mau pilih cilok, batagor, tahu gejrot, kue ape, rambut nenek, siomay, kebab, baso, sampai buah-buahan pun ada. sungguh sebuah kawasan kecil yang sangat bersahabat dengan para pengelana yang dilanda rasa lapar tetapi dompet cekak.

yang menariknya adalah makanan yang tersedia di sepanjang stasiun pondok cina ini sebetulnya adalah berupa jajanan yang biasanya disantap oleh anak-anak SD, tetapi makanan memang tak pernah rasis dan tak pernah pula membeda-bedakan kasta. walau itu adalah jajanan tipikal anak SD, tetapi nyatanya jajanan ini mampu menembus dimensi ruang dan waktu. yang dulunya disukai anak SD, juga disukai oleh orang dewasa.

dan liburan panjang kali ini, saya dua hari berturut-turut ke tempat tersebut hanya untuk membeli tahu gejrot. rasa pedasnya sungguh bikin melotot walau tak bisa memperbesar otot. hmmm, nampaknya saya mulai ngawur.

ok, itulah stasiun pondok cina dengan dinamika jajanannya yang sangat kaya dan variatif persis seperti plasma nutfah indonesia yang begitu beragam. sesekali jika berkesempatan, datang dan cobalah beberapa jajanan yang ada, dan saksikan sendiri siapa konsumen-konsumen loyalnya. bukan anak kecil bukan anak SD, tetapi orang-orang dewasa yang terperangkap dalam dunia masa kecilnya yang masih menyimpan memori tentang cilok dan tahu gejrot di dalam otaknya. itulah mereka, para pengguna jasa commuter line yang dihadang rasa lapar atau sekedar ingin jajan sebelum pulang kembali ke rumah tercinta.

ah sungguh, liburan yang cukup membuat bahagia. dekat tak perlu berkawan macet, dan murah tak perlu memakai kartu kredit. mari berlibur ke stasiun pondok cina! *pesan terakhir ini tidak sepenuhnya serius, karena pemerintah setempat belum pernah dan mungkin tidak akan pernah menjadikan stasiun pondok cina sebagai tempat wisata. terima kasih.

Kamis, 05 Mei 2016

ngobrol ganteng

kemarin sore, setelah pekerjaan selesai, saya sengaja tak langsung pulang. saya sempatkan diri untuk berbincang dengan salah satu teman kerja saya. seseorang yang saya lihat memiliki kemiripan sifat dengan saya, yaitu perfeksionis.

niatnya sebetulnya hanya satu, yaitu ingin negobrol-ngobrol ganteng. hampir satu jam kami diskusi, dari perkara pekerjaan dimana saya memintanya untuk tetap menjaga energinya supaya tetap sebesar sekarang, kemudian tentang bagaimana untuk berbagi dan mendorong jika ada teman yang sedang kurang motivasi supaya bisa maju bersama, kemudian tentang bagaimana cara objektif menilai sesuatu dengan adil, tidak hanya yang baik-baiknya saja tetapi juga yang tidak baiknya, kemudian tentang menghilangkan rasa rikuh pada orang lain, dan sedikit saja tentang cerita menyentuh kalbu alias baper. hehehe sebagai bumbu supaya obrolan jadi lebih gurih. hehehe :p

sumber gambar: kaltim.tribunnews.com

saya merasa obrolan kemarin itu sangat berenergi. terkadang ketika suntuk dan penat sudah terlalu menjalar, mencari orang yang tepat untuk bicara adalah cara jitu untuk menghilangkannya. untuk sekedar didengarkan dan mendengarkan, untuk sekedar mencari sudut pandang lain dalam berpikir, dan yang paling sederhana adalah hanya untuk sekedar bisa tersenyum karena masih ada teman yang mau diajak berbagi.

iya, dalam satu dan lain hal saya seolah seperti tak punya teman. tidak dalam arti sebenarnya, tetapi teman yang mau mengerti kondisi diri dan sepemikiran dan apalagi sesifat, itu perlu dicari. namun, jika teman seperti itu tak bisa dicari, tentu ada teman terbaik dalam melupakan segala penat dan masalah dalam diri, siapa lagi kalau bukan pada Sang Maha Mendengar, Maha Pemberi Petunjuk, Maha Penyelesai Masalah, dan Maha lainnya.

senang rasanya energi kembali bersinar. semoga diskusi ganteng kemarin memberikan manfaat baik untuk saya maupun teman saya tersebut. aamiin :)

Minggu, 24 April 2016

membiasakan diri

kebiasaan yang sudah mengakar, akan relatif sulit untuk diubah. beruntung adalah ketika kebiasaan itu adalah kebiasaan yang baik. namun, jika sebaliknya?

mengubah kebiasaan memang merupakan perkara niat. hanya perlu berani untuk berpindah dari zona nyaman, lalu lakukan repetisi atau pengulangan. insya ALLAH setelahnya akan berganti pada kenyamanan yang baru. dari semula berada pada kenyamanan dimana tidak suka datang tepat waktu, ketika kebiasaannya diubah, justru akan gerah ketika datang terlambat. akhirnya justru akan merasa nyaman menjadi orang yang "on time". itu contoh dari mengubah kebiasaan.

kebiasaan ini sifatnya menular. jika sudah terbentuk kebiasaan yang baik, lingkungan pun insya ALLAH akan bisa berubah juga. nah, karenanya jika kita menginginkan memiliki lingkungan yang baik, ubahlah diri kita terlebih dahulu. seperti apa kata aa gym, mulailah dari diri sendiri; mulailah dari hal yang kecil; dan mulailah saat ini.

sumber gambar: www.bodyforwife.com

betapa senang dan teratur jika semua orang di dunia ini (hmmm, terlalu besar lingkupnya, minimal di lingkungan interaksi kita masing-masing) bisa memiliki kebiasaan yang baik semisal disiplin, rajin, hemat, mudah membantu, semangat. rasa-rasanya hidup akan penuh dengan aura kebaikan dan tak ada jiwa-jiwa yang ganas serta tak baik.

balik lagi, itu semua bisa terwujud jika kita mau membiasakan diri. jika belum terbiasa, resepnya hanya satu, yaitu coba dan ulangi terus-menerus. berat rasanya di awal, tetapi lama-kelamaan akan menyatu dengan jiwa. itu!

selamat membiasakan diri ya :)

Kamis, 17 Maret 2016

canda menjelang mimpi

assalamu'alaykum...
selamat malam...

sudah seminggu tak menulis di sini. alhamdulillah belum sampai ada sarang laba-labanya. hanya ada sedikit malu saja karena teman-teman yang lain ada yang lagi pada getol nulis. jangan sampai kesalip. hehehe kompetitif.

selasa kemarin, saya merasa sedih. pagi sebelum saya berangkat bekerja biasanya anak saya sudah bangun, tapi kali itu tumben sekali ia belum terjaga dari lelapnya. entah karena aktivitas hari sebelumnya yang padat dan membuat ia menjadi mengantuk atau karena memang lagi kepengen saja.

namun, yang pasti karena itulah saya tidak bisa mencium-ciumnya, meledeknya, push up di depannya dan diikuti olehnya dengan hentakan kakinya yang imut, atau sekedar tertawa dengannya. rasanya ada yang kurang dengan keberangkatan pagi tersebut.

apalagi selasa adalah jadwal saya pulang malam. pasti anak saya sudah tertidur. jangankan pulang malam, pulang rutin setelah maghrib saja ia memang sudah tertidur. hmmm, baiklah. seharian tidak bertemu dan berinteraksi dengannya laksana ada yang kurang.

pukul 21:30 saya sampai di rumah dan disambut oleh sang istri yang juga belum tidur karena tengah menyiapkan materi pelatihan untuk esoknya. benar saja, pemandangan di tengah kasur selalu seperti itu. seorang anak manusia yang tengkurap dan tengah bermimpi indah. anak saya sudah tertidur.

sedikit sedih karena kehadiran saya tak digubris olehnya. ia tak mendeteksi kehadiran ayahnya dan kemudian bangun untuk sekedar menjawab salam dari ayahnya, atau menyodorkan pipi lucunya untuk dicium merekah oleh bibir ayahnya. tak ada gerak. ia tetap hening dan syahdu di alam tak sadarnya. tak bergeming.

beruntung sekitar satu jam setelahnya, ia terbangun. bangun yang bukan hanya sekedar minta susu karena kehausan, tapi seperti sebuah rasa hormat dan tak ingin membuat ayahnya dirundung kecewa dan sedih. ia bangun, tertawa khas dengan bibir kecilnya yang merah. ia seolah sengaja memberikan moment pertemuan dengan ayahnya sebagai hadiah dari lelah sang ayah mencari nafkah. "ah, nak betapa baiknya kamu".

tak lama memang kita becanda. kantuk ayah tak kuasa dibendung, pun engkau memang selaiknya melanjutkan tidurmu yang terpotong hanya karena ingin menyapa. dan kita pun akhirnya terlarut dalam dimensi lain yang menghantarkan kita pada mimpi-mimpi masing-masing.

mimpi ayahmu ini untuk selalu bisa merawat, menjaga dan mengajarkan kebenaran padamu. mimpi ayahmu yang ingin menjadikanmu sebagai pejuang handal yang bisa membanggakan keluarga di dunia dan akhirat. mimpi ayahmu yang berharap engkau bisa menjadi inspirasi dalam setiap denyut jalan dakwah. mimpi ayahmu yang senantiasa berdo'a supaya engkau bisa menjadi penyejuk ibu dan ayahmu. dan juga mimpi-mimpi ayahmu yang bermimpi supaya engkau punya mimpi yang besar... aamiin :)

teruntuk anakku sayang,
selamat bermimpi ya,
tapi jangan lupa berilah kaki pada mimpi-mimpimu supaya ia bisa berjalan.

Rabu, 09 Maret 2016

bukan itu

sumber gambar: nendangbanget.net

bukan... bukan itu yang kutakutkan.
bukan karena rekening tabungan yang kerap bertengger di bilangan ratusan ribu.
tapi karena ketidaktahuan berapa rekening pahala yang kumiliki sekarang.

bukan... bukan itu yang kukuatirkan.
bukan karena tinggal di rumah kontrakan dan tak memiliki rumah pribadi.
tapi karena ketidakyakinanku apakah ada sepetak rumah yang bisa didapat di surga-Nya kelak.

bukan... bukan itu yang kutakutkan.
bukan karena tulisan-tulisan yang belum kunjung membuahkan pujian.
tapi karena kebodohanku yang tak faham sudah seberapa banyak tulisan amal buruk yang terukir.

bukan... bukan itu yang kukuatirkan.
bukan karena jabatan dan pencapaian yang masih kurang dibandingkan orang lain.
tapi karena kurangnya pemahaman ilmu yang bisa mendekatkan diriku pada-Mu.

bukan... bukan itu yang kutakutkan.
bukan itu pula yang kukuatirkan.

depok, 9 maret 2016
kala pagi menjelang gerhana matahari total

bermain aman

sumber gambar: www.hiscox.co.uk
"kebanyakan orang di kebanyakan situasi akan cenderung mencari rasa aman dengan cara menjadi pasif dan enggan terlibat aktif dalam sesuatu yang mungkin berisiko. padahal jika dikaji lebih jauh lagi, mencari aman pun masih berpeluang menjadi tidak aman."

hmmm, berat nampaknya tulisan saya kali ini. hehehe tidak juga, karena cuma satu paragraf itu saja yang ingin saya tulis... semoga faham maksudnya ya...

selamat malam dan selamat istirahat :)

Selasa, 08 Maret 2016

kepo is care

beberapa orang bilang bahwa saya kepo. serba ingin tahu urusan orang lain, bahkan terkadang sangat niat menyengaja investigasi akun sosial media orang lain, terkhusus teman-teman dekat. serius! bagai detektif yang berusaha menghimpun berita sebanyak-banyaknya, dari yang penting sampai yang sekedar informasi tak berarti, terkadang saya bisa tahu. hahaha. *ga usah takjub gitu, santai aja keleus ^^v

jangan heran kalau tetiba di pagi hari yang cerah, saya bisa tahu ada kabar si X yang baru pulang dari suatu tempat rahasia yang mungkin orang nggak tahu, atau di tengah keramaian tiba-tiba saya nyeletuk bahwa di Y baru saja melakukan aktivitas sesuatu. hmmmm, ngeselin ga sih? (oops, maafkan!)

tolong jangan salahkan saya. keinginan untuk serba tahu ini tak saya miliki sebelumnya. hanya karena tuntutan profesi (atuhlah bawa-bawa atas nama profesi segala) dan juga melimpahnya serta cepatnya arus informasi via sosial media yang nangkring di ponsel saya, itulah godaan terbesar yang akhirnya mau tidak mau saya jadi tahu. dan dari awalnya sekedar tahu jadi buka profilnya, terus teman-temannya, isi komentarnya, dan lain sebagainya. *gubrak.

entah sebuah kelainan atau bukan, yang pasti saya melakukan ini bukan karena iseng semata. bukan tak berdasar. saya sadar-sesadarnya bahwa kekepoan ini adalah karena saya sedang berusaha mendekat dan menjalin ikatan emosi yang lebih dalam lagi dengan orang-orang terdekat yang berada dalam lingkaran persahabatan saya. hmmm, sebetulnya kadang bukan hanya sekedar sahabat sih, ibu ani yudhoyono saja kadang saya kepoin isi instagramnya apa saja. #pengakuan.

sumber gambar: www.apasih-info.ga

saya menilai bahwa kepo itu adalah bentuk kepedulian. kepo adalah bentuk kekritisan. kepo adalah bentuk pembelajaran. hahaha itu mungkin hanya pembenaran saya saja supaya tidak diberi stempel negatif. faktanya, istilah kepo ini kerap merebak dan mengerucut menjadi sesuatu yang dinilai kurang baik. tak salah memang, tergantung dari apa niat dan tujuan kepo tersebut.

contoh kepo yang kurang baik adalah stalking mantan lagi deket sama siapa, terus lihat foto-fotonya, dilanjut buka komen-komennya, terus jadi kebayang memori tentangnya, terus jadi baper dan kemudian nangis di pojokan dengan alunan lagu dramatis yang membuat hidup jadi tidak produktif dan nggak move on. haish segitunya.

terus ada gitu contoh kepo yang baik? banyak! misalnya kita cari tahu hobi "sang target" dari akun sosial medianya dengan tujuan akan memberikan hadiah yang bisa "dia banget" supaya lebih ngena dan berkesan. atau cari tahu juga "sang target" sedang punya masalah apa dengan mengumpulkan sepuluh status terakhir, terus dianalisa dan dicari hubungannya apakah baik-baik saja atau ada trend lineritas atau eksponensial, lalu dari hasil tersebut kemudian sodorkan solusi. hahaha ga yakin ada yang sampe begini sih. yang ada dikira tukang ramal cap panci.

baiklah, mulai serius. intinya, saya lebih setuju memandang kepo ke arah yang positif. itu tadi, bahwa kepo adalah wujud kepedulian. bentuk dan upaya memperhatikan orang lain dengan sekedar bertanya dan ngorek-ngorek informasi (teteup), berharap kita bisa ikut simpati, ikut empati, atau lebih jauh lagi bisa menawarkan bantuan sesuatu untuk bisa disebut pahlawan setelah mendengar cerita dari seseorang. itulah bentuk bahwa kepo is care! seneng kan diperhatikan orang lain? bukan hanya diperhatikan pas masuk ke ind*mar*t saja. hahaha peace!

biasanya orang kepo ini juga memiliki tingkat keingin tahuan yang tinggi. terlepas ingin tahunya ke arah mana, tetap saja perlu diapresiasi lho. bayangkan segenap energi yang dipunyainya setelah makan mie rebus, ia habiskan untuk sekedar mencari tahu hubungan status yang satu dengan yang lain, kemudian menelaahnya hingga diperoleh hipotesa. itu adalah sikap-sikap yang dimiliki oleh peneliti. bisa jadi topik penelitian baru lho berkat kepo yang membuat kita menjadi penuh curiosity. serius!

terakhir, saya memandang kepo adalah sebuah upaya belajar. ingat-ingat lagi bahwa pernah di suatu waktu, kita mengalami masa paling kepo se-jawa bali plus madura (atuhlah serius!). lihat bebek tanya, main layang-layang tanya, pengen bisa main tetris, tanya. semua serba ditanya sampai membuat yang ditanya kesel. see? betapa kepo bukan masa kanak-kanak kita? berkat kekepoan itulah arus informasi banyak didapat yang membuat kita jadi tahu banyak hal. saya pikir, sense of kepo ini jangan sampai hilang sebagai sarana untuk belajar dan berwawasan. cuma balik lagi ya, kepo-nya sama yang menambah wawasan aja, jangan yang akhirnya cuma bisa bikin baper doang.

ya, itulah sekelumit cerita ringan saya tentang kepo. walau tidak ditunjang dengan data-data empiris dari jurnal-jurnal yang saya baca, tapi semoga tetap enak dibaca ya... eh iya, tulisan ini juga ditulis dengan penuh kesadaran bahwa saya cukup senang dibilang kepo. karena kepo is care!

agree? so, keep calm and stay kepo :)

sumber gambar: aliensaraf.blogspot.com

Rabu, 02 Maret 2016

kosmetik

hari ini, setelah berdiskusi dengan seseorang, saya mendapatkan satu istilah baru yang menarik. istilah itu adalah "kosmetik".

bukan tentang krim pemutih, juga bukan tentang gincu merah pemoles bibir, apalagi penghilang jerawat dan noda hitam di wajah yang kerap mengganggu. sama sekali bukan tentang itu.

seperti yang kita ketahui bahwa kosmetik identik dengan wanita. lebih identik lagi adalah dengan wanita yang hobi berdandan. dari ujung kaki hingga ujung kepala berbalut dengan benda-benda penambah estetika tubuh. mulai dari semprot wewangian, bedak halus yang membuat kulit bersih, krim pengencang kulit, tabir surya, deodorant dan lain sebagainya. tampaknya keseharian hidup masa kini tak bisa dipisahkan dari kosmetik.

sumber gambar: www.republika.co.id

hebat sekali para formulator dan pencipta benda-benda tersebut. laksana sebuah sulap yang bisa mengubah upik abu menjadi cinderella. ibaratnya kulit yang mengerut bisa disamarkan menjadi lebih segar dan kencang. kulit yang kering bisa menjadi lembab dan bernutrisi. bau badan yang tak sedap menjadi wangi bak melati. "terpujilah wahai para pencipta produk kosmetik", kira-kira demikianlah sanjungan dari para penggunanya.

bagaimana tidak, kosmetik berhasil membuat sesuatu yang kurang elok jadi indah dilihat. dari yang semula kusam bisa menjadi bening. tapi ingatlah bahwa itu semua hanya sebagai topeng, realita sebenarnya adalah ketika benda-benda kosmetik tersebut dilepas, yaitu apa adanya diri kita. kesederhanaan!

begitu pulalah saya melihat sebagian orang dalam hidup ini. ada kelompok orang yang begitu hebat memperlihatkan apa yang nampak di permukaan, tetapi apa yang nampak itu hanyalah sebagai kosmetik saja. realitanya, di bawah permukannya tak jarang dipenuhi dengan (maaf) borok, cacat dan nista. pencitraan orang menyebutnya kini. iya, pencitraan.

selaiknya, kita hindar hal seperti ini. tak perlu mempertebal bedak hanya untuk tidak terlihat keriput. tak perlu mengoleskan gincu di bibir hanya untuk tidak terlihat pucat. kadang kala kita terjebak untuk berlebihan dalam berkosmetik tetapi senyatanya lupa untuk memperbaiki yang ada di dalamnya, yang ada di bawah permukaan yang tak tak nampak dilihat orang.

namun demikian, bukan kemudian kosmetik itu menjadi tidak perlu. ALLAH menyukai keindahan. estetika merupakan satu hal yang diperlukan juga dalam hal berelasi dengan orang lain. citra diri perlu dikemas supaya nampak indah dilihat orang lain, asalkan tidak berlebihan. pun itu berarti bahwa menjadi sederhana adalah langkah bijak dalam menjalani hidup. tunjukkan kehebatan di permukaan jika dan hanya jika itu adalah sebuah hasil dari kerja keras dan bukan sebuah upaya untuk terlihat "wah" tetapi di dalamnya justru penuh dengan kecacatan.

inspirasi dari memahami kosmetik ini adalah: bijaklah memberikan citra diri, sederhanalah dalam bersikap, dan kehebatan diri bisa dirasakan oleh orang lain walau tanpa harus berkosmetik...

selamat malam, selamat menggunakan krim malam supaya kulit tetap sehat :p

terima kasih sudah mau membaca :)

Senin, 29 Februari 2016

hitam

29 februari 2016...
sebuah angka di bulan kedua masehi yang hanya muncul setiap empat tahun sekali. kabisat orang menamainya.

penanggalan masehi didasarkan pada perputaran matahari. tapi hari ini sang bintang tak kunjung muncul. langit kota depok mendung, tersaput awan-awan yang bergelayut abu dan hitam, bahkan sekarang hujan.

pasukan air tengah membanjiri pelosok kota di nusantara. bahkan kemarin tercatat beberapa titik di ibu kota terendam banjir akibat hujan yang tak henti sejak malam hingga pagi hari. jadi bertanya, inikah sebuah rejeki atau justru sebuah peringatan kembali akan hitamnya sikap orang-orang yang tinggal di nusantara, terkhusus ibu kota?

entahlah. yang pasti nyata sekali begitu banyak noda hitam yang mewarnai aspek kehidupan belakangan ini. hitam perilaku dan juga hitam pemikiran. walau di satu sisi saya percaya masih banyak pula yang abu-abu bahkan cerah secerah jika sang matahari menyinari.

bukan perkara pesimis atau hanya bisa menilai. faktanya, saya sadar bahwa hitam ini karena ulah dan perilaku manusia. karenanya saya sebisa mungkin tidak turut berada pada lingkungan hitam tersebut, bahkan lebih jauh lagi ingin mencegah lebih banyak orang yang terjerumus ke dalam lubang hitam. dengan cara yang saya yakini.

sumber gambar: webneel.com

kabisat akan terulang empat tahun lagi. bagaimana empat tahun mendatang masih sebuah misteri. senyatanya, mari berbuat menghilangkan hitam dengan sinar iman nan putih. mari hilangkan hitam dengan langkah hijrah yang cemerlang. dan mari hilangkan hitam dengan bukti jihad yang menyala.

semoga setiap noda hitam kan terganti seiring waktu hingga orang-orang merindukan damainya putih yang menyejahterakan. aamiin.

Minggu, 28 Februari 2016

update: drama pejuang mutu

lama tak menulis mengenai team QC cibitung juara. sudah banyak yang berubah. dari jumlah orangnya, dari kondisinya, dan dari drama-drama yang ada di dalamnya.

akhir bulan januari lalu, salah satu personil pindah berkarya ke pabrik ciawi. seorang pemuda santun yang rajin mengaji. dengan semangat mengejar cita, akhirnya saya merelakan kepergiannya untuk bisa bertumbuh lebih gemilang di tanah kelahirannya. selamat berkarya di nutrifood sentul ya, bro :)

wisuda ridwan

lalu kemarin lusa, team QC cibitung juara pun kehilangan salah satu talent terbaik yang dimilikinya. seorang perempuan cerdas yang gesit bertugas dan memiliki kemampuan sensori yang mumpuni. ia akan berkarya di tempat lain yang bertugas menganalisa jasad renik. hmmm, semoga berhasil dan kece di tempat baru ya, sist :)

ospek sekaligus perpisahan sherly dan pkl (black and white biar terkesan jadul)

selain berita kehilangan, ada juga berita gembira di mana salah satu dari kami akhirnya ada yang berhasil naik pangkat menjadi lebih baik. semoga dengan peran barunya, pria yang akhir tahun kemarin dinobatkan sebagai ter-kece di QC cibitung juara ini bisa memberikan dampak yang kece juga serta akselerasi untuk perbaikan team ke depannya. aamiin... selamat bertugas ya, bro :)

perubahan formasi ini tentu membuat dinamika di pekerjaan menjadi sedikit berbeda. ke arah mana saya pun tak tahu karena belum bisa dianalisa. belum lagi adanya beberapa kegiatan di #QCbermain yang menghadirkan tantangan beragam di setiap bulannya, team menjadi lebih bergejolak dan penuh drama. senang sekali melihat team ini terbukti memiliki mental-mental juara, kreatif dan pembaharu!

cerita lain yang tak kalah menarik adalah ketika jum'at kemarin kami mengadakan coffee afternoon bertemakan ospek, sekaligus didisain untuk perpisahan dua anak pkl dari smkn 13 bandung. saya melihat penuh haru dan kebahagiaan dari masing-masing personil team QC cibitung juara yang sudah sangat dekat dengan dua anak pkl ini. istilah anak gaul zaman sekarang adalah "baper".

sebetulnya wajar jika memang kedua anak ini akhirnya sedikit disedihkan kepergiannya. selama ini, anak pkl selalu direkrut menjadi karyawan, sehingga masih bisa bertemu. sedangkan mereka berdua lebih memilih untuk melanjutkan sekolah lagi. sebuah keputusan yang perlu dihargai.

salut dengan keduanya. di usianya yang masih muda, mereka memiliki kelebihan masing-masing. yang perempuan begitu cerdas, komunikatif dan tahan banting. yang lelaki begitu kritis dan orisinil bak seorang trainer yang kerap memberikan training motivasi.

semoga mereka berdua bisa mengejar cita-citanya dengan baik dan dipertemukan kembali dengan team QC cibitung juara dalam kondisi yang jauh lebih mulia. aamiin.

itulah perubahan dan dinamika yang terjadi di team QC cibitung juara. selalu merasa bersyukur menjadi bagiannya dan menjadi supporter dalam membentuk peradaban kece di lingkungan pekerjaan. semoga saya senantiasa bisa menjadi teman, menjadi pembimbing, menjadi mentor, menjadi kakak, menjadi bapak yang luar biasa di team ini.

sebagian team QC cibitung juara ketika HUT nutrifood

dan, semuanya itu akan menjadi sebuah upaya berkesinambungan selama team ini eksis.

salam perubahan untuk team QC cibitung juara. dan terima kasih yang sudah membaca :)

Kamis, 11 Februari 2016

buru-buru

saya ini senengnya buru-buru...
kalau perlu A, harus cepat.
kalau lagi butuh B, ga bisa dinanti-nanti.
kalau kepengen C, musti sekarang juga.

sumber gambar: primetimenm.com

tapi sayang...
yang saya perlu, yang saya butuh, dan yang saya kepengen tersebut kebanyakan adalah perkara dunia semisal beli anu beli itu.

sedangkan kalau ibadah...
buru-buru juga sih.

sholat maunya ya buru-buru selesai.
ngaji maunya buru-buru udahan.
shaum maunya buru-buru bedug maghrib.

hehehe dasar emang ya...

ternyata semuanya memang pengen buru-buru.

semoga kawan-kawan tidak seperti itu ya, tapi kebalikannya.
pas lagi belanja di mall, buru-buru pengen udahan. pun, pas adzan buru-buru pengen ke masjid, tapi sholatnya jangan terburu-buru alias khusyu.

ah, jadi buru-buru itu tidak selamanya negatif. musti bijak di tempatkan di mana supaya bisa jadi positif juga...

baiklah, selamat buru-buru memburu berkah dan ampunan-Nya di kamis manis ini ya :) semangat!!!

Sabtu, 06 Februari 2016

karir vs keluarga

Eloknya biru pantai dengan embusan angin yang merayu, atau menantangnya jalur pendakian untuk menuju ke puncak gunung, atau jelajah kota bandung yang mempesona, mungkin di salah satunya kini kawan-kawan berada dalam rangka menikmati libur panjang kali ini. Kesemuanya adalah pilihan dalam rangka menghabiskan waktu yang tersedia. Tak peduli harus berkorban uang, selama bisa memanjakan diri dan memberikan pengalaman baru.

Menarik memang menghabiskan waktu liburan panjang dengan menikmati hal-hal seperti itu, tapi mungkin ada sekumpulan orang yang justru cukup senang hanya dengan bersantai saja di rumah menikmati quality time bersama keluarga tercinta.

Semuanya perkara pilihan.

Baru saja saya mendapatkan sebuah sharing artikel karya Fahd Pahdepie (colek sini) tentang balada seorang suami yang kerap pulang malam dan nyaris tak ada waktu bersama keluarga. Sebuah tulisan yang cukup bagus dan mengena, dan saya akan beri tambahan bumbu versi saya berikut:

Di dunia dinamis yang mana seorang suami bekerja mencari nafkah hingga lintas kota (termasuk saya. hehehe *curhat) memang menyisakan sebuah balada berupa waktu untuk keluarga yang begitu sempit. Bisa dibayangkan 8 jam bekerja di kantor ditambah perjalanan yang bisa mencapai 4 jam pulang pergi (belum termasuk macet) adalah waktu yang habis tanpa kehadiran keluarga secara fisik. Berangkat kerja sebakda subuh dan pulang sebakda maghrib atau isya. Berangkat ketika anak belum terjaga dari tidur dan pulang sudah dalam kondisi terlelap. Sungguh pemandangan memilukan. Belum lagi istri yang begitu antusias menanti kepulangan karena ingin berbagi kisah seru apa yang terjadi selama suami tak ada. memilukan kuadrat.

Sebuah jebakan rutinitas di antara karir dan keluarga. Sungguh hebat dan bersyukur bila keduanya bisa beriringan dengan syahdan. Faktanya, acapkali kemanisannya tak demikian yang dirasa. Karir selalu merangsut berebut meminta porsi lebih untuk diperhatikan, sedangkan cerita seru istri dan perkembangan anak hanya menjadi condiment yang membuat hidup tidak terkesan ganas.

Bagi saya yang termasuk ke dalam seorang karyawan yang bekerja lintas kota dan menghabiskan waktu lebih banyak di luar, terasa sekali proses kehilangan moment bermain bersama anak atau bertukar pikiran dengan istri. Kalaupun ada hanya waktu sisa saja yang sudah tak bugar lagi energinya. Alhasil hanya berupa do’a dan kecupan kasih sayang di tidak sadarnya mereka yang bisa saya berikan. 

Ya, pada akhirnya hidup memang sebuah paket berisi keputusan yang dilengkapi dengan konsekuensinya. Mereka yang berhasil memaknai dan menghargai keputusannyalah yang akhirnya menjadi insan yang siap dan selalu semangat serta bersyukur menjalaninya.  

sumber gambar: selvinortiz.com

Semoga di libur ini, terselip sebuah waktu berharga yang didedikasikan khusus untuk keluarga. untuk kawan-kawan yang sedang berkesempatan menemui keluarga kecilnya. Untuk kawan-kawan yang sedang pulang kampung untuk menjenguk dan memuliakan orang tua dan kerabatnya. Untuk kawan-kawan yang tengah menghargai waktu-waktu indahnya. 

Mari kita berdendang…

Kamis, 04 Februari 2016

superior!

manusia adalah makhluk terbaik yang diciptakan oleh ALLAH. bukan malaikat ataupun bukan jin. bukan pula tumbuhan ataupun hewan. apalagi bakteri atau jamur.

manusia adalah mahakarya yang ALLAH ciptakan karena dibenamkan akal dan pikiran ke dalamnya. imbasnya, manusia memiliki kehendak bebas untuk bisa menentukan apapun yang ingin dilakukannya dalam hidup. bisa lebih mulia dari malaikat, tapi bisa juga lebih hina dibandingkan hewan ternak. tergantung dari apa yang akhirnya diputuskan oleh akal dan pikirannya.

sebagai mahakarya yang ALLAH ciptakan sebagai makhluk yang bertugas menghamba, sudah sepatutnya manusia menyadari akan kedudukannya. sehebat apapun ia, tetaplah hanya berlabel makhluk yang jika ALLAH sentil sedikit saja bisa tumbang. dengan sedikit kesakitan, dengan sedikit penderitaan, dengan sedikit angin, dengan sedikit api ataupun air. manusia tetaplah manusia, memiliki sisi inferior di sisi ALLAH.

kita boleh saja merasa inferior jika memang tengah berhadapan dengan ALLAH. laiknya serpihan renginang atau butiran debu yang tak memiliki daya. boleh saja mengklaim seperti itu, tapi jika porsinya di hadapan ALLAH. tapi jika di hadapan manusia lainnya, tidak bijak jika sekiranya kita selalu merasa inferior. ingatlah bahwa ALLAH mencipta dengan bentuk yang sebaik-baiknya. apalah beda dia dengan saya. apalah beda mereka dengan kami. apalah beda! semuanya diberi unsur penciptaan yang sama, sehingga jauhkan perasaan merasa inferior. pun bukan berarti menjadi perlu merasa superior.

merasalah superior jika kita merasa benar. tunjukkan sisi superior kita jika apa yang dilahirkan dari mulut kita adalah sebuah ucapan kebenaran. tunjukkan sisi superior kita jika apa yang diwujudkan dari sikap kita adalah sebuah tindakan kebenaran. berani dan jangan sungkan!

sayangnya, banyak orang belum bisa seperti itu. kebenaran yang sejatinya benar kerapkali merasa menjadi terasing dan inferior ketika dilebur di dalam lingkungan dan sistem yang sudah terlalu bercampur baur dengan kenistaan. akibatnya kebenaran yang seharusnya nampak menjadi melempem karena kehilangan sisi superiornya. amat disayangkan.

kebenaran akan benderang pada waktunya. sumber gambar: www.satuislam.org

namun, saya selalu percaya bahwa ALLAH tidak akan pernah membiarkan kebenaran di muka bumi ini sirna tak nampak. ia akan muncul ke permukaan berkat kegigihan orang-orang yang ingin membuktikan takwa atas-Nya. ia akan hadir kembali sebagai buah dari perjuangan orang-orang yang tak pernah takut dan merasa inferior karena keyakinan akan janji-Nya.

ya, kebenaran suatu saat akan menunjukkan sisi superiornya. kebenaran akan benderang pada waktunya. insya ALLAH :)

terima kasih sudah mau membaca ya... selamat beraktivitas di kamis manis :)

cibitung, 4 februari 2016

Minggu, 31 Januari 2016

sudah terlalu

sudah terlalu banyak nikmat sehat yang diberikan oleh ALLAH, tapi...
begitu sedikit dari kesehatan tersebut yang digunakan untuk bergiat dalam ketaatan pada-Nya...

sudah terlalu banyak nikmat harta yang diberikan oleh ALLAH, tapi...
begitu sedikit dari harta tersebut yang digunakan untuk berjuang di jalan penyembahan kepada-Nya...

sudah terlalu banyak nikmat waktu yang diberikan oleh ALLAH, tapi...
begitu sedikit waktu yang didedikasikan khusus untuk mengimplementasikan bukti takwa pada-Nya...

sudah terlalu banyak nikmat ketenangan diri yang diberikan oleh ALLAH, tapi...
begitu sedikit rasa tenang tersebut digunakan untuk bermesra dalam kesendirian meratapi dosa-dosa kepada-Nya...

ah, sudah terlalu banyak memang, tapi begitu sedikit memang...

ALLAH telah memberikan banyak nikmat yang tak terhitung, tetapi manusia memiliki kecenderungan untuk sedikit sekali bersyukur dan memanfaatkan nikmat tersebut sesuai dengan kehendak yang memberikan.

pernahkah kita menanyakan untuk apa harta yang ALLAH berikan kepada kita?
pernahkah kita memikirkan untuk apa ALLAH berikan sehat pada jasad kita?
pernahkah kita merenungi kemana lenyapnya waktu yang berdetik setiap saat?
pernahkah juga kita mencoba mencari tahu sumber ketenangan yang kita peroleh?

ah, sudah terlalu cuek memang...

ALLAH tak pernah aniaya kepada makhluk-Nya, apapun keinginan kita semua diberikan, tetapi manusia memiliki kencenderungan untuk menganiaya dirinya sendiri hingga terperangkap dalam lembah kenistaan.

sadarlah sehat kita akan menjadi pertanyaan di akhirat kelak...
sadarlah harta kita akan dimintai pertanggungan jawab di hari akhir kelak...
sadarlah waktu kita akan diperhitungkan di hari pembalasan kelak...
sadarlah juga ketenangan diri yang kita rasakan kelak akan dinukil di akhirat kelak...

ah, sudah terlalu terbius memang...

sumber gambar: www.kompasiana.com

saatnya kembali untuk bersyukur atas apa yang dimiliki, dan menyiapkan diri serta berbenah dengan penuh kesadaran untuk segala kemungkinan di akhirat kelak...
karena hidup ini sudah terlalu...

Sabtu, 30 Januari 2016

mau sholeh atau salah?

asslamu'alaykum semua...

terima kasih untuk kawan-kawan yang masih setia mau membaca artikel-artikel yang saya tulis di blog ini. mencoba untuk produktif kembali setelah satu minggu lamanya tidak menulis. ayo mari kita produktif dan jangan sampai terlena oleh rasa malas.

melalui buku lapis-lapis keberkahan yang sedang saya baca, saya jadi mengetahui bahwa sahabat Umar bin khaththab pernah berpesan sebagai berikut:

"kedua tangan ini tercipta untuk bekerja. jika tak disibukkan dalam kerja ketaatan, ia akan tetap bergiat dalam kemaksiatan."

apa artinya?

manusia berkemungkinan untuk melakukan kegitan positif atau negatif. jika membiasakan diri untuk bekerja dalam kebaikan, maka akan senantiasa terjaga dari perbuatan buruk, pun sebaliknya. karenanya, menyibukkan diri untuk beramal sholeh, akan memalingkan kita dari beramal salah. dan bagi kedua amal yang bertolak belakang tersebut, ALLAH menyediakan berbagai akibat yang juga berlawanan (fillah, 2014).

nah hari ini adalah hari sabtu. orang bilang ini adalah akhir pekan, saatnya untuk bermalas-malasan sebagai penebus letih di lima hari sebelumnya yang dijejali dengan rutinitas penuh energi. refreshing ke mall, tidur seharian, movie marathon, leyeh-leyeh ga jelas adalah beberapa pilihan yang bisa diambil untuk menghabiskan waktu di sabtu (dan minggu juga mungkin). tapi ada juga yang justru sabtunya digunakan untuk olah raga, beres-beres rumah, menulis, membaca, kuliah, dan belajar.

ya, intinya silakan pilih aktivitas apa yang akan dilakukan, yang pasti jika membiasakan untuk produktif, maka rasa malas akan terhempas. tapi jika sebaliknya, membiarkan rasa malas menyerang, maka sia-sialah waktu yang dimiliki.

mau produktif atau malas adalah sebuah pilihan :) sumber gambar: izyanstory.blogspot.com

contohnya kemarin, team QC cibitung juara melakukan aktivitas di luar kebiasaan. biasanya asyik bekerja menganalisa bahan-bahan makanan dan kemasan, tapi kali kemarin kami melakukan aktivitas positif lainnya, yaitu membuat menu makanan di acara #QCbermain yang mana tantangan bulan januari ini adalah #QCchef, lalu siangnya melakukan performance seni untuk pementasan audisi menjelang hari ulang tahun nutrifood, dan sorenya wisuda salah satu team QC cibitung juara yang akan mutasi kerja ke Sentul.

sungguh energi banyak sekali tersita, tetapi selama itu adalah kegiatan produktif, positif dan bermanfaat, bersyukurlah karena artinya sudah berhasil mengalahkan rasa malas. kembali pada pesan sahabat Umar di atas, begitulah sejatinya aktivitas manusia di dunia. fokus pada berkegiatan positif atau justru pada kegiatan yang sia-sia.

semoga kita semua terhimpun dalam golongan orang-orang yang senantiasa sibuk dalam bertaat dan berbenah pada ALLAH, bukan justru sebaliknya menganiaya diri sendiri dalam kubangan kemaksiatan. aamiin :)

terima kasih banyak ya sudah mau membaca.

wassalamu'alaykum semua...

Sabtu, 23 Januari 2016

pergeseran konsep "rejeki"

Membaca beberapa bab tentang konsep rejeki pada buku lapis-lapis keberkahan karya penulis muda Salim A. Fillah membuat saya merenung. Sejalan dengan apa yang saya yakini, rejeki adalah sebuah kebaikan ALLAH yang diberikan kepada semua makhluk-Nya di muka bumi ini, tak terkecuali binatang melata semacam cicak pun sudah ALLAH gariskan rejekinya. Padahal cicak hanya bisa merayap di dinding, tetapi bagaimana mungkin ia tetap bisa makan dan hidup? Jawabannya adalah karena nyamuk sudah disiapkan ALLAH untuk bisa terbang dan sesekali menuju cicak “menawarkan dirinya” dimangsa. Sungguh luar biasa bukan? ALLAH benar-benar menyiapkan rejeki bahkan untuk cicak sekalipun? Apatah lagi untuk manusia sebagai makhluk terbaik yang diciptakan-Nya.

Namun, sayangnya manusia sendirilah yang kemudian dengan akal dan pikirannya membuat batasan-batasan rejeki menurut persangkaan dan ilmunya yang tak seberapa. Rejeki lebih diidentikkan dengan perkara harta, lebih spesifik lagi adalah uang. Tidak semua berpikir demikian memang, tetapi senyatanya uang telah identik dengan rejeki.

sumber: kyahmad.wordpress.com

Pernah mendengar ungkapan seperti ini? “Mah, Papah baru saja dapat rejeki lebih. Tadi dapat bonus tambahan 1 juta”. Seolah rejeki tambahan itu adalah uang 1 juta tersebut. Lantas ketika pulang kerja dengan selamat, aneh rasanya jika bilang: “Mah, Papah dapat rejeki besar yang luar biasa, keselamatan selama di perjalanan, penjagaan ALLAH dari hal-hal buruk. Sungguh senang sekali”. Aneh ya? Iya aneh karena manusia telah memberikan batasan atau standard rejeki itu adalah uang yang setara dengan nominal-nominal dalam satuan rupiah, dollar, euro atau yuan.

Miris memang melihat fenomena seperti ini, uang telah berhasil menjadi “berhala” yang menggerakkan manusia bertindak sesuai standard yang ada. Tak jarang perseteruan yang terjadi, tersebab karena harta. Banyak orang khawatir bersedekah karena uangnya berkurang. Banyak orang khawatir memiliki banyak anak karena takut pengeluaran tambah banyak. Sebaliknya, banyak orang membelanjakan uang dengan mudah dan tanpa pikir panjang untuk kesenangannya dan memenuhi hawa nafsunya.

Uang kini telah menjadi sumber ketakutan, bukan lagi ALLAH yang perlu ditakuti. Uang sudah menjadi sumber kebahagiaan, bukan lagi ALLAH sebagai pemilik segala kebahagiaan. Padahal jika boleh saya memilih, saya ingin menjadi orang yang paling ringan hisabnya tersebab harta, khususnya uang. Saya berharap harta yang didapat, jelas sumbernya sehingga bisa menjawab pertanyaan di akhirat kelak. Pun saya berharap harta yang dibelanjakan, jelas peruntukannya untuk kepentingan ALLAH sehingga bisa tenang ketika hisab nanti. Aamiin…

Ah pelik sekali masalah uang ini. Rugi sekali rasanya jika hidup hanya dipenuhi dengan urusan uang dan uang. Bukan berarti hidup tak perlu uang, tetapi tempatkanlah uang dengan bijak sesuai posisinya.

Saya hanya khawatir, standard kebahagiaan kelak akan berubah dari yang semula menggunakan standard ALLAH, yaitu memperoleh derajat takwa, tapi mungkin suatu saat (atau bahkan sudah terjadi) berganti menjadi standard versi manusia yang mengukurnya dari banyak sedikitnya harta yang dimilikinya.

Jadi, dari mana hartamu didapat dan ke jalan mana harta tersebut mengalir keluar? Siapkah dengan 2 pertanyaan ALLAH tersebut kelak di akhirat? Semoga sudah siap ya :)

Senin, 11 Januari 2016

cerita kemacetan

pagi tadi, saya berangkat kerja ke arah pasar rebo seperti biasa. bedanya, kali ini sedikit lebih siang karena memang ada agenda rapat di kantor jakarta. saya berangkat naik motor dari depok pukul 07:10 WIB. biasanya saya berangkat super pagi pukul 05:15 dan jalanan masih relatif lengang hingga tiba di pasar rebo.

namun, kali tadi tak demikian. dari stasiun lenteng agung, jalan sudah sangat padat. untuk sampai fly over tanjung barat yang jaraknya hanya sekitar 4 km, membutuhkan waktu hingga 1 jam karena macet. bayangkan dengan sepeda motor saja yang bisa leluasa selap-selip perlu waktu selama itu, apalagi mobil yang saya perhatikan relatif lebih lambat.

sumber gambar: dreamindonesia.me

saya yang jarang sekali dihadapkan pada situasi demikian, mencoba menerka-nerka apa yang ada di isi kepala setiap orang yang mengalami hal serupa dengan saya tadi pagi. adakah di antara mereka yang biasa-biasa saja karena menganggap macet seperti itu adalah hal lumrah? ataukah ada yang tetap riang karena alasan yang entah kenapa? atau adakah yang hatinya begitu geram terbakar emosi karena merasa menderita?

jika diambil datanya dengan wawancara satu per satu dan data yang didapat tersebut diolah secara statistik, saya cukup yakin opsi ketiga akan mendapatkan persentase terbesar. polusi udara dari asap knalpot yang tidak bersahabat di hidung, panas terik mentari yang cukup menyengat walau hari masih pagi, dan ketergesaan orang-orang berkendara yang membuat agak risih, semuanya berpadu memainkan emosi dalam jiwa. sejujurnya, saya sempat terpancing untuk menjatuhkan diri bersikap seperti pada pilihan ketiga. saya sempat ingin memaki dan menyumpah kondisi tadi dengan emosi yang tak terkendali. tanda kemacetan lalu lintas membuat otak saya juga macet berpikir jernih.

namun, bersyukur sekali suara jiwa membuat saya tersadar. ada sebuah bisikan yang mengingatkan saya dan berkata lembut: "panasnya mentari pagi ini, tidak seberapa dibandingkan dengan panas api neraka kelak. riuhnya lalu-lalang dan desakan orang pagi ini, tidak sebanding dengan pontang-panting manusia durhaka di neraka kelak". seketika saya langsung tersadar. ada rasa takut yang kemudian bergejolak dan membuat saya spontan menarik bibir ke kedua arah kanan dan kiri. saya buat perjalanan tadi tetap menyenangkan dan gembira hingga akhirnya alhamdulillah saya sampai juga di lokasi pukul 08:30 WIB.

sungguh bersyukur bisa lepas dari kondisi tak mengenakkan tadi pagi. rasa-rasanya dunia perkotaan yang menjadi simbol peradaban manusia, terkadang seperti boomerang yang menawarkan kemudahan tetapi berbalut "racun mematikan". terlalu lebay mungkin. tapi itulah yang terjadi bukan?

ah, sudahlah... yang penting saya sudah melewati kejadian tadi pagi dengan emosi yang masih cukup terkendali. berharap tak menemukan kondisi serupa yang bisa memancing kemarahan.

dan ajaibnya, begitu mudah bagi ALLAH untuk mengganti emosi negatif yang sempat saya pendam tadi pagi. pulang dari pasar rebo pukul 18:10 WIB, saya melewati jalan yang sama dengan ketika berangkat, tetapi beda arah tentunya. jalan yang biasanya macet dari setelah stasiun tanjung barat hingga stasiun lenteng agung, tapi tadi sore begitu lancar. sangat lancar bahkan! tak pernah seperti itu sebelumnya. dan tentunya tidak ada emosi negatif yang bercokol di ubun-ubun, melainkan sebaliknya. senang!

ah, saya tersadar bahwa kejadian apapun yang ada dan menimpa diri kita, ALLAH selalu memberikan kebebasan pada kita untuk menanggapi seperti apa. setiap rangsangan yang dihadirkan, bisa direspon dengan sekehendak hati. kita diberikan pilihan untuk marah atau senang, kita dibebaskan memilih untuk geram atau tetap semangat. semuanya perkara pilihan jiwa.

dan jiwa yang senantiasa dekat pada pemiliknya akan senantiasa mendengarkan perintah dari Rabb-nya yang menyeru pada kebaikan.