Rabu, 05 Agustus 2015

memaknai prestasi

Jamil Azzaini pernah mengatakan dalam sebuah tweet-nya sebagai berikut:

"bila cucu & cicitmu kelak mengetik namamu di google, apa yang kau harapkan muncul?"

kemudian malam ini saya penasaran juga mencari tahu apa yang akan ditampilkan oleh mesin pencari google ketika mengetik nama saya. saya sadar diri bahwa nama seseorang itu banyak yang pasaran, termasuk nama saya, sehingga jika hanya mengetik suhadi, akan muncul berita atau gambar yang tidak tepat sasaran. iseng saya mengetik dengan kata kunci "suhadi UGM" dan alhamdulillah saya menemukan ini:

sumber: http://www.ugm.ac.id/koran/files/8641/KR1%2030-08-09%20hal%2023.jpg

saya ingat benar ketika wawancara berlangsung. tak ada sedikit pun gambaran akan dipublikasikan di surat kabar kenamaan di jogjakarta. dengan polos saya menjawab apa yang ditanyakan dan akhirnya jadilah liputan tersebut yang ternyata dimuat di surat kabar kedaulatan rakyat edisi 30 agustus 2009 halaman 23 (itu info yang saya dapatkan dari website humas UGM). alhamdulillah...

sejatinya, sebuah prestasi bukanlah untuk menjadi tolok ukur keberhasilan seseorang. karena jika memang demikian, bagaimana nasib para atlet berprestasi indonesia yang justru banyak yang terlantar di masa tuanya. mereka tidak berhasil dong?

menurut saya, prestasi hanya sebuah indikator sejasad orang yang tengah mencoba berbenah memperbaiki kualitas dirinya. orang yang berprestasi, berarti dia sedang mengupayakan sesuatu yang bermanfaat untuk diri dan orang lain. prestasi bukanlah sebuah hasil yang diukur dengan riuhnya tepuk tangan dan banyaknya karangan bunga. tapi prestasi adalah sebuah amalan yang dikerjakan dengan sungguh-sungguh untuk memperbaiki kualitas diri.

senin lalu, saya melihat sebuah prestasi tertoreh dari sebuah pertandingan olahraga yang saya saksikan. pemain tersebut kalah dalam pertandingan tersebut, tapi saya melihat benar bagaimana perjuangannya selama bertanding. menurut saya dia tidak kalah.

kalah adalah sebuah hasil yang didapat dengan pengorbanan yang tidak didasari dengan kesungguhan dan jiwa yang malas, dan saya lihat bahwa dia tidak bersikap demikian. dia begitu gigih mempertahankan permainan untuk memberikan yang terbaik. bagi saya, dia tidak kalah. dia juara! karena kalah ataupun menang bukanlah perkara hasil, tapi perkara sikap. itulah prestasi...

kita kembali lagi pada tweet Jamil Azzaini di atas, jika suatu saat anak, cucu dan cicit kawan-kawan sekalian mengetik nama anda, apakah yang akan keluar? kebaikan dan manfaat atau justru keburukan dan kebodohan? semuanya tergantung dari amalan apa yang tengah kita kerjakan sekarang. walaupun sebetulnya saya kurang setuju dengan mesin yang digunakan, yaitu google. karena prestasi seseorang banyak yang tidak tertangkap di mesin tersebut, tapi bersemayam di dalam kebeningan hati yang belum tentu bisa terdeteksi dengan mesin pencari google. sepakat?

terakhir, selamat berprestasi dan teruslah menebar manfaat :)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar