Rabu, 02 Maret 2016

kosmetik

hari ini, setelah berdiskusi dengan seseorang, saya mendapatkan satu istilah baru yang menarik. istilah itu adalah "kosmetik".

bukan tentang krim pemutih, juga bukan tentang gincu merah pemoles bibir, apalagi penghilang jerawat dan noda hitam di wajah yang kerap mengganggu. sama sekali bukan tentang itu.

seperti yang kita ketahui bahwa kosmetik identik dengan wanita. lebih identik lagi adalah dengan wanita yang hobi berdandan. dari ujung kaki hingga ujung kepala berbalut dengan benda-benda penambah estetika tubuh. mulai dari semprot wewangian, bedak halus yang membuat kulit bersih, krim pengencang kulit, tabir surya, deodorant dan lain sebagainya. tampaknya keseharian hidup masa kini tak bisa dipisahkan dari kosmetik.

sumber gambar: www.republika.co.id

hebat sekali para formulator dan pencipta benda-benda tersebut. laksana sebuah sulap yang bisa mengubah upik abu menjadi cinderella. ibaratnya kulit yang mengerut bisa disamarkan menjadi lebih segar dan kencang. kulit yang kering bisa menjadi lembab dan bernutrisi. bau badan yang tak sedap menjadi wangi bak melati. "terpujilah wahai para pencipta produk kosmetik", kira-kira demikianlah sanjungan dari para penggunanya.

bagaimana tidak, kosmetik berhasil membuat sesuatu yang kurang elok jadi indah dilihat. dari yang semula kusam bisa menjadi bening. tapi ingatlah bahwa itu semua hanya sebagai topeng, realita sebenarnya adalah ketika benda-benda kosmetik tersebut dilepas, yaitu apa adanya diri kita. kesederhanaan!

begitu pulalah saya melihat sebagian orang dalam hidup ini. ada kelompok orang yang begitu hebat memperlihatkan apa yang nampak di permukaan, tetapi apa yang nampak itu hanyalah sebagai kosmetik saja. realitanya, di bawah permukannya tak jarang dipenuhi dengan (maaf) borok, cacat dan nista. pencitraan orang menyebutnya kini. iya, pencitraan.

selaiknya, kita hindar hal seperti ini. tak perlu mempertebal bedak hanya untuk tidak terlihat keriput. tak perlu mengoleskan gincu di bibir hanya untuk tidak terlihat pucat. kadang kala kita terjebak untuk berlebihan dalam berkosmetik tetapi senyatanya lupa untuk memperbaiki yang ada di dalamnya, yang ada di bawah permukaan yang tak tak nampak dilihat orang.

namun demikian, bukan kemudian kosmetik itu menjadi tidak perlu. ALLAH menyukai keindahan. estetika merupakan satu hal yang diperlukan juga dalam hal berelasi dengan orang lain. citra diri perlu dikemas supaya nampak indah dilihat orang lain, asalkan tidak berlebihan. pun itu berarti bahwa menjadi sederhana adalah langkah bijak dalam menjalani hidup. tunjukkan kehebatan di permukaan jika dan hanya jika itu adalah sebuah hasil dari kerja keras dan bukan sebuah upaya untuk terlihat "wah" tetapi di dalamnya justru penuh dengan kecacatan.

inspirasi dari memahami kosmetik ini adalah: bijaklah memberikan citra diri, sederhanalah dalam bersikap, dan kehebatan diri bisa dirasakan oleh orang lain walau tanpa harus berkosmetik...

selamat malam, selamat menggunakan krim malam supaya kulit tetap sehat :p

terima kasih sudah mau membaca :)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar