Selasa, 22 Januari 2013

bapak, engkau berikan senja terindah dalam hidup saya denganmu!

repost dari blog saya sebelumnya (yang sekarang mungkin sudah banyak sarang laba-laba di sana karena jarang dibuka. hehehe). tetapi sedikit saya edit (sedikit banget), plus saya ganti juga judulnya.

senin, 16 april 2012.

bapak...
tetiba melihat warung tenda di pinggir jalan dalam perjalanan pulang saya dari bandung menuju bogor, mengingatkanku padamu, bapak.

saya masih ingat sekitar 7 tahun yang lalu engkau mengantarkan saya merantau.
dalam hiruk pikuk suasana pendaftaran mahasiswa baru yang orang bilang anak-anak cerdas dan gemilang saat itu, engkau tetap sabar melihat anakmu ini mengantre untuk bisa terdaftar resmi di salah satu universitas yahud negeri ini.
sorot sinar mata bahagia saya tangkap saat itu walau engkau tak memperlihatkan itu dan tak mengujarkan itu.
yang saya tahu saat itu hanyalah keyakinan bahwa engkau sangat bangga dengan anak bujangmu ini.

bapak...
masih di tengah antrean yang begitu mengular.
engkau tetap sabar menunggu sambil berbincang-bincang dengan sekawanan bapak-bapak lain yang anaknya juga tengah berharap menjadi simbol kebahagiaan keluarganya.
beralaskan koran yang engkau beli saat itu, ditemani dengan obrolan renyah, beberapa batang cerutu keretek favoritmu dan sinar mentari yang panas engkau masih tetap menunggu.
hingga saya masuk dalam ruangan, entah apa yang terjadi kemudian, saya tidak tahu-menahu.
lama saya dalam ruangan mengurusi dokumen perndaftaran yang akan menjadi gerbang masuk anakmu menimba ilmu sang Khaliq yang begitu luas.

sampai hari berganti siang, ini waktunya makan, pikir saya.
entah engkau makan dimana dan dengan lauk apa. entah engkau rebaan di mana dan shalat dimana, saya pun tak tahu. yang saya tahu saat itu saya harus segera selesai terdaftar biar bisa membuat engkau tersenyum.
sampai akhirnya semua selesai. saya keluar dari ruangan dan dengan senyum semangat membawa beberapa berkas tanda terima, undangan, dan surat-surat lain yang berlogokan teratai gadjah mada.
saya tahu bahwa saat itu penantianmu terbayarkan lunas dengan wajah riang saya.

bapak...
setelah itu, hanya perasaan gembiralah yang menghiasi kita berdua.
dengan sedikit norak (tapi saya tiada mau peduli), kita berolahraga berjalan kaki mengelilingi kampus baru saya yang sudah resmi.
saya perkenalkan gedung tinggi tempat saya akan ber-tholabul ilmi. engkau senang tiada terkira.
hari ini akan  saya buat engkau bangga seharian setelah hampir 20 tahun pula saya bangga akan semua yang telah engkau lakukan.
akan saya puaskan semua keraguanmu tentang anak bujangmu ini, bapak.
saya tersenyum culas sesaat. ingin rasanya saya peluk badan gempal ini, ingin pula saya cium tangannya yang terlihat beberapa bagian dagingnya sedikit mengeras karena bekerja keras.
namun, itu tak saya lakukan karena saya berjanji hanya akan membuatnya senyum seharian.

senja di universitas gadjah mada

bapak...
sampai sore menjelang.
perut kita berdua sepertinya sudah saling bernyanyi seirama.
meminta padatan masuk untuk diolah dalam mesin pencernaan kita.
lalu engkau tarik tangan saya untuk menyeberang menuju warung tenda yang saat itu lamat-lamat saya baca "ayam tasikmalaya".
sejenak saya tersenyum sambil tak sabar ingin mencobanya juga.
anehnya walau di tanah jawa, tetap saja masakan sunda yang engkau cari. :)
ditemani dengan daun-daunan hijau dan sambal kita berdua sejenak diam menikmati makanan yang nikmat itu. ah, betapa lengkapnya kebahagiaan saya saat itu.

bapak...
matahari mulai condong ke arah barat disertai sedikit semburat lembayung yang terlukis indah di langit. kita tergopoh-gopoh mengejar bis yang sudah hampir sirna di senja kota pelajar.
dengan setengah berlari kita berhasil menaiki bis yang bergerum kasar itu untuk kembali pulang menuju kediaman kakak sepupumu.

ah, bapak ingin sekali saya mengulangi kejadian itu kembali berdua denganmu. dan itulah senja terindah yang pernah aku lewati denganmu sang pahlawanku, bapak...

salam hangat anakmu,

Tidak ada komentar:

Posting Komentar