sip, ini adalah tulisan pertama saya di hari keenam. di tengah rinai hujan senja, saya manfaatkan waktu selepas bekerja untuk menulis kembali yang ada di pikiran saya sekarang. tadinya ingin saya tuliskan sejak hari pertama, tetapi berhubung sudah ada 3 tulisan yang saya posting, khawatir dicap sebagai bloger pemula yang over produktif. hehehe pede banget!
apa yang akan kita bicarakan senja ini? okay kita awali dengan pertanyaan berikut: teman semua pernah kan mengalami rasa suka atau cinta yang berlebihan pada sesuatu? entah itu terhadap barang, orang, hobi, dan lain sebagainya. saya rasa semuanya pernah mengalami hal tersebut. ada yang tergila-gila dengan suatu penyanyi atau band hingga muncul istilah fans, ada yang keranjingan terhadap sesuatu hingga muncul istilah "holic", ada juga yang sangat serius dengan hobinya hingga dengan taruhan nyawa sekalipun akan dilakoninya. betul demikian?
percaya tidak percaya rasa suka yang berlebihan terhadap sesuatu akan memunculkan jiwa-jiwa yang siap sedia berkorban demi apa yang disukai. yang baik adalah ketika kita menjadikan ALLAH sebagai yang paling kita sukai dan kita cintai, sehingga memunculkan rasa siap sedia berkorban yang begitu berapi-api demi yang dicintainya. itu yang ideal. :)
sekarang saya ingin berbagi mengenai sesuatu yang saya sukai dan saya cukup konsisten menyukainya. apakah itu? jawabannya adalah brand sony ericsson. entah kenapa dan dengan sihir apa, rasanya sony ericsson berhasil menawan hati saya di awal gadget bernama handphone belum meluncur massal seperti sekarang. wait, ada apa dengan sony ericsson?
selepas saya lulus SMA tahun 2005, itu adalah kali pertama saya memiliki handphone sendiri. handphone pertama yang saya punya adalah sony ericsson J 200. itu adalah hasil rengekan saya kepada kakak yang akhirnya dikabulkan. hehehe. senang luar biasa dapat handphone tersebut, selain fiturnya ok (saat itu), juga terasa ada kebanggan tersendiri menggunakannya, walaupun pada saat itu banyak teman saya yang menggunakan handphone yang jauh lebih canggih dan lebih wow. tapi bagi saya J 200 adalah handphone idaman yang memberikan semua yang saya perlukan saat itu (haish lebay). buat yang belum tahu bentukan dan rupa si J 200, ini nih:
ah, melihat dia bikin rindu sekali. maklum handphone perdana. lantas apa yang terjadi dengan si J 200 ini kemudian? sungguh sangat disayangkan. ketika saya mengikuti acara outbond di pantai (saat itu si J 200 masih berumur sangat muda, yakni 2 bulan saja), si "doi" kelupaan masih disimpan di dalam saku celana. alhasil J 200 tersebut ngambek dan mati karena terkena air laut. aaarrggghhhh, cukup sedih si waktu itu karena melihat layarnya mati. walaupun setelah itu berhasil diperbaiki, tapi sayang sekali secara fisik jadi kurang ok dan akhirnya saya jual. Berikutnya, saya mengganti handphone dengan motorola, tapi ini tidak perlu dibahas panjang karena topik kita saat ini adalah sony ericsson. hehehe.
seperti diulas dalam ayat tersebut, dikatakan di akhir kalimat bahwa kecintaan pada dunia (materi) hanya berupa kesenangan semu, karena di sisi ALLAH tempat kembali dan mengahmbakan kecintaan yang sebenarnya. dari situ, so mari kita letakkan rasa cinta kita pada selain ALLAH sebatas pada kewajaran saja. hilangkan semua hal yang berupa materi minded seperti sony ericsson minded atau sony minded seperti cerita saya di atas. mulai sekarang, ganti dengan berujar lantang penuh semangat: ALLAH minded! itulah jalan keselamatan yang akan membawa kita pada kebahagiaan yang hakiki. aamiin.
yup, itulah tadi pesan yang ingin saya sampaikan. semoga tulisan dalam blog ini tidak lantas menjadi sia-sia dengan cerita pepesan kosong saja, tapi juga bisa diambil pelajaran di dalamnya, karena ceritaku, inspirasimu... cheers! :)
ps: trims to google atas sedekah gambarnya.
apa yang akan kita bicarakan senja ini? okay kita awali dengan pertanyaan berikut: teman semua pernah kan mengalami rasa suka atau cinta yang berlebihan pada sesuatu? entah itu terhadap barang, orang, hobi, dan lain sebagainya. saya rasa semuanya pernah mengalami hal tersebut. ada yang tergila-gila dengan suatu penyanyi atau band hingga muncul istilah fans, ada yang keranjingan terhadap sesuatu hingga muncul istilah "holic", ada juga yang sangat serius dengan hobinya hingga dengan taruhan nyawa sekalipun akan dilakoninya. betul demikian?
percaya tidak percaya rasa suka yang berlebihan terhadap sesuatu akan memunculkan jiwa-jiwa yang siap sedia berkorban demi apa yang disukai. yang baik adalah ketika kita menjadikan ALLAH sebagai yang paling kita sukai dan kita cintai, sehingga memunculkan rasa siap sedia berkorban yang begitu berapi-api demi yang dicintainya. itu yang ideal. :)
sekarang saya ingin berbagi mengenai sesuatu yang saya sukai dan saya cukup konsisten menyukainya. apakah itu? jawabannya adalah brand sony ericsson. entah kenapa dan dengan sihir apa, rasanya sony ericsson berhasil menawan hati saya di awal gadget bernama handphone belum meluncur massal seperti sekarang. wait, ada apa dengan sony ericsson?
selepas saya lulus SMA tahun 2005, itu adalah kali pertama saya memiliki handphone sendiri. handphone pertama yang saya punya adalah sony ericsson J 200. itu adalah hasil rengekan saya kepada kakak yang akhirnya dikabulkan. hehehe. senang luar biasa dapat handphone tersebut, selain fiturnya ok (saat itu), juga terasa ada kebanggan tersendiri menggunakannya, walaupun pada saat itu banyak teman saya yang menggunakan handphone yang jauh lebih canggih dan lebih wow. tapi bagi saya J 200 adalah handphone idaman yang memberikan semua yang saya perlukan saat itu (haish lebay). buat yang belum tahu bentukan dan rupa si J 200, ini nih:
sony ericsson J 200 |
ah, melihat dia bikin rindu sekali. maklum handphone perdana. lantas apa yang terjadi dengan si J 200 ini kemudian? sungguh sangat disayangkan. ketika saya mengikuti acara outbond di pantai (saat itu si J 200 masih berumur sangat muda, yakni 2 bulan saja), si "doi" kelupaan masih disimpan di dalam saku celana. alhasil J 200 tersebut ngambek dan mati karena terkena air laut. aaarrggghhhh, cukup sedih si waktu itu karena melihat layarnya mati. walaupun setelah itu berhasil diperbaiki, tapi sayang sekali secara fisik jadi kurang ok dan akhirnya saya jual. Berikutnya, saya mengganti handphone dengan motorola, tapi ini tidak perlu dibahas panjang karena topik kita saat ini adalah sony ericsson. hehehe.
setelah hampir 1 tahun berlalu tanpa di J 200, muncullah
beberapa produk anyar dari sony ericsson, dan lagi-lagi hati saya tersihir
melihat keelokan sebuah handphone yang belakangan saya tahu dia adalah J 230. saya beli handphone tersebut. horree! pertama kalinya saya punya handphone
yang ada radionya lho. hihihi udik banget yak?! namun, lagi-lagi saya hanya sebentar bersanding dengannya. si J 230 harus digantikan dengan sejumlah uang cash guna membantu meringankan beban biaya kuliah saya saat itu. bye,, bye J 230.
sony ericsson J 230 |
baiklah, memang sudah seharusnya saya merelakannya demi pendidikan. walhasil setelah ia dijual, saya menggunakan sebuah handphone warisan kakak saya yang bisa dibilang jadul abis. saya lupa type apa tapi merknya adalah samsung, suaranya masih monophonic dan layarnya masih monokrom, pokoknya sangat sederhana. lagi-lagi yang ini tidak perlu dibahas panjang lebar, karena topiknya adalah sony ericsson. hehehe. alhamdulillah di penghujung akhir tahun 2006, saya berhasil melepaskan rasa rindu pada sony ericsson karena tanpa disangka saya bisa membeli handphone baru berkat hasil perlombaan. ya, saat itu saya menjuarai sebuah perlombaan di jogjakarta, dan sebagian uangnya saya belikan handphone baru lagi. dan bersiaplah saya tampilkan kembali si sony ericsson yang baru. type K 310, bro! sebetulnya tadinya kesemsem dengan Z 530, tapi harganya yang masih kemahalan, tergantikan dengan tipe K 310 ini.
usut punya usut, handphone ini murni saya beli sendiri dengan uang hasil perlombaan tadi. harganya saat itu sekitar 900 ribu. fiturnya lumayan ok, dan lagi-lagi saya sangat senang dengan teman baru yang satu ini. dia adalah handphone pertama saya yang bisa memotret alias ada kameranya, walaupun baru VGA. hehehe, tapi maklumlah toh memorinya sangat minim, yaitu sekitar 15 mb. buat yang belum sempet tahu bentukan si "doi", berikut yah:
ada rasa senang yang tak terkira mendapatkannya, tapi ada rasa jenuh pula di bulan ke-6 bersamanya. mungkin karena pelampiasan dari tidak terbelinya Z 530 kali yah? sehingga agak setengah hati dengannya. hohoho. akhirnya saya putuskan untuk menjualnya dan menggantinya dengan sebuah handphone baru yang saya lihat lebih stylish walupun secara harga lebih murah. siapakah dia?
perkenalkan! inilah handphone yang paling saya sayangi selama ini. bentuknya stylish (flip) dan nyaman digenggam. no radio, no camera, no infrared, no bluetooth. hahaha pelit amat. pokoknya serba sederhana tapi elegan. siapakah dia? sony ericsson Z 300.
si Z 300 ini adalah handphone terakhir yang saya punya hingga lulus kuliah. saya bersama dengannya hingga 2 tahun 5 bulan. banyak sekali kenangan yang saya lewatkan dengannya. mulai dari tergores parah karena jatuh ketika di borobudur, saya coret-coret dengan type-x bagian covernya karena sedang stress, speaker yang bermsalah alias rusaklah, dan sampai yang terakhir nyawanya tak terselamatkan karena layar depannya sering mati dan membuat baterainya boros luar biasa. akhirnya nasibnya kandas di atas selembar uang 100 ribu saja. tak apa. bagi saya kau adalah handphone ter-ok dan paling saya suka. semoga kelak akan ada handphone baru yang setipe denganmu.
well, kehidupan terus berjalan. perkembangan dunia handphone pun kian membahana (widih udah kayak syahrini sajo!), daya beli saya pun sudah sedikit lebih ok (sedikit lho yah?!). ketika ada kesempatan untuk menggunakan handphone baru, akhirnya kembali pikiran saya tertuju pada sony ericsson. saya sempatkan melihat-lihat di tabloid pulsa, rubrik test product, khusunya sony ericsson teranyar tidak pernah saya lewatkan. saya panteng terus demi mengetahui trend produk sony ericsson terbaru.
dan ketika deman smartphone di tanah air bergeliat, saya ternyata terbilang lamban merespon, baru ketika akhir tahun 2011 saya bisa memiliki sebuah handphone android. tentunya tidak lari dari brand sony ericsson. yup, saya pamer produk baru saya, yaitu sony ericsson xperia mini pro (SK 17i). begini fotonya:
bicara mengenai harga, ini adalah handphone pertama saya yang harganya menembus kata "juta". wajar saja karena fiturnya sangat wow dibandingkan handphone-handphone sony ericsson lawas saya yang begitu sederhana dan apa adanya. saya tidak akan berbicara banyak mengenai yang satu ini. bagi saya, handphone ini sempat membuat saya kurang produktif dalam hidup. mengapa? karena saya terlalu larut dan asyik menggunakannya untuk games, internet, foto-foto dan lainnya yang akhirnya membuat saya melupakan hal-hal produktif lainnya seperti membaca buku. itu sebab, kebersamaan kami tergolong singkat. hanya 2 bulan saja.
berselang setelah itu, saya putuskan untuk kembali menggunakan handphone non smart phone. ketika melihat tabloid pulsa, hati saya jatuh pada produk baru bernama sony ericsson txt (CK 13i). spontan saya beli dan saat itu juga saya merasa cocok dengannya. modelnya yang mirip blackberry terkadang berhasil menipu orang lain. hehehe. 1 tahun lebih dengannya, banyak sekali kenangan manis dengannya, tetapi terpaksa ia harus saya pindahtangankan pada adik saya yang saat kemarin tidak memiliki handphone karena rusak. be nice on new owner okay, dear?!
nah, berarti setelah handphone ini diwariskan, saya harus punya handphone baru. bener dong? hehehe tepat sekali. 22 desember 2012, akhirnya saya memutuskan untuk kembali menggunakan smart phone dengan orientasi yang sedikit diubah, yaitu ingin menjadikannya smartphone yang membuat saya justru lebih produktif. entah bagaimanapun caranya. yang pasti saya tidak ingin jatuh pada lubang yang sama. saya sebetulnya melihat ada potensi yang ok di balik smartphone yang tidak terpikirkan oleh saya tempo lalu ketika saya menggunakan sony ericsson xperia mini pro. lantas smartphone apa yang saya beli?
yang pasti tetap sony ericsson. eits, tunggu dulu for your information, di tahun tersebut sony ericsson sudah dimuseumkan alias punah lho. mereka akhirnya pecah dan sony-lah yang akhirnya meneruskan perkembangan smartphone-smartphone di bawah payung xperia-nya itu. oleh karena itu, mulai saat itu saya sudah tidak lagi pencinta sony ericsson, tetapi telah berganti menjadi pencinta sony.
satu, dua, tiga! inilah handphone yang sangat saya idam-idamkan. perpaduan antara macho dan stylish yang dipadu apik dalam fitur keren dan warna yang ceria. sony xperia go (ST 27i). I got it! ini adalah handphone dengan fitur tahan air dan debu yang cocok bagi petualang dan penyuka kegiatan outdoor macam saya. warnanya sengaja saya pilih kuning untuk memberikan kesan ceria (walaupun sebetulnya kalo ada yang hijau, pasti saya pilih hijau!). jadi, per 22 desember silam, saya sudah resmi bersanding dengannya lho yah... sebuah smartphone anyar yang semoga saya bisa bersamanya dalam tempo waktu yang lama. hingga kakek-kakek bahkan! amiin. hahaha lebay. secara smart phone tahan air dan tahan debu bersertifikat IP 67 gitu, ya kali saja tahan banting dan tahan emosi juga. hehehe.
usut punya usut, handphone ini murni saya beli sendiri dengan uang hasil perlombaan tadi. harganya saat itu sekitar 900 ribu. fiturnya lumayan ok, dan lagi-lagi saya sangat senang dengan teman baru yang satu ini. dia adalah handphone pertama saya yang bisa memotret alias ada kameranya, walaupun baru VGA. hehehe, tapi maklumlah toh memorinya sangat minim, yaitu sekitar 15 mb. buat yang belum sempet tahu bentukan si "doi", berikut yah:
sony ericsson K 310 |
ada rasa senang yang tak terkira mendapatkannya, tapi ada rasa jenuh pula di bulan ke-6 bersamanya. mungkin karena pelampiasan dari tidak terbelinya Z 530 kali yah? sehingga agak setengah hati dengannya. hohoho. akhirnya saya putuskan untuk menjualnya dan menggantinya dengan sebuah handphone baru yang saya lihat lebih stylish walupun secara harga lebih murah. siapakah dia?
perkenalkan! inilah handphone yang paling saya sayangi selama ini. bentuknya stylish (flip) dan nyaman digenggam. no radio, no camera, no infrared, no bluetooth. hahaha pelit amat. pokoknya serba sederhana tapi elegan. siapakah dia? sony ericsson Z 300.
sony ericsson Z 300 |
si Z 300 ini adalah handphone terakhir yang saya punya hingga lulus kuliah. saya bersama dengannya hingga 2 tahun 5 bulan. banyak sekali kenangan yang saya lewatkan dengannya. mulai dari tergores parah karena jatuh ketika di borobudur, saya coret-coret dengan type-x bagian covernya karena sedang stress, speaker yang bermsalah alias rusaklah, dan sampai yang terakhir nyawanya tak terselamatkan karena layar depannya sering mati dan membuat baterainya boros luar biasa. akhirnya nasibnya kandas di atas selembar uang 100 ribu saja. tak apa. bagi saya kau adalah handphone ter-ok dan paling saya suka. semoga kelak akan ada handphone baru yang setipe denganmu.
well, kehidupan terus berjalan. perkembangan dunia handphone pun kian membahana (widih udah kayak syahrini sajo!), daya beli saya pun sudah sedikit lebih ok (sedikit lho yah?!). ketika ada kesempatan untuk menggunakan handphone baru, akhirnya kembali pikiran saya tertuju pada sony ericsson. saya sempatkan melihat-lihat di tabloid pulsa, rubrik test product, khusunya sony ericsson teranyar tidak pernah saya lewatkan. saya panteng terus demi mengetahui trend produk sony ericsson terbaru.
dan ketika deman smartphone di tanah air bergeliat, saya ternyata terbilang lamban merespon, baru ketika akhir tahun 2011 saya bisa memiliki sebuah handphone android. tentunya tidak lari dari brand sony ericsson. yup, saya pamer produk baru saya, yaitu sony ericsson xperia mini pro (SK 17i). begini fotonya:
sony ericsson xperia mini pro |
bicara mengenai harga, ini adalah handphone pertama saya yang harganya menembus kata "juta". wajar saja karena fiturnya sangat wow dibandingkan handphone-handphone sony ericsson lawas saya yang begitu sederhana dan apa adanya. saya tidak akan berbicara banyak mengenai yang satu ini. bagi saya, handphone ini sempat membuat saya kurang produktif dalam hidup. mengapa? karena saya terlalu larut dan asyik menggunakannya untuk games, internet, foto-foto dan lainnya yang akhirnya membuat saya melupakan hal-hal produktif lainnya seperti membaca buku. itu sebab, kebersamaan kami tergolong singkat. hanya 2 bulan saja.
berselang setelah itu, saya putuskan untuk kembali menggunakan handphone non smart phone. ketika melihat tabloid pulsa, hati saya jatuh pada produk baru bernama sony ericsson txt (CK 13i). spontan saya beli dan saat itu juga saya merasa cocok dengannya. modelnya yang mirip blackberry terkadang berhasil menipu orang lain. hehehe. 1 tahun lebih dengannya, banyak sekali kenangan manis dengannya, tetapi terpaksa ia harus saya pindahtangankan pada adik saya yang saat kemarin tidak memiliki handphone karena rusak. be nice on new owner okay, dear?!
sony ericsson txt |
nah, berarti setelah handphone ini diwariskan, saya harus punya handphone baru. bener dong? hehehe tepat sekali. 22 desember 2012, akhirnya saya memutuskan untuk kembali menggunakan smart phone dengan orientasi yang sedikit diubah, yaitu ingin menjadikannya smartphone yang membuat saya justru lebih produktif. entah bagaimanapun caranya. yang pasti saya tidak ingin jatuh pada lubang yang sama. saya sebetulnya melihat ada potensi yang ok di balik smartphone yang tidak terpikirkan oleh saya tempo lalu ketika saya menggunakan sony ericsson xperia mini pro. lantas smartphone apa yang saya beli?
yang pasti tetap sony ericsson. eits, tunggu dulu for your information, di tahun tersebut sony ericsson sudah dimuseumkan alias punah lho. mereka akhirnya pecah dan sony-lah yang akhirnya meneruskan perkembangan smartphone-smartphone di bawah payung xperia-nya itu. oleh karena itu, mulai saat itu saya sudah tidak lagi pencinta sony ericsson, tetapi telah berganti menjadi pencinta sony.
satu, dua, tiga! inilah handphone yang sangat saya idam-idamkan. perpaduan antara macho dan stylish yang dipadu apik dalam fitur keren dan warna yang ceria. sony xperia go (ST 27i). I got it! ini adalah handphone dengan fitur tahan air dan debu yang cocok bagi petualang dan penyuka kegiatan outdoor macam saya. warnanya sengaja saya pilih kuning untuk memberikan kesan ceria (walaupun sebetulnya kalo ada yang hijau, pasti saya pilih hijau!). jadi, per 22 desember silam, saya sudah resmi bersanding dengannya lho yah... sebuah smartphone anyar yang semoga saya bisa bersamanya dalam tempo waktu yang lama. hingga kakek-kakek bahkan! amiin. hahaha lebay. secara smart phone tahan air dan tahan debu bersertifikat IP 67 gitu, ya kali saja tahan banting dan tahan emosi juga. hehehe.
sony xperia go |
weleh-weleh itulah perjalanan panjang mengenai bagaimana sebuah brand sony ericsson / sony begitu berhasil menghujam jantung saya. dalam dunia marketing, memang seperti itulah tujuan brand diciptakan, yaitu untuk memberikan identitas dan keunikan serta harapannya konsumen bisa sampai pada tahap loyal terhadap brand tersebut. ya, mungkin saya sudah berhasil dibuat gelap mata oleh sony ericsson (jangan sampai!).
itulah tadi cerita saya dengan sony ericsson dan sony selama kurang lebih 8 tahun. tidak ada maksud pamer ataupun riya dalam cerita di atas. saya hanya ingin menceritakannya dengan harapan teman-teman bisa mengambil isnpirasi dari kebersamaan saya dengan setiap handphone-handphone tersebut. apa yang dilalui, bagaimana cara mendapatkannya, dan kenapa bergonta-ganti variasi, tetapi tetap mempertahankan brand yang sama. bagi yang jeli membacanya, semoga ada pelajaran yang bisa diambil.
okay, terlepas dari itu, ada pelajaran yang ingin saya bagikan kepada teman-teman pembaca setelah membaca cerita saya di atas. tolong disimak baik-baik yah?!
rasa cinta terhadap sesuatu, tentu akan melahirkan sebuah pengorbanan. entah dalam bentuk apapun itu, tapi yang pasti kita akan melakukan hal apapun untuk membuat bahagia yang dicintainya itu. misalkan dalam konteks cerita saya di atas, saya akan melakukan banyak hal untuk sony ericsson / sony. mulai dengan menabung, ikut lomba supaya dapat uang dan membelinya, merayu kakak untuk minta dibelikan, membeli dan memantengi tabloid pulsa supaya bisa membaca test product dari berbagai tipe handphone brand sony ericsson / sony, dan lain sebagainya. intinya, semua upaya yang dilakukan saya saat itu akan mengarah dan fokus pada sony ericsson / sony.
atau kita ambil contoh cinta pada seseorang. baik cinta orang tua, cinta pada teman, atau lawan jenis sekalipun. tampaknya sudah bisa kita prediksi hal-hal apa saja yang akan dilakukan si pencinta ini. berkorban tenaga, waktu, materi atau nyawa sekalipun akan dilakukan supaya yang dicintainya bisa bahagia. berlebihan memang, tapi seperti itu faktanya. rasanya seperti ada suatu molekul kimia yang bereaksi yang menggerakkan si pencinta untuk membuktikan pengorbanannya itu dan mengarahkannya untuk fokus pada target tersebut.
apakah ini baik? selama ditujukan untuk kebaikan tentunya baik. namun, jangan sampai terjebak pada sesuatu yang namanya "cinta berlebihan". segala apapun bila sudah masuk dalam kadar berlebihan akan menjadi tidak baik. lakukan dan buktikan rasa cinta dengan yang sah dan wajar saja, karena sadarkah kita siapa yang memberikan rasa cinta itu? dan tahukah kita siapa yang selaiknya dicintai melebihi dari apapun di dunia ini beserta isinya? tentu semua akan sepakat berkata: ALLAH swt.
ya, ALLAH swt. adalah sumber yang menghidupkan cinta dalam hati kita. oleh karenanya, kepada-Nya pula kita sepatutunya menghambakan cinta terbesar kita, berikut dengan pengorbanannya dengan harta dan nyawa. nah, kalo cinta berlebihan pada ALLAH malah diwajibkan! adapun kesukaan atau kecintaan kita pada selain ALLAH ini yang baru tidak boleh berlebihan, tapi apakah lantas tidak boleh mencintai? tidak juga kok, karena cinta pada sesuatu memang sudah menjadi fitrah seperti yang tertera dalam firman-Nya berikut:
itulah tadi cerita saya dengan sony ericsson dan sony selama kurang lebih 8 tahun. tidak ada maksud pamer ataupun riya dalam cerita di atas. saya hanya ingin menceritakannya dengan harapan teman-teman bisa mengambil isnpirasi dari kebersamaan saya dengan setiap handphone-handphone tersebut. apa yang dilalui, bagaimana cara mendapatkannya, dan kenapa bergonta-ganti variasi, tetapi tetap mempertahankan brand yang sama. bagi yang jeli membacanya, semoga ada pelajaran yang bisa diambil.
okay, terlepas dari itu, ada pelajaran yang ingin saya bagikan kepada teman-teman pembaca setelah membaca cerita saya di atas. tolong disimak baik-baik yah?!
rasa cinta terhadap sesuatu, tentu akan melahirkan sebuah pengorbanan. entah dalam bentuk apapun itu, tapi yang pasti kita akan melakukan hal apapun untuk membuat bahagia yang dicintainya itu. misalkan dalam konteks cerita saya di atas, saya akan melakukan banyak hal untuk sony ericsson / sony. mulai dengan menabung, ikut lomba supaya dapat uang dan membelinya, merayu kakak untuk minta dibelikan, membeli dan memantengi tabloid pulsa supaya bisa membaca test product dari berbagai tipe handphone brand sony ericsson / sony, dan lain sebagainya. intinya, semua upaya yang dilakukan saya saat itu akan mengarah dan fokus pada sony ericsson / sony.
atau kita ambil contoh cinta pada seseorang. baik cinta orang tua, cinta pada teman, atau lawan jenis sekalipun. tampaknya sudah bisa kita prediksi hal-hal apa saja yang akan dilakukan si pencinta ini. berkorban tenaga, waktu, materi atau nyawa sekalipun akan dilakukan supaya yang dicintainya bisa bahagia. berlebihan memang, tapi seperti itu faktanya. rasanya seperti ada suatu molekul kimia yang bereaksi yang menggerakkan si pencinta untuk membuktikan pengorbanannya itu dan mengarahkannya untuk fokus pada target tersebut.
apakah ini baik? selama ditujukan untuk kebaikan tentunya baik. namun, jangan sampai terjebak pada sesuatu yang namanya "cinta berlebihan". segala apapun bila sudah masuk dalam kadar berlebihan akan menjadi tidak baik. lakukan dan buktikan rasa cinta dengan yang sah dan wajar saja, karena sadarkah kita siapa yang memberikan rasa cinta itu? dan tahukah kita siapa yang selaiknya dicintai melebihi dari apapun di dunia ini beserta isinya? tentu semua akan sepakat berkata: ALLAH swt.
ya, ALLAH swt. adalah sumber yang menghidupkan cinta dalam hati kita. oleh karenanya, kepada-Nya pula kita sepatutunya menghambakan cinta terbesar kita, berikut dengan pengorbanannya dengan harta dan nyawa. nah, kalo cinta berlebihan pada ALLAH malah diwajibkan! adapun kesukaan atau kecintaan kita pada selain ALLAH ini yang baru tidak boleh berlebihan, tapi apakah lantas tidak boleh mencintai? tidak juga kok, karena cinta pada sesuatu memang sudah menjadi fitrah seperti yang tertera dalam firman-Nya berikut:
Dijadikan indah pada (pandangan) manusia kecintaan
kepada apa-apa yang diingini, yaitu: wanita-wanita, anak-anak
laki-laki, harta yang banyak dari jenis emas dan perak, kuda pilihan,
binatang-binatang ternak dan sawah ladang. Itulah kesenangan hidup di
dunia, dan di sisi Allah-lah tempat kembali yang baik.
(QS. Ali ‘Imran: 14)
(QS. Ali ‘Imran: 14)
seperti diulas dalam ayat tersebut, dikatakan di akhir kalimat bahwa kecintaan pada dunia (materi) hanya berupa kesenangan semu, karena di sisi ALLAH tempat kembali dan mengahmbakan kecintaan yang sebenarnya. dari situ, so mari kita letakkan rasa cinta kita pada selain ALLAH sebatas pada kewajaran saja. hilangkan semua hal yang berupa materi minded seperti sony ericsson minded atau sony minded seperti cerita saya di atas. mulai sekarang, ganti dengan berujar lantang penuh semangat: ALLAH minded! itulah jalan keselamatan yang akan membawa kita pada kebahagiaan yang hakiki. aamiin.
yup, itulah tadi pesan yang ingin saya sampaikan. semoga tulisan dalam blog ini tidak lantas menjadi sia-sia dengan cerita pepesan kosong saja, tapi juga bisa diambil pelajaran di dalamnya, karena ceritaku, inspirasimu... cheers! :)
ps: trims to google atas sedekah gambarnya.
Aku sony ericsson experia x10 mini. The smallest android smart phone of the world! Gak ganti2 dr 2 thn yg lalu :D
BalasHapushahaha. terus ada rencana ganti ya, mi?
BalasHapus