Rabu, 30 Juli 2014

sang pemenang

penghujung juli,

biarkan saya bercerita sedikit di penghujung ini. sedikit saja. boleh ya?

untuk pertama kali saya memilih kota bogor untuk disambangi dalam moment iedul fitri 1435 H. walau sudah 4 tahun tinggal di kota ini, tapi justru baru kali ini saya melihat dan merasakan sendiri geliat kota bogor ketika iedul fitri. baru tadi sore sekitar jam 16:00 saya menginjakkan kaki di bogor kembali. dan ternyata bogor sama saja. padat dan ramai!

selepas sholat isya akhirnya saya dan istri memutuskan untuk makan malam bersama. kedai kita kami pilih untuk dijadikan tempat menghabiskan malam sambil bercerita. namun sedikit apes. kedai kita bak gula yang dikerumuni semut. akhirnya kami memutuskan untuk mencari tempat lain saja yang relatif lebih dekat dengan kost, karena waktu juga sudah malam, yaitu pizza hut pajajaran :)

kemudian, saya menjadi tergelitik untuk menulis mengenai kondisi kedai kita yang begitu ramai. saya berpikir bahwa jangan-jangan ini orang jakarta (karena mostly mobil plat B yang berada di area kedai kita) tengah merayakan kemenangan dengan bersantap dan berkumpul di kedai kita. hehehe.

iya, ini kan iedul fitri. banyak orang bilang adalah hari kemenangan. sehingga wajar jika merayakan dengan hati riang. tidak salah, tapi perlu didefinisikan kembali mengatakan menang, itu menang dari apa? dan mengalahkan siapa? dan apakah kita (khususon saya) termasuk menjadi bagian orang yang menang itukah? tetiba pertanyaan itu menjadi berkecamuk dalam bathin. hati saya bergelora dan bergulat mencari jawaban. lagi-lagi apakah perlu bertanya pada rumput yang bergoyang? hehehe.

dulu sekali, saya pernah diberi tahu bahwa sejatinya kita ini adalah para pemenang. karena kita adalah produk dari kompetisi antara jutaan sel sperma dalam memperebutkan sel telur (ovum). di sini jelas bahwa yang menang adalah 1 sperma yang akhirnya melebur dengan sel telur dan kemudian bermorfogenesis menjadi kita. dan yang kalah adalah jutaan sel sperma yang lain.

namun, dalam moment iedul fitri, apa coba yang menang dan apa yang kalah?

seperti dalam surat al baqarah ayat 183 yang populer dalam edisi ramadhan, tujuan dari ibadah shaum adalah untuk membentuk ketakwaan orang-orang yang beriman. ada harapan dari ALLAH langsung mewajibkan perintah ini supaya segenap orang beriman menjadi bertakwa dengan arti sederhana menjalankan semua perintah ALLAH dan menjauhi larangan-Nya.

dari situ, saya mengartikan bahwa dikatakan menang dalam iedul fitri adalah ketika kita menjadi pribadi yang bertakwa, yaitu menjalankan perintah ALLAH dengan beribadah sebaik-baiknya dan mencontoh rasulullah muhammad saw. serta menjauhi semua larangan ALLAH. itulah arti kemenangan dalam ideul fitri versi saya.

tinggal pertanyaan berikutnya, perintah ALLAH yang mana yang disebut dalam takwa itu yang kaitannya dengan hari kemenangan? mari kita lihat arti dari menang itu sendiri. dari kamus besar bahasa indonesia, salah satu arti menang adalah "meraih (mendapat) hasil (perolehan) karena dapat mengalahkan lawan (saingan)". dari arti ini, maka ada bentuk perlawanan yang kemudian dimenangkan.

dalam kaca mata saya, perlawanan yang dimaksud adalah perlawanan dalam penghambaan diri. membiarkan penghambaan diri hanya boleh diatur dan dimenangkan oleh ketentuan ALLAH, dan menolak serta menyingkirkan bentuk penghambaan selain kepada ALLAH. tersebab itu, dari sini jelas bahwa yang dikatakan menang adalah karena merasa berhasil menjadikan ALLAH sebagai satu-satunya yang "menjajah" diri, dan mengalahkan selain ALLAH (thogut). sehingga wajar kalimat mulia yang didengungkan di iedul fitri adalah kalimat takbir ke-Maha Besar-an ALLAH. karena ketika penghambaan diri hanya kepada ALLAH artinya ALLAH memang besar secara dzat yang artinya besar pula kekuasaannya, karena berkuasa atas diri kita.

nah, jadi dikatakan menang dalam iedul fitri bukan hanya sekedar menang melawan godaan makan, minum, dan hal lain yang membatalkan selama shaum ramadhan sebelumnya. juga bukan hanya sekedar menang dari apa yang ditargetkan secara individu semisal khatam qur'an, tarawih full,  melainkan juga menang dalam arti yang lebih lagi, yaitu menang dari hanya menghamba kepada ALLAH dan tidak bersedia untuk dihamba oleh selain-Nya. itulah yang dikatakan menang dan merdeka!


itulah definisi menang di hari kemenangan versi suhadi (dan mungkin kawan-kawan yang lain yang sependapat), apa versi kamu?

Tidak ada komentar:

Posting Komentar