Sabtu, 26 Juli 2014

mari bersyukur

selamat malam, kawan-kawan...

tiga hari yang lalu, saya membaca sebuah berita mengenai warga kecamatan jetis, mojokerto yang mengembalikan sejumlah paket parcel pemberian pt. ajinomoto. tak tanggung-tanggung jumlahnya mencapai angka lebih dari 3.000 paket yang mana mereka beralasan bahwa parcel tahun ini tidak lebih baik dari tahun sebelumnya, bahkan cenderung lebih sedikit dan lebih murah. mereka menghitung-hitung bahwa harga paket yang ada adalah senilai 15.000 rupiah per paket, yang artinya pt. ajinomoto sudah berbaik hati menyisihkan budgetnya sebesar 45 juta untuk warga.

namun, sangat disayangkan warga tak mau tahu mengenai hal itu. yang mereka tahu adalah paket tersebut tidak layak, dan akhirnya warga bersepakat untuk mengembalikan parcel secara tidak etis dengan membiarkannya berserakan di halaman kantor.

*   *   *

ok, apa yang kawan-kawan pikirkan? apakah pt. ajinomoto sedang rugi sehingga nilai paket menjadi diturunkan? apakah warga sudah melakukan hal yang benar dengan melakukan komplain? atau justru kawan-kawan menganggap bahwa warga kurang bersyukur atas nikmat yang diperolehnya?

dalam konteks ini, saya melihat bahwa tidak ada peraturan yang mengharuskan perusahaan berkewajiban memberikan paket parcel kepada warga, terkecuali kesepakatan mengenai itu memang pernah dibuat antara perusahaan dengan warga sekitar. tapi secara umum, harusnya tidak ada aturannya. itu hanya berupa kebaikan perusahaan atau yang sering disebut dengan program corporate social responsibility yang bisa jadi juga sebagai bentuk syukur perusahaan dan ucapan terima kasih atas support warga selama ini. mungkin lho ya...

karena alasan itulah, maka pemberian dari perusahaan harusnya bersifat sukarela dan tidak ditentukan jumlahnya. dengan demikian, bentuk komplain dari warga yang berbuat tidak etis dengan menyengajakan paket berserakan, saya nilai sebagai bentuk kurang bersyukurnya warga akan arti sebuah pemberian. ok jika mereka membandingkan dengan tahun lalu, tapi sekali lagi karena itu bentuk sukarela, mestinya tetap diterima. bisa jadi profit perusahaan tersebut tahun ini memang menurun.

tapi begitulah manusia yang dikendarai oleh nafsu. yang dilihat jadinya urusan perut, urusan nilai rupiah. tapi mereka lupa bahwa dalam setiap paket yang diterimanya adalah bentuk pertolongan ALLAH untuk memenuhi salah satu kebutuhan hidupnya. lagi-lagi bersyukur memang sesuatu yang sulit. ya, amat sulit bahkan. dan itu terbukti. bayangkan 3.000 warga melakukan itu!

saya tak tahu kelanjutan dari berita ini akhirnya seperti apa. entah perusahaan akhirnya mengabulkan permintaan warga untuk menambahkan nilai paket parcel-nya atau justru naik pitam, atau justru tak bergeming. namun yang pasti, saya lebih tak tahu lagi bagaimana kelanjutan skenario ALLAH dalam memberikan rizki kepada warga jetis tersebut. kiranya berlaku surat ibrahim ayat 7 dalam konteks ini, yaitu jika bersyukur, akan ditambah nikmat. tapi jika kufur, sesungguhnya adzab ALLAH amat pedih.

dan biarlah waktu yang menjawab. semoga warga tergerak hatinya untuk mau menerima ketentuan yang ada dan kembali ber-istighfar serta tak lupa untuk bersyukur. karena di setiap syukur terdapat sebuah bentuk pengukuhan bahwa ALLAH Yang Maha Pemberi Rizki.


terakhir, kembali pada setiap peristiwa pasti ada hal yang bisa diambil sebagai pelajaran. saya pun tak mau sok suci. saya juga terkadang mungkin tak sadar tidak bersyukur atas hal yang telah diberikan oleh ALLAH. karenanya, saya pun mengucapkan istighfar. maafkan hamba yaa ALLAH. maafkan...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar