Senin, 08 Juli 2013

carilah aktivitas andalan di ramadhan 1434 H ini

hari ini adalah hari ke-7 di bulan ke-7 tahun ini. dan ini adalah tulisan ke-5 saya dibulan ke-7 ini. jikalau tulisan ini akhirnya saya posting, berarti saya masih punya utang sebanyak 12 artikel lagi untuk menggenapkan janji 17 artikel yang sudah saya azzamkan. insya ALLAH bisa karena masih tersedia waktu 24 hari lagi. asalah tidak terlena untuk berhenti sejenak saja menulis. kenapa? karena jika sudah mulai ada keinginan untuk menunda dan memilih bermalas-malasan, maka jangankan 17 artikel, 7 artikel pun saya tidak yakin bisa rampung. semangat!!!


sip, menjelang ramadhan yang sudah menunggu hitungan hari, maka saya akan sedikit berbagi ilmu yang saya ketahui terkait dengan shaum di bulan mulia ini. namun, dalam tulisan ini saya tidak akan membahas mengenai hal-hal yang detil mengenai fiqih shaum itu sendiri, karena saya tidak cukup kompeten mengenai hal tersebut dan saya lihat pembahasan mengenai fiqih shaum sudah sangat banyak dan dapat ditemui di berbagai sumber. saya akan mencoba melihat hal lain yang coba saya tangkap dan tergelitik. hehehe. ok, sebelumnya saya ucapkan marhaban ya ramadhan!

intermezo sedikit mengenai kondisi menjelang ramdhan seperti saya gambarkan dalam paragraf berikut:
seperti sebuah tradisi yang berlangsung secara annualy, menjelang ramadhan kerapkali dibanjiri dengan iklan-iklan provider telekomunikasi bernuansa islami, sirup dan biskuit yang menggugah selera, juga produk-produk lainnya yang bertemakan ramadhan. iklan televisi tersebut seolah bersepakat dan serempak untuk menyajikan  promosi produk untuk meningkatkan penjualan. atau setidaknya selalu ada kalimat seperti ini di bagian akhir iklan tersebut: "selamat menjalankan ibadah puasa". betul demikian?

ok, kawan kita mulai saja ke pembahasan utama. jika diperhatikan, kata "shaum" yang saya gunakan pada paragraf sebelumnya bukan tanpa sebab. bukan pula karena saya ingin dibilang so' arab. terlebih lagi karena dicap ikut-ikutan saja. sungguh bukan seperti itu. saya menggunakan kata "shaum" karena alhamdulillah saya sudah tahu ilmunya.

tahukah kalian bahwa "puasa" dan "shaum" memiliki arti yang berbeda? puasa berasal dari kata "upawasa" yang berasal dari bahasa sansekerta dan digunakan oleh umat hindu. arti dari kata upawasa sendiri ada yang mengatakan "mendekatkan diri kepada Tuhan", dan ada pula yang memiliki arti lepas yaitu "menyiksa diri". kita sorot ke pengertian yang kedua. arti ini tentu menjadi agak negatif karena memberikan kesan bahwa puasa itu menyengsarakan. puasa dalam umat hindu ternyata bertujuan untuk menyiksa diri berupa tidak makan dan tidak minum. mungkin karena dasar inilah umat hindu ada yang sampai menjalankan puasa selama 40 hari tanpa berbuka. dan jika benar demikian, saya sepakat bahwa ini larinya adalah bentuk penyiksaan diri walaupun betul ada nuansa pendekatan diri pula terhadap Tuhan.

sedangkan shaum, berasal dari bahasa arab yang sepadan dengan istilah "shiyam" dan ini jelas disebutkan dalam al-qur'an. arti dari shiyam sendiri adalah "menahan diri", lebih rincinya lagi adalah menahan diri dari aktivitas makan, minum, jima’ dan yang hal lainnya yang dapat membatalkan shaum dari terbit fajar hingga terbenam matahari. perhatikan lagi bahwa dari terbit fajar hingga terbenam matahari ya :) dengan demikian shaum dalam islam mengenal istilah berbuka setelah adzan maghrib berkumandang. dari kedua penjelasan di atas, terdapat perbedaan bukan dalam makna dan juga aktivitasnya?

sebagai seorang yang mengaku muslim alangkah lebih baiknya bila menggunakan istilah shaum ketimbang puasa, karena istilah puasa juga digunakan oleh umat nasrani dan juga istilah kedoketeran, sehingga sudah tidak terkesan "khusus" lagi. lebih tepatnya telah terjadi pergeseran makna. berikut contoh penggunaan kata atau istilah puasa di bidang kedoketran: gula puasa, puasa sebelum diambil darah, dan lain sebagainya.

sebagai seorang muslim saya lebih memilih menggunakan istilah shaum sebagai pembeda aktivitas saya dengan non-muslim. bukan hanya masalah dalam penyebutannya, tapi lebih dari itu. karena saya faham perbedaan keduanya, maka dengan tegas saya memilih menggunakan istilah shaum :) nah, setelah tahu perbedaan keduanya, maka untuk tulisan saya ke bawah sudah bisa diikuti ya mengapa saya memilih kata shaum. hehehe.

shaum di bulan ramadhan sendiri adalah hanya salah satu aktivitas yang terdapat pada bulan mulia tersebut. dikarenakan shaum-nya spesial selama 1 bulan, sehingga ramadhan menjadi identik dengan shaum. tak mengapa sebetulnya, asalkan tidak lantas mengecilkan aktivitas lainnya yang juga memiliki nilai pahala yang besar.

aktivitas lain yang biasanya semarak dilakukan di tengah masyarakat umum adalah shalat tarawih berjamaah, tadarus al-qur'an, zakat fitrah di akhir ramadhan menjelang iedul fitri dan juga tidak lupa zakat sukarela ke mall-mall, pasar dan pusat perbelanjaan lainnya. hehehe. yang terakhir ini nampaknya sudah menjadi budaya yang tak terbantahkan ya? :(

sejatinya semua aktivitas tersebut saya yakini dilakukan semata-mata untuk mengumpulkan pahala supaya mendapat derajat taqwa yang dijanjikan (kecuali aktivitas yang terakhir), seperti termaktub dalam ayat yang menjadi landasan utama perintah shaum ini, yaitu Al Baqoroh (2) ayat 183:

"hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu shiyam sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa"

seperti akhir ayat di atas, derajat taqwa inilah yang sebetulnya menjadi goal dari diadakannya shaum di bulan ramadhan ini. banyak mukmin yang mengharapkan beroleh status tersebut setelah 1 bulan dilatih banyak hal, dan tentunya saya pribadi pun mengharapkan yang demikian. aamiin... :)

untuk memperoleh gelar tersebut, maka pastikan bahwa niat yang diusung selama ramadhan ini adalah semata-mata untuk beribadah kepada ALLAH. selanjutnya lakukanlah amal saleh yang lebih ekstra dari bulan-bulan yang lain. bila di bulan-bulan biasa misalnya beramal saleh hanya 1 kali dalam sebulan, maka ramadhan ini perlu ditingkatkan menjadi 1 kali dalam seminggu. atau jika memang betul-betul mengejar pahala, bisa setiap hari dengan prinsip fastabiqul khoirot, artinya padatkan aktivitas dan amal saleh supaya pahala yang terkumpul dan tercatat akan sebanding dengan apa yang diupayakan. dan yang terakhir yang tidak kalah penting adalah evaluasi atau muhasabah. walaupun niatnya sudah lurus dan action-nya juga ok, evaluasi tetap harus dilakukan. apalagi jika action-nya kurang ok? kudu itu mah. hehehe... semangat!!!

pertanyaan berikutnya adalah amal saleh apa yang menjadi aktivitas andalan rekan-rekan supaya diganjar dengan derajat taqwa tersebut? tentunya saya megharapkan jawaban yang bukan lagi berupa shaum sampai finish, khatam qur'an, tarawih sebulan full, dan lain sebagainya. karena hal tersebut insya ALLAH sudah hampir pasti pernah berhasil dilakukan dan setara dengan level anak hingga remaja. bukan bermaksud untuk mengecilkan hal tersebut ya? tapi saya yakin kalau sudah level pemuda sepertinya ada targetan besar yang lebih wow yang ingin dan harus dicapai. aktivitas andalan apa yang ingin ditargetkan di ramadhan kali ini, itu tergantung dari kadar pengetahuan yang rekan-rekan ketahui. yuk sama-sama cari aktivitas andalan apa yang ingin dicapai! :)

well, akhirnya selamat menjalankan ibadah shaum dan amalan lainnya di bulan ramadhan ini... padatkan waktu dalam beramal saleh... dan semoga dengan amal saleh ini bisa menjadi kupon yang bisa ditukarkan dengan derajat taqwa di akhir ramadhan nanti, dan berharap bisa diganjar dengan diperbolehkannya merayakan kemenangan di hari kemenangan kelak. aamiin ya, robbana :)

sekali lagi, kepada para pejuang yang senantiasa berupaya mengemban cita-cita mulia...
selamat mengejar berkah dalam kemuliaan ramadhan 1434 H ini :)
semangat!!! (^,^)9



Tidak ada komentar:

Posting Komentar