Kamis, 30 Juli 2015

jika nasi sudah menjadi bubur

Agenda saya untuk hari ini sebetulnya cukup sederhana. Teramat sederhana bahkan. Sedari pagi sudah jelas apa yang akan dilaksanakan, yaitu team building karyawan baru untuk pabrik baru yang akan beroperasi perdana di 3 agustus 2015 nanti, dan selesai itu meluncur ke bogor guna menghadiri undangan “ramah-tamah” dari rekan-rekan yang tengah berbahagia. Hanya dua itu.


Dan alhamdulillah team building berjalan dengan lantjar walau ada sedikit yang kurang sesuai harapan dikarenakan waktu yang kurang, sehingga simulasi permainan yang semestinya akan memberikan banyak pelajaran berharga hanya dikerjakan sampai di tengah jalan. Waktu sudah menunjukkan pukul 16:00 yang mana sudah saatnya pulang. Tak apa, setidaknya pesan dari simulasi tersebut sudah disampaikan dengan optimal oleh panitia.

Selesai team building, saya kemudian berkemas pulang, sholat dan menunggu rekan-rekan saya yang akan ke bogor. Agak dag dig dug karena agenda saya di bogor jam 17:30 sedangkan jam 16:30 masih di cibitung. Tercatat baru jam 16:40 akhirnya kami berangkat dari kantor cibitung menuju bogor. Huft! Agak pesimis bisa terkejar waktunya, terlebih belum tahu kondisi tol nanti seperti apa.

Saya nebeng ikut mobil yang penumpangnya adalah rekan-rekan lama saya ketika saya masih bekerja di bogor. Selama di perjalanan, tak henti-hentinya kami bicara ngalor ngidul disertai gelak canda tawa. Maklum sudah lama tidak demikian, terlebih salah satunya ada Mr. C*h*o yang memang enak membawa suasana menjadi ceria, sampai-sampai tak terasa kita tiba juga di bogor jam 18:40. Saya diantar langsung menuju lokasi acara “ramah-tamah” dan kontan yang terpikir oleh saya saat itu adalah ke mushola untuk sholat maghrib. Sebelumnya saya menelepon salah satu teman untuk memastikan apakah acara masih akan berjalan lama atau sudah mau selesai. Hingga akhirnya di rumah makan tersebut saya hanya sholat maghrib dan lantas pulang. Tau kan apa artinya?

Baiklah! Sekarang jelas bahwa rencana awal sudah tidak tercapai. Berikutnya, diri sendirilah yang menentukan akan dibawa ke mana senja hari itu. Sejujurnya saya benar-benar tak punya rencana apa-apa lagi. Jika memang tidak jadi hadir acara tersebut, ya paling mudah adalah saya pulang ke rumah di depok. Selesai dan beres. Hehehe.

Namun, melihat waktu yang tanggung 20 menit lagi sudah isya, saya memutuskan untuk berjalan sedikit ke arah ADA swalayan. Saya memutuskan bernostalgia ketika masih kost di bogor, yaitu makan siomay depan swalayan tersebut di lanjut sholat isya di mesjid raya. Persis seperti apa yang dulu kerap saya kerjakan. Lagi-lagi teramat sederhana tapi benar-benar memberikan energi kebahagiaan untuk saya di senja tersebut yang baru saja gagal menjalankan rencana.

Memang benar kata orang. Manusia hanya bisa merencanakan, tapi ALLAH yang menentukan segalanya. Takdir saya ke bogor ternyata tertulis bukan untuk menghadiri acara “ramah-tamah” melainkan untuk bernostalgia. Iyes, bernostalgia dengan rekan-rekan kerja sebelumnya di bogor, terutama dengan Mr. C*h*o, bernostalgia dengan makan siomay favorit di depan ADA swalayan, juga bernostalgia dengan sholat isya di mesjid raya. Kesemuanya itu menghadirkan perasaan tenang dan senang dalam diri. Saya benar-benar tidak merasa kecewa ke bogor walau akhirnya hanya untuk melakukan hal tak terencana.

Kemudian saya berpikir kadang sesuatu yang tidak terencana bisa lebih membahagiakan ketimbang yang sudah direncanakan. Saya tidak bilang bahwa jika saya menghadiri acara “ramah-tamah” tersebut, tidak lebih membahagiakan. Sama sekali tidak! Toh saya pun  justru tidak tahu apa yang akan terjadi jika ALLAH menakdirkan tetap sesuai rencana semula. Bisa jadi lebih bahagia atau sebaliknya. Hanya titik pentingnya adalah: jika kita gagal dengan rencana semula, segeralah berpikir dan libatkan diri untuk membuat rencana baru yang lain yang tidak kalah keren, karena bisa saja ALLAH menyusupkan segelintir kebahagiaan justru pada rencana kedua. Kalau kata Aa Gym: “jika nasi sudah menjadi bubur, jadikanlah bubur itu bubur ayam spesial:) Itu!

Dan saya dengan senang hati ingin berbagi bahwa saya sudah membuktikan hal tersebut walau dalam bentuk yang sangat sederhana. ALLAH selalu punya skenario yang menarik…
Semenarik ketika sholat isya saya bertemu dengan mantan bos saya sebelumnya yang juga sholat di mesjid raya. Dan sepulangnya, saya ditawari untuk diantar ke stasiun bogor karena searah dengan jalan pulang beliau. Alhamdulillah ALLAH masih saja memberikan kejutan, terlebih ketika di dalam mobil beliau begitu bahagia mengetahui kabar saya yang akan segera menjadi ayah, dan beliau pun meminta do’a untuk keberangkatannya ke tanah suci tahun ini. Selamat ya, Pak Hilman :) Salah satu pemimpin yang menginspirasi.

Begitulah! inilah cerita saya mengaplikasikan mantra “jika nasi sudah menjadi bubur, jadikanlah bubur itu bubur ayam spesial” dan memang benar-benar spesial! sespesial hari ini

sumber gambar: resepcaramasak.com


Terima kasih sudah mau membaca. Tetap berpikir positif dan selalu sehat ya, kawan-kawan di manapun berada :) Aamiin.

ini adalah cerita hari rabu, 29 juli 2015 yang telat posting sehari karena semalam ketiduran :(

Minggu, 26 Juli 2015

mari bersekolah (lagi)

besok adalah hari pertama kawan-kawan bersekolah kembali (bagi yang bersekolah). setelah libur cukup panjang, akhirnya hari-hari akan kembali dilewati bersama teman-teman, guru-guru, dan beraneka macam pelajaran baik yang disukai maupun tidak. bagaimana perasaan kawan-kawan yang bersekolah? apakah riang menyambut ini atau justru sebaliknya tidak bergairah dan masih ingin berlibur?

dulu sekali ketika saya masih bersekolah, khususnya di bangku SMA, saya termasuk siswa yang sangat bersemangat pascaliburan. rasanya ada bahagia yang meletup-letup untuk kembali bersekolah dan menyerap ilmu kembali. saya berpikir bahwa tugas saya saat itu dengan predikat seorang pelajar adalah ya bersekolah dengan baik, sehingga atmosfer sekolah sungguh merupakan sesuatu yang sangat dirindukan setelah lama berlibur.

sekolah merupakan saat-saat saya beraktualisasi dan unjuk gigi melewati ujian demi ujian. laksana seorang tentara yang memiliki tugas berperang, maka saya menganggap bahwa sekolah adalah arena perang saya. perang melawan keegoisan diri, perang melawan ketakutan, dan perang untuk menuju kemenangan.

terlalu lebay mungkin ya... tapi seperti itulah cara pikir saya saat itu, dan hal tersebut akhirnya membantu saya dalam perjalanan hidup berikutnya. banyak manfaat yang saya rasakan dengan menyukai kegiatan bersekolah. saya jadi sering haus ilmu, saya tak suka berlibur lama-lama, dan saya sering termotivasi untuk menularkan semangat ini kepada adik-adik zaman sekarang.

semoga lewat tulisan ini, kawan-kawan yang besok memulai lagi sekolah bisa lebih bersemangat dan memiliki motivasi yang lebih gereget. ingat bahwa jika status kita sebagai pelajar, maka berperanlah sebagai pelajar dan lakukan tugas-tugas sebagai pelajar. itu yang benar! dan betapa nikmatnya bila kita bisa menyadari kapasitas diri dengan peran yang sedang diemban, sebagai apapun. sebagai pelajar, sebagai karyawan, sebagai guru, sebagai dokter, sebagai da'i, sebagai pejuang, sebagai penggiat komunitas, dan sebagai apapun.

maka dari itu, mari bersekolah dan semangat ya biar nggak rugi jadi orang yang berilmu :)

sebagai penggembira, berikut bonus lirik "nasib tak kan berubah" ost musical laskar pelangi yang liriknya bagus, menggambarkan pesimisme yang dilawan dengan semangat bu muslimah...

Hoi hoi hoi
Kami  ini orang asli Belitong
Hoi hoi hoi
Inilah tempat kami Kampong Gantong

Kata orang pulau kami pulau kaya
Banyak timah dimana-mana
Ah, ah, tapi siapa yang punya
Bukan kami yang punya
Kami hanya kuli-kuli belaka

Hoi hoi hoi
Memang sudah nasib menjadi kuli
Hoi hoi hoi
Selamanya jadi kuli, nasibmu tak kan berubah

Hoi hoi hoi
Indah matahari pagi Belitong
Hoi hoi hoi
Sapa selamat pagi kampung Gantong

Kata orang pulau kami pulau kaya
Mengapa sulit sekolah
Ah, ah jangan janganlah resah
Aku siap mengajar
Di sekolah dasar Muhammadiyah

Hoi hoi hoi
Ini hari pertamaku mengajar
Hoi hoi hoi
Ayo sekolah. Ya sekolah,
Nasibmu akan berubah

Hoi hoi hoi
Hari ini bawa anakmu sekolah
Hoi hoi hoi
Ayo sekolah ya sekolah
Nasibmu akan berubah

Hoi hoi hoi
Sekali kuli kan tetap jadi kuli
Hoi hoi hoi
Jangan bermimpi nasibmu akan berubah

Janganlah kau bermimpi
Nasibmu tak kan berubah
Nasibmu tak kan berubah

sumber gambar: http://mycidaun.blogspot.com
ahad, 16 juli 2015
di sebuah perjalanan :)

Sabtu, 25 Juli 2015

topeng

bulan sudah menunjukkan separo lebih, artinya syawal sudah hampir berada di pertengahan. nuansa dan atmosfer lebaran sudah berangsur sirna. biarlah semangat mudik meluap, biarlah hidangan lebaran habis tak berbekas, tapi semoga semangat kemenangan senantiasa terpatri di sanubari. aamiin :)

*   *   *

selepas isya tadi saya keluar rumah untuk membeli makan. tak sengaja bertemu dengan seseorang yang baru saja pulang dari "tugasnya". ia menggunakan kostum kelinci yang seringkali dijadikan objek untuk foto bersama anak-anak. langkahnya gontai dan memperlihatkan rasa lelah yang teramat sangat. bahkan muka kelincinya pun seolah tak lagi memberikan simpul senyum. turut dalam perasaan orang yang berada di dalamnya. kondisi ini tentu berbeda ketika si "kelinci" harus bertugas di tengah-tengah anak-anak yang berebut foto dengannya. harus terlihat energik, ramah dan penuh tawa.

kadang saya berfikir, orang-orang dengan profesi tersebut seperti memiliki dua kepribadian. di balik karakter-karakter kostumnya yang lucu dan imut seperti doraemon, hello kitty atau spongebob, terbalut seseorang yang justru berkebalikan. mungkin mereka tidak sedang tersenyum, tetapi memikirkan nasib dan hidup yang berat. sangat kontra dengan keimutan yang mucul di permukaan. mungkin!

kadang, dijumpai juga dalam kehidupan sehari-hari orang-orang yang terpaksa harus menutupi dirinya dengan ekspresi muka yang berkebalikan dengan hatinya. senyum yang ditampilkan di khalayak hanyalah sebagai "topeng". bukan tanpa alasan berbuat demikian, tapi kadangkala hidup memang menuntut kita untuk menggunakan topeng. kadang merasa terpaksa untuk tetap merasa nyaman di tengah ketidaknyamanan yang harus dialami. dan sungguh ini berat sebetulnya. berada dalam kepura-puraan. pernah mengalami demikian?

seperti itulah faktanya manusia. karena dibenamkan akal dan juga perasaan, maka manusia berhak menggunakan aneka topengnya dalam kondisi-kondisi tertentu. entah untuk pencitraan, entah sebagai strategi, atau untuk menutupi keburukannya. itulah fungsi topeng menurut saya. untuk citra atau senjata. jika digunakan untuk senjata menyelamatkan diri dari musuh itu tak mengapa, tapi jika untuk citra atau menutupi keburukan, ini yang sebaiknya dihindar.


di era sekarang ini, banyak topeng di mana-mana. media sosial adalah salah satu katalisatornya. kadang dijumpai kondisi seseorang di media sosial ternyata tidak sesuai dengan kehidupan aslinya. ada topeng dalam facebook. ada topeng dalam instagram. ada topeng dalam path.

tapi tenang saja, ALLAH tidak akan tertipu dengan topeng-topeng yang dikenakan manusia. semahir apapun manusia tersebut atau setebal apapun topeng tersebut, karena ALLAH mengetahui yang nyata maupun yang tersembunyi. jadi, silakan saja pakai topeng sebaik apapun, karena ALLAH lebih tahu apa isi hati kita yang sebenarnya, dan apa maksud dari topeng yang kita kenakan.

karenanya, sebaiknya jadilah diri sendiri dan gunakan topeng dengan bijak :)

*   *   *

bulan sudah menunjukkan separo lebih, artinya syawal sudah hampir berada di pertengahan. nuansa dan atmosfer lebaran sudah berangsur sirna. biarlah semangat mudik meluap, biarlah hidangan lebaran habis tak berbekas, tapi semoga semangat kemenangan senantiasa terpatri di sanubari. kemenangan yang sesungguhnya, bukan kemenangan yang bertopeng, yaitu menang di hadapan ALLAH. aamiin :)

Kamis, 23 Juli 2015

periksa berita, periksa akal

berawal dari konsultasi luka di kaki akibat kecelakaan, akhirnya membawa saya pada obrolan menarik mengenai dunia kedoketeran dari mulai regulasi kesehatan, sisi kelam kedokteran, sistem kuliah spesialis yang menghabiskan dana hingga milyaran, dan sudut pandang lainnya mengenai dunia medis. saya selalu tertarik berdiskusi dengan dokter satu ini. saya berani bilang bahwa dokter seumuran saya ini terbilang cerdas dan memiliki cara berfikir yang tidak biasa dengan kebanyak dokter pada umumnya. mungkin karena masih muda dan cara komunikasinya yang bravo!

ok, saya tidak perlu menyebutkan nama dokter tersebut, yang pasti orang-orang di kantor nutrifood cibitung pasti cukup setuju dengan penilaian saya tentang dokter tersebut. hahaha. ya kalaupun tidak setuju, setidaknya ini bentuk apresiasi saya padanya yang sudah banyak membantu masalah kesehatan saya selama ini.

ada satu topik yang menarik ketika kemarin kita berdiskusi, yaitu mengenai pembahasaan media massa. seringkali kita melihat bahasa media yang kerap diberikan bumbu terlalu berlebihan. misalnya contoh berita berikut: "puluhan pasien di rumah sakit x terlantar" disertai dengan foto pasien berikut kerabat yang ngemper di koridor-koridor rumah sakit dengan kondisi yang memprihatinkan. seolah foto tersebut berbicara bahwa para pasien dan kerabat memang diterlantarkan.

lantas kita sebagai pembaca surat kabar atau penonton berita televisi kemudian akan bilang bahwa "parah banget tuh rumah sakit", "gila nggak manusiawi bener", "kasian banget pasiennya, pake bpjs kali ya jadi dinomor duakan", dan lain sebagainya. kemungkinan besar dari judul dan foto atau gambar yang ada, akan mengarahkan opini pembaca atau penonton ke arah yang negatif bukan? tapi apakah kondisi sebetulnya pun demikian? belum tentu lho!

nah ini yang menarik! terkadang berita yang masuk ke dalam otak kita kemudian akan langsung diterjemahkan ke dalam memori-memori yang berasosiasi. akan dihubungkan dengan pengalaman yang sudah pernah masuk ke dalam memori dan akal kita. misal kalau lihat anak sekolah penampilannya berantakan, diasosiasikan pasti anak tersebut merokok dan sering bolos. itulah asosiasi. kita tidak memberikan ruang kepada akal untuk menyaring informasi terlebih dahulu, melihatnya secara jernih dan kemudian baru berkomentar.

kadang saya merasa bahwa memang itulah tujuan media massa sekarang. banyak pemberitaan yang bersifat provokatif untuk memancing amarah, untuk membuat mental orang-orang menjadi pribadi yang kurang bersahaja, untuk mengaburkan identitas manusia yang sejatinya sebagai makhluk yang berakal tapi digiring untuk menjadi lebih buruk dari hewan ternak, seperti firman ALLAH dalam surat Al Araf ayat 179. ya begitulah menurut opini saya.

karenanya, dalam menerima sebuah berita alangkah baiknya bila kita pelajari terlebih dahulu. baca berita hingga selesai jangan hanya membaca judulnya saja. cermati apakah judul dan isi memang berhubungan atau tidak. kemudian coba berfikir jernih apa maksud si pembuat berita (sekadar informasi atau berupa kompor), bisa cari referensi pemberitaan yang lain, dan terakhir yang paling memungkinkan adalah dengan melakukan x-cek langsung kepada si penyampai berita. ini semua yang dalam islam disebut tabayyun yang merupakan salah satu ciri orang beriman.

sumber gambar: muslimposter.files.wordpress.com

ALLAH menyampaikan dalam Al Qur'an surat Al Hujurat ayat 6 sebagai berikut:

"wahai orang-orang yang beriman, apabila datang seorang fasiq dengan membawa suatu informasi maka periksalah dengan teliti agar kalian tidak menimpakan musibah kepada suatu kaum karena suatu kebodohan, sehingga kalian menyesali perbuatan yang telah kalian lakukan"

nah, dari ayat di atas jelas bukan bagaimana sebaiknya bersikap dalam menerima informasi? bahkan ada kekhwatiran berupa keburukan lho jika kita langsung tersulut emosi. jangan sampai kita menyesali perbuatan yang telah dilakukan. maka dari itu, memang diperintahkan untuk memeriksa setiap berita yang datang. lihat! betapa islam itu mengagumkan ya? mendorong kita untuk menjadi orang yang kritis dan pintar. untuk senantiasa mau memperlebar pengetahuan dan menekan kebodohan. sungguh saya semakin bangga menjadi orang islam :) alhamdulillah...

sejalan dengan firman di atas, dalam sebuah artikel yang saya baca, ada adab yang harus diutamakan ketika datang sebuah berita, yaitu seperti yang saya kutip berikut:

sikap yang benar yang harus dilakukan agar kita tidak terpancing oleh berita fitnah ialah sebagaimana ajaran Islam membimbing kita, di antaranya: tidak semua berita harus kita dengar dan kita baca, khususnya berita yang membahas aib dan membahayakan pikiran. kemudian tidak terburu-buru dalam menanggapi berita, akan tetapi diperlukan tabayyun dan pelan-pelan dalam menelusurinya (http://www.daaruttaqwa.com/wawasan/petuah-kyai/161-sikap)

nah semakin jelas ya? terkadang, kita sebagai penerima informasi masih kurang bijak bersikap dan hanya mengandalkan asosiasi-asosiasi yang sudah tercipta di memori dan akal kita. kedangkalan dalam pengetahuan membuat kita menyimpulkan sebuah informasi dengan segera. pemilihan judul dan potret yang kadang "disengaja" memang sudah menjadi tugas media untuk menggiring opini, tugas pembaca dan penontonlah untuk memeriksa apakah opini tersebut benar atau ada maksud lainnya. itulah orang yang cerdas!

secerdas dokter yang saya sebutkan di atas :)

Senin, 20 Juli 2015

jelajah: sebuah kontemplasi

tahun lalu, atas izin ALLAH saya berkesempatan untuk melakukan perjalanan alias penjelajahan yang cukup panjang. kurang lebih selama 10 hari. sejauh ini masuk ke dalam kategori penjelajahan terlama dalam hidup saya. mulai dari surabaya, lombok (hanya transit sebentar), pulau komodo dan sekitarnya, labuan bajo (hanya transit), wae rebo, desa cancar yang terkenal dengan sawah berbentuk laba-labanya, perkampungan megalitikum bena - bajawa, danau kelimutu, ende dan berakhir ke tanah lot bali. sempurna dan membuat iri bukan?

tapi...

saya tak pernah tahu apakah itu sebuah penjelajahan yang mendapatkan nilai pahala atau tidak. niat sih boleh saja untuk mengagumi ciptaan-Nya. untuk tafakur! tapi rasanya jika memang demikian mudah sekali dong ya. setiap saya melakukan penjelajahan model demikian, saya tinggal niatkan untuk bertafakur dan mengagumi alam ciptaan Sang Maha Kuasa. selesai deh! beres... senengnya dapat pahala pun dapat.

tapi...

sebentar! apa iya begono? kok saya merasa ada yang janggal dan keliru dengan ini. lantas apakah sama nilai pahala orang yang nyata berjuang melawan kemungkaran dengan hanya sekedar menjelajah dengan niat tafakur seperti yang saya lakukan tersebut? hhhmmm, logikanya mustinya beda. dan aneh juga sih sayanya, kok nyasar sampai ke situ perbandingannya. nggak apple to apple. hehehe...

tapi...

urusan pahala, ALLAH saja yang berhak menilai. yang bisa saya lakukan adalah mengambil cermin dan melakukan refleksi. dari cermin tersebut, akhirnya terbongkar topeng bahwa kapasitas saya ketika melakukan penjelajahan masih banyak diliputi nuansa senang-senang dan main-mainnya saja. jadi untuk saya pribadi, penjelajahan tersebut saya anggap sebagai senda gurau saya saja dalam menghindari penatnya aktivitas.

lalu...

saya menata ulang niat dan melakukan kontemplasi. godaan penjelajahan ke tempat-tempat baru nan indah memang bukanlah perkara yang mudah untuk dihindar begitu saja. selalu saja ada desir semangat ketika melihat megahnya gunung-gunung yang belum sempat didaki. selalu saja ada getar rindu ketika melihat pohon-pohon menjulang yang memesona lubuk hati. dan selalu saja ada gemuruh sorak ketika melihat bangunan-bangunan otentik dan fenomenal yang belum sempat diabadikan kamera.

lalu...

saya menata ulang pola pikir dan melakukan kontemplasi. menggiring saya untuk mangatakan bahwa memikirkan kenikmatan dan keindahan tempat-tempat baru tak akan pernah ada habisnya. bumi ALLAH ini luas dan tak mungkin semua tempat bisa dijamah dalam masa hidup yang tak seberapa. realistis sajalah, suhadi...

lalu...

saya menata ulang paradigma dan melakukan kontemplasi. sampai saya temukan bahwa rumus penjelajahan hidup saya bukanlah tertuju pada tempat-tempat yang indah saja. lebih dari itu, tapi ilmulah yang sebetulnya harus saya jelajahi. betapa miskinnya ilmu yang masih dimiliki, tapi kadang suka merasa sudah tahu banyak. betapa sedikitnya yang masih diketahui tetapi energi untuk bergerak menjelajahi ilmu teramat lemah. beginikah yang mau disebut sebagai orang yang ingin membentuk peradaban?

ah...

suhadi mimpi di siang hari itu sih.

tapi...

ilmu juga akan didapat dari melakukan perjalanan dan penjelajahan ke tempat-tempat baru bukan? yes! benar sekali... ilmu ada di balik pantai yang indah. ilmu ada di sudut gunung yang kokoh. ilmu ada di balik arsitektur bangunan yang megah. ada di situ semua! tapi jujurlah pada diri, seberapa banyak dari sekian itu yang memang diresapi untuk memperkaya ilmu guna penjelajahan menuju tempat kembalimu, suhadi? ngaku!

sedikit! teramat sedikit, kadang tak ada. kadang begitu naifnya saya hanya silau dengan pengakuan dari manusia lain karena pernah ke tempat x dan pernah berfoto di y atau untuk sekadar bisa cas cis cus menceritakan dari a sampai z mengenai pengalaman penjelajahan saya untuk sekedar mendapatkan kata "wow, cool atau keren".

padahal...

untuk menjelajahi ilmu, tenaga yang dimiliki masih belum bisa sama besarnya dengan menjelajahi tempat-tempat baru. selalu ada belenggu yang membuat mata terkantuk, badan terkulai.

padahal...

nyata bahwa penjelajahan akan ilmu menuju tempat kembali adalah tugas pokok dari hidup dan itu merupakan esensi dari penjelajahan yang sesungguhnya. makna penjelajahan menuju titik nol! titik di mana suatu saat kita sudah berada dalam dimensi yang berbeda. titik nol! titik untuk memulai penjelajahan kekal yang tak berkesudahan bernama AKHIRAT. bukan lagi sepuluh hari, sebulan, setahun, sewindu, seabad, tapi selamanya... ya selamanya... itulah penjelajahan yang akan dijelang.

jadi...

sudah menyiapkan tenaga baru untuk penjelajahan yang sesungguhnya?

insya ALLAH...


ditulis dengan penuh kesadaran, untuk kemudian dibaca guna menyadarkan diri...

bekasi, 4 syawal 1436 H
dalam sebuah kontemplasi

Minggu, 19 Juli 2015

berpulang nanti: tangis atau tawa?

pernah dilewati satu masa, di mana diri kita sendiri saat itu menangis, tetapi orang di sekitar kita tertawa bahagia. tahukah masa itu kapan terjadi?

dan akan dilewati satu masa pula, di mana diri kita sendiri saat itu menangis dan orang di sekitar kita menangis pula. maukah masa ini terjadi kelak pada dirimu?

atau akan dilewati satu masa, di mana diri kita sendiri saat itu tertawa bahagia, tetapi orang di sekitar kita menangis. maukah?

ketahuilah, masa yang pernah dilewati tersebut adalah ketika kita dilahirkan ke alam dunia ini. dan ketahuilah pula bahwa masa yang akan dilewati tersebut adalah kematian kita kelak.

bahagianya jika kita datang ke dunia menangis, tetapi pulang dalam kondisi tertawa bahagia. bahagia karena tunai sudah janji suci sebagai manusia untuk menjadi hamba ALLAH yang sepenuhnya berserah.

namun, pilihan kedua pun tak bisa disepelekan. bisa jadi kita datang ke dunia dalam kondisi menangis, dan pulang pun menangis. menangis menyesali kekufuran akan janji suci sebagai manusia yang hanya mau dibimbing oleh ALLAH semata.

Dan (ingatlah), ketika Rabb-mu mengeluarkan keturunan anak-anak Adam dari sulbi mereka dan ALLAH mengambil kesaksian terhadap jiwa mereka (seraya berfirman): “Bukankah Aku ini Rabb-mu?” mereka menjawab: “Betul (Engkau Rabb kami), kami menjadi saksi”. (Kami lakukan yang demikian itu) agar di hari kiamat kamu tidak mengatakan: “sesungguhnya kami (Bani Adam) adalah orang orang yg lengah terhadap ini (keesaan Tuhan).” Q.S. al-A’raf [7]: 172

kelahiran sudah dilewati dengan tangisan. yang menunggu berikutnya adalah kematian, dan mau berupa tawa atau tangisan, akan tergantung dari detik ini juga untuk mau kembali menuju keselamatan atau mau tetap terhipnotis dengan kenikmatan semu di dunia ini. pilihan telah nyata dan tugas kita hanya untuk memilih sesuai dengan titipan pendengaran, penglihatan dan akal yang diberikan oleh ALLAH.

berpulang nanti: tangis atau tawa?

sumber gambar: www.ceritamu.com
bekasi, 3 syawal

Rabu, 15 Juli 2015

hello... my name is perfectionist



Manusia memiliki berbagai macam sifat. Semua tentu setuju. Sifat-sifat tersebut terbentuk karena banyak faktor, baik faktor internal maupun eksternal. Ada yang karena memang sudah bawaan dan ada juga yang karena pengaruh lingkungan, pengalaman hidup (baik maupun buruk), dan lain sebagainya.

Saya akan cerita sedikit mengenai salah satu sifat yang cukup “kontroversial” untuk saya pribadi. Mengapa disebut kontroversial? Karena saya sendiri tidak tahu ini apakah sifat yang baik atau sebaliknya. 

Ketika saya duduk di bangku mahasiswa, saya terpilih menjadi 5 besar calon ketua himpunan mahasiswa. Serangkaian test diadakan untuk memilih siapa yang dipercaya untuk membawa himpunan mahasiswa ini selama setahun ke depan. Singkat cerita, sampai pada salah satu test terakhir yaitu diskusi panel dan masing-masing dari kami ditanya mengenai sebutkan kelebihan dan kekurangan yang dimiliki?

Dan saya menjawab: ”Saya adalah seorang perfeksionis. Saya tidak tahu ini adalah sebuah kelebihan atau justru kekurangan. Dan seterusnya…”

sumber gambar: www.renunganyouth.com

Itulah yang saya maksud dengan kontroversial. Bahkan saya sendiri tidak tahu apakah sifat perfeksionis yang saya miliki ini adalah sebuah kelebihan atau kekurangan. Bahkan sampai saat ini, pun saya masih belum tahu jawabannya.

Namun yang pasti, saya merasakan sekali sifat ini begitu kental dalam darah. Melihat sesuatu tidak rapi di meja kerja, saya bereskan. Ada slide presentasi yang kurang enak dipandang mata, gemes untuk diubah dan dibuat sepresisi mungkin. Jika ada email yang mana orang lain tidak follow up dengan segera, saya yang akan stress ikut memikirkan. Jika harus mengerjakan tugas dan sekelompok dengan yang cuek, keselnya bukan main. Hahaha rada aneh memang.

Dengan memahami sifat ini, sebetulnya ada imbas yang sangat dirasa, yaitu mudah gemes dan depresi jika ada sesuatu yang tidak sesuai dengan standard yang dimiliki. Inilah yang sangat perlu dikontrol. Bagaimana cara mengontrolnya? Apakah dengan menurunkan standard yang dimiliki atau tetap kekeuh pada standard tapi lebih berusaha untuk bersikap tenang dan tidak mudah depresi? Saya pribadi memilih yang kedua, walau secara jujur masih belum bisa. Selalu ada rasa geregetan acapkali ada sesuatu yang tidak sesuai. 

Tapi akhirnya pembelajaran dan pengalaman yang membukakan pengetahuan saya. Saya menyadari bahwa setiap orang memang diciptakan berbeda lengkap dengan sifat (senjata) yang berbeda pula. Tidak semua bisa dipaksakan harus sesuai dengan standard kita karena kelebihan dan kekurangan orang berbeda-beda. Karenanya sifat bijaklah yang perlu diambil. Saya menjadikan sifat perfeksionis yang saya miliki sebagai ciri yang baik. Senang berkompetisi untuk kebaikan. Senang memiliki standard yang tinggi supaya hasilnya keren dan cemerlang. Senang kerapian karena rapi identik dengan keindahan dan itu adalah bagian dari iman.

Ya, pada akhirnya setiap sifat yang dimiliki tentu bisa dimaknai positif maupun negatif tergantung diri kitalah yang menguasainya dan menginginkan dibawa ke mana. Jika mau baik, baikkanlah sifat yang dimiliki, dan jika mau buruk, itu juga pilihan. Semuanya kembali pada diri masing-masing…

Senin, 13 Juli 2015

selalu ada rindu pada bandung

ada yang membuat saya begitu senang dengan ahad kemarin... sebetulnya jawabannya hanya satu yaitu kota bandung, tapi lebih dari itu, yang membuat hari kemarin begitu menyenangkan dan semoga senantiasa barokah adalah karena beberapa hal di bawah ini:

1. bermotoran ke sudut-sudut romantis kota bandung setelah subuh
setelah sholat subuh dan ngobrol-ngobrol sebentar dengan orang tua, saya langsung mengambil jaket dan menyalakan motor. segera tancap gas dan dengan sedikit santai berjalan ke beberapa tempat berikut: jalan van deventer, jalan belitung (SMA 3 dan 5 bandung), balai kota bandung, jalan asia afrika, dan bandara husein sastranegara. ini adalah tempat favorit saya di bandung, apalagi ketika pagi dengan udara yang masih segar. ahhh, perlu banget untuk dicoba :)

2. menghadiri forum silaturahim dengan sahabat dahsyat
selalu saja forum silaturahim ini membuat saya merasa termotivasi sekaligus malu. forum ini selalu berhasil membuat saya merasa belum maksimal menggunakan potensi yang diberikan oleh ALLAH. banyak sekali ilmu baru dan juga pengalaman hidup yang luar biasa setiap berada pada atmosfer ini. setiap kata menjadi ilmu dan penyemangat, setiap rencana menjadi janji, dan setiap "pulang" menjadi kerinduan untuk segera bertemu kembali. semoga ALLAH senantiasa memberkahi forum ini... aamiin :) oiya, saya pernah menuliskannya di blog ini dengan judul: halte tarbiyah.

3. bermotoran menuju jalan merdeka (Gramedia dan Bandung Electronic Center) ditemani venus
setelah ifthar dan sholat maghrib, saya langsung tancap gas kembali menuju jalan merdeka. setidaknya ada dua barang yang memang direncanakan untuk dibeli, yaitu buku dan "jaket" handphone. alhamdulillah keduanya berhasil didapat dalam waktu yang cepat. yang menarik adalah ketika di perjalanan, mata ini tak henti untuk sesekali memandang dan mendongak ke atas menyaksikan venus yang terlihat besar dan terang berada di atas jupiter yang juga masih jelas terlihat. kagum sekali saya melihatnya, bahkan dalam hati bertanya-tanya di manakah gerangan si regulus? saya yakin sekali bahwa bintang favorit saya ada di antara bintang-bintang yang terlihat jelas tadi malam. tapi keterbatasan ilmu, membuat saya tak mengetahui keberadaannya. tak mengapa. tapi melihat angkasa malam kemarin sungguh indah dan semarak :)

setidaknya, itulah yang menarik dari ahad kemarin. beberapa begitu sederhana, tapi begitulah! sesuatu yang menarik terkadang memang tidak harus dibalut dengan sesuatu yang wow, tapi cukup dengan kesederhanaan, asalkan hati yang mau jujur menilainya.

selalu ada kata rindu setiap meninggalkan bandung. serius! mungkin karena ini:

dan bandung - the panasdalam
mungkin!

Jumat, 10 Juli 2015

ALLAH selalu punya skenario terbaik

Setelah sekian lama rasanya tidak mengakses website kampus, pagi ini saya menyempatkan diri dan baru saja iseng buka website UGM lagi dan ditemukanlah video berikut ini:


Bukan karena saya alumni Universitas Gadjah Mada (UGM), tanpa sadar, merinding terasa di badan, air mata terurai menyaksikan video keren tersebut. Dengan jujur dan sadar, saya mengaku bangga serta bersyukur menjadi salah satu orang yang pernah dibina di sana :)

Haish, sudahlah. Daripada bersedih dan mellow mengingat hal tersebut. berhubung ini masih bulan juli, mari bergembira. Lha apa hubungannya? Hahaha nggak ada ya? Ok fine lupakan!

Baiklah, saya akan sedikit bercerita pengalaman saya terkait dengan kampus UGM ini, dan mengapa saya mengatakan bangga dan bersyukur pernah berada di sana…

"ALLAH selalu punya skenario terbaik" itulah judul tulisan ini. Benarkah terbukti judul tersebut? Mari kita telusuri!

Sejak kelas 1 SMA saya bercita-cita untuk menjadi peneliti di bidang biologi. Saya begitu tertarik dan antusias mempelajari ilmu tersebut. Tak kurang dari 4 kali, nilai 9 mampir di raport saya selama 3 tahun berada di SMA. Beberapa lomba di bidang biologi pun saya ikuti sebagai ajang untuk menguji kemampuan yang saya miliki, yaitu Lomba Cepat Tepat Biologi. Namun, kekalahan demi kekalahan yang dialami. Di Universitas Pendidikan Indonesia, di Universitas Padjajaran, saya dan team selalu pulang tanpa membawa piala dan kebanggan. Justru sebaliknya, selalu menyisakan rasa gemas dan geregetan. Apa pasal? Saya dan team selalu kalah di babak-babak yang memang kritis (semi final). Sampai akhirnya dua bulan sebelum saya meninggalkan sekolah, saya dan team berhasil menjadi juara 1 lomba cepat tepat biologi se-Jawa Barat yang diadakan oleh Universitas Pasundan. Terbayar sudah arti perjuangan selama ini. Alhamdulillah…

Prestasi individu pun berhasil diraih. Bahkan menurut berita terpercaya yang saya dapat (hahaha), prestasi ini belum tergeser hingga saat ini di SMA saya. Bukan sebuah kesombongan yang ingin disampaikan, tapi ini hanyalah sebuah pemaknaan dari arti sebuah perjuangan. Sampai saat ini, saya tercatat sebagai satu-satunya siswa SMA Negeri 10 Bandung yang berhasil menjadi juara 3 pada seleksi International Biology Olympiad (IBO) tingkat kota Bandung, dan berhasil tembus sampai seleksi tingkat provinsi Jawa Barat. Walaupun langkah saya terhenti di titik tersebut dan tidak berhasil sampai ke tingkat nasional, tetapi pengalaman yang didapat sungguh berkesan dan menjadikan saya senantiasa bersyukur diberikan kemampuan di bidang ini. Sejak saat itu, saya selalu berharap bisa memenangkan kompetisi di tingkat nasional. Lomba apapun itu. Hehehe betapa kompetitifnya saat itu.

Karena ketertarikan di bidang biologi inilah, saya berkeinginan untuk masuk jurusan Biologi ITB. Saya sudah mengincar target ini sejak pertama menyukai biologi di kelas 1 SMA. Bahkan sampai kelas 3-pun, target tersebut tak tergoyahkan. Namun, tiba-tiba target yang dituju terpaksa harus mendapatkan saingan. Saya mulai berpikir untuk berubah haluan setelah di kelas 3 semester 2 saya mendapatkan “suntikan tenaga baru” dari guru bimbingan dan konseling ketika menyampaikan profil sebuah universitas di kota Yogyakarta sana. Universitas Gadjah mada (UGM). Sebuah universitas yang saya hanya ketahui namanya, tapi tidak pernah terpikir untuk melanjutkan pendidikan ke sana. Tapi sekali lagi bahwa ALLAH memang punya skenario terbaik. Hati saya tergerak untuk menyelami universitas ini lebih jauh. Hampir setiap hari saya berkunjung ke ruang bimbingan dan konseling hanya untuk membaca dan mempelajari katalog UGM, karena tidak boleh dibawa pulang dan difotokopi. Semakin hari semakin tumbuh keinginan saya untuk mencoba. Ya untuk mencoba mengikuti ujian masuknya. Sampai akhirnya kesempatan itu pun datang. Saya mendaftar ujian tulis di sana dengan pilihan pertama jurusan Teknologi Pangan dan Hasil Pertanian, dan pilihan kedua jurusan Budidaya Hutan. Saya pilih kedua jurusan tersebut pastinya karena saya tetap tak ingin jauh dari bidang biologi yang saya sukai.

Singkat cerita, pengumuman dari UGM pun datang. Dan saya diterima di pilihan pertama. Alhamdulillah... Itu artinya saya harus sedikit banting setir dari cita-cita menjadi peneliti biologi.

Setahun berada di UGM. Saya kerasan dan suka, terutama pada orang-orangnya. Juga gedung kuliah dan fasilitas yang keren, tapi tidak untuk mata kuliah tingkat satu yang bagi saya agak sulit. IPK hanya bertengger di angka 3,21 di semester 1 dan 3,08 di semester 2. Agak jauh dari ekspektasi saya. Sampai akhirnya di akhir tahun pertama kuliah, keinginan awal saya untuk menjadi peneliti biologi seolah bergeliat lagi seiring dengan “perintah” kakak saya untuk mencoba peruntungan kuliah di lokasi yang dekat saja. di kota Bandung.

Kemudian saya memutuskan untuk mengikuti ujian masuk lagi. Dulu namanya Seleksi Penerimaan Mahasiswa Baru (SPMB). Di kesempatan ujian tersebut, saya memilih Sekolah Farmasi (nama baru dari jurusan farmasi) sebagai pilihan pertama, dan Sekolah Ilmu Teknologi Hayati (nama baru dari jurusan biologi) sebagai pilihan kedua. Keduanya di ITB. Tentu saja, karena fokusnya adalah untuk mencari lokasi yang dekat dari rumah.

Tapi sekali lagi ALLAH punya skenario terbaik. Saya tidak lolos di keduanya. Dan akhirnya mau tidak mau saya harus merantau kembali untuk melanjutkan mencari ilmu di UGM. Ada cerita menarik setelah saya kembali untuk melanjutkan perjuangan di sana. Dan menurut saya pribadi, inilah yang akhirnya menggiring saya untuk mengatakan bahwa sungguh skenario terbaik memang tengah terjadi pada salah satu episode kehidupan saya.

Begini ceritanya…

Semangat kompetisi yang saya miliki ketika SMA, tak urung hilang, yang ada semakin menjadi. Beberapa lomba saya ikuti dengan diam-diam tanpa sepengetahuan teman-teman. Dan di semester 3 ketika saya mulai masuk lagi (setelah dirundung kegalauan gagal mengikuti SPMB), ada poster yang ditempel di fakultas berupa pengumuman Lomba Inovasi dan Teknologi Yogyakarta yang sebetulnya berupa olimpiade bidang matematika, fisika, kimia dan biologi yang diadakan oleh Dinas Pendidikan Provinsi D. I. Yogyakarta. Melihat pengumuman ini, sense of biology saya tumbuh kembali meledak-ledak. Langsung saja saya pergi ke dinas pendidikan provinsi untuk mendaftarkan diri. Sendiri, naik bis, terhitung sebagai manusia yang belum tahu banyak seluk-beluk jalanan kota jogja, harus tanya sana-sini untuk tahu alamatnya karena zaman dulu belum booming "google map" atau smart phone. Bisa dibayangkan bukan? Hahaha.

Dan singkat cerita, lomba pun tiba. Saya agak lupa tempat lombanya di mana, tapi yang pasti tak kurang dari 150 orang peserta lomba bidang biologi bersaing. Entah seperti apa kondisi di lomba bidang yang lain. Saya tak mau tahu juga. Yang saya tahu, di hadapan sudah tersedia berlembar-lembar soal. Lomba hanya berupa ujian tulis dengan tipe soal yang mirip-mirip olimpiade, juga sebagian soal menggunakan bahasa Inggris. Berhubung tak ada satu pun peserta lomba yang saya kenal, saya fokus dan mengerjakan tanpa beban. Tak ada satu pun teman sejurusan yang mengikuti lomba ini, mungkin karena jurusan saya bukan sains murni. Tak mengapalah.

Singkat cerita, pengumuman dari Dinas Pendidikan Provinsi Yogyakarta pun datang. Dan ajaibnya, atas izin ALLAH tentunya, saya terpilih menjadi juara pertama. Alhamdulillah. Saya bahkan berhasil mengalahkan 2 mahasiswa jurusan biologi dari almamater yang sama, yang mana mereka menguntit saya di posisi 2 dan 3. Sungguh sebuah skenario ALLAH yang terbaik. Ini menjadi motivasi paling berharga dalam saya menjalankan hari-hari di UGM berikutnya.

Di sisi lain, mata kuliah untuk semester 3 ke atas sudah menjurus sesuai program studi. Banyak sekali mata kuliah yang menggunakan dasar ilmu biologi dan kimia. Senang rasanya karena saya menyukai mata kuliah-mata kuliah tersebut, misalnya biokimia, kimia pangan, mikrobiologi umum, ilmu gizi, dan lain sebagainya. Hingga singkat cerita, akhirnya saya dinyatakan lulus dari kampus tersebut setelah mempertahankan skripsi saya tepat 6 tahun yang lalu (09.07.09) dengan topik produksi enzim xilanase dari jamur benang (Trichoderma harzianum) pada media limbah tongkol jagung. See? Bisa dilihat seksama bahwa topik penelitian skripsi saya ini adalah bidang biologi, lebih spesifik lagi mengenai mikrobiologi. sesuai dengan apa yang pernah saya cita-citakan. Dan penelitian ini pulalah yang menghantarkan saya meraih mimpi menjuarai lomba di tingkat nasional. Penelitian ini terpilih sebagai juara 3 bidang teknik dalam ajang Pemilihan Peneliti Remaja Indonesia VIII yang diadakan oleh Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) tepat seminggu sebelum saya wisuda. Subhanallahu...

Sungguh pikiran saya terkagum-kagum dengan skenario-Nya. Kadang saya harus menganga tak percaya. Ini nyata terjadi dalam hidup saya. Bukan mimpi. Betapa keinginan saya untuk menjadi peneliti di bidang biologi, ALLAH kabulkan justru di sebuah kampus yang saya tidak pernah terpikir berada di dalamnya. Bahkan apresiasi di bidang biologi pun saya dapati justru bukan karena saya berada di jurusan biologi ITB seperti kemauan saya, tapi di jurusan Teknologi Pangan dan Hasil Pertanian UGM. Semua yang saya harapkan justru diperoleh bukan di tempat yang semula saya duga akan memberikan itu semua. Tapi justru di tempat yang bahkan tidak pernah terpikir sama sekali. Ya, begitulah cara kerja ALLAH. Terkadang otak kita tidak akan sampai untuk memahaminya. Betapa mudah bagi ALLAH mengabulkan keinginan hamba-hamba-Nya. Hanya perlu percaya dan berjuang. Itu kuncinya…

Demikianlah, semoga ada manfaatnya. Sekali lagi saya sampaikan bahwa ALLAH selalu punya skenario terbaik, dan salah satu skenario terbaik-Nya dalam episode kehidupan saya adalah: saya menjadi mahasiswa UGM. Kalau kawan-kawan, apa skenario terbaik dari ALLAH yang pernah dialami?

sumber gambar: https://blog.ugm.ac.id/

Tulisan ini saya buat sebagai motivasi bagi mereka yang baru saja mendapatkan pengumuman SBMPTN. Percayalah, tidak diterimanya di kampus keinginan kita, bukan akhir dari segalanya. Selama masih punya kreativitas, selama masih punya kemauan, selama tekad dan semangat berjuang tidak padam, ALLAH akan siapkan hadiah berupa skenario terbaik yang akan membuat kita ternganga belakangan. Percayalah! Saya sudah membuktikannya :)

Rabu, 08 Juli 2015

semarak angkasa di bulan juli

assalamu'alaykum...
selamat malam,

setelah sekian lama tidak menulis, tangan dan otak gatal juga untuk mulai lagi menjalankan hobi ini. hehehe...

ini adalah tulisan pertama di bulan juli. bulan yang saya sukai tanpa alasan. bukan karena lahir di bulan ini, tapi suka saja. titik.

ok, tulisan pertama di bulan ini sebaiknya menulis sesuatu yang indah-indah. jangan tulisan yang mellow dan berat penuh pemaknaan. yang sederhana saja tapi tetap ada ilmu baru di dalamnya. hhmmm, tentang angkasa sepertinya menarik juga. yukkk...

awal bulan juli ini, angkasa disuguhi dengan pemandangan mempesona. dua planet tetangga bumi yaitu venus dan jupiter tengah berkonjungsi di langit barat setelah matahari terbenam. jika dilihat dari bumi, mereka berada pada garis lurus yang berdekatan yang artinya garis edarnya sedang pada lokasi yang sama. dikabarkan perbedaan jaraknya bisa mencapai hanya 0,3ยบ saja. keduanya seolah selalu bergerak mendekat dan berdansa bersama-sama sejak periode akhir juni sampai awal juli kemarin. bagi mata-mata yang berkesempatan melihatnya, sungguh tak pantas jika hanya diam dan tak memikirkan ke-Maha Besar-an-Nya. baca berikut untuk jelasnya: "Saat Raja dan Ratu Planet Bertemu"

sumber gambar: http://blog.al-habib.info

belum selesai fenomena indah ini, tanggal 2 juli langit dihiasi dengan purnama di bulan ramadhan 1436 H. satelit alami bumi ini seolah tidak ingin ketinggalan peran untuk menyemarakkan angkasa sebagai pemandangan yang paling saya kagumi. indah sekali ketika saya menatapnya di malam hari atau setelah subuh. dan pemandangan yang sama ini, masih bisa dinikmati di akhir juli nanti lho... luar biasa bukan? dalam sebulan akan terjadi dua kali purnama? this is thunder moon :)

kemudian, sajian angkasa terakhir yang tak kalah menarik dari akun tweeter yang saya ikuti yaitu @FaktaAstronomy adalah pencitraan pluto dan satelitnya bernama charon yang akan terlihat sempurna dan utuh di bulan ini melalui wahana bernama new horizon yang diluncurkan NASA 9,5 tahun lalu. terdengar menarik bukan?

ahhh, angkasa seperti tak ada habisnya untuk memberikan keindahan bagi orang-orang yang mengaguminya. tentunya, keindahan ini hanyalah sebagian dari tanda keperkasaan ALLAH melalui ciptaannya. merasa bersyukur masih diberikan hati yang senantiasa tunduk dan kagum akan kebesaran-Nya.

semoga keindahan angkasa akan juga menular pada keindahan keseharian yang saya alami di bulan juli ini. berharap akan banyak pengalaman, kejadian dan aktivitas yang mengindahkan kecerdasan yang saya miliki: cerdas intelegensi, cerdas emosi dan cerdas spiritual. aamiin :)

wassalamu'alaykum...
selamat malam