Sabtu, 15 Agustus 2015

romantis

Sebuah kata sifat, ternyata bisa diartikan dengan makna yang luas. Misalkan arti kata “baik”, bisa saja relatif terhadap setiap orang. Artinya bisa beragam sesuai dengan nilai-nilai yang dianut oleh masing-masing individu. Pun dengan kata “tampan”, ternyata bisa bermakna luas. Tidak hanya sekedar diasosiasikan dalam bentuk wajah saja, tapi juga sikap yang tampan, akhlak yang tampan, atau hati yang tampan. See? 

Ada satu lagi contoh kata sifat yang setelah saya pelajari dari ungkapan beberapa teman dibandingkan dengan makna menurut saya pribadi, ternyata maknanya berbeda dan bisa jadi sesuai dengan perasaan masing-masing. Kata itu adalah “romantis”. Ya, ro-man-tis. Sebuah kata yang identik dengan cinta, bunga, coklat dan asmara itu. Bukan rokok makan gratis ya? Hehehe. 

Ketika iseng mengetik "romantis" untuk mencari gambar di google, gambar yang keluar rata-rata sosok laki-laki dan perempuan atau dua sejoli yang sedang menjalin kasih, berpelukan, saling menatap dan bergenggaman tangan. Hmmm, memang seperti itu barangkali ya makna romantis yang didefinisikan banyak orang?

Baik, jika benar demikian, mari coba kita lihat definisi romantis berdasarkan KBBI. Menurut KBBI, romantis adalah bersifat seperti dalam cerita roman (percintaan); bersifat mesra; mengasyikkan. OK, cerita roman itu macam-macam bukan? Bisa jadi si A suka pas adegan X, si B tertarik sekali pada adegan Y, atau si C meleleh setelah melihat adegan Z. Ini artinya romantis bagi setiap orang tentu berbeda-beda. 

Karena maknanya bisa berbeda-beda tergantung mana yang paling dirasa mesra dan asyik, lantas saya pribadi mustinya boleh mendefinisikan romantis dengan versi sendiri. Bagi saya romantis adalah kondisi di mana ketenangan, rasa adem dan syukur menjadi satu kemudian mengalir ke seluruh anggota badan yang ditangkap oleh akal dengan perasaan syahdu.

Mendongak ke langit malam dan menyaksikan taburan bintang, bulan dan planet itu adalah romantis. Melingkar, mengaji mendalami islam itu adalah romantis. Berdiskusi tentang jalan hidup bersama istri, itu juga romantis. Sampai di puncak gunung setelah berlelah mengoptimalkan fungsi kaki melangkah, itu juga romantis. Berapi-api memberikan motivasi pada siapapun yang memerlukan, itu romantis. Menyendiri dengan gumaman dan lantunan do’a di sepenggal malam, itu pun romantis. Menatap jendela di perjalanan bus, pesawat atau kereta sambil me-recall kejadian-kejadian yang sudah berlalu, itu juga sebuah hal romantis. Melihat pohon-pohon besar di hutan sampai mau menangis itu juga romantis. Ahhh, banyak sekali hal romantis yang saya deskripsikan, ternyata romantis versi saya nyaris tak ada yang hubungannya dengan hal-hal yang bersifat mesra, romansa dan percintaan.

jalan di tangkuban parahu, bandung. bagi saya ini romantis :)

*   *   *

Itulah tadi romantis versi saya. Seperti pada gambar di atas. Jalan sepi, dengan pepohonan besar dan tinggi yang diselimuti kabut, itu juga adalah romantis. 

Terakhir, sebagai inspirasi tambahan dari istilah romantis versi orang lain, saya sampaikan hal berikut:

Saya terkejut sekaligus terharu ketika sahabat baik saya bilang bahwa temannya yang seorang perempuan berusia 20 awal, ternyata memaknai romantis ketika senantiasa menggali kajian islam dan bersemangat selalu berdiskusi untuk mencari islam yang benar, yang diridhoi oleh ALLAH. Bagi saya ini luar biasa, dan mendengar hal tersebut adalah sebuah keromantisan untuk saya dan menjadi inspirasi dari tulisan ini.

Baiklah, jadi apa itu "romantis" versi kawan-kawan?
Selamat ber-romantis yaaa...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar