Selasa, 20 Agustus 2013

konsep bernafas: sebuah teori menyelesaiakan masalah

daaaaaaaannnnnnnnnnnnn...............

saya kembali menulis!! setelah 1 minggu tidak saya warnai blog ini. ceritanya si empunya lagi sibuk. entah sibuk apa, yang pasti jadwal manggung udah ngantri. #apasih :p

hari ini, 20 agustus 2013. saya ingin mencoba recall di sekitaran tanggal ini 4 tahun yang lalu sedang ngapainkah saya?
jawabannya adalah 20 agustus 2009, saya resmi berlabel pengangguran setelah memperoleh secarik kertas berlabel ijazah dari sekolah tempat saya menimba ilmu tentang teknologi penganan. dan tak terasa waktu sudah berjalan 4 tahun lamanya setelah kejadian itu. alhamdulillah status pengangguran tidak bercokol lama dalam diri saya, karena saat ini saya masih diberi kesempatan untuk bisa bekerja di salah satu perusahaan yang bagus. ini adalah salah satu hal yang perlu disyukuri mengingat banyak sekali anak muda yang berharap mendapatkan pekerjaan di luar sana, walaupun bermodalkan ijazah S1 atau S2 sekalipun. cari kerja susah, bung! maka syukuri yang ada sekarang. sepakat?

nah, ceritanya siang tadi kantor saya mengadakan sebuah event tahunan yang cukup menarik. sebuah tradisi yang dipertahanakan dengan legalisasi bernama halal bi halal. saya kurang tahu isitilah ini awalnya muncul dari mana, tetapi intinya adalah sebuah acara yang biasanya diadakan setelah moment iedul fitri. salam-salaman dan bermaaf-maafan intinya mah gitu.

sebelum acara salam-salaman ini, acara diisi dengan marawis, hiburan lagu nasyid, sambutan dari top management dan yang paling seru adalah tausiyah dari seorang trainer bernama Nunu Zainul Fuad atau akrab dipanggil dengan Kang Zain. hehehe saya sebutnya trainer aja ah, soalnya kayaknya bukan ustadz juga. lagian berat kali dengan label bernama ustadz itu... nah, topik yang dibawakan apa, saya juga agak lupa pastinya, tapi intinya membahas tentang konsep menerima dengan ikhlas atas apa yang menjadi kehendak ALLAH. akhirnya semua terangkum dengan 1 konsep bernama: terima - tahan - lepaskan. dan topik ini saya yakin jadi primadona banget di timeline twitter anak-anak nutrifood ciawi seharian ini. pasti!

sang trainer memulai pembahasan bahwa manusia itu memang sering galau. galau ketika apa yang dipikirkan, yang ada dalam hati dan yang dilakukan tidak selaras. dan ini akhirnya menjadi masalah. kemudian, bagaimana untuk menghilangkan galau tersebut? jawabannya simple tapi rumit untuk dipraktikkan, yaitu harus belajar untuk ikhlas. ikhlas untuk menerima segala masalah dan ketentuan yang menimpa diri kita. jangan galau dengan masalah, tapi perlakukan masalah dengan benar. caranya adalah terima terlebih dahulu. tahan sejenak dan lepaskan...begitu :) mirip seperti orang bernafas. ketika menarik nafas adalah kegiatan yang dinamakan kesenangan. ketika menahan adalah masa tegang, dan ketika meniup nafas adalah kegiatan yang bernama ketenangan. itu konsepnya. konsep bernafas: sebuah teori yang digunakan sebagai pensikapan dalam menyelesaikan masalah. tak perlu dijelaskan lebih lanjut, sepertinya bisa ditangkap ya?


tenang adalah ketika semua kebutuhan kita terpenuhi, tetapi akan menjadi tidak tenang bilamana keinginan kita yang tidak terpenuhi. nah, apa beda keinginan dan kebutuhan? fahami diri bahwa antara keinginan dan kebutuhan harus dibedakan. tidak semua yang diingini harus dituruti. karena muara awal dari sebuah keinginan biasanya adalah hawa nafsu. keinginan biasanya akan menimbulkan masalah. berbeda dengan kebutuhan. kebutuhan harus dipenuhi karena jika tidak, akan memberikan dampak kurang baik. misalnya: makan 1 piring, itu adalah kebutuhan, karena dengan makan 1 piring sudah terpenuhi kebutuhan manusia akan rangsangan bernama lapar, tapi jika makan sampai 5 piring, hampir bisa dipastikan bahwa 4 piring sisanya adalah bersumber dari hawa nafsu, yaitu keinginan. oleh karenanya jelas bahwa yang dinamakan dengan kebutuhan biasanya akan menjadi solusi dari masalah.

ya intinya dari tausiyah tadi adalah sebagai berikut:
masalah --> TERIMA --> TAHAN SEPERLUNYA --> LEPASKAN --> selesai (tenang)

konsep terima, adalah menerima bahwa semua masalah datangnya dari ALLAH, dan tentu masalah yang diberikan ini pasti bisa diselesaikan, karena janji ALLAH adalah bahwa tidak akan diberikan cobaan kepada hamba-Nya melebihi dari kemampuannya. Jadi, ketika mendapat masalah, percayalah bahwa hal itu bisa diselesaikan dengan baik. seperti Firman ALLAH berikut:

لَا يُكَلِّفُ اللَّهُ نَفْسًا إِلَّا وُسْعَهَا

Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya (Q.S. Al Baqarah [2]: 286)

konsep tahan seperlunya, adalah masalah boleh ditahan, tetapi seperlunya saja. jangan terbebani dengan masalah tersebut terlalu lama. masalah yang dimiliki diperbolehkan untuk diceritakan atau didiskusikan dengan orang yang tepat. pilih orang seperlunya supaya masalah bisa dibantu diselesaikan dengan baik, bukan justru dengan memperunyam keadaan.

konsep lepaskan, adalah melepaskan semua beban dan permasalahan dengan tindakan. tentunya semua masalah tidak akan berakhir begitu saja jika tidak diselesaikan. harus ada proses pelepasan yang dibuktikan dengan sebuah tindakan. jadi jika ingin lepas dari masalah, selesaikan!

kurang lebih seperti itu rangkuman versi saya dari topik yang dibawakan tadi. saya hanya ambil part yang menjadi pokok bahasan. sisanya sebetulnya masih banyak, tapi konsep ini sih yang paling menarik. saya tambahi redaksinya dengan sedikit ilmu yang saya peroleh. sedikit saja.

akhirnya, saya pikir tulisan ini harus saya lepaskan juga dengan di-share kepada kawan-kawan semua. saya sudah tahan seperlunya, dan sekarang tolong diterima ya? *lha malah kebalik ini konsepnya... hehehe. ok enjoy!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar