Sabtu, 25 Juli 2015

topeng

bulan sudah menunjukkan separo lebih, artinya syawal sudah hampir berada di pertengahan. nuansa dan atmosfer lebaran sudah berangsur sirna. biarlah semangat mudik meluap, biarlah hidangan lebaran habis tak berbekas, tapi semoga semangat kemenangan senantiasa terpatri di sanubari. aamiin :)

*   *   *

selepas isya tadi saya keluar rumah untuk membeli makan. tak sengaja bertemu dengan seseorang yang baru saja pulang dari "tugasnya". ia menggunakan kostum kelinci yang seringkali dijadikan objek untuk foto bersama anak-anak. langkahnya gontai dan memperlihatkan rasa lelah yang teramat sangat. bahkan muka kelincinya pun seolah tak lagi memberikan simpul senyum. turut dalam perasaan orang yang berada di dalamnya. kondisi ini tentu berbeda ketika si "kelinci" harus bertugas di tengah-tengah anak-anak yang berebut foto dengannya. harus terlihat energik, ramah dan penuh tawa.

kadang saya berfikir, orang-orang dengan profesi tersebut seperti memiliki dua kepribadian. di balik karakter-karakter kostumnya yang lucu dan imut seperti doraemon, hello kitty atau spongebob, terbalut seseorang yang justru berkebalikan. mungkin mereka tidak sedang tersenyum, tetapi memikirkan nasib dan hidup yang berat. sangat kontra dengan keimutan yang mucul di permukaan. mungkin!

kadang, dijumpai juga dalam kehidupan sehari-hari orang-orang yang terpaksa harus menutupi dirinya dengan ekspresi muka yang berkebalikan dengan hatinya. senyum yang ditampilkan di khalayak hanyalah sebagai "topeng". bukan tanpa alasan berbuat demikian, tapi kadangkala hidup memang menuntut kita untuk menggunakan topeng. kadang merasa terpaksa untuk tetap merasa nyaman di tengah ketidaknyamanan yang harus dialami. dan sungguh ini berat sebetulnya. berada dalam kepura-puraan. pernah mengalami demikian?

seperti itulah faktanya manusia. karena dibenamkan akal dan juga perasaan, maka manusia berhak menggunakan aneka topengnya dalam kondisi-kondisi tertentu. entah untuk pencitraan, entah sebagai strategi, atau untuk menutupi keburukannya. itulah fungsi topeng menurut saya. untuk citra atau senjata. jika digunakan untuk senjata menyelamatkan diri dari musuh itu tak mengapa, tapi jika untuk citra atau menutupi keburukan, ini yang sebaiknya dihindar.


di era sekarang ini, banyak topeng di mana-mana. media sosial adalah salah satu katalisatornya. kadang dijumpai kondisi seseorang di media sosial ternyata tidak sesuai dengan kehidupan aslinya. ada topeng dalam facebook. ada topeng dalam instagram. ada topeng dalam path.

tapi tenang saja, ALLAH tidak akan tertipu dengan topeng-topeng yang dikenakan manusia. semahir apapun manusia tersebut atau setebal apapun topeng tersebut, karena ALLAH mengetahui yang nyata maupun yang tersembunyi. jadi, silakan saja pakai topeng sebaik apapun, karena ALLAH lebih tahu apa isi hati kita yang sebenarnya, dan apa maksud dari topeng yang kita kenakan.

karenanya, sebaiknya jadilah diri sendiri dan gunakan topeng dengan bijak :)

*   *   *

bulan sudah menunjukkan separo lebih, artinya syawal sudah hampir berada di pertengahan. nuansa dan atmosfer lebaran sudah berangsur sirna. biarlah semangat mudik meluap, biarlah hidangan lebaran habis tak berbekas, tapi semoga semangat kemenangan senantiasa terpatri di sanubari. kemenangan yang sesungguhnya, bukan kemenangan yang bertopeng, yaitu menang di hadapan ALLAH. aamiin :)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar