Kamis, 14 Mei 2015

kebodohan yang kadang merasa super

saat ini mungkin ada orang-orang yang merasa dirinya:

muda... usia bahkan belum genap 30 tahun, masih gagah, badan kekar, wajah tampan, kulit tak keriput.

cukup... miliki pekerjaan dengan jabatan yang baik, banyak hal yang diinginkan tercapai, urusan ini itu sebagian besar terpenuhi.

populer... miliki nama baik, banyak dikenal orang, dihormati, dan miliki banyak sahabat.

cerdas... miliki beberapa kemampuan, bicaranya dindengar, wawasan luas.

bla bla bla...

ada kalanya orang terlalu bodoh menganggap dirinya begitu super. merasa banyak dimudahkan ALLAH dalam urusan, hingga akhirnya ia berada di sebuah rasa nyaman. dalam kondisi seperti itu, rasa syukur adalah kemutlakan yang mustinya tidak perlu lagi diragukan. tapi nyatanya, kenyamanan dan kesenangan tersebut kadang berhasil membuat lupa dan terlena bahwa "sesuatu yang berkebalikannya" mungkin saja terjadi.

sebaliknya, ada orang yang begitu tegar menghadapi kehidupan yang tidak nyaman. kesusahan dan kepayahan yang dialaminya dihadapi dengan positif. barangkali ia meyakini bahwa kesusahan dan kepayahan tersebut adalah bentuk kasih sayang ALLAH memberikan ujian atas kadar keimanannya yang tinggi, sehingga wajar saja ujiannya pun akan lebih berat. mungkin... dan orang macam ini pasti masih menaruh harapan bahwa ALLAH kelak akan mengubah nasibnya setelah dinyatakan lolos ujian.

ada di posisi mana kawan-kawan saat ini?

saya merenung...

muda yang dimiliki, bukanlah jaminan bahwa kematian masih jauh menghampiri.
kecukupan saat ini, bukanlah jaminan bahwa tak ada kamus susah dan payah yang akan dijelang.
kepopuleran, bukanlah jaminan untuk hidup diliputi kehangatan, hanya karena aib-aib saja yang belum terungkap.
kecerdasan, bukanlah jaminan bisa menjalani peran dengan baik karena kecerdasan jika tidak dikendalikan wahyu, kritis membawa pada kesesatan.

semua akan dipergilirkan...

sehat kita kali ini, mungkin menjadi sakit kita esok.
cukup kita saat ini, mungkin menjadi sempit kita lusa.
populer kita kali ini, mungkin kehinaan kita pekan depan.
cerdas kita saat ini, mungkin sesat kita bulan depan.

semua akan dipergilirikan...

sakit kita saat ini, mungkin menjadi sehat kita esok.
kesempitan kita kali ini, mungkin menjadi kelonggaran kita lusa.
kepayahan dan kehinaan kita saat ini, mungkin menjadi kemuliaan kita pekan depan.
kesesatan kita kali ini, mungkin menjadi kejernihan kita bulan depan...

yaaaa, semua akan dipergilirkan.

tak perlu sombong dan merasa mulia bagi yang saat ini masih berada dalam kenyamanan, dan sebaliknya tak perlu berkecil hati bagi sesiapa yang saat ini tengah dirundung ketidaknyamanan. bekalilah syukur untuk jiwa yang sedang nyaman, dan bekalilah sabar untuk jiwa yang sedang tidak nyaman.

dan renungan saya semakin dalam, hingga akhirnya saya berkesimpulan bahwa saya hanyalah orang bodoh yang kadang merasa diri hebat, padahal tak sedikit pun hal yang bisa saya banggakan, karena semua adalah milik ALLAH, dan bisa jadi apa yang saya bangga-banggakan saat ini, hanya dalam sekejap diambil dan ditampakkan keburukan-keburukannya. bisa jadi!

kecil!!!
teramat kecil seperti sel.. tak ada daya tanpa izin-Nya. masih laik-kah saya untuk merasa hebat dan mulia?

tanyakan pada hati, dan di situlah jawabannya akan terpapar dengan megah.

tulisan dari seorang yang merasa "atuh da aku mah apa" di hadapan ALLAH...
tak berani menatap, tak berani mendongak.
hanya malu dan kerendahan.

kontemplasi empat belas mei dua ribu lima belas, yang disertai dengan air mata.
tepatnya:

1 komentar: