Sabtu, 27 Juli 2013

berlian diri


Hari ini—bertepatan dengan jum’at mubarok—adalah salah satu hari yang saya syukuri dalam hidup saya, spesialnya di bulan juli ini… Mengapa? Berikut detil ceritanya:

Sekitar pukul 10 pagi tadi saya ditelepon oleh Kang Herry. Beliau adalah salah satu teknisi senior di kantor saya. Dari ujung pesawat telepon, beliau meminta saya secara mendadak alias “menodong” untuk menjadi pengisi di acara mingguan team teknisi. Nama acaranya adalah BERISIK yang merupakan singkatan dari BElajaR Itu aSyIK. Wah dari namanya saja sudah keren. dalam pikiran saya pasti acaranya benar-benar sarat ilmu. Hehehe.

Balik lagi dengan pembicaraan di telepon. Saya awalnya bingung harus mengisi materi apa karena waktunya hanya tinggal 4 jam lagi. Saya perlu persiapan. Dan lagi saya tak tahu banyak ilmu tentang teknik. Namun, ternyata Kang Herry bilang bahwa materinya terserah. Bisa tentang kesehatan, motivasi, bedah buku, dan lain sebagainya. Cling!!!  Mendengar kata motivasi, hati saya terbakar. Keraguan saya untuk menolak tetiba sirna dan tergantikan dengan kata “ya, baik insya ALLAH saya bisa dan mau”.

Tanpa pikir panjang saya tawarkan materi yang saya tulis di tajuk Inspirasi Muda Mulia 3 dalam blog saya ini. Kang Herry tidak keberatan, dan akhirnya kontan saya buka blog saya dan membaca kembali apa yang sudah saya tulis untuk dipelajari ulang. Saat itu yang saya pikir adalah betapa ALLAH begitu baik memberikan saya kesempatan untuk mengasah jam terbang saya di bidang yang satu ini. bidang yang sebetulnya menjadi fokus kehidupan saya kelak. Insya ALLAH. Aamiin…

Pembicaraan lewat telepon pun akhirnya terputus sudah. Saat itu yang tersisa adalah segelintir senyawa kebahagiaan semacam serotonin yang menari-nari dalam pikiran dan perasaan saya. Terkesan sedikit lebay mungkin. Tapi jika kawan-kawan mau percaya, tawaran ini bagi saya lebih menggetarkan hati dibandingkan ketika saya ditawarkan bekerja dengan gaji yang tinggi sekalipun. Serius!!! Karena apa? Karena saya merasa akan menjadi diri saya melalui tawaran ini. tersebab itu, saya begitu semangat dan berenergi menuju pukul 14:00 nanti.

Sampai akhirnya waktu yang dinanti pun tiba. Saya bahkan hadir paling pertama di saat pesertanya justru belum ada satu pun yang datang. Apa artinya? Begitu excited-nya saya ingin segera “manggung”. Saya ingin segera pentas, kawan! Saya ingin bersegera menyatu dengan aura dan energi yang dahsyat itu. Tak lama, para peserta pun akhirnya berdatangan. Sedikit bergemuruh hati saya tatkala tahu bahwa pesertanya cukup banyak, sekitar belasan dan mostly anak-anak muda. “Yes, matching banget nih” pikir saya. “Materi beginian pasti dibutuhin sama anak-anak muda macam mereka”. Alhamdulillah, hati saya terus terasa berdesir membayangkan saya akan segera “open mic”. Hehehe.

Dan akhirnya tampilan blog saya tersorot ke tembok via proyektor. Blog bertajuk #ceritaku_inspirasimu ini terpampang di depan puluhan mata yang memandang saat itu. Saya menyampaikan salah satu isi tulisan saya yang berjudul Inspirasi Muda Mulia 3 kepada khalayak. Alhamdulillah dari 6 point yang akan disampaikan, masih ada 4 point yang sampai akhir waktu selama 1.5 jam tidak juga tersentuh. Itu artinya saya hanya bisa menyampaikan 2 point saja. Hehehe. Menurut saya pribadi sih wajar-wajar saja karena materinya sendiri memang cukup menarik untuk dibahas dan dikupas pajang lebar walaupun yang saya tulis sedikit, dan terlebih tadi juga banyak saya selingi dengan opini dan cerita dari masing-masing peserta yang membuat saya juga banyak belajar dari acara BERISIK ini. salut pokoknya dengan acaranya, dan terima kasih sudah mempercayai saya menjadi pengisi acara episode 26 Juli 2013 tadi. Senang tak terkira :) dan dengan tulus saya bersedia jika diminta untuk menyampaikan 4 point sisanya dengan persiapan yang lebih matang. Insya ALLAH.

Acara selama 1.5 jam tadi memberikan beberapa pelajaran penting untuk saya. ALLAH sengaja menghadirkan dan mempertemukan saya dengan majelis tadi dengan tujuan yang bisa saya tangkap dengan jelas, yaitu untuk saya belajar melejitkan potensi yang saya punya. Untuk membuat saya semakin menyukai dunia motivasi dan inspirasi. Itu yang saya tangkap. Semoga memang benar adanya maksud ALLAH menghadirkan ini.

Kini, sampai saya menuliskan ini, perasaan saya masih saja bahagia. Sisa-sisa serotonin masih berada dalam neuron saya yang mengakibatkan pusat-pusat syaraf kebahagiaan dalam kondisi “on” terus-menerus. Saya semakin menyadari bahwa sepertinya saya memang sudah terlampau jatuh hati pada dunia seperti ini. energi saya begitu besar acapkali saya bergabung dalam forum macam ini. inikah yang disebut dengan passion? Saya hanya bisa menjawab: MUNGKIN.


Sampai saat ini saya masih mencari apa yang menjadi passion saya. Kang Rendy dalam bukunya berjudul Muda Mulia menyebutkan istilah passion ini sebagai berlian diri. Dan saya ingin bersepakat dengannya, yaitu saya akan menyebut ini sebagai berlian diri. Yuk mari kita sama-sama bahas mengenai berlian diri ini versi saya.

Setiap orang yang terlahir di dunia tentu sudah dibekali dengan perbekalan canggih yang ALLAH siapkan. Perbekalan itu disamakan untuk semua manusia. Hanya saja dalam perjalanan berikutnya, ada sebagian orang yang bisa memanfaatkan bekal itu dengan baik, dan ada juga yang tidak. Bekal inilah yang disebut sebagai berlian diri.

Orang yang bisa memanfaatkan berlian dirinya, maka hampir bisa dipastikan ia akan nyaman dan bahagia. Sebaliknya orang yang menyia-nyikan bekalnya atau menggunakannya pada tempat yang tidak seharusnya, ia akan dirundung kegundahan dan merasa kurang bahagia. Sama halnya seperti orang yang hendak mendaki gunung. Mereka dibekali dengan aneka perbekalan mulai dari makanan, pakaian, air minum, dan lain sebagainya. Pendaki yang bisa mengatur perbekalannya kapan digunakan dan dalam kondisi seperti apa, maka dia akan berkecukupan serta bahagia. Sedangkan pendaki yang boros dalam menggunakan perbekalannya, dan menggunakannya dengan sia-sia di tempat yang tidak seharusnya, maka di satu titik ia akan kehabisan perbekalannya dan merasa kekurangan. Tidak bahagia.

Nah, proses menemukan berlian diri ini bisa dibilang gampang-gampang susah. Banyak orang yang harus mencoba ratusan macam aktivitas berbeda untuk bisa menemukan berlian dirinya. Tapi mungkin juga ada sebagian orang yang bisa lebih cepat menemukannya. Karena ia memahami dirinya sendiri. Ia faham akan kelebihan dan kekurangan dirinya. Ia begitu sensitif mempelajari dirinya sendiri. Which are good!

Untuk bisa menemukan berlian diri tersebut, diperlukan upaya yang serius. Coba lihat dan rasakan aktivitas apa yang ketika kawan-kawan melakukannya, terasa begitu berenergi? Aktivitas apa yang kawan-kawan akan berjuang dan rela mengorbankan banyak hal sekalipun yang penting bisa mewujudkan aktivitas tersebut? Jika menemukan ada aktivitas tersebut, selamat! Itu artinya kawan-kawan sudah mulai menemukan berlian diri. Namun, untuk meyakinkannya apakah itu benar-benar berlian diri yang asli atau imitasi, perlu serangkaian uji validasi yang disebut dengan evaluasi pemastian. Hehehe bahasa saya lebay.

Coba evaluasi kembali setiap kali melakukan aktivitas tersebut. Apakah memang betul aktivitas tersebut selalu memberikan energi yang besar dan terasa nyetrum? Apakah betul aktivitas tersebut murni membuat hati merasa tenteram acapakali selesai dilakukan? Jika jawabannya YA, hampir bisa dipastikan kawan-kawan sudah berhasil menemukan berlian diri tersebut. Bagi yang belum, tenang saja. Saya sangat yakin bahwa kawan-kawan bisa menemukannya. Coba lebih diteliti lagi kegiatan apa yang kawan-kawan mendapatkan nilai 100 ketika melakukannya? Kegiatan apa yang kawan-kawan menuai apresiasi dari sahabat ketika selesai melakukannya? Bisa jadi itulah berlian diri kawan-kawan. Berlian diri kawan-kawan adalah bakat yang sudah dititipkan ALLAH bersamaan dengan ketika kawan-kawan ditiupkan ruh oleh-Nya. dan akhirnya berlian itu akan mencemerlang ataupun meredup tergantung pada cara mengolahnya dan cara menempatkannya pada lingkungan yang seperti apa. Jadi berlian diri itu perlu diasah dan dicari tahu supaya pengolahannya benar dan bisa ditempatkan pada lingkungan yang benar pula. OK?

Contohnya adalah saya. Saya terlahir dengan bakat yang tidak saya ketahui pasti apa itu. Namun, seiring saya mencoba banyak kegiatan dan berada pada lingkungan yang berbeda-beda menyebabkan saya bisa tahu kegiatan mana yang terasa “gue banget” dan lingkungan mana yang saya merasa nyaman berada di situ. sampai akhirnya saya berkesimpulan bahwa OK saya sudah menemukannya.

Melihat peserta BERISIK yang saya ceritakan di atas, sungguh menyadarkan saya bahwa bisa jadi mereka memang memiliki berlian diri sebagai teknisi (engineer) dan bisa jadi juga sebagian di antara mereka masih belum utuh dalam upaya pencarian berlian dirinya. Berlian diri ini bisa dikatakan sebagai sesuatu yang memiliki nilai jual yang tinggi. Saya secara jujur mengatakan bahwa saya sangat terkagum kepada para peserta tadi karena mereka semua saya lihat pandai dalam memainkan alat, mengotak-atik alat dan mesin, tahu detil cara kerja mesin dan peralatan, juga lain sebagainya. Mengapa saya kagum? Karena saya bisa melihat berlian diri itu pada mereka. Tapi seberapa besar rasa kagum saya pada mereka tentu berbeda-beda. Teknisi yang memang begitu passion di bidang keteknikannya, tentu akan telihat, dan wajar bila saya akan mengaguminya jauh dibandingkan seorang teknisi yang dikarenakan tuntutan profesi saja.

Sejujurnya saya kagum melihat mereka begitu pandai dan lihai dalam dunia tersebut, karena saya sangat lemah di bidang teknik. Saya sangat memahami itu, sehingga tidak pernah terbersit dalam pikiran saya untuk mencoba bermain di ranah itu. Saya yakin bahwa berlian diri saya bukan di situ. biarkan ada sekelompok orang yang justru akan bersinar di bidang tersebut karena memang berliannya ada di situ.

Akhirnya, saya belajar bahwa berlian diri memang harus dikejar dan dicari tahu. Hidup ini hanya sekali dan jika kita bisa memanfaatkan berlian diri yang paling memukau yang kita punya, maka yakinlah bahwa kita akan dikenang sebagai apa sesuai dengan berlian diri tersebut. Sebagai teknisi, sebagai dokter, sebagai pengajar, sebagai peneliti, sebagai jurnalis, sebagai penulis, sebagai bla bla bla. Semuanya tergantung kawan-kawan dalam berusaha menemukan dan menggunakan berlian diri tersebut. Semangat!!! :)

Begitu dulu ya dari saya, semoga bermanfaat dan sekali lagi hiduplah dengan berlian diri kawan-kawan supaya bisa menjalani peran, fungsi dan tugas kehidupan dengan sebaik-baiknya. Aamiin Yaa Robbana…

Tidak ada komentar:

Posting Komentar