Minggu, 13 Juli 2014

dari teknologi pangan menjadi sejarah

halo semua,

sesuai dengan julukannya, kota bogor seharian ini diguyur hujan. tidak besar memang, tapi berformalin alias awet dari jam 9 pagi sampai tadi pukul 16 belum juga henti. ini yang menjadikan bogor seperti islandia (hahaha kayak pernah ke islandia saja). ok lupakan... ada baiknya isi ahad ini dengan kembali menulis. bukan semata-mata untuk mengejar setoran 17 tulisan di bulan juli ini, tapi karena ide alhamdulillah tengah mengalir.

seperti yang semua orang tahu, nama saya adalah suhadi. saya tidak memiliki nama panjang. jadi cukup singkat bukan? terkadang ada enaknya, kadang juga ada tidak enaknya miliki nama yang singkat. tidak enaknya adalah ketika dalam beberapa form penamaan, selalu diminta middle name dan juga last name. hahaha dan saya akan isi dengan nama yang sama. ah tak masalah sebetulnya. saya yakin orang tua saya miliki alasan yang baik di balik pemberian nama tersebut.

namun, semenjak tertanggal 30 juli 2009, di belakang nama saya tersemat sebuah gelar S.T.P. yang diberikan setelah saya resmi di-yudisium dari fakultas teknologi pertanian universitas gadjah mada. ada rasa bangga dan haru di balik perjuangan untuk mendapatkan gelar tersebut. terdapat ribuan usaha nyata dan kesungguhan di balik diperolehnya gelar tersebut.

dan akhirnya dengan adanya tambahan gelar tersebut, menjadikan saya berada di pekerjaan saya sekarang. dengan syarat minimal telah mengenyam pendidikan sarjana dengan jurusan teknologi pangan itulah yang menghantarkan saya berada pada posisi pekerjaan saya sekarang. di dunia industri, menghasilkan produk makanan dan minuman kesehatan. lebih tepatnya, saya sudah berhasil tercetak sebagai tenaga kerja industri, apapun jabatannya. sekali lagi, saya sudah berhasil tercetak sebagai seorang tenaga kerja industri. seorang tenaga kerja industri yang menggantungkan penghasilan setiap bulan dari gaji. itulah saya saat ini.

saya bersyukur mendapatkan pekerjaan, di kala banyak orang di tanah air ini yang masih abu-abu menatap masa depannya. masih banyak pengangguran yang belum bisa mengangkat derajat dirinya menuju kebebasan finansial. namun, di satu sisi saya pun menjadi berpikir ulang dengan keberadaan saya sekarang.

menjadi tenaga kerja industri adalah salah satu hal yang sebelumnya tidak pernah saya bayangkan ketika saya berada di masa sekolah menengah pertama maupun atas. dulu yang terbayang oleh saya adalah menjadi penerjemah bahasa prancis. dulu yang terbayang oleh saya adalah menjadi astronom. dulu yang diingini adalah menjadi seorang guru biologi. dulu yang saya ingini adalah menjadi pelestari kehutanan. dulu yang terbayang adalah menjadi seorang reporter. tidak ada satu pun dalam daftar keinginan saya untuk menjadi tenaga kerja di bidang industri.

tapi sebagai seorang yang beriman dan mengakui benar bahwa rencana ALLAH selalu yang paling sesuai untuk diri, saya tetap bersyukur berada pada posisi sekarang ini. bagaimanapun sudah banyak berkah yang bisa diperoleh dari pekerjaan saya sekarang. ya, saya bersyukur alhamdulillah.

namun demikian, waktu terus berputar. apa yang dulu saya sukai dan ingini, sekarang bisa jadi sudah tidak lagi demikian seiring dengan pencarian passion dalam diri. menjadi astronom dan penerjemah bahasa prancis tampaknya bukan passion saya, sehingga sudah lama saya delete dari daftar apa yang  ingin dilakoni dalam hidup. menjadi guru biologi, sesekali masih saya lakukan ketika tahun lalu masih aktif mengisi kelompok ilmiah remaja biologi di sman 10 bandung. menjadi pelestari hutan, bisa saya lakukan terus-menerus sepanjang masih miliki hobi naik gunung. dan menjadi reporter, saya rasa masih terbuka jalan untuk ke sana. insha ALLAH.

sekarang, ternyata minat saya pun sudah ada beberapa yang berubah. saya sudah tidak terlalu tertarik lagi untuk mempelajari reaksi antara glukosa dengan reagen fehling. saya lebih tertarik mengetahui jalannya kisah lengkap penjajahan belanda di nusantara. minat saya untuk mempelajari lebih dalam mengenai cara deteksi Salmonella, sudah berganti dengan cara deteksi fakta sejarah yang banyak disembunyikan. saya sudah kurang menaruh atensi pada jalannya metabolisme lemak menjadi molekul energi, tapi saya lebih tertarik mengenai kondisi ekonomi dan hubungan internasional. ya, nampaknya jika waktu bisa diputar ulang, saya ingin mengambil kuliah kembali dengan jurusan sejarah atau hubungan internasional. hahaha.

bukan tanpa alasan. sedari smp dan sma saya memang sudah menyukai mengenai sejarah nusantara dan negara. begitu besar perhatian saya ketika membahas mengenai kebudayaan mesopotamia, mohenjodaro dan harappa. pun saya begitu tertarik dengan berbagai macam perjanjian-perjanjian yang ada dalam sejarah semisal perjanjian tordesillas yang telah membagi dua jalur pelayaran bangsa spanyol dan protugis. juga saya begitu kagum mendengarkan cerita sejarah mengenai the dark middle age yang mendera eropa zaman dahulu dan bagaimana kebudayaan renaissance dan humanisme di masa lampau. pun saya begitu tertarik pada cerita sejarah para nabi dan rasul serta perjuangan di nusantara.


bagaimanapun sejarah telah mengajarkan banyak hal. cerita sejarah memuat nilai-nilai yang luhur dan bisa dijadikan sebagai ajang untuk evaluasi serta mengambil hikmah yang mendalam dari setiap kejadian. sama halnya dengan cerita-cerita di dalam al qur'an mengenai kisah para rasul, itupun untuk diambil hikmahnya. itu sebab saya menyukai sejarah. tentunya sejarah yang tidak dimanipulasi dan diputar balikkan mengenai kebenarannya.

ah, pada akhirnya sejarah memang hanya sebuah sejarah. merupakan masa lampau yang tak bisa kembali. pun sama dengan tulisan ini, kelak akan menjadi sejarah. sebuah sejarah abadi yang pernah ditulis oleh seorang anak manusia bernama suhadi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar