Kamis, 03 Juli 2014

segumpal negatif

minggu lalu merupakan salah satu minggu yang cukup berat untuk saya. berat bukan dalam artian banyak masalah. bukan berarti berat karena stress. tapi berat karena ada konflik batin dalam diri. ada segumpal negatif yang melekat di hati selama beberapa hari. dan jujur ini sangat mengganggu.

apakah segumpal negatif tersebut?

dalam dunia sosial, wajar jika konflik terjadi. tak peduli orang sebaik apapun, pasti pernah mengalami konflik, karena perbedaan kepentingan, perbedaan sudut pandang merupakan sesuatu yang lumrah. dan karena konflik pula-lah kita menjadi belajar dan mendewasa. bukan begitu, kawan?

sebetulnya ini bukanlah konflik yang sampai membesar sampai gimana. hanya rasa kurang suka saja pada sikap seseorang. saya berusaha menilai ini sebagai bentuk ketidaksukaan yang objektif. bukan karena rasa amarah dan minim ilmu. sampai akhirnya rasa tidak suka tersebut bercokol selama seminggu yang menyebabkan gumpalan yang semula kecil menjadi membesar. dan tentunya muatannya pun semakin bertambah negatif. bawaannya jika orang yang sedang saya tidak sukai ini muncul atau disebut, ada rasa kurang sreg di hati.

parahnya adalah gumpalan ini ternyata mewujud nyata dalam ekspresi di wajah dan sikap saya. beberapa orang yang sebetulnya tidak tahu menahu menjadi korban dari ekspresi negatif saya. ada yang menyapa baik-baik, saya respon dingin. ada yang bicara dan ngajak ngobrol biasa saja, saya berlaku sinis. tampaknya ada yang tidak beres dalam aliran darah saya. si gumpalan negatif ini mendesir ke seluruh saluran pembuluh darah saya dan merespon apapun dengan negatif. ibarat kata: don't disturb! saya lagi sensitif.

yang disayangkan adalah ekspresi ini terbawa-bawa hingga ke rumah dan kehidupan rumah tangga saya. agak disayangkan memang. barangkali gumpalannya semakin hari semakin membesar hingga saya tidak bisa membendungnya. dalam kesempatan ini, saya memohon maaf kepada siapa saja yang menjadi korban ya. sekali lagi maafkan.

namun, untungnya ALLAH masih baik dan menjaga diri saya untuk tidak terpuruk dan hanyut terbawa si gumpalan negatif tersebut. sedikit demi sedikit gumpalan tersebut menyusut. saya tersadarkan bahwa moment ramadhan pun menjadi katalisator yang membuat gumpalan tersebut akhirnya mengecil sampai akhirnya benar-benar hilang.

saya bersyukur masih mendapatkan penjagaan dari ALLAH. saya tersadarkan bahwa tak baik memelihara si gumpalan negatif ini dalam diri. enyahkan secepatnya supaya diri kembali tak dikuasai. dan cara ALLAH selalu menarik. DIA selalu mempunyai banyak cara yang tak diduga.

apa itu? saya disadarkan bahwa masih banyak oang-orang yang begitu baik dan perhatian kepada saya. untuk apa saya fokus pada satu orang yang hanya karena sedikit sikapnya yang tidak saya sukai. untuk apa saya terlalu memberi perhatian optimal untuk memutuskan "tidak suka" pada seseorang sebegitunya. bukankah tidak ada manusia yang sempurna? itulah manusia, memang menempel label "kecewa" jika mengandalkan manusia.

well, akhirnya dengan mengalihkan fokus kepada orang-orang baik yang perhatian pada diri saya, akhirnya kekuatan gumpalan negatif itu berangsur lenyap dan tergantikan oleh segumpal positif yang hadir dari orang-orang baik di sekitar saya. salah satu yang paling berjasa dalah istri saya. terima kasih banyak ya, Mrs. Suhadi. terima kasih sudah memberikan energi positif yang teramat sangat hingga gumpalan negatif dalam diri ini lenyap.

sekali lagi terima kasih pada semua yang telah berhasil mengalihkan fokus saya pada sesuatu yang semula negatif menjadi rasa syukur atas pehatian dari banyak orang yang baik. terakhir, selamat tinggal segumpal negatif... sorry ya kamu kalah. yes!!!:) alhamdulillah.

note: kenalkan, akulah si segumpal negatif itu, yaitu perasaan dendam. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar