Hari ini—bertepatan dengan jum’at mubarok—adalah salah satu
hari yang saya syukuri dalam hidup saya, spesialnya di bulan juli ini… Mengapa?
Berikut detil ceritanya:
Sekitar pukul 10 pagi tadi saya ditelepon oleh Kang Herry. Beliau
adalah salah satu teknisi senior di kantor saya. Dari ujung pesawat telepon,
beliau meminta saya secara mendadak alias “menodong” untuk menjadi pengisi di
acara mingguan team teknisi. Nama acaranya adalah BERISIK yang merupakan
singkatan dari BElajaR Itu aSyIK. Wah dari namanya saja sudah keren. dalam
pikiran saya pasti acaranya benar-benar sarat ilmu. Hehehe.
Balik lagi dengan pembicaraan di telepon. Saya awalnya
bingung harus mengisi materi apa karena waktunya hanya tinggal 4 jam lagi. Saya
perlu persiapan. Dan lagi saya tak tahu banyak ilmu tentang teknik. Namun,
ternyata Kang Herry bilang bahwa materinya terserah. Bisa tentang kesehatan,
motivasi, bedah buku, dan lain sebagainya. Cling!!! Mendengar kata motivasi, hati saya terbakar. Keraguan
saya untuk menolak tetiba sirna dan tergantikan dengan kata “ya, baik insya
ALLAH saya bisa dan mau”.
Tanpa pikir panjang saya tawarkan materi yang saya tulis di
tajuk Inspirasi Muda Mulia 3 dalam blog saya ini. Kang Herry tidak keberatan,
dan akhirnya kontan saya buka blog saya dan membaca kembali apa yang sudah saya
tulis untuk dipelajari ulang. Saat itu yang saya pikir adalah betapa ALLAH
begitu baik memberikan saya kesempatan untuk mengasah jam terbang saya di
bidang yang satu ini. bidang yang sebetulnya menjadi fokus kehidupan saya kelak.
Insya ALLAH. Aamiin…
Pembicaraan lewat telepon pun akhirnya terputus sudah. Saat itu
yang tersisa adalah segelintir senyawa kebahagiaan semacam serotonin yang
menari-nari dalam pikiran dan perasaan saya. Terkesan sedikit lebay mungkin. Tapi
jika kawan-kawan mau percaya, tawaran ini bagi saya lebih menggetarkan hati
dibandingkan ketika saya ditawarkan bekerja dengan gaji yang tinggi sekalipun. Serius!!!
Karena apa? Karena saya merasa akan menjadi diri saya melalui tawaran ini.
tersebab itu, saya begitu semangat dan berenergi menuju pukul 14:00 nanti.
Sampai akhirnya waktu yang dinanti pun tiba. Saya bahkan hadir
paling pertama di saat pesertanya justru belum ada satu pun yang datang. Apa
artinya? Begitu excited-nya saya
ingin segera “manggung”. Saya ingin segera pentas, kawan! Saya ingin bersegera
menyatu dengan aura dan energi yang dahsyat itu. Tak lama, para peserta pun
akhirnya berdatangan. Sedikit bergemuruh hati saya tatkala tahu bahwa
pesertanya cukup banyak, sekitar belasan dan mostly anak-anak muda. “Yes, matching
banget nih” pikir saya. “Materi beginian pasti dibutuhin sama anak-anak muda
macam mereka”. Alhamdulillah, hati saya terus terasa berdesir membayangkan saya
akan segera “open mic”. Hehehe.
Dan akhirnya tampilan blog saya tersorot ke tembok via proyektor.
Blog bertajuk #ceritaku_inspirasimu ini terpampang di depan puluhan mata yang
memandang saat itu. Saya menyampaikan salah satu isi tulisan saya yang berjudul
Inspirasi Muda Mulia 3 kepada khalayak. Alhamdulillah
dari 6 point yang akan disampaikan,
masih ada 4 point yang sampai akhir
waktu selama 1.5 jam tidak juga tersentuh. Itu artinya saya hanya bisa
menyampaikan 2 point saja. Hehehe. Menurut
saya pribadi sih wajar-wajar saja karena materinya sendiri memang cukup menarik untuk dibahas dan dikupas pajang lebar walaupun yang saya tulis sedikit, dan terlebih tadi juga banyak saya selingi
dengan opini dan cerita dari masing-masing peserta yang membuat saya juga
banyak belajar dari acara BERISIK ini. salut pokoknya dengan acaranya, dan
terima kasih sudah mempercayai saya menjadi pengisi acara episode 26 Juli 2013
tadi. Senang tak terkira :)
dan dengan tulus saya bersedia jika diminta untuk menyampaikan 4 point sisanya dengan persiapan yang
lebih matang. Insya ALLAH.
Acara selama 1.5 jam tadi memberikan beberapa pelajaran
penting untuk saya. ALLAH sengaja menghadirkan dan mempertemukan saya dengan
majelis tadi dengan tujuan yang bisa saya tangkap dengan jelas, yaitu
untuk saya belajar melejitkan potensi yang saya punya. Untuk membuat saya
semakin menyukai dunia motivasi dan inspirasi. Itu yang saya tangkap. Semoga memang
benar adanya maksud ALLAH menghadirkan ini.
Kini, sampai saya menuliskan ini, perasaan saya masih saja
bahagia. Sisa-sisa serotonin masih berada dalam neuron saya yang mengakibatkan pusat-pusat syaraf kebahagiaan dalam
kondisi “on” terus-menerus. Saya semakin menyadari bahwa sepertinya saya memang
sudah terlampau jatuh hati pada dunia seperti ini. energi saya begitu besar
acapkali saya bergabung dalam forum macam ini. inikah yang disebut dengan passion? Saya hanya bisa menjawab:
MUNGKIN.
Sampai saat ini saya masih mencari apa yang menjadi passion saya. Kang Rendy dalam bukunya
berjudul Muda Mulia menyebutkan istilah passion
ini sebagai berlian diri. Dan saya ingin bersepakat dengannya, yaitu saya akan
menyebut ini sebagai berlian diri. Yuk mari kita sama-sama bahas mengenai
berlian diri ini versi saya.
Setiap orang yang terlahir di dunia tentu sudah dibekali
dengan perbekalan canggih yang ALLAH siapkan. Perbekalan itu disamakan untuk
semua manusia. Hanya saja dalam perjalanan berikutnya, ada sebagian orang yang
bisa memanfaatkan bekal itu dengan baik, dan ada juga yang tidak. Bekal inilah
yang disebut sebagai berlian diri.
Orang yang bisa memanfaatkan berlian dirinya, maka hampir
bisa dipastikan ia akan nyaman dan bahagia. Sebaliknya orang yang menyia-nyikan
bekalnya atau menggunakannya pada tempat yang tidak seharusnya, ia akan
dirundung kegundahan dan merasa kurang bahagia. Sama halnya seperti orang yang
hendak mendaki gunung. Mereka dibekali dengan aneka perbekalan mulai dari
makanan, pakaian, air minum, dan lain sebagainya. Pendaki yang bisa mengatur
perbekalannya kapan digunakan dan dalam kondisi seperti apa, maka dia akan
berkecukupan serta bahagia. Sedangkan pendaki yang boros dalam menggunakan perbekalannya,
dan menggunakannya dengan sia-sia di tempat yang tidak seharusnya, maka di satu
titik ia akan kehabisan perbekalannya dan merasa kekurangan. Tidak bahagia.
Nah, proses menemukan berlian diri ini bisa dibilang gampang-gampang
susah. Banyak orang yang harus mencoba ratusan macam aktivitas berbeda untuk
bisa menemukan berlian dirinya. Tapi mungkin juga ada sebagian orang yang bisa
lebih cepat menemukannya. Karena ia memahami dirinya sendiri. Ia faham akan
kelebihan dan kekurangan dirinya. Ia begitu sensitif mempelajari dirinya
sendiri. Which are good!
Untuk bisa menemukan berlian diri tersebut, diperlukan upaya
yang serius. Coba lihat dan rasakan aktivitas apa yang ketika kawan-kawan
melakukannya, terasa begitu berenergi? Aktivitas apa yang kawan-kawan akan
berjuang dan rela mengorbankan banyak hal sekalipun yang penting bisa mewujudkan
aktivitas tersebut? Jika menemukan ada aktivitas tersebut, selamat! Itu artinya
kawan-kawan sudah mulai menemukan berlian diri. Namun, untuk meyakinkannya
apakah itu benar-benar berlian diri yang asli atau imitasi, perlu serangkaian
uji validasi yang disebut dengan evaluasi pemastian. Hehehe bahasa saya lebay.
Coba evaluasi kembali setiap kali melakukan aktivitas
tersebut. Apakah memang betul aktivitas tersebut selalu memberikan energi yang
besar dan terasa nyetrum? Apakah betul
aktivitas tersebut murni membuat hati merasa tenteram acapakali selesai
dilakukan? Jika jawabannya YA,
hampir bisa dipastikan kawan-kawan sudah berhasil menemukan berlian diri
tersebut. Bagi yang belum, tenang saja. Saya sangat yakin bahwa kawan-kawan
bisa menemukannya. Coba lebih diteliti lagi kegiatan apa yang kawan-kawan
mendapatkan nilai 100 ketika melakukannya? Kegiatan apa yang kawan-kawan menuai
apresiasi dari sahabat ketika selesai melakukannya? Bisa jadi itulah berlian
diri kawan-kawan. Berlian diri kawan-kawan adalah bakat yang sudah dititipkan
ALLAH bersamaan dengan ketika kawan-kawan ditiupkan ruh oleh-Nya. dan akhirnya berlian
itu akan mencemerlang ataupun meredup tergantung pada cara mengolahnya dan cara
menempatkannya pada lingkungan yang seperti apa. Jadi berlian diri itu perlu
diasah dan dicari tahu supaya pengolahannya benar dan bisa ditempatkan pada
lingkungan yang benar pula. OK?
Contohnya adalah saya. Saya terlahir dengan bakat yang tidak
saya ketahui pasti apa itu. Namun, seiring saya mencoba banyak kegiatan dan
berada pada lingkungan yang berbeda-beda menyebabkan saya bisa tahu kegiatan
mana yang terasa “gue banget” dan lingkungan mana yang saya merasa nyaman
berada di situ. sampai akhirnya saya berkesimpulan bahwa OK saya sudah
menemukannya.
Melihat peserta BERISIK yang saya ceritakan di atas, sungguh menyadarkan saya bahwa bisa jadi mereka memang memiliki berlian diri sebagai teknisi (engineer) dan bisa jadi juga sebagian di antara mereka masih belum utuh dalam upaya pencarian berlian dirinya. Berlian diri ini bisa dikatakan sebagai sesuatu yang memiliki nilai jual yang tinggi. Saya secara jujur mengatakan bahwa saya sangat terkagum kepada para peserta tadi karena mereka semua saya lihat pandai dalam memainkan alat, mengotak-atik alat dan mesin, tahu detil cara kerja mesin dan peralatan, juga lain sebagainya. Mengapa saya kagum? Karena saya bisa melihat berlian diri itu pada mereka. Tapi seberapa besar rasa kagum saya pada mereka tentu berbeda-beda. Teknisi yang memang begitu passion di bidang keteknikannya, tentu akan telihat, dan wajar bila saya akan mengaguminya jauh dibandingkan seorang teknisi yang dikarenakan tuntutan profesi saja.
Sejujurnya saya kagum melihat mereka begitu pandai dan lihai
dalam dunia tersebut, karena saya sangat lemah di bidang teknik. Saya sangat
memahami itu, sehingga tidak pernah terbersit dalam pikiran saya untuk mencoba
bermain di ranah itu. Saya yakin bahwa berlian diri saya bukan di situ. biarkan
ada sekelompok orang yang justru akan bersinar di bidang tersebut karena memang
berliannya ada di situ.
Akhirnya, saya belajar bahwa berlian diri memang harus
dikejar dan dicari tahu. Hidup ini hanya sekali dan jika kita bisa memanfaatkan
berlian diri yang paling memukau yang kita punya, maka yakinlah bahwa kita akan
dikenang sebagai apa sesuai dengan berlian diri tersebut. Sebagai teknisi,
sebagai dokter, sebagai pengajar, sebagai peneliti, sebagai jurnalis, sebagai
penulis, sebagai bla bla bla. Semuanya tergantung kawan-kawan dalam berusaha
menemukan dan menggunakan berlian diri tersebut. Semangat!!! :)
Begitu dulu ya dari saya, semoga bermanfaat dan sekali lagi
hiduplah dengan berlian diri kawan-kawan supaya bisa menjalani peran, fungsi
dan tugas kehidupan dengan sebaik-baiknya. Aamiin Yaa Robbana…
Tidak ada komentar:
Posting Komentar